Semua Bab Misteri Cinta: Bab 31 - Bab 40
48 Bab
Chapter 31
Tok! Tok! Tok"Mbak Ochi, ada pak polisi tuh di ruang tamu. Mau ketemu sama mbak katanya." Suara Mbok Tatik samar-samar terdengar oleh Ochi yang masih ada didalam kamar mandi."Bilang saja saya masih tidur ya, Mbok. Saya lagi malas bertemu dengan beliau."Ochi yang masih menghanduki tubuhnya dari tetes-tetes air di kamar mandi menyahuti kata-kata Mbok Tatik dengan suara sedikit keras agar didengar oleh siMbok di luar sana. Sudah tiga hari ini dia menghindari Badai. Kata-katanya waktu itu amat sangat menohok harga dirinya. Pasti dimatanya Ochi juga sama materialistisnya dengan ibunya. Walaupun Ochi harus mengakui apa yang dikatakan Badai itu benar. Ibunya memang suka laki-laki berharta. Tetapi entah mengapa mendengarnya langsung dari mulut Badai, membuat rasa sakitnya beda. Mungkin karena dia sudah mulai main rasa dalam hatinya."SiMbok nggak berani membohongi polisi e Mbak. Nanti siMbok b
Baca selengkapnya
Chapter 32
Cklek!Walaupun rasanya Ochi ingin mendem saja seharian dikamar karena malu luar biasa, tetapi dia tahu kewajibannya sebagai warga negara harus dilaksanakannya juga. Di ruang tamu duduk Elang dan Badai yang memang sedang menunggunya. Seketika saja wajah Ochi memerah hingga ke telinga-telinganya saat bersirobok pandang dengan Elang. Ochi dengan cepat kembali menundukkan wajahnya. Lidahnya mendadak kelu, tidak tahu harus mengatakan apa pada Elang."Sini Sayang. Badai dengan santai memanggil Ochi sambil menepuk-nepuk sofa disampingnya. Mengisyaratkan agar Ochi duduk disana. Heran ya, Badai kenapa tidak ada malunya setelah mereka berdua baru saja tercyduk? Padahal Ochi sudah gemetaran takut dimarahi oleh Elang. Bagaimanapun Elang adalah orang yang bertanggung jawab atas dirinya dirumah ini."Ibu Oceania. Saya yakin Anda sudah dewasa dan tahu mana hal yang baik dan mana yang buruk. Saya bukanlah orang
Baca selengkapnya
Chapter 33
"Bisa dijelaskan secara lebih spesifik lagi Bu Oceania?" Kali ini Diego lah yang bersuara. Pak polisi ini mulai mengeluarkan kertas khusus untuk menggambar sketsa wajah berikut pensil nya."Sebentar. Saya harus berkonsentrasi terlebih dahulu untuk mengingat-ingat detail wajah Pak JK."Ochi mulai memejamkan matanya. Mengeluarkan nafasnya dari hidung dan mengeluarkannya perlahan-lahan melalui mulutnya. Ini adalah ciri khas Ochi jika dia ingin berkonsentrasi untuk mengingat-ingat ataupun untuk meredakan emosinya. Cara ini biasanya sangat efektif baginya."JK mempunyai alis mata lebat yang hampir menyatu di tengah. Bola matanya abu-abu gelap. Tatapan matanya begitu tajam. Sangat mengintimidasi. Hidungnya lurus dan mancung sekali."Ochi terdiam sejenak. Mencoba untuk lebih berkonsentrasi dalam mengingat. Dia bahkan kini sudah menggigit-gigit bibir bawahnya. Terus mencoba berfikir keras mengingat kelebatan detai
Baca selengkapnya
Chapter 34
"Hallo Danti, file yang kemarin Gue kirim udah masuk kan ke ponsel lo?"Udah sepupu ganteng. Udah lengkap semuanya di ponsel gue. Makasih banget ya lo udah berhasil main detektif-detektif an."Kita memang harus bersatu padu untuk mencampakkan guru pelakor itu dari gebetan kita masing-masing. By the way, lo koq nggak bergerak bergerak sih? Keburu makin cinta nanti gebetan kita masing-masing sama itu si guru culun." Begini ini nih sikap lo yang nggak bisa menangin hati Raga dari zaman kuliahan dulu. Menghadapi laki-laki itu harus pake tak tik, Sis. Bukan pake emosi. Kita ikutin alur aja dulu, jangan buru-buru. Nih gue kasih tau ya Gin, laki-laki itu seberapa pun brengseknya mereka, ujung-ujungnya pasti mereka tetap akan mencari wanita baik-baik untuk menjadi ibu dari anak-anaknya. Kalau kita bersikap beringas
Baca selengkapnya
Chapter 35
"Lho ada pak polisi juga ada disini? Silahkan duduk, Pak. Mau dipesankan apa? Kopi atau teh?" Pak Darmawan yang telah selesai menjalani terapi merasa senang melihat Badai ada diantara anaknya dan Raga."Tidak usah repot-repot Pak Darmawan, nanti biar saya pesan sendiri." Badai sedikit menundukkan kepalanya pada ayah Ochi."Ayo Ochi, itu calon suami mu disuruh duduk dulu."Bu Ranti menunjuk dua buah kursi kosong yang memang sepertinya disiapkannya untuk tempat duduk Ochi dan Raga."Ayo Pak, duduk disini." Ochi menarik lengan Badai dan mendudukkannya disamping nya."Lho Ochi, ibu menyiapkan kursi itu khusus untuk calon suamimu. Bukan untuk bapak polisi ini!" Bu Ranti mulai memperlihatkan raut wajah tidak suka."Ya berarti sudah benar dong Bu kursinya. Pak Polisi Badai Putra Alam inilah calon suami Ochi Bu, Yah."Ochi menjawab tegas. Tetapi tidak urung suaran
