All Chapters of Indra Keenam: Chapter 21 - Chapter 30
63 Chapters
21
Kenapa Kamu Masih Dendam??  Yang benar saja? Dari dalam tenda ku dia tampak bayangan dirinya. Dengan seksama aku mengamati dia dengan baik-baik dari dalam. Sungguh itu benar-benar dia aku memastikan itu adalah dia. Karena tidak ada siapapun lagi yang bertubuh mungil seperti itu. Semua siswa sekolah bertubuh tinggi dan tidak ada satupun yang se mungil itu.  Dalam pikiran ku aku mulai menyusun rencana, ' bagaimana jika aku langsung menemui dirinya saja ya? Oh bagaimana jika dia langsung lari. Hem aku jadi bingung 😕. Benar seperti dugaan ku saat aku mulai bergerak dari dalam tenda untuk menilik keadaan luar tenda dia sudah lupus dan pergi. Entah karena aku yang bergerak ataupun dia yang memang hendak pergi ke tempat yang lain.   Benar saja setelah sekitar 15 menitan aku melihat menit jam analog ku. Dia tidak muncul lagi menunjukkan wujud berupa bayangan bertu
Read more
22
Perkemahan di hentikan Aku pun berteriak, "tidak......" Dan disitulah aku terbangun dari mimpi buruk itu. Aku sungguh berkeringat. Padahal cuaca dan hawa di tempat kami berkemah ini sangat dingin. Belum juga usai aku yang ngos-ngosan karena mimpiku sampai membuat aku terbangun. Tiba-tiba sosok anak kecil sudah berada di depanku duduk dan menatapku dengan wajah yang serius dan menakutkan.  Aku yang terkejut melihat tapi itu cuaca aku menutup mataku dan kembali membukanya lagi memastikan bahwa itu tidak benar-benar ada. saat aku membuka mataku ternyata sosok anak kecil itu tidak pergi dari hadapanku. Karena aku menyadari bahwa dia adalah sudah menjadi roh, akhirnya aku memberanikan diri dan menanyakan kepadanya. "kamu siapa? k kenapa kamu di sini ada yang bisa dibantu?" " kakak kumohon, betul aku Aku membutuhkan bantuan mu. Aku ingin membalaskan dendam kepada ayah dan juga ibuku sayang sudah meninggalkan
Read more
23
Perkemahan sebaiknya di berhentikan saja. Pak Roni yang sudah menjelaskan semua yang ada di dalam pikiran nya untuk meminimalisir hal-hal yang tidak di inginkan. Beliau mengundurkan waktu beberapa menit saja. Beliau juga menyuruh siswa menggambar denah dari lokasi yang menjadi tempat pencarian benda yang akan mereka kumpulkan nantinya.Setelah itu kami bertiga, aku, Tommy dan juga pak Roni pergi ke tempat yang kami maksudkan kepada pak Roni. "Baiklah mari pak, ada baiknya kita bergegas saja. Mana tahu kita harus mengambil langkah untuk mengehentikan perkemahan atau kita lanjut kan saja!" Pinta ku kepada pak Roni. "Ya sudah, mari... bapak-bapak sekalian yang di depan sebagai pemandu jalan!" Beliau mempersilakan kami untuk berada di depan sebagai pemandu arah jalan menuju ke tempat yang kami maksud kepada beliau.  Kami melangkah kan kaki menuju tempat itu. Memang tidak terlalu jauh dari lok
Read more
24
 Ada Kejanggalan Karena teman-teman adikku Jack memang sudah buntu karena bagi mereka sandi itu cukup sulit dipecahkan akhirnya dia menyetujuinya juga. Dia berkata kepada Sarah, “Kalau begitu apakah kau bisa dengan cepat mengambilnya? Dan ingat jangan sampai ketahuan! Ok!” Sarah yang sepertinya terlihat bersemangat agar mereka bisa mendapatkan hadiah-hadiah yang akan mereka perebutkan, dia pergi meninggalkan timnya. Disini dia benar-benar sendirian pergi, “Oke kalau begitu aku akan pergi! Aku pasti akan cepat kembali kesini lagi!” “Baiklah Sarah hal ini kuserahkan kepadamu, jangan sampai ketahuan! Oh iya apa kamu tidak usah ditemenin?”  Dia menjawab dengan penuh rasa yakin, “tidak usah, aku malah akan lebih cepat jika sendirian!”“Kalau begitu hati-hati! Dan cepatlah sampai kesini!”“Oke siap,” sambil dia mengacun
Read more
25
Kesurupan Setelah perlakuan Sarah yang menepis tangan Jesica, teman satu timnya heran termasuk adikku Jack.  "Ha?" Dalam hati dia berpikir ada apa dengan Sarah. Adikku Jack sesekali memandangi perilaku Sarah yang dilakukan terhadap Jesica. Dan juga Sarah sepertinya terlihat aneh wajahnya berubah seperti ada sesuatu dalam dirinya. Rasa yang janggal tidak bisa ditanyakan langsung, begitulah yang ada di benak adikku Jack. Selama mereka memecahkan sandi dan menuju tempat dimana benda itu di simpan raut wajah Sarah terpampang jelas seperti bukan dirinya. Alhasil secara tiba-tiba Sarah pergi ke jalur berbeda dari teman-temannya dia menyimpang ke arah berlawanan. "Sarah kamu mau kemana?" Tanya adikku Jack.  Dia beralasan, "Aku mau buang air kecil"  "Baiklah jangan jauh-jauh, cepat kembali! Atau biar Jesica yang mengantarkan mu!" "Tidak usah!" Jaw
Read more
26
