Semua Bab Istri Dadakan: Bab 21 - Bab 30
115 Bab
21. Batalnya Rencana Rachel
Mata Rachel seketika mengejap berulang kali. Ia bingung bagaimana menjawab pertanyaan Kate. Sebelum kedatangan mertuanya, Rachel tengah bersiap-siap untuk pergi menemui Alex. Dan sekarang Kate datang ke dengan maksud mengajaknya pergi ke suatu tempat."Aku nggak lagi sibuk sih, Mah. Tapi kita mau pergi kemana ya?" tanya Rachel memutuskan berbohong pada mertuanya."Biasalah, perawatan buat wanita yang sudah menikah—"Kate menepuk pelan pundak Rachel."Aturan kamu sudah mulai ikut dari sebelum nikah, tapi berhubung kalian nikah mendadak jadi mamah baru bisa daftarin kamu baru-baru ini," ujar Kate nampak bersemangat.Sebenarnya Rachel ingin menolak ajakan mertuanya itu, namun ia tidak sanggup mengatakannya.Rachel sangat menyadari betul posisinya yang menikahi anak mami macam Dave. Untuk itu ia berusaha keras menjadi menantu terbaik di mata Kate. Mau tidak mau, Rachel mengangguk patuh.
Baca selengkapnya
22. Efek Selesai Pijat
Dave yang biasa melihat sosok Emilio yang tenang dan nyaris tanpa ekspresi di wajahnya, mendadak tercengang saat mendengar tawa kecil keluar dari mulutnya. "Cewek yang gua cari itu ada di kantor lo. Dengan terpaksa, gua ikutin sampai kemarilah. Daripada inceran gua lepas  keburu di sambar orang," ucapan Emilio dengan santainya. Entah mengapa ucapan Emilio terdengar seakan menyindir dirinya. Namun Dave menapik sembari mengeleng tidak percaya. "Kalau cari cewek model begitu di club saja. Di kantor gua nggak ada yang model kaya gitu. Kebanyakan udah bersuami," ujar Dave. Dave mencoba mengusir Emilio secara halus. Ia tidak ingin ada karyawannya jadi mangsa predator macam Emilio. "Justru gua cari model yang kaya begitu. Lo tau sendiri 'kan gua ogah pake perawan. Ribet musti ngajarin dulu." "Tapi nggak cari di kantor gua juga. Di kantor lain 'kan banyak. Apa perlu gua cariin sekalian?" desak Dave agar Emilio sege
Baca selengkapnya
23. Panggilan Kerja
Kate yang hendak pergi dari apartement Dave, tiba-tiba saja berbalik badan."Oiya, Mamah kemari tadi bawa hadiah buat kamu sama Rachel," ujar Kate di depan pintu.Dave seketika memicingkan matanya, menatap Kate sedikit curiga. Ia sangat hapal tabiat mamahnya yang kadang suka bertindak semaunya dan masih berpegangan pada tradisi kuno."Hadiah apa, Mah? Bukan sesuatu yang aneh-aneh 'kan?" tanya Dave mengantisipasi."Bukan. Hanya minuman biasa, sejenis vitamin.""Lantas kemana hadiahnya itu sekarang?" tanya Dave seraya melirik sinis ke arah Rachel."Sudah mamah taruh kulkas. Di minum yang rutin ya," pesan Kate sebelum pergi dari apartemen Dave.Dave menatap Kate dengan alis mata terangkat sebelah. Namun akhirnya mengangguk patuh."Ayo Pak Jiman. Kita pulang sekarang—"Kate kembali menatap sekilas Dave dan Rachel secara bergantian."Mamah pulang dulu ya
Baca selengkapnya
24. Panas Sekali
