All Chapters of Siluet Cinta Olive : Chapter 31 - Chapter 40
114 Chapters
Bab XXXI
Bab XXXI Nikmatnya Melumpuhkanku   Malam itu, Senin dini hari pukul 04.00 pagi. Refan berusaha beranjak dari tempat tidurnya untuk berkemih ke kamar mandi. Namun, ia tak bisa menggerakkan kaki kanannya. Susah payah ia berusaha bangkit dari tempat tidur. Ia meneriaki Bibi Sur yang tidur di kamar pembantu. Namun teriakan Refan baru terdengar jelas oleh Bi Sur setelah 30 menit berselang. ‘’Bi Sur....Tolong buka pintunya, Bi. Tolong Bi....!Bi Sur Tolong...!”Refan berteriak berkali-kali memanggil pembantunya. Namun, Bi Sur baru menyadari adanya panggilan itu saat ia keluar kamar pergi ke dapur. Ia tak buru-buru membuka pintu. Bi Sur berjalan mengendap-endap mendekati sumber suara, pintu kamar majikannya,  untuk memastikan itu teriakan apa. Takutnya majikannya itu tengah ngamuk. Pernah berkali-kali teriakan majikannya, bukan teriakan minta tolong. Sang majikan sedang ngamuk setelah menerima telfon
Read more
Bab XXXII
Kembalinya Sebuah KesadaranMendapat tugas di luar dinas menemukan nomer kontak istri atasannya, membuat seorang sekretaris direktur berpikir 1000 kali. Sekretaris Refan ini bingung, musti tanya siapa? Wakil PT Osfon yang berada di sana sangat banyak, ada kalau 200-an orang. Karena PT Osfon pengelola blok Rokan. Sebelum pengelolaan blok Rokan ini dipindahkan ke perusahaan migas BUMN dimana istri atasannya ini bekerja, para pekerja PT Osfon masih banyak yang berada di sana. Tapi, tentu akan kedengaran aneh dan berekses gosip jika ditanyakan pada mereka, orang-orang dari PT Osfon. Seorang suami lost kontak dengan istri saja, sudah perkara aneh. Apalagi jika misalnya ada apa-apa dengan istrinya semisal ditandai lingkungan kerjanya pacaran lagi sama orang lain, akan lebih buruk menimbulkan situasi kerja yang tak kondusif buat istriya. Rizal tahu, atasannya itu bukan suami yang setia. Perselingkuhannya sudah jadi buah bibir orang-orang sekantor. 
Read more
Bab XXXIII
Permintaan Maaf yang Tercekat Ruang tunggu keluarga pasien ICU RS Eka Hospital Pekanbaru setiap hari, pagi, petang ataupun malam, sama, selalu lengang.  Ada banyak keluarga berjajar di kursi tunggu menunggu di depan pintu masuk ruangan ini . Orangnya berganti-ganti, seperti ada pergantian shift menunggu keluarga masing-masing. Namun, Mba Nung satu-satunya yang 24 jam sehari menunggu di sana. Ia hanya keluar rumah sakit satu jam setelah jam kunjungan pagi dan malam, untuk mandi dan ganti kostum, lalu kembali ke sana.  Setiap kali pintu ruang ICU terbuka, semua mata langsung tertuju ke arah perawat yang membuka pintu. Nafas tertahan, pendengaran ditajamkan, bersiap menyimak nama siapa yang dipanggil. Mba Nung menghela nafas lega saat tahu yang dipanggil bukan Olivia Mananta. Sebab, pemanggilan bukan di jam besuk biasanya karena ada sesuatu. Jika tidak membaik, kritis atau mati.  Semua spaneng saat pintu ruangan dibuka, dan ada perawat yang memang
Read more
Bab XXXIV