Jam 2 malam  Pak Roni bertanya, " ada apa dengan dia!?" Tanya pak Roni kepada teman-teman satu timnya yang mengatakan dia untuk ditangani oleh guru.  Alex pun menjawab dan menjelaskan apa yang terjadi. "Jadi begini pak....." Dia menjelaskan semuanya.  " Ya sudah teman kalian yang lainnya dimana? Kenapa mereka tidak kembali juga!" "Kami akan tetap melakukan permainan ini sampai selesai pak. Meskipun Sarah tidak ikut kami akan semakin semangat untuk melaksanakan permainan ini!" Jawab Jesica.  Yang kemudian di dukung oleh Alex. "Benar pak, kami sudah sepakat dan setuju untuk melanjutkan permainan ini. Demi Sarah kami akan melakukan semampu kami. Karena dia juga sangat menginginkan untuk memenangkan permainan ini!" Sarah pun sangat senang mendengar dan melihat teman-teman satu timnya sangat menyayangi dia. " Iya pak, benar apa yang mereka kata
Read more
27
Menghadapi Roh anak kecil  Semua siswa berkumpul di posko utama, tempat awal saat mendengarkan arahan yang diberikan pak Roni. Diikuti oleh kami yang juga menyusul dari belakang mereka, karena kami memastikan tidak ada siswa/siswi yang tertinggal. Wajah mereka terlihat bahagia, mungkin saja karena mereka berkompetisi dengan seru-seruan. Termasuk adikku Jack, seperti yang terlihat mereka sepertinya membawa banyak benda, ini karena kerja sama mereka yang bagus.  Pak Roni berdiri di depan dan memberikan kembali arahan. "Perhatian semuanya, bapak mau tau dulu apa kalian sudah semua kumpul di sini!?" Seluruh siswa dan siswi pun menjawab. "Siap, sudah pak"  "Coba diperiksa lagi kelengkapan alat-alat dan juga anggota masing-masing timnya! Bapak beri waktu 5 menit di mulai dari sekarang!" Mereka pun memulai memeriksa kelengkapan alat-alat dan juga masing-masing ang
Read more
28
. Kembali ke Dunia Mu!!! Mereka terdiam setelah mendengar pertanyaan pak Roni yang menyuruh seluruh siswa untuk berkata jujur atas kesalahan mereka. Pak Roni kemudian memberikan beberapa masukan. "Asal kalian tau kamu semua mendidik kalian dengan jujur dan tulus, agar karakter kalian terbentuk menjadi manusia-manusia yang memiliki rasa jujur yang lebih! Saat seperti ini kalian kami uji untuk melakukan hal yang benar. Meskipun kami tidak mengawasi kalian secara utuh saat kalian melakukan permainan ini, kami sudah tau pasti ada yang akan melanggar! Hal itu membuat kami kecewa. Kami merasa gagal akan apa yang telah kalian lakukan. Sekarang bapak hanya meminta kalian untuk berkata jujur, tapi ini tidak bisa kalian lakukan! Bapak kecewa kepada kalian!" Setelah perkataan itu suasana menjadi hening, semua tertunduk menghadap bumi dimana mereka berpijak. Beberapa menit masih saja hening, membisu tidak ada yang mengeluarkan bunyi-bunyian dari ma
Read more
29
Datang dengan damai, pergi dengan damai Berbagai rasa senang yang dipancarkan oleh wajah seluruh siswa yang dimana mereka mendapatkan apresiasi dari hasil kerja mereka. Terutama bagi yang juara, tentu saja yang menjadi juara tahun ini adalah tim adikku Jack. Mereka sangat bahagia mendapatkan gelar sebagai juara perkemahan tahun ini. Mengapa tidak, karena seluruh siswa pasti memperebutkan gelar ini, selain dari Hadiah yang menarik itu akan menjadi sebuah kebanggaan bagi diri sendiri. Segala bentuk selebrasi mereka lakukan karena kebahagian itu. Mereka juga tidak lupa mengabadikan momen ini dengan mengambil potret foto sebagai pertanda kenang-kenangan untuk mereka semua yang telah melaksanakan perkemahan dengan serius. Definisi bahagia adalah kondisi emosi dengan karakter rasa senang, penuh syukur, dan puas. Hal ini memang bisa berbeda antara satu orang dan lainnya. Hanya saja, karakteristik utamanya adalah kepuasan terhadap hidup atau momen yang seda
Read more
30
Kembali Seketika arwah jahat berperawakan seram itu datang, dia membuat hembusan angin cukup kencang sehingga dedaunan, abu berterbangan yang membuat mataku kelilipan. Mataku terasa perih, karena dimasuki abu yang berterbangan dan juga serpihan daun menutupi pandangan ku. Aku tidak bisa melihat dengan jelas bagaimana Sarah yang masih dirasuki oleh roh anak kecil itu, kembali di bujuk oleh roh jahat tersebut. Rencana yang telah kususun gagal karena roh jahat itu datang disaat aku belum sempat menyentuh Sarah. Sungguh sial sekali.  "Kau jangan dengarkan manusia picik ini! Dia hanya akan membuat kamu tidak bisa mencapai balas dendam mu kepada kedua orang tua yang telah membiarkan kau terbunuh disini!" Begitulah suara yang kudengar dari perkataan roh jahat itu yang mencoba membujuk roh anak kecil yang ada di tubuh Sarah. Karena aku mendengar perkataan roh jahat itu dengan refleks aku menyahuti perkataannya, "jangan kau membodohi dia! Dia ti
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status