PEMBALASAN TKW YANG DISELINGKUHI

PEMBALASAN TKW YANG DISELINGKUHI

Oleh:  Rhienz  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.1
9 Peringkat
37Bab
37.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Rima, seorang TKW yang sudah lima tahun tidak pulang ke Indonesia. Dan betapa terkejutnya ia, saat pulang melihat sang suami sedang berzina dengan wanita lain di kamarnya sendiri. Tidak hanya itu, Rima juga sangat terkejut melihat kondisi anaknya yang sangat memprihatinkan. Ia bersumpah akan membalaskan dendamnya pada suami bejat yang tega menghianatinya dan menyiksa anaknya.

Lihat lebih banyak
PEMBALASAN TKW YANG DISELINGKUHI Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
aini snack
bagus cerita x
2022-08-07 15:15:20
1
user avatar
wahyu novita
ini memang ngga ada kelanjutannya ya? update nya lama bangeet...
2022-05-09 08:24:26
1
user avatar
Diadjeng Nur Nur
keren tulisannya............
2022-04-05 22:40:20
1
user avatar
Tiger
semangat arti sebuah perbedaan
2022-03-20 14:11:54
1
user avatar
Ari Gondshter
cerita yg bagus..terus berkarya ya autor
2021-10-05 10:38:28
2
user avatar
Ita Samhari
keee%reeeeeeennnn
2021-09-23 01:09:00
2
user avatar
Sutry Dickinson
Next thor!! Hajar si Ilham biar kapok
2021-09-17 12:48:30
2
user avatar
Rhienz
ini adalah cerita terbaru saya... yuk baca biar nggak penasaran.
2021-08-12 21:22:43
2
user avatar
Teh Dingin
lamaaaaaaaaaa
2021-12-14 19:51:21
0
37 Bab
Pulang ke Indonesia setelah lima tahun di Saudi
Pembalasan TKW yang diselingkuhi#bab1Lima tahun sudah aku meninggalkan tanah air, bekerja sebagai pembantu di negeri orang. Iya-aku jadi TKW di arab saudi. Bukan keinginanku jauh dari anak dan suamiku tercinta, namun karena keadaan yang mengharuskanku bekerja menjadi TKW di negeri orang.Hari ini kontrak kerjaku sudah habis. Dan aku memang tidak berniat untuk memperpanjangnya, walaupun majikanku sangat menyayangiku tapi rasa rinduku kepada Anak perempuan semata wayangku, membuatku ingin segera kembali ke tanah air.Jauh-jauh hari sebelum masa kontrak kerjaku habis, aku sudah menyiapkan surat-surat dari pihak migrasi, aku juga telah memesan tiket pesawat. Semuanya telah siap. Karena bantuan dari anak majikanku semua proses kepulanganku berjalan dengan lancar.Majikan ku dan keluarga besarnya sangat baik padaku, mereka menganggapku seperti keluarganya sendiri. Terlihat kesedihan di raut wajah mereka saat melepasku pulang. Ibu, Bapak serta kedua anakn
Baca selengkapnya
Pergi dari sini, Mas!
Pembalasan TKW yang diselingkuhi#bab2#RhienzJangan lupa follow dan subscribe dulu sebelum membaca ya. Terima kasih"Aisyah!" ucapku bergetar, seolah tak percaya dengan apa yang kulihat.Segera aku menghampirinya, ku peluk erat tubuh kurusnya."Ya-allah Aisyah, kenapa kamu jadi begini, Nak?" Tangisku pecah seketika di pelukan Puteri semata wayangku. Aku tidak ingin Aisyah melihat kelakuan b*jat sang Ayah.Segera kugendong Aisyah menjauh dari Mas Ilham dan wanita sekingkuhannya yang tak kunjung mengenakanan baju, seolah dengan sengaja memamerkan tubuh seksi nya di hadapanku. Membuatku muak dan ingin sekali merajamnya.Ku ajak Aisyah duduk di sofa, wajahnya menunduk malu di pangkuanku. Tak henti-hentinya aku terus mencium Aisyah, setelah sekian lama aku tidak bertemu dengannya. Hari ini saat pertama kali aku melihatnya, sungguh membuatku menyesal telah meninggalkannya selama lima tahun. Seandainya dulu aku tidak meninggalkannya, Aisyah p
Baca selengkapnya
Derita Aisyah
Ku dekap tubuh kurus Aisyah, ku singkap rambut gimbal yang menutupi sebagian matanya. Namun Aisyah tetap tidak ber expresi. Suara perut keroncongan terdengar nyaring di telingaku. "Aisyah, kamu lapar, Nak?" Segera aku ambil tas jinjing yang tadi ku taruh di sofa. Aku ingat dengan roti yang kubeli di Bandara tadi. Tiga potong roti ku sodorkan di hadapan Aisyah, namun Aisyah tetap tak bergeming, kini tangan kecilnya meremas di perut. Ku ambil sepotong roti dan kutaruh di telapak tangan kecil Aisyah. "Ayo, Nak. Makan rotinya! Ada coklatnya di dalam. Aisyah suka coklat kan?" ucapku sambil terus membujuk Aisyah untuk makan. Akhirnya Aisyah pun mengagguk, perlahan dia masukan roti itu kedalam mulutnya, tanpa mengunyah Aisyah langsung menelannya. Kurang dari satu menit roti itu telah habis dilahap Aisyah. Ku sodorkan roti yang kedua, kali ini Aisyah mau mengambilnya sendiri. Kayaknya Aisyah benar-benar lapar. Sama seperti roti pertama, roti yang kedua pun Aisyah telan tanpa mengunyah.Hatik
