All Chapters of Sang Ratu: Chapter 31 - Chapter 40
146 Chapters
31. Pengakuan
Waktu terasa cepat berlalu, kini usia kandungan Elmira menginjak sembilan bulan. Sudah saatnya buah hatinya lahir ke dunia. Aktifitas kuliahnya pun sudah ia hentikan satu bulan yang lalu.Elmira duduk di taman bersama dengan Delia. Menikmati secangkir teh dan kue di bawah pohon beringin besar sehingga terasa begitu rindang. Hubungan keduanya semakin dekat karena Elmira merasa nyaman dengan karakter Delia yang keibuan dan sikapnya yang selalu baik dengan Elmira. Tak seperti Andini yang selalu mengibarkan bendera perang padanya."Hanya berada di rumah sepanjang hari ternyata membuat bosan ya," ucap Elmira."Yaaa begitulah. Itu sebabnya aku sering mengajak Sabrina bermain atau menemani ibu di kamar beliau," sahut Delia."Aku ... hubunganku dengan beliau kurang baik, jadi aku tak bisa sepertimu yang bisa berbincang dengan beliau. Entah aku juga tak tahu tapi sepertinya beliau kurang menyukaiku. Mungkin karena latar belakangku yang berbeda dengan kau dan Andin
Read more
32. Panas di Malam Dingin
Elmira mengamati gerak gerik Reksa sepulang dari kerja. Masih sama seperti biasanya, tak ada yang berubah. Lalu kapan waktu yang suaminya gunakan untuk menemui Delia. Pintar sekali suaminya ini mengatur waktu. Benarkah dirinya adalah satu-satunya wanita yang dicintai suaminya. Lalu bagaimanakah dengan kedua istrinya yang lain. Apakah dirinya sudah terlalu egois karena terus menuntut Reksa agar menjadikannya yang utama. "Sayang ...." Elmira terkesiap saat tangan Reksa membelai pipinya. Ia tak sadar bahwa sekarang ini suaminya sudah duduk di sebelahnya. Padahal sedari tadi ia terus memperhatikan gerak gerik suaminya. Mungkin ia terlalu sibuk dengan pemikirannya."Kau dari tadi melamun," sambung Reksa sambil tersenyum. Elmira tersenyum canggung pada Reksa lalu menunduk memperhatikan perutnya."Ada apa? Apa ada yang sakit?" Tanya Reksa khawatir karena dari tadi Elmira hanya diam sambil terus mengelus perutnya.Elmira menggeleng sebaga
Read more
33. Ibu
Reksa merasa sedikit janggal dengan sikap Elmira pagi ini. Biasanya istrinya itu banyak bicara dan menempel manja padanya. Tapi pagi ini Elmira hanya diam dan melamun."Ada apa?" Reksa memeluk tubuh Elmira dari belakang."Kau mengagetkanku," ucap Elmira."Benarkah?! Itu karena kau melamun." Sahut Reksa lalu mencium pipi Elmira."Sudah saatnya kita sarapan." Ucap Elmira lalu membalik tubuhnya menghadap Reksa lalu mengalungkan kedua tangannya di leher Reksa.Elmira tersenyum memandang wajah tampan suaminya ini. "Aku mencintaimu," ucap Elmira.Reksa menyerngit mendengar penuturan Elmira."Ada apa?" tanya Elmira."Kau terlihat aneh," sahut Reksa.Elmira menautkan kedua alisnya. "Aneh?!""Iya ... kau terus menerus mengatakan cinta padaku," sahut Reksa.Elmira tersenyum masam, "kenapa, apa kau tak menyukainya?" Elmira menarik kedua tangannya dari leher Reksa."Bukan begitu," sahut Reksa."Apa kau suda
Read more
34. Menghindar
