All Chapters of Sang Ratu: Chapter 21 - Chapter 30
146 Chapters
21. Diam
Elmira membuka matanya saat hari sudah pagi. Ia meyingkirkan tangan yang melingkari tubuhnya. Berjalan pelan ia menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah selesai mandi dan berpakaian ia mendudukan dirinya di depan meja rias miliknya."Selamat pagi ...." Sapa Reksa lalu mengecup pipi istrinya saat  istrinya itu sedang memakai riasan di wajahnya.Senyum kaku Elmira persembahkan untuk suaminya pagi ini."Kau sudah siap dan tak berniat membangunkanku?!" ucap Reksa tanpa mendapat balasan dari Elmira."Baiklah, aku mandi dulu." Sambung Reksa lalu berjalan menuju kamar mandi.Elmira membuang nafasnya kasar lalu bersiap keluar kamar dengan membawa tas dan bukunya meninggalkan Reksa yang masih berada di kamar mandi."Nyonya ... selamat pagi," sapa Inti yang sudah siap menunggu di depan kamarnya."Selamat pagi, Inti ...." Sahut Elmira lalu menyerahkan tas dan bukunya pada Inti."Bagaimana tidur Anda, Nyonya?" tanya Int
Read more
22. Luluh
Reksa berjalan tergesa menuju kamarnya. Ia sudah tak sabar memberikan sesuatu hadiah yang baru saja ia beli untuk istri tercintanya. Membuka pintu perlahan indra penglihatannya menangkap pelayan pribadi istrinya sedang memijat kepala istrinya yang kini tengah terpejam di atas sofa besar yang berada di kamarnya. Menggunakan bahasa isyarat ia menyuruh pelayannya pergi dan dengan perlahan ia menggantikan tugas pelayannya yang kini sudah pergi."Inti ... kenapa pijatanmu tak seenak tadi. Apa kau sudah lelah?" tanya Elmira tanpa membuka matanya."Jika lelah berhentilah. Kau bisa istirahat di kamarmu, aku bisa mengurus diriku sendiri," sambung Elmira saat tak mendapat sahutan dari pelayannya."Anda baik sekali Nyonya Elmira Dhanuar ...." Ucap Reksa membuat Elmira seketika membuka matanya."Kau?!" Elmira menegakkan tubuhnya. Reksa tersenyum lalu beralih duduk di sebelah Elmira."Apa kali ini juga tak ada senyuman atau ciuman untuk menyambutku pulang?" Rek
Read more
23. Hari Menyebalkan Andini
Sunyum Andini lenyap seketika saat melihat Elmira menggandeng mesra tangan Reksa berjalan menuju ruang makan."Pagi yang buruk," gumam Andini sangat pelan sehingga tak ada satupun orang yang mendengar."Selamat pagi ...." Sapa Elmira lalu segera duduk di kursi biasanya ia duduki. Mereka semuanya tersenyum membalas sapaan Elmira. Kecuali Andini yang malah membuang muka."Bisa kita mulai?!" Mereka semua mengangguk ketika Reksa sudah bertanya.Setelah selesai makan Reksa segera pamit pergi bekerja karena hari ini ia harus menghadiri pertemuan penting. Sedangkan Ibu Yasinta sudah kembali ke kamarnya."Ayah ... bisa Ayah mengajakku bekerja?" tanya Sabrina mengalihkan perhatian Reksa. Reksa lalu menghampiri Sabrina dan menggendong gadis kecilnya itu. Selama ini dia memang kurang memperhatikan gadis kecilnya ini."Bukankah kau harus sekolah?" tanya Reksa."Aku bisa membolos," sahut Sabrina membuat Reksa tersenyum."Dan Ayah tak akan p
Read more
24. Labil
