Semua Bab Tujuh Dosa Besar: Bab 81 - Bab 90
112 Bab
81. DI LUAR KENDALI (18+)
‘Ah, perasaan apa ini?’ batin Angel. Gadis itu merasa ada yang aneh dengan perasaannya. Jantungnya kini berdegup kencang, darahnya pun terasa berdesir. Dia merasa gerah di sekujur tubuhnya.Angel pun membuka setiap helai kain yang membalut tubuhnya. Kini dia hanya mengenakan pakaian yang benar-benar minim. Rasanya benar-benar gerah sekali, selain itu ada perasaan aneh yang menjalar di dalam dirinya. Perasaan yang tak pernah Angel rasakan sebelumnya. Gelisah, Angel juga tak tahu pasti dengan perasaannya ini.Klek.Terdengar suara sakelar lampu yang ditekan. Angel yang sedang berada di dalam kamar langsung menoleh ke arah pintu. Sepertinya ada anggota lain yang sudah pulang. Angel hendak mengambil bajunya yang baru saja ia lepas, tapi seketika kakinya melangkah ke arah yang berbeda. Kedua kakinya itu membawa Angel keluar dari kamar.“Oh, shit! Lo gila Angel?!” dengus Angel pada dirinya sendiri. Sungguh, tubuh Angel benar-benar tak bi
Baca selengkapnya
82. CANGGUNG
Entah sejak kapan, tapi Angel sadar bahwa saat ini dia dengan Arya sedang bergulat di atas ranjang. Jemari Arya dengan leluasanya menyentuh setiap bagian sensitif Angel, sampai membuat gadis itu mendesah dan menggeliat.Tak munafik, Angel sangat menikmati setiap sentuhan yang Arya berikan. Bahkan Angel merasa dirinya dimabuk kepayang, saat mereka saling memagut satu sama lain.‘Arya, please, stop it!’ Angel hanya bisa membatin di tengah desahannya.Akal sehat gadis itu masih terjaga. Namun, entah kenapa dia benar-benar tidak bisa menolak dan memberontak sama sekali. Seolah mereka berdua benar-benar hanyut dalam kemesaraan dan kehangatan malam.‘Please, jangan lakukan lebih dari ini.’ Batin Angel menjerit, tatkala pakaian bagian atas milik gadis itu sudah terbuka. Dia bisa merasakan sapuan bibir Arya di atas tubuhnya.‘Angel, lo kenapa, sih? Lawan? Lo berhak atas tubuh lo sendiri. Jangan lemah, Angel! Lo bego kalau sampai kalah
Baca selengkapnya
83. MENCARI FIRMAN
“Bang Firman! Benar, sekarang gue mengingatnya!” seru Arya sembari bangkit dari duduknya.Sontak itu membuat ketiga rekannya mengerejap dan langsung menatap Arya.“Firman?” tanya Reza dengan sedikit memiringkan kepalanya. Laki-laki itu nampak tengah berpikir, “Firman? Benar! Di mana dia?” imbuhnya.Mata Arya membulat, “Kalian ingat, kan? Anggota kita itu ada tujuh. Selama ini gue mencoba memikirkan siapa anggota ketujuh di dalam tim ini,” ucap Arya.“Iya, sekarang aku ingat, Arya. Kenapa kita semua bisa melupakannya?” Kini Idun yang bertanya.Arya menggeleng, untuk itu dia juga tidak tahu. Selama ini mereka semua seolah melupakan Firman. Padahal setiap harinya Arya selalu memikirkan siapa anggota ketujuh di timnya. Namun, baru sekarang, saat Arya mencoba untuk me-review kembali dari awal kedatangannya. Ternyata dia bisa mengingat kembali Firman. ‘Cih! Kenapa gue nggak lakukan ini dari dulu,’ rutuknya dalam hati.“Kalau begitu, bukannya kita harus mencari dia? Akan sangat berbahaya, ka
Baca selengkapnya
84. HUKUMAN UNTUKMU