Kembalinya Sebuah Kesadaran akan Cinta dan Kehilangan   Refan menciumi tangan istrinya yang ia genggam. Dengan sekian isak sesak yang tak terkatakan, dari doa, sesal, keluh kesah hingga bahasa kalbu, berusaha berbicara dengan istrinya yang tergolek tak berdaya itu. Refan sadar situasi ini titik penentuan kritis tentang keadaan istrinya, dan juga rumah tangganya. Ia sadar Tuhan tahu betapa bejatnya ia selama ini. Perawat datang menghampiri ruang sekat gorden di mana  Olive dibaringkan. Perawat memberi tahu bahwa waktu berkunjung telah mencapai 15 menit. Perawat meminta keluarga pasien berpamitan sejenak, sebelum meninggalkan ruangan. ‘’Ibu, Bapak, waktu kunjungan habis. Sudah melampaui 15 menit. Silakan berpamitan dan tinggalkan ruangan, biar pasien istirahat. KalauBapak mau kunjung agak lama, besok pagi jam 9 atau malam jam 7, maksimal waktu kunjungan 30 menit’’ Tangis Refan kembali pecah. Betapa sempitnya bumi ia pi
Read more
Bab XXXV
Awal Pengadilan Tuhan   Pernikahan celaka akibat perselingkuhan. Ibarat mobil kecelakaan masuk jurang. Jika pernikahan itu diumpamakan kendaraan, dua orang yang disebut suami istri, salah satunya mengemudikan kendaraan. Refan mengendalikan kemudi pernikahannya. Pikirnya perselingkuhan itu tak akan berdampak. Ternyata perselingkuhan Refan berdampak, ia menderita gangguan jiwa borderline personality disorder dan juga stroke akibat pemakaian jangka panjang ekstasi. Istrinya yang ia abaikan juga diam-diam melarikan diri, sampai alami koma cedera otak anostik, akibat kecelakaan kerja menghirup gas hidrogen sulfida di lokasi pengeboran sumur migas.  Tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan Tuhan, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di hadapan Tuhan, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab. Tidak ada suatu pun yang tertutup yang tidak akan disingkapkan, dan yang tersembunyi yang tidak
Read more
Bab XXXVI
Sebuah Eksepsi   Senyap mencekam pagi itu makin bertambah-tambah dengan adanya dua panggilan nama pasien agar keluarganya masuk. Pemanggilan itu berakhir dengan didorongnya bed pasien keluar ruang ICU  dalam keadaan tertutup kain putih. Dari pagi ada dua pasien didorong keluar dengan ditutup kain putih. Suasana kalut tangis keluarga pasien yang keluar dari ruang ICU  merayap merasuki keluarga pasien lainnya yang masih sabar menunggu di luar. Kesedihan yang merayap menyergap disambut muka-muka pucat yang tiba-tiba bertambah pasi dengan tatapan kalut, “Kami turut berduka dan kami sendiri sedang sangat berduka meski keluarga kami belum mati” Itu ucapan yang tak terkatakan. Malam itu, hari ketiga kunjungan suami majikannya. Refan datang bersama Ibu Vera membawa serta bayi Reylive alias adek Eif, anak majikannya. Mba Nung menyongsong kehadiran tamu istimewa yang ia rindukan ini, bagai anaknya sendiri, bayi ganteng mungil yan
Read more
Bab XXXVII
Putri Lilin Yang Meleleh   Membesuk Ibu Olive di ruang ICU dengan membawakan dot bayi dan topi rajut adek Eif ternyata berdampak memberi kemajuan pada kesehatan majikannya, itu sesuatu yang baru buat Mba Nung. Selama ini ia tak tahu. Tiap kali besuk Bu Olive, ia hanya duduk diam selama 30 menit. Kalaupun ia mau bicara dengan majikannya itu, itu tidak banyak, kebanyakan ia bicara dalam hati. Sebab saat bekerja di rumah majikannya, majikannya itu juga pendiam dan itu artinya tak banyak bicara dengannya. Kesannya seperti tertutup, jaga jarak, jaga wibawa, entah karena tak selevel tapi secara positif ia bisa simpulkan, majikannya pendiam. Buktinya saat ia delapan bulan terakhir menjabat pekerjaan double job merawat bayi dan menjadi asisten rumah tangga sekaligus, Ibu Olive itu tak menjelaskan job desknya. ‘’Ibu, saya mulai hari ini kerja double job jadi asisten rumah tangga juga. Maaf ya Bu, boleh minta tolong ibu beri saya p
