All Chapters of PEMBALASAN TKW YANG DISELINGKUHI: Chapter 21 - Chapter 30
37 Chapters
Aisyah sudah boleh pulang, Bu!
Disaat aku benar-benar sedang membutuhkan bantuan dari Mas Rian, Mas Rian malah harus tugas di kalimantan. Terus-bagaimana dengan kelanjutan sidangnya Mas Ilham, aku harus meminta bantuan pada siapa?" lirihku dalam hati."Rim, ko bengong?" Suara Mbak Lena membuyarkan lamunanku."Iya, Mbak. Aku bingung, jika Mas Rian tidak ada, lantas siapa yang akan membantuku mengurusi sidang," ucapku pada Mbak Lena."Jangan khawatir, kan ada Mbak, disini. Mbak akan selalu ada disampingmu dan Aisyah," dengan wajah menyimpan kesedihan yang sama, Mbak Lena berusaha menguatkan aku."Iya, Mbak," jawabku. Aku harus bisa berjuang, walau tanpa Mas Rian."Selamat sore Bu!" sapa dokter cantik ber hijab coklat menghampiriku dan Aisyah.Dokter yang sudah hampir satu minggu menangani Aisyah ini, terlihat datang membawa sebuah kotak."Bu, kondisi Aisyah sudah berangsur membaik, perubahannya sangat signifikan." ucap Bu dokter, membuatku sangat senang."Alha
Read more
Rukmini, Ibu mertuaku!
"Mas, buka pintunya!, cepat buka pintunya, Mas!" suara lantang yang kudengar menusuk telinga.Suara yang tidak kukenal, dengan rasa penasaran aku bergegas membuka pintu, ternyata itu adalah wanita selingkuhannya Mas Ilham, dengan berkacak pinggang dia berdiri di depan pintu rumahku."Mana Mas Ilham, suruh dia keluar!" ucapnya dengan nada tinggi penuh emosi."Dia tidak ada disini, kamu tidak usah mencarinya lagi disini. Jika kamu ingin bertemu dengan dia, cari saja di penjara!" ucapku tak kalah lantang."Alah, gak usah bohong!, pasti dia bersembunyi di dalam, iya kan?, itu lihat, motornya saja terparkir di garasi!" sungutnya sambil menunjuk ke arah motor sport yang terparkir di garasi yang hanya berpagar besi, membuatnya dengan leluasa bisa melihat."Kalau kamu tidak percaya ya sudah, tapi tolong jangan pernah datang lagi ke rumah ini!""Dasar wanita kurang ajar, terserah gue mau datang kemana aja, bukan urusan lo!, minggir lo!" Dengan kasar
Read more
Kedatangan petaka baru
Segera ku gulung lagi kertas-kertas kecil ini, lalu kumasukan ke dalam tas ku, siapa tau suatu saat akan berguna, walaupun aku tidak tau, gunanya untuk apa menyimpan struk seperti ini. Selesai aku menyapukan kotoran tikus dan bangkai kecoa di kamar Aisyah, aku segera ber istirahat, karena malam sudah semakin larut. ☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆ Pagi hari setelah sholat subuh, aku segera memasak sayur bayam untuk Aisyah, Aisyah memang di wajibkan untuk makan makanan yang lembut dan berkuah. Pagi ini jadwalnya Aisyah untuk cek up ke rumah sakit. Kulihat persediaan uang di dompet sudah semakin tipis, karena tiap pergi keluar aku harus memesan taxi online yang ongkosnya lumayan lebih mahal di bandingkan denga
Read more
Permainan baru dimulai!
"Rima!" ucap wanita paruh baya ini terkejut melihatku yang membuka pintu.Sebenarnya aku juga sangat terkejut melihat kedatangan mereka berdua malam-malam begini ke rumahku, tapi aku membunyikan rasa terkejutku di hadapan mereka. Aku tau, pasti ada sesuatu yang membuat mereka datang kesini, apalagi kalau bukan karena uang. "Ibu dan Ika, datang ke sini diantar siapa?" tanyaku pada mereka yang masih shock melihatku, wajah mereka seolah tidak percaya dengan apa yang mereka lihat."Ka-kamu beneran Rima, kan?" tanya Ibu terbata-bata memastikan. "Iya lah, Bu, aku Rima. Mantu Ibu! Ayo Bu masuk dulu, di luar dingin!" ajak ku pada Ibu dan Ika yang masih betah mematung di depan pintu.Wajah mereka saling berpandangan, dengan langkah ragu mereka pun masuk ke dalam rumah, tanpa disuruh duduk, mereka sudah duduk dengan sendirinya di atas sofa."Ada urusan apa Ibu dan Ika, datang ke Banten?" tanyaku sambil m
Read more
Inalilahi Wa Inalilahi rojiun!