No Mission. Ternyata itu hanya sebuah alat untuk mengelabui setiap pemain yang ada di level ini. Awalnya Arya juga sudah merasa janggal, walau kemungkinan untuk tidak ada misi di gim seperti ini itu ada. Namun, jika sampai berhari-hari seperti ini, rasanya ada sesuatu yang harus ditelusuri. Saat Arya sampai di tempat ini dan dia mencoba menelurinya. Arya sempat mengira bahwa tantangan selanjutnya adalah ketamakan. Melihat gerak-gerik Candra yang sangat mencurigakan. Arya sudah dapat memastikan kalau semasa hidup di dunia nyata, Candra adalah orang yang sangat gila harta. Namun, ternyata, dugaan Arya meleset. Bukan Candralah yang menjadi target. Lagi pula, jika mengingat pola Idun dan Dida yang sudah dimurnikan. Tidak semudah dan segampang itu mereka—yang sedang diuji—bisa langsung sadar. Saat misi pertama Idun tetap malas. Sedangkan dimisi kedua, Dida sampai memakan bangkai dan darah. Ditambah Arya yang tidak bisa mengingat salah satu anggotanya, itu termasuk sesuatu yang janggal. N
Baca selengkapnya
85. AKU AKAN MEMBUNUHNYA
“Argh!”Arya langsung menoleh ke arah pintu sebelah, saat mendengar suara erangan yang sangat keras. Kini dia sedang berada di salah satu rumah bordil di pusat kota. Tempat ini tergolong mewah. Akan tetapi, tetap saja terlihat berantakan. Karena dari sepanjang pintu masuk, nampak banyak sekali orang yang sedang melakukan aktivitas tak senonoh.“Ini hukuman untukmu. Perkataanmu barusan sangat tak pantas!”Masih dari arah pintu sebelah, kini terdengar suara seorang perempuan. Arya langsung menyipitkan matanya. Kemudian memberikan kode pada Angel untuk mengikutinya.Arya sudah berdiri tepat di depan pintu kamar tersebut. Dengan hati-hati Arya menempelkan daun telinganya pada pintu yang berwarna putih tulang.“A-apa yang kamu lakukan, Layla?”Seketika mata Arya langsung membulat, ketika mendengar suara seorang laki-laki dari dalam sana.“Bukannya itu suara—”“Ssst!”
Baca selengkapnya
86. SANG PENIRU
“Beraninya kau mengganggu makan siangku, bocah tengik!” geram Layla. Kini wajahnya tak seayu tadi. Matanya menatap Arya dengan tajam. Bahkan, terlihat pupil matanya pun mengecil seperti mata ular.Arya tak gentar, walau Layla menggeretak. Kedua kakinya itu bersiap dengan posisi kuda-kuda. Sedangkan kedua tangannya memegang wallace sword dengan erat.“Beraninya kau memanipulasi ingatanku! Sampai-sampai aku melupakan Bang Firman, teman satu timku!” serang Arya. Ia yakin, kalau penyebab dari dia melupakan Firman adalah perempuan ini. Arya juga yakin, kalau sampai perempuan di hadapannya ini dibiarkan. Tentu akan berdampak buruk bagi semua.Layla membulatkan matanya, lalu dia mendengus dan menyeringai, “Aku? Memanipulasi ingatamu? Beraninya kau menuduhku!” tampik Layla.Arya menyipitkan matanya, dia tak terprovokasi.“Bukan aku yang memanipulasi ingatanmu, tapi temanmu sendiri yang meminta. Dia sendiri yang berkata kalau dia tidak peduli dengan timnya. Dia juga tak masalah kalau kalian me
Baca selengkapnya
87. MEMORI FIRMAN
Dida dan Reza sampai di rumah bordil. Mereka berdua langsung mencari keberadaan Angel juga Firman dengan berpencar. Tak lama kemudian, Dida mendapati mereka berdua di dalam kamar. Seketika bulu kuduk Dida berdiri, ketika melihat Firman yang tergeletak di atas kasur dengan penampilan yang sangat menjijikkan. Sedangkan Angel, dia sedang berdiri dengan menutup kedua matanya. Entah apa yang sedang Angel lakukan, Dida tak mengetahuinya.Namun, Dida segera menghampiri Angel dengan melewati beberapa perempuan yang terkulai di atas lantai.“Bang Firman, apa yang terjadi?” tanya Dida. Rasanya mual melihat penampilan Firman yang dipenuhi oleh bintik-bintik merah di sekujur tubuhnya. Namun, Dida harus menahannya sebisa mungkin.“To-tolong sembuhkan aku,” rintih Firman dengan suara yang sangat lemah. Sungguh, lelaki itu sudah tidak memiliki tenaga lagi. Yang bisa dia lakukan hanya berbicara, itu pun dengan susah payah.“Ta-tapi gimana? Apa yang harus aku lakukan, aku tidak bisa menyembuhkan ini,