"Menurutmu aku harus bagaimana?""Maaf?" Tanya Haris tak mengerti karena tiba-tiba juragannya ini bertanya setelah beberapa saat terdiam."Hidupku begitu rumit ternyata," ucap Reksa. "Aku tak menyangka dikelilingi banyak wanita malah membuatku tersudut seperti ini," sambung Reksa."Sudah saatnya pulang, Juragan. Matahari sudah mulai tenggelam," Haris memperingatkan Reksa saat jam kerja sudah usai."Bolehkah aku lebih lama tinggal di sini." Lirih Reksa sambil memejamkan matanya. Tubuhnya ia senderkan di kursi kebesarannya.Haris menggangguk meski ia tahu juragannya tak bisa melihatnya."Kalau begitu saya permisi." Pamit Haris lalu berjalan keluar dari ruang kerja Reksa.***Andini menghampiri Delia yang tengah mengajari Sabrina menggambar di ruang tengah."Gambar yang bagus." Puji Andini saat melihat gambar putrinya."Terima kasih, Ibu." Sahut Sabrina tersenyum gembira atas pujian dari sang ibu. Ia lal
Read more
35. Tragedi
Elmira terbangun dari tidurnya, tak ada Reksa atau siapapun yang ada di sampingnya. Ia melangkah menyusuri ruangan yang tampak asing baginya. Tak ada yang bisa ia lihat selain kabut putih. Mungkin ini efek dari penglihatannya yang belum sepenuhnya jelas karena ia baru saja terbangun dari tudurnya."Di mana aku?" Gumam Elmira semakin menapakan kakinya menyusuri tempat asing ini.Elmira meraba perutnya seperti yang biasa ia lakukan saat mengandung. Seketika matanya terbelalak."Bayiku!!" Elmira syok saat perutnya tak lagi besar. Perutnya kini rata, terasa kosong dan ringan. Ia tak merasakan adanya kehidupan lagi seperti sebelumnya."Tidak ... tidak ... ini tidak mungkin. Di mana bayiku!!" Seru Elmira yang sudah menangis histeris. Penampilannya pun sudah kacau karena kedua tangannya yang terus menariki rambut panjangnya.Elmira terdiam saat ia teringat sesuatu. "Reksa. Iya, pasti dia yang mengambil bayiku. Bayi yang kulahirkan peremuan, lalu dia menga
Read more
36. Laki-laki
Reksa mondar mandir menunggu kabar dari Elmira yang sekarang sedang diperiksa oleh dokter."Dokter Yus!" seru Yasinta lalu mendekat begitu ia melihat pria berjas putih keluar dari ruang IGD.Reksa mengentikan langkahnya tepat di depan Dokter Yus. Begitu juga dengan Delia dan Inti yang mendekat ke arah dokter yang sedang menangani Elmira tersebut."Kita harus melakukan operasi untuk mengeluarkan bayinya," ucap Dokter Yus."Operasi?" gumam Reksa."Keadaan tidak memungkinkan untuk melahirkan normal karena sang ibu tak sadarkan diri dan sudah banyak mengeluarkan darah," sambung Dokter Yus."Lakukan apapun untuk menyelamatkan nyawa istri dan anak saya, Dokter," ucap Reksa."Tekanan darahnya tinggi. Ini jauh diatas normal untuk ukuran ibu hamil. Fisiknya juga semakin drop." Sambung Dokter Yus lalu pergi untuk menyiapkan langkah selanjutnya.Tubuh Reksa jatuh meluruh setelah mendengar penjelasan dari dokter. Ibu Yasinta berjongkok men
Read more
37. Tamu
"Maafkan aku ...." Lirih Reksa yang terus menggenggam tangan Elmira."Aku tak bisa menjadi suami yang seperti kau harapkan," sesal Reksa.Tak sedikit pun dirinya beranjak dari tempatnya. Ia terus berada di sisi Elmira, berharap istrinya ini agar segera membuka matanya.***Andini mondar-mandir di ruang tamu menunggu kepulangan salah seorang anggota keluarga. Ia tak sabar ingin mendengar berita baik. Seperti berita kematian, contohnya."Nona, tak bisakah Anda menunggu hanya dengan duduk di sofa?" Margi memberanikan diri mengeluarkan isi dalam pikirannya karena ia sudah pusing dengan pergerakan nona majikannya."Diam!" seru Andini pada pelayan setianya namun selalu membuat ia naik darah.Margi segera mengatupkan mulutnya agar tak lagi mengeluarkan suara yang akan membuatnya kehilangan pekerjaan.Tak lama kemudian deru mesin mobil berhenti di depan pintu. Andini langsung menyongsong ibu mertuanya yang baru saja turun dari mo