Baca selengkapnya
Rumah peninggalan Ibu
"Ya-allah, Mas! Apa yang akan Mas lakukan?" tanyaku ketakutan.Jantungku berdetak kencang, takut jika Mas Rian berbuat nekat. "Laki-laki kurang ajar itu harus mendapat balasan yang setimpal!""Tapi, Mas, bukan pake cara kekerasan! Kita bisa bicarakan dulu baik-baik. Bagaimanapun saat ini status Mas Ilham masih menjadi suami, Rima," jawabku mendekati Mas Rian yang sedang dibakar emosi."Sudah, Rim. Kamu diam saja! Ini urusan lelaki" sahut Mas Rian tidak memperdulikan ucapanku.Ketakutanku semakin menjadi, saat Mas Rian sibuk mencari kunci motornya.Mas Rian orang yang sangat emosional, amarahnya sulit dikendalikan, jika sedang marah dia bisa berbuat nekat. Teringat kejadian lima belas tahun lalu, saat Almarhum Bapak difitnah oleh temannya, Mas Rian hampir saja menghilangkan nyawa teman Bapak itu.Karena tidak terima bapak di fitnah, Mas Rian menghajar habis-habisan sampai korbannya koma, dan akhirnya Mas Rian berurusan dengan polisi. Untung saja dia hanya di tahan sebentar, karena kel
Baca selengkapnya
Kontrasepsi bukti baru!
Suara Mas Ilham mengagetkanku dari arah dapur. Aku yang sedang berjalan mengendap-ngendap seketika berhenti karena terkejut. Jantungku hampir saja copot."Mas Ilham!" jawabku. "Ngapain kamu datang lagi ke sini? Apa kurang puas kamu menyakiti aku dan Aisyah?" ucapku dengan nada tinggi, walaupun sebenarnya hati kecil ini takut bukan main. Tapi aku tidak boleh memperlihatkan rasa takutku kepada Mas Ilham."Rima, tolong jangan marah-marah dulu, kita bisa bicarakan baik-baik' kan?" "Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, Mas!" sahutku melengos meninggalkan Mas Ilham."Rima! Tunggu! Bisa nggak' sih, kamu dengar dulu penjelasan ku?" Teriak Mas Ilham mengejarku ke kamar Aisyah."Suami macam apa kamu, Mas. Tega-teganya kamu berbohong kepadaku selama ini, setiap aku menelponmu dan ingin berbicara dengan Aisyah, kamu selalu saja banyak alasan dan berusaha mengalihkan pembicaraan, dan ternyata aku baru sadar itu semua kebohonganmu untuk menutupi kesalahanmu, apa yang sebenarnya kamu lakukan terha
Baca selengkapnya
Diagnosa Aisyah!
"Kamu kenapa sih, Mas? Jangan bikin malu di rumah orang," ucapku pada Mas Ilham yang tiba-tiba nyelonong."Ayo kita pulang, Rim. Mas uda laper, kamu kan harus segera masak!" Dengan seketika Mas Ilham menarik tanganku."Sebentar, Mas. Kita kan masih ngobrol," jawabku menarik tanganku dari genggaman Mas Ilham.Dari kejauhan Ibnu datang menghampiri kami, dia terlihat sangat gagah dengan kemeja putih khas seorang dokter, lengkap dengan tas hitam di tangan kirinya."Hi, Rim! Apa kabar? Kapan datang?" tanya Ibnu ramah membuat Mas Ilham sedikit geram. Aku dan Ibnu saling mengulurkan tangan, namun tidak sampai bersentuhan. Ibnu sangat mengerti jika Mas Ilham sering cemburu padanya."Kabar baik, Nu! Dua hari yang lalu. Kamu sendiri gimana kabarnya? Keren ya sekarang uda jadi dokter.""Keren, tapi masih jomblo, Neng! Susah cari yang cocok. Ibnu pengennya yang seperti Neng Rima. Uda cantik, baik, sholelah, pinter lagi. Tapi sayang …" belum tuntas Bu RT bicara, Ibnu sudah memotongnya."Uda, Bu! J
Baca selengkapnya
Pov Aisyah
Entah sudah berapa lama aku tidak merasakan kehangatan seperti sekarang ini, biasanya hari-hariku selalu dipenuhi luka batin yang kurasakan dari sosok yang menyebutnya Ayah. Iya … semenjak Ayah sering mengajak teman wanitanya ke rumah, aku bagaikan binatang piaraan yang terlantar. Sehari-hari hanya dikurung dalam kandang, menunggu sang pemilik memberinya makan. Pukulan dan hardikan bagai sarapan rutin untukku. Terkadang aku berpikir, aku hanya tinggal menunggu waktu untuk mati. Betapa tidak, untuk sesuap nasi saja, aku harus memohon sampai air mataku kering.Namun, setelah kehadiran seseorang yang memanggil dirinya, Ibu. Hatiku menjadi hangat. Dua hari lalu, entah dari mana datangnya. Tiba-tiba dia hadir di rumahku, saat melihatku, dia menangis, berderai air mata di pipinya.Tangannya yang halus membelaiku. Dan memelukku dengan erat. Seketika dia menggendongku di pangkuannya. Dengan suara paraunya, dia mengajakku bicara. Namun, trauma yang kurasakan membuatku sulit untuk berucap. Ak
Baca selengkapnya
Harus Divisum!