Malam harinya Rachel tidak bisa tidur. Entah mengapa ia sangat gugup sekaligus bersemangat menantikan hari esok. Rachel lantas ke dapur dan membuat segelas coklat panas. Ia berharap dengan meminum hot chocolate itu, kegugupan dalam benaknya dapat berangsur reda.Saat tengah asyik mengaduk-aduk gelas, tiba-tiba saja Rachel mendengar sebuah suara dari pintu kamar Dave yang perlahan terbuka. Dave keluar dari balik sana dengan mengenakan piyama berwarna ungu kebiruan. Wajahnya tampak sayu dengan sedikit lingkaran hitam di sekitar matanya."Rachel."Cetrek...Dave meraih steker, membuat lampu-lampu yang ada di dapur seketika menyala terang. Wajahnya nampak terkejut melihat Rachel yang duduk di tengah kegelapan."Kau belum tidur?" tanya Rachel saat melihat Dave berjalan ke arahnya."Kau sendiri kenapa tidak tidur dan malah duduk di sini?"  "Nanti
Baca selengkapnya
25. Hari Pertama Kerja
Rachel mengejapkan mata berulang kali, memastikan penglihatannya tidak salah. Ia tidak percaya dengan pemandangan di depan matanya. "Halo. Mrs. Rachel," sapa lelaki itu dengan sangat ramah. "Alex. Kenapa kamu disini?" tanyanya bingung. Rachel tercengang melihat Alex yang duduk di kursi. Alex lantas berdiri. Ia tersenyum cerah sambil merentangkan kedua tangannya. "Selamat datang di kantorku, Baby. Sekarang kamu resmi diangkat jadi karyawan disini," ujar Alex sembari berjalan mendekat. "Ini kantormu? Sejak kapan?" ucap Rachel bingung. "Kamu pasti kaget dan bingung. Sebenarnya aku ingin memberitahumu kemarin. Berhubung kita tidak jadi bertemu, sekalian saja ku jadikan kejutan buatmu." "Jadi kau pemilik perusahan ini, Lex?" "Tidak bisa di bilang begitu juga sih. Tapi yang jelas aku seorang CEO disini," ujar Alex dengan bangga. "Enggak apa-apa. Kamu tetap terlihat hebat dimataku,"
Baca selengkapnya
26. Kecurigaan Dave
Di tengah teriknya sinar mentari yang menyengat kulit, Dave malah sibuk di luar kantor. Pergi kesana-kemari meeting dengan berbagai klien. "Ini meeting yang terakhir 'kan?" tanya Dave ke sekertarisnya.  "Iya, Pak." "Oke. Berhubung hari ini kita berhasil mengaet investor-investor itu dan kebetulan sekali kita ada di restoran yang bagus... Saya akan mentraktirmu. Kau boleh pesan makanan sepuasnya." Sekertarisnya itu terpana, matanya berbinar menatap Dave penuh haru. Wanita muda yang telah lama bekerja sebagai seketaris Dave itu tidak menyangka bosnya akan memberi kemurahan hati yang jarang di perlihatkannya. Bertahun-tahun bekerja untuk Dave, wanita itu sudah sangat hapal kebiasaan bosnya yang biasanya akan langsung kembali ke kantor setelah tidak ada meeting lagi dengan client. Namun entah mengapa hari ini Dave memilih makan siang dulu di restorant.  "Beneran, Pak? Saya boleh pesan apa saja?" tanyanya m
Baca selengkapnya
27. Skandal Cinta
Dave membawa Rachel ke pojok restoran dekat gudang yang sangat sepi dan tidak ada orang yang berlalu-lalang. Ia menyudutkan wanita hazel ini ke tembok. "Kau..." Dave menatap tajam Rachel. Matanya berkilat bagaikan kobaran api. Saat itu juga Rachel menyadari kemarahan Dave yang sebenarnya sudah di tahan olehnya.   "Berani sekali kau berduaan dengan lelaki lain di belakang saya. Lupa kalau statusmu sekarang sudah bersuami?"   Rachel terdiam dengan wajah tertunduk. Ia tidak berani menatap mata Dave. Baginya, tatapan mata lelaki itu kini benar-benar menakutkan. Terlihat seperti ingin memakannya hidup-hidup.   "Jadi ini rupanya alasanmu ingin bekerja. Agar bisa bebas mengoda para lelaki. Atau mungkin tanpa sepengetahuanku kau telah jadi wanita simpanan lelaki itu," tuduh Dave sembari mengeleng tidak percaya.    PLAK...   Sebuah tamparan keras mendarat di p