Hari ini menjadi hari yang begitu menyenangkan untuk Elmira. Bagaimana tidak, dia diperkenalkan sebagai istri sah Reksa, nyonya dari keluarga Dhanuar. Dengan senyumnya yang mengembang, ia berjalan mengapit lengan Reksa menuju kamarnya."Apa kau senang?"        "Ya ... tentu saja. Kukira mereka tak menghormatiku dan akan mencemoohku karena latar belakangku. Ternyata mereka begitu baik menyambut kehadiranku." Sahut Elmira seraya menyandarkan kepalanya manja pada lengan suaminya."Bagaimana bisa mereka mencemoohmu, Sayang .... Kau bahkan terlihat begitu sempurna. Aku bahkan sampai tak berkutik dan bertekuk lutut padamu." Sahut Reksa sambil merangkul mesra bahu Elmira."Suamiku perayu ulung ternyata." Elmira terkekeh mendengar penuturan suaminya itu.Reksa membuka pintu kamar mereka. Setelah menutupnya kembali ia langsung memeluk Elmira dari belakang."Waoo nampakya kau lebih berisi. Lihat, aku hampir saj
Read more
25. Terkurung
Reksa tak bisa bergerak saat Elmira merapatkan pelukannya dalam dekapan hangaat suaminya. Kicauan burung yang bersahutan merdu seakan menjadi lagu penghantar tidur untuknya. Padahal mentari sudah menyingsing menyinari bumi."Sayang ...." Reksa mencoba mengurai tangan Elmira yang membelit tubuhnya."Hemm," gumam Elmira tak bergeming."Sudah pagi ...." Reksa memperingatkan istrinya."Lalu kenapa, bukankah ini akhir pekan?!" Sahut Elmira tetap tak mau melepas belitan tangannya dari tubuh suaminya.Reksa menghela nafasnya. "Kita bangun dulu. Kita sarapan dulu, Sayang. Pasti mereka sudah menunggu kita di meja makan." Ucap Reksa membuat Elmira langsung mengurai pelukannya dan melotot tajam padanya."Lalu kenapa?! Biarkan saja mereka melewati sarapan tanpa kita. Aku ingin kita tetap di sini," nada bicara Elmira sudah mulai meninggi."Kau harus sarapan. Jangan sampai melewatkan jam makanmu, Sayang. Ingat di sini ada buah cinta kita. Heemmm ..
Read more
26. Teguran
Keesokan harinya Reksa dan Elmira baru keluar kamar. Keduanya ikut sarapan bersama sebelum memulai aktifitas mereka seperti biasa. Elmira seolah tak perduli ketika ada dua pasang mata tajam yang siap menghunusnya. Siapa lagi kalau bukan ibu mertuanya dan juga Andini.Yasinta menatap sebal ke arah Elmira. Bagaimana bisa dia mengacuhkan tatapan matanya. Sepulang dari kuliah ia harus memanggil menantunya itu agar menghadapnya. Ia harus menegur dan memperingatkannya. Tapi tidak untuk sekarang karena saat ini masih ada putranya yang pasti akan membela Elmira habis-habisan."Aku sudah selesai." Reksa berdiri bersiap akan pergi. Diikuti oleh Elmira yang juga berdiri. Hal itu tak luput dari pengawasan ketiga orang dewasa di hadapannya ini. Sedangkan satu bocah lagi tampak tak acuh karena sedang asik meminum susunya."Saya juga sudah selesai ...." Ucap Elmira tersenyum canggung. Ia harus segera pergi mengikuti suaminya sebelum ada dua singa betina yang akan memangsanya h
Read more
27. Pertahanan yang Runtuh
Elmira berjalan gontai menyusuri lorong menuju kamarnya. Perkataan ibu mertuanya terus terngiang-ngiang di benaknya. Seandainya suaminya tak memiliki istri lain selain dirinya, pasti hidupnya bahagia tak terkira. Lalu ia harus bagaimana, mau mundur pun sudah tidak bisa. Yang harus ia lalukan sekarang ini adalah terus manata hidupnya agar menjadi semakin lebih baik lagi. Agar ibu mertuanya dan semua orang tahu dirinya memang pantas bersanding dengan Reksa."Nyonya, Anda tidak apa?" tanya Inti khawatir lalu berjalan menyongsong nyonyanya."Aku lelah." Sahut Elmira masuk ke kamarnya. Ia lalu mendudukan dirinya di sofa besar yang ada di kamarnya."Inti, tolong pijat pundakku. Pundakku rasanya kaku sekali," ucap Emlira.Inti bergegas menjalankan perintah Elmira. "Hhh enak sekali." Ucap Elmira sambil memejamkan matanya."Ibu memarahiku gara-gara kemarin aku menyekap Reksa di kamar," ucap Elmira."Rasanya aku ingin menangis," rengek Elmira.