Read more
Bab XXXVIII
Ingatan Yang Hilang     Buru-buru memasuki ruang ICU dengan terlebih dahulu melapor ke meja dokter jaga, jantung Mba Nung dag dig dug, tubuhnya gemetar menyongsong pemanggilan itu.  Sementara matanya masih bengkak lantaran lama menangis, tangisan syukur atas progres kemajuan kesadaran majikannya yang hampir sembuh dari koma. ‘’Ya, dok. Nama keluarga saya dipanggil, dok. Mohon maaf dok, baru datang sekarang, saya keenakan tidur. Ada apa ya, dok?,’’Tanya Mba Nung ke dokter jaga yang memanggilnya untuk masuk ke ruang ICU menemui pasien dengan nama yang disebutkan. ‘’Ya. Saya memanggil keluarga pasien Silvia Arinta, dari tadi pukul 02.30. Ibu keluarga pasien yang kami sebut tadi? ‘’Siapa dok, maaf ulangi dok, saya masih ngantuk, dok,’’ ‘’Silvia Arinta,’’jelas dokter jaga itu. ‘’Oh, maaf dok, saya salah dengar, kirain Olivia Mananta. Makasih, dok.’’ ‘’Ibu tolong panggil keluarga dari S
Read more
Bab XXXIX
Kemelut Uang  Sudah seminggu ini, pikiran Pedro rungsing. Beberapa masalah terjadi di lini bisnis ekspor impornya. Ia menamai bisnis yang dijalankannya sebagai bisnis ekspor impor. Ia tak memberi embel-embel nama produk di belakang tajuk bisnisnya itu, lantaran ia memang mengendalikan bisnis barang haram narkoba keluar masuk Indonesia.  Kan juga tidak lucu jika ia berkenalan dengan orang menyebut bisnisnya ekspor impor narkoba. Jikapun ada yang mendesak barangnya apa, ia menyebut hanya bisnis baju.   ‘’Pokoknya saya nggak mau tahu. Saya minta barang saya diantar ke tempat saya. Kamu kerja untuk saya, seharusnya barang itu di antar ke saya. Kenapa kamu antar ke bos lain? Kamu curi barang saya ? ” Jelas Pedro, orang negro dengan lima passpor dari lima negara Afrika yang mengaku sebagai  warga negara Mexico, pacar Melanie. Pedro sedang menghubungi seseorang melalui ponsel androidnya dan tengah memaki orang itu. Melanie tercen
Read more
Bab XL
Menjaja Cinta Vs Menghandel Barang Bukti   Umurnya sekarang 28 tahun. Fira, dara asal Sukamandi Subang ini malang melintang di dunia profesi meregang selangkangan. Berarti ia  telah enam tahun melakoni profesi ini. Pekerja seks komersial. Ada bosan, letih bahkan muak. Ia merasa jengah saat harus melayani pria tua yang posturnya tak lagi proporsional. Perut buncit, mulut bau rokok. Mestinya telah uzur, namun mereka tak mau berhenti untuk main atraksi percintaan non stop sepanjang malam. Wuuih yang ini, pastinya mengkonsumsi aneka obat kuat termasuk pil biru, juga miras dan mungkin juga narkoba. Ia takut melayani gairah cinta mereka sama juga mengantar mereka pada ajal di penghujung nyawa. Ia juga muak dengan percintaan gaya para shadomasochist yang memukuli tubunya terlebih dulu untuk menikmati nikmatnya percintaan. Belumlagi jika ia diminta tamu yang minta layanan three some dan swing partner, ia lumayan jengah. Beke
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status