 Adzan subuh berkumandang, aku segera bangun untuk sholat subuh, sesuai dugaanku, Ibu dan Ika tengah berada di garasi, mereka dengan pakaian yang sudah rapi, nampak bingung melihat kondisi ban motor yang kempes keduanya. "Loh, Ibu dan Ika ngapain subuh-subuh gini, di garasi?" tanyaku pura-pura terkejut melihat mereka disana.  "Ri-rima, I-Ibu dan Ika, sedang anu … anu," Ibu terkejut gelagapan tidak bisa menjawab. Dalam hati aku menahan tawa, melihat raut wajah panik mereka berdua. "Kalian mau pergi membawa motor itu?" tanyaku dengan penuh tatap curiga, membuat mereka mati kutu.  "Nggak, Mbak. Tadi aku dengar ada suara orang yang mau masuk ke garasi, aku
Read more
Istirahatlah dengan tenang
"Inalillahi wainailaihi rojiun." Aku sangat terkejut mendengar kabar dari Mbak Lena. "Yang sabar ya, Mbak. Aku tau ini sangat berat, tapi semua sudah diatur oleh yang maha kuasa," ucapku berusaha menenangkan Mbak Lena yang terus menangis.  Dengan suara parau Mbak Lena pun menjawab. "Iya, Rim. Tapi Mbak sangat bingung, disaat seperti ini Mbak dan Mas Rian sedang berjauhan." Bisa aku bayangkan, betapa sedihnya Mbak Lena, pasti dia sangat terpukul atas kepergian Ibu panti, Ibu panti sudah seperti Ibu kandungnya Mbak Lena sendiri, Ibu panti yang mengurus Mbak Lena dari kecil hingga Mbak Lena menikah dengan Mas Rian. Usia Ibu panti memang sudah sepuh, Mbak Lena pernah bilang, jika Ibu panti
Read more
Pov Ibu mertua (Rukmini)
Pov Ibu mertua ( Rukmini) Namaku Rukmini, seorang janda yang memiliki dua orang anak, saat anak pertamaku berusia 12 tahun, suamiku menceraikanku, dengan alasan aku ini boros, tidak bisa mengatur uang!, padahal dia sendiri kerjanya hanya mabuk-mabukan dan judi.  Saat itu, anak ke dua ku, Ika masing sangat kecil, dia sama sekali tidak mengenal sosok Ayahnya. Aku banting tulang merawat dan membesarkan kedua anakku seorang diri. Sebenarnya banyak orang yang datang hendak meminangku, tapi semua aku tolak, aku tidak ingin menikah dengan lelaki miskin, aku ingin menikah dengan orang kaya, agar hidupku bisa berubah, bosan rasanya terus-terusan hidup melarat. Tapi, di kampung ini, mana ada oran
Read more
Jaga mulut kamu, Ika!
Pov Ibu mertua 2 (Rukmini) Setelah pesan singkat yang ku kirim pada Ilham, dengan cepat Ilham membalas pesanku, dan keesokan harinya dia langsung pulang ke rumah, tentunya tanpa sepengetahuan si Rima. Dengan wajah panik, Ilham langsung memohon padaku, agar tidak berbuat yang aneh-aneh, aku paham betul dengan sifat anak sulungku ini, dia tidak akan pernah menolak permintaan Ibunya. Entah dari mana ia mendapatkan uang yang aku minta, yang jelas saat itu dia datang dengan membawa uang yang lumayan banyak. Setelah uang itu ia berikan padaku, aku langsung melancarkan aksiku, apalagi kalau bukan menghasut Ilham agar dia mau menyuruh istrinya kerja menjadi TKW di luar negri. Dengan
Read more
Aku bukan menantu bodoh!
Aku bukan menantu bodoh "Mas! Keterlaluan kamu! Lancang sekali kamu nampar pipi ku?" Teriak Ika kesal, dia terus memegangi pipinya yang memerah.  "Kamu memang pantas ditampar!, sebagai seorang Adik ipar, seharusnya kamu bersikap lebih sopan pada Kakak ipar mu! Bagaimanapun juga Rima adalah kakak ipar mu!" jawab Ibnu dengan tegas, membuat Ika semakin kesal.  "Kakak ipar macam apa yang berani memasukan laki-laki yang bukan muhrim ke dalam kamar? Padahal uda jelas-jelas suaminya tidak ada dirumah, untung cuma aku lepaskan kerudung nya, kalau perlu aku telanjangi dia, dan di arak keliling kampung, biar semua warga kampung sini tau kelakuan bejatnya!" "Plak!" Aku benar-benar hilang kend
Read more
Pertanda buruk!
“Maaf Bu, aku bukan Rima yang dulu, aku bukan menantu bodohmu yang hanya kau jadikan mesin uang. Sudah cukup rasanya pengorbananku selama ini , ketulusanku kalian manfaatkan, aku bukan lagi kerbau yang di cucuk hidungnya, yang selalu nurut apapun yang kalian suruh.” gumamku dalam hati.“Jangan kurang ajar kamu, Rima! Bagaimanapun juga status kamu, masih menantu saya! Jadi kamu harus  hormat sama saya, kamu lupa kalau surga itu ada di bawah kaki Ibu? Hah! Dan Ibu kamu itu sudah meninggal, jadi sebagai gantinya adalah saya! Mertuamu sendiri, Ibu dari suamimu, dan surgamu itu ada ditelapak kakiku, kamu paham itu Rima?” terak  Ibu berkacak pinggang.“Maaf, Bu. Saya tidak punya banyak waktu untuk berdebat dengan Ibu! Sebaiknya Ibu pergi dari sini, sebelum saya panggil orang sekampung untuk mengusir Ibu!, ini rumah saya dan saya berhak mengusir siapapun yang saya tidak suka dari rumah ini.” ucapku de
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status