Baca selengkapnya
28. Serangan Dave
Bugh...Sebuah pukulan mendarat begitu saja di pipi Alex dengan begitu kerasnya.Rachel terkejut dan lantas membuka kedua matanya lebar-lebar. Ia tercengang melihat Dave tengah menghajar Alex hingga babak belur."DAVE... HENTIKAN," teriak Rachel menjerit-jerit.Dave tidak mendengar teriakan Rachel dan masih terus memukuli Alex. "Apa-apaan sih lo? Datang-datang main pukul saja," geram Alex menatap nyalang Dave.Alex bergerak bangun seperti hendak menghajar balik Dave.Bugh...Namun Dave kembali memukul Alex lebih dulu. Lebih keras dari sebelumnya hingga lelaki itu jatuh terjengkang. Dave mencengkram erat kerah baju Alex dengan kedua tangannya. Entah mendapat dorongan dari mana, Rachel memeluk Dave dari belakang dengan erat."Hentikan Dave. Sudah. Jangan sakiti dia," lirih Rachel seraya menitihkan air mata.Dave masih menatap nyalang ke ara
Baca selengkapnya
29. Kemarahan Dave
Mau tak mau Rachel pasrah dan membuka mulutnya sedikit. Kesempatan itu tidak disia-siakan Dave untuk mengekplor lebih dalam."Bibir ini milikku. Selama kau masih terikat pernikahan denganku, tidak akan ada yang boleh menyentuh bibir ini selain diriku.Camkan itu," gumam Dave disela-sela cumbuannya.Ciumannya perlahan melembut. Rachel perlahan terbawa suasana. Ia mendesah pelan saat sapuan Dave turun ke lehernya. Dave menyedot kuat-kuat hingga meninggalkan bekas kemerahan di leher jenjang Rachel. Seakan memberi jejak tanda kepemilikan dirinya."Dave..."Suara Rachel terdengar sensual dan mengetarkan telinga Dave. Rachel menyadari tubuhnya menginginkan Dave bertindak lebih. Namun akal sehatnya seketika menyadarkan Rachel dari aksi gila Dave. Dengan kedua tangannya, Rachel mendorong dada Dave kuat-kuat."Hentikan, Dave."Dave terkejut hingga meng
Baca selengkapnya
30. Hukuman untuk Rachel
Entah sudah berapa kali Rachel mengetuk pintu. Berharap Dave membukakannya dengan cepat. Ketukannya di pintu perlahan mulai melemah seiring dengan rasa dingin yang menjalar di tubuhnya.  "Dave, ku mohon buka pintunya. Disini dingin sekali. Nanti kalau aku masuk angin, lalu sakit bagaimana? Pikirkanlah siapa nantinya yang akan memasakkanmu makanan," bujuk Rachel tanpa henti. Ceklek... Dave membuka pintu kamar mandi. Lalu menarik paksa Rachel keluar. Tubuhnya yang kedinginan seketika jatuh tersungkur di antara kaki Dave.  Dave memegangi pundak Rachel dengan kedua tangannya. Rachel dapat berdiri kembali dengan tegak akibat cengkraman kuat di pundaknya. "Kau yang memaksaku untuk melakukan ini. Tidak seharusnya seorang wanita yang sudah menikah pulang berduaan dengan lelaki yang bukan suaminya, kecuali keluarganya. Tidak sepantasnya, wanita yang sudah menikah berciuman dengan lelaki selain suami dan anaknya. Tidak seha
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status