Baca selengkapnya
Chapter 36
Ochi memandang nanar Badai melalui tirai air matanya. Nyaris sulit untuk bisa dipercaya bahwa laki-laki sesempurna pak pacar nya ini mencintainya sedalam itu. Entah mengapa tiba-tiba ada rasa gentar merasukinya. Dia tidak percaya diri kalau ternyata memang ada orang yang tidak memiliki setitik pun pertalian darah dengannya, ternyata mencintainya sedalam itu. Cinta memang gila, logika seakan tercampak jauh bila sedang berdekatan dengannya."Boleh saya menanyakan sesuatu hal yang agak memalukan pada bapak?""Tentu saja. Masalah memalukan atau tidak itu kan tergantung persepsi sudut pandang masing-masing. Santai saja, sayang. Tanyakanlah.""Mengapa bapak mencintai saya?""Bukankah dulu saya sudah pernah menjawabnya? Mengapa sekarang kamu mempertanyakannya kembali sih mbak pacar? Kurang yakin, kurang mesra atau kurang panas?"Badai mulai semakin mendekatkan wajahnya pada wajah Ochi hingga hidu
Baca selengkapnya
Chapter 37
HUAAAAAA!!!!"P—Pak KomJen Fatah, kenapa B—Bapak bisa ada di sini? D—dan kenapa Bapak tidak pakai baju sama sekali sih? Bapak salah masuk kamar ya? Ini kamar sudah di pesan sama Pak Pac— Pak Badai." Ochi kaget dan mendorong Fatah jijik. Ia tidak menyangka Fatahlah yang bersamanya saat ini. Bukan Badai."Pak Badai ini juga bagaimana sih? Katanya mau ngasih kejutan sama saya. Tetapi saya tungguin sampai ketiduran, tapi Bapaknya malah nggak datang-datang juga. Sekalinya datang kenapa kesannya jadi seperti menggerebek saya di acara BUSE*? Emangnya saya jualan yang 80 juta apa?"Ochi dengan wajah kebingungan menatap bolak balik antara wajah pias Badai dan wajah serba salah Fatah.Badai sama sekali tidak menjawab pertanyaan Ochi. Tetapi dia malah meraih ponsel dan mulai menelepon. Ochi yang merasa dianggap angin lalu, mulai mengoceh.
Baca selengkapnya
Chapter 38
"Nih baca hasil print out line lo semalam Dai!"Elang melemparkan amplop berisi hasil print out chat Elang dari salah satu provider ponsel selama seminggu yang lalu. Setelah menginterogasi Oceania semalaman, Elang tahu bahwa ada yang memanipulasi kejadian tadi. Dia langsung gerak cepat pagi-pagi dan memanfaatkan posisinya sebagai seorang penyidik ke provider. Inilah hasilnya di tengah hari. Kasus taik kucing begini aja bisa membuat seorang Badai mati logika gara-gara cemburu buta."Seperti ini lah akhirnya kalau lo mencampur adukkan masalah pekerjaan dan asmara. Kalau saja ibu Oceania itu bukan pacar lo, lo pasti bisa berfikir lebih rasional dan koheren. Apa mungkin Ibu Oceania ujug ujug main kuda kudaan di hotel yang dia jelas tahu ada lo disana?Lagi pula Pak Fatah itu orang nya kan takut banget sama yang namanya skandal. Dia selalu main cantik orangnya. Kala
Baca selengkapnya
Chapter 39
"Hah! Ini maksudnya bagaimana ya? Pak Madjid dan Bu Azizah mau melamar Ibu Oceania? Sekarang?!!"Elang sampai cengo sebentar. Setelah merasa mendadak tua karena mempunyai dua orang anak perempuan akibat Ochi sekarang tinggal di rumahnya, kini dia merasa seperti Bapak yang kebingungan karena anak gadisnya mau dilamar orang."Ini... ini bagaimana ceritanya sih Pak Fatah? Ini sungguh-sungguh atau April mop ya? Padahal kan bulan April masih lama.""April mop apaan? Aparat seperti kita pakai acara April mop yang ada pada kena demosi semua."Badai tidak tahan untuk tidak menyahuti kata-kata Elang. Tangannya bahkan sudah memegang glock 17 yang tersimpan rapi pinggangnya."Sebentar. Coba lihat ini."Pak Madjid mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan sesuatu yang membuat Elang memelototkan matanya. Disana ada gambar Fatah yang sedang dala
Baca selengkapnya
Chapter 40
"Adek mau langsung pulang ya ini? Atau mau singgah ke mall dulu beli kado untuk acara ulang tahun murid adek tanggal 16 nanti?"Orlando menyetir dengar hati-hati. Walaupun dia sedang berbicara, tapi pandangannya tetap lurus kedepan, berkonsentrasi penuh dijalur lalu lintas. Memang lah Orlando ini polisi yang lurus selurus-lurusnya."Oh iya, ke mall depan dulu ya, Bang. Adek mau beli boneka buat Deasy sebentar."Tanggal 16 besok, anak didiknya ada yang berulang tahun disalah satu gerai makanan siap saji. Sebagai gurunya tentu saja Ochi diundang dan dia pasti akan datang. Daisy berkali-kali mengingatkannya untuk datang, karena nanti ada badut sulap katanya.Badai dan Elang hari ini sangat sibuk karena kantor mereka akan mengadakan acara tahunan HUT TNI. Aneh bukan acara HUT TNI tapi diadakan dikantor polisi? Ternyata acara seperti ini memang sengaja diadakan sebagai bentuk apresiasi sinergi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status