Baca selengkapnya
88. NYAWA DIBAYAR NYAWA
Bugh!Arya yang melihat aksi nekad Angel langsung mengambil Tindakan. Dia memukul tengkuk gadis itu sampai pingsan. Dengan cepat, Arya pun langsung menahan Angel agar tak jatuh ke lantai.“Ah, akhirnya kalian dating juga,” ucap Dida bernapas lega. Dia sudah sangat ketakutan, tapi dia juga tak bisa melakukan apa pun.“A-arya, to-tolong gue,” lirih Firman. Tenaganya benar-benar sudah habis. Firman merasakan gatal di sekujur tubuhnya. Ditambah kini dia mulai merasa ada sensasi terbakar.“Kak Dida, bantu dia. Saya tidak memiliki skill penyembuhan,” kata Arya pada Dida.Perempuan itu Nampak gugup, “A-aku tidak bisa,” katanya gagap.“Bisa. Lakukan seperti biasa.” Arya mencoba meyakinkan perempuan itu, “Bang Reza, panggil Idun dan Pak Candra ke sini. Kita tidak boleh terpisah!” perintah Arya pada Reza yang sedari tadi berdiri di belakang Arya. Dia bergeming, hanya bisa mematung melihat kengerian yang ada di hadapannya.“Bang Reza,” panggil Arya sekali lagi.Reza mengerejap dan langsung menga
Baca selengkapnya
89. AKU RELA MENJADI SEORANG PEMBUNUH
‘Ah, apa ini akhir dari hidupku?’ batin Firman. Rasa terbakar di tubuhnya tak bisa ia tahan lagi. Padahal sedari tadi Dida terus berusaha memulihkannya dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri.Andai, andai saja Firman tidak menginjakkan kaki ke tempat ini. Mungkin dia masih bisa bersama dengan timnya. Firman masih ingin hidup, tapi dia sudah tidak tahan menerima penyiksaan yang sedang ia rasakan.Mungkinkah ini adalah hukuman untuknya? Tiba-tiba saja pikiran Firman melayang, memikirkan bagaimana kehidupannya di dunia nyata. Gara-gara Angel tadi menyebut nama seseorang yang pernah ia kenal baik. Firman jadi mengingat deretan daftar dan foto orang-orang yang mengirimnya ke tempat ini.Sebagian besar orang yang mengirim Firman ke sini adalah murid-muridnya yang pernah memiliki hubungan spesial dengannya. Mereka adalah para gadis yang ia rusak masa depannya. Bahkan, salah satu dari mereka harus mengakhiri hidupnya, karena dia harus menanggung malu mengandung anak yang tak memiliki seorang
Baca selengkapnya
90. IBLIS KEPALA TIGA
Seisi kota kini sudah tertutup oleh debu. Bangunan yang tadinya menjulang tinggi dan berdiri dengan kokoh, kini tak ada lagi. Hancur sehancur-hancurnya. Semua orang yang ada di sana berlarian menghindari puing-puing bangunan yang melayang ke sana ke mari.Arya dan timnya tiba di sebuah lapangan besar. Langkahnya terhenti, ketika melihat siluet hitam yang tertutup oleh debu. Kedua bola matanya itu menatap dengan lekat siluet hitam yang nampak besar dan terlihat memiliki kepala tiga.“Sang iblis hawa nafsu,” gumam Arya. Dengan hanya melihat siluet-nya saja, dia yakin bahwa sosok besar yang ada di sana adalah perwujudan dari iblis hawa nafsu.“Roaaaarrr!”Terdengar suara auman yang menggema hampir di seluruh penjuru kota. Bersamaan dengan auman tersebut, angin berembus dengan sangat kencang. Membuat jubah Arya terhempas angin. Tak ingin tubuhnya terbang, dia langsung memasang posisi kuda-kuda, kekuatannya kini ia pusatkan pada kedua kaki.Seketika debu-debu yang tadi menyelimuti dan menu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status