Read more
38. Sadar
Sore harinya Yasinta dan orangtua Elmira datang ke rumah sakit.Reksa terpaksa beranjak dari tempat duduknya di samping Elmira untuk  memberikan kesempatan kepada kedua mertuanya agar lebih dekat dengan Elmira. Sebelumnya Reksa sudah terlebih dulu menyalami ayah dan ibu mertuanya ini."Reksa, sebaiknya kau pulanglah dulu. Istirahatlah barang sejenak. Kau pasti sangat lelah." Ucap Yasinta pada Reksa yang saat ini duduk di sofa tak jauh dari ranjang pembaringan Elmira."Tidak, Ibu. Aku akan tetap di sini menjaga Elmira," sahut Reksa.Gustaf yang mendengar perkataan menantunya itu langsung mendekat. "Pulanglah Nak, Ayah dan Ibu yang akan menjaga Elmira di sini," timpal Gustaf.Reksa menggeleng, "saya akan tetap di sini, Ayah," sahut Reksa."Kalau begitu ibu akan mengutus Haris agar membawakan pakaianmu." Ucap Yasinta lalu dibalas anggukan oleh putranya."Elmira ... ini ibu, Nak. Bukalah matamu, apa kau tak merindukan Ayah dan Ib
Read more
39. Mandul
Tangisan Delia pecah saat berada di kamarnya. Ia sakit hati atas tuduhan yang terlontar dari mulut pedas Andini. Bertahun-tahun menikah, namun ia belum juga dikaruniai seorang bayi yang akan mewarnai harinya dan yang akan mengikat hubungannya dengan suaminya semakit rekat. Tapi itu juga bukan berarti dirinya mandul. Mungikin Tuhan memang belum memberinya kepercayaan untuk memikiki anak, karena catatan kesehatannya pun baik. Andini tak berhak menghakiminya seperti ini, dengan mengatainya wanita mandul.Seharian ini Delia mengurung dirinya di kamar. Bahkan untuk sekedar makan malam pun ia enggan. Hingga pelayannya membawakan makan malamnya ke kamar, ia pun juga tak berniat mengisi perutnya.Yasinta, Gustaf dan Mirai tiba di kediaman Dhanuar pada malam hari. Mereka disambut oleh beberapa pelayan yang menunduk hormat saat mereka tiba. Yasinta mempersilakan besannya untuk beristirahat terlebih dahulu. Ia lalu berjalan menuju kamarnya diikuti oleh satu pelayan pribadin
Read more
40. Juan Shaka Dhanuar
Kabar bahagia perihal kelahiran putra Reksa sudah menyebar di kalangan bisnis dan kerabat keluarga Dhanuar. Mereka berbondong-bondong mengirimi ucapan selamat, mengirim karangan bunga ataupun hadiah.Masuk ke halaman rumah setelah dibukakan oleh penjaga gerbang, Elmira dibuat takjub  dengan karangan bunga berukuran besar bertulikan ucapan selamat berjejer rapi memenuhi halaman rumah.Elmira tersenyum haru karena banyak orang turut bahagia dan memberikan ucapan selamat untuk kelahiran putranya. Ia mengelus sayang wajah putranya, sesekali ia menciumi pipi bayinya yang kini tetap tertidur pulas tak terusik oleh sentuhan lembut sang ibu.Hal itu tak lepas dari perhatian Reksa. Tak bosannya ia memandangi pemandangan indah di sebelah tempat duduknya ini. Interaksi antara istri dan anaknya membuat kebahagiaan tersendiri untuknya. Ia sungguh bersyukur kini ia bisa berkumpul lagi bersama istri dan anaknya setelah kemarin sempat melewati hari-hari yang sulit. 
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status