Bu dokter tidak menjawab. Dia hanya memberiku sebuah amplop berisi kertas putih. Tidak menunggu lama, aku langsung membukanya. *"Astagfirullah …! Ya-allah, Aisyah!" seketika air mataku menetes membasahi kertas yang ku pegang.Banyak istilah kedokteran yang aku tidak mengerti, tapi kulihat riwayat kesehatan Aisyah sangat buruk. Bahkan ada beberapa tulisan yang dicetak tebal seperti. Gizi buruk, irritable bowel syndrome/IBS (sindrom iritasi usus), fisura ani (luka/robekan di anus), dan pioderma (infeksi bakteri kulit). Nama-nama yang asing di telingaku, namun sangat menakutkan.Air mataku terus mengalir deras di pipi, Mbak Lena merangkul pundakku, berusaha menguatkan aku. Meskipun aku tau, dia juga merasakan kesedihan yang kurasakan saat ini. Ku lihat tubuh kecil Aisyah yang masih terbaring diatas ranjang, matanya menatap ke arahku, seolah ingin bertanya apa yang aku tangisi.Tak bisa kubayangkan anak sekecil Aisyah harus menderita seperti ini. Berbagai macam penyakit hinggap di tubuh
Baca selengkapnya
Plak! Tamparan keras mendarat di pipiku
"Rim, suamimu itu benar-benar keterlaluan. Coba kamu lihat ini!" ucap Mas Rian sambil mengeluarkan sebuah amplop coklat dari dalam tasnya. Dan memperlihatkan isinya kepadaku dan Mbak Lena. Sebuah surat perjanjian utang piutang atas nama Ilham Anggoro. Dengan jaminan rumah dan tanah."Ini maksudnya apa, Mas?" tanya Mbak Lena."Tadi aku bertemu dengan temanku, dia sering memberi pinjaman uang dengan jaminan rumah atau tanah. Dan saat aku lihat foto rumah yang sedang dia pegang membuat aku terkejut. Ternyata rumah di dalam foto itu adalah rumah ibu!""Jadi, maksudnya, Mas Ilham meminjam uang dengan jaminan rumah kita?" sahut ku terkejut mendengar apa yang diucapkan Mas Rian."Iya, Rim betul!" "Tapi, mana mungkin Mas Ilham bisa mendapatkan pinjaman. Sementara sertifikat nya saja di tangan kita?" "Si Ilham hanya memberikan foto copy nya saja, temanku bilang si Ilham hanya meminjam uang dalam kurun waktu 1 bulan. Dengan bunga 10%. Bukan hanya itu, sepertinya si Ilham pandai sekali berbohon
Baca selengkapnya
Nafkah batin untuk Mas Ilham
"Dasar istri kurang ajar! Semalaman gak pulang, ternyata kamu asik selingkuh dengan si Ibnu!" teriak Mas Ilham yang menyambutku dengan sebuah tamparan."Jangan asal ngomong kamu, Mas! Siapa yang selingkuh? Aku gak pulang semalaman karena jagain Aisyah di rumah sakit!" ucapku tak terima dengan tuduhan Mas Ilham."Gak usah mengelak kamu, dasar pelacur!" kali ini Mas Ilham mendorong tubuhku hingga terjatuh ke kursi."Kamu suami gak punya perasaan, Mas! Selama Aisyah tidak ada di rumah ini apa kamu pernah menanyakan dimana keberadaan Aisyah? Apa pernah kamu mengkhawatirkannya? Aisyah sakit aja kamu gak tau, Mas! Bahkan gak mau tau! Apa jangan-jangan kamu yang selama ini menyakiti Aisyah, Mas?" cecarku penuh emosi."Ngo-ngomong apa kamu, Rima? Jangan asal tuduh sembarangan!" jawab Mas Ilham terbata-bata. Kulihat dia sedikit salah tingkah. "Kenapa, Mas! Mas gak suka 'kan kalo di tuduh sembarangan?" tanyaku memicingkan mata."Jangan kurang ajar kamu, Rima!" "Siapa yang kurang ajar, Mas? Aku
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status