Read more
28. Merasa Bersalah
Reksa sampai di kamar Elmira sebelum makan malam tiba. Ia mendapati Elmira duduk di sofa sambil membaca sebuah buku."Sayang ...," sapa Reksa pada Elmira.Elmira menoleh ke arah Reksa lalu meletakan bukunya di atas meja. "Kau sudah pulang?" Tanya Elmira menghampiri suaminya itu.Tahu jika Elmira akan menghampirinya, ia langsung menghindar dan melesat menuju kamar mandi. Ia tak mau Elmira curiga dengan dirinya saat mungkin tak sengaja Elmira menemukan jejak percintaanya dengan Andini sore tadi. Karena tadi ia dan Andini melakukannya masih dengan pakaian kerjanya yang lengkap. Hanya baju Andini yang terkoyak akibat ulahnya."Aku akan membersihkan tubuhku dulu karena sebentar lagi kita harus makan malam." Ucap Reksa sambil membuka pintu kamar mandi.Elmira mengangguk lalu kembali membaca bukunya.Tak membutuhkan waktu lama, kini Reksa sudah selesai mandi lalu ikut bergabung dengan Elmira duduk di sofa.Elmira menyandarkan kepalanya di pund
Read more
29. Angin Malam
Reksa menatap Elmira yang sudah terlelap setelah sesi percintaan mereka. Ia membenarkan letak selimut dan mengecup kening istrinya itu. Malam ini rasanya dirinya tak bisa memejamkan matanya. Ia turun dari ranjang lalu menenakan pakaiannya kembali. Sepertinya ia butuh angin segar. Lalu ia putuskan untuk keluar kamar.Berjalan menyusuri lorong yang sepi, akhirnya Reksa memutuskan untuk menuju teras belakang. Namun dirinya terkejut saat indra penglihatannya menangkap sosok wanita sedang duduk di sofa membelakanginya. Reksa bertanya dalam hati, siapakah gerangan yang duduk sendiri di sana. Dengan langkah ragu Reksa mendekati wanita itu."Delia?" Reksa terkejut, ternyata selir keduanyalah yang duduk sendiri di teras belakang."Juragan?" Delia terheran melihat Reksa berdiri di depannya selarut ini. Bukankah seharusnya Reksa sedang tidur nyenyak bersama istri sahnya."Boleh aku duduk?" sedikit berbasa basi, Reksa mulai membuka pembicaraan."Tentu, silakan."
Read more
30. Sepenggal Risau
Delia berada dalam dekapan hangat Reksa. Sampai saat ini dirinya masih tak menyangka jika tadi ia bertemu dengan Reksa hingga kini mereka berakhir seperti ini,  berbagi selimut dengan keadaan tubuh yang sama-sama tanpa busana. Setelah mereka puas melepas rindu.Reksa bangkit dari ranjang karena sebentar lagi fajar akan menyingsing, dan mungkin Elmira akan mencari keberadaannya."Juragan ...." Delia terheran karena mendadak suaminya itu bangun lalu kembali memakai pakaiannya.Delia mendudukan dirinya, menyender di kepala ranjang dengan mengapit selimut di sela lengannya agar tubuh telanjangnya tak terekspose."Maafkan aku, aku harus kembali ke kamar. Aku takut Elmira mencariku." Ucap Reksa mendekati Delia lalu mencium kening selirnya itu.Delia memejamkan mata saat bibir Reksa mengecup keningnya. Ia menikmati setiap sentuhan yang Reksa berikan."Kau tak apa kan?" Tanya Reksa lalu mendapat gelengen dari kepala Delia."Pergilah, Jurag
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status