Lahat ng Kabanata ng Sang Ratu: Kabanata 41 - Kabanata 50
146 Kabanata
41. Malu
Sudah satu minggu semenjak kepulangan Elmira dari rumah sakit. Tiga hari yang lalu pesta besar diadakan sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran anggota baru di keluarga Dhanuar. Banyak tamu yang hadir. Pestanya pun berlangsung selama tiga hari dua malam dan berakhir pada malam tadi.Banyak hadiah diperuntukkan Shaka yang menjadi lakon di pesta yang diadakan.Elmira harus siap dua puluh empat jam untuk menjaga putranya.Meski dalam keadaan lelah sekalipun ia harus tetap siaga kala Shaka merengek. Seperti saat ini, baru saja ia ingin memejamkan mata putranya sudah kembali merengek."Kau tidurlah lagi, aku tau kau lelah." Ucap Reksa saat Elmira hendak turun dari ranjang."Biar kususui dulu. Shaka pasti haus setelah buang air kecil," ucap Elmira."Kau tetap di sini," ucap Reksa. Ia lalu berjalan menuju ranjang kecil milik Shaka. Ia menggendong putranya dengan hati-hati dan penuh sayang lalu ia berikan pada Elmira yang sudah duduk dengan kepa
Magbasa pa
42. Baikan
Reksa kembali ke kamar saat hari sudah pagi. Sampai di kamar ia disuguhi pemandangan yang menyejukan hatinya. Istri tercintanya sedang menyusui putranya."Sayang ...." Sapa Reksa seraya mendudukan dirinya di sebelah Elmira.Elmira tersenyum menyapa sang suami."Selamat pagi, Shaka, putra Ayah yang tampan ...." Reksa mengelus pipi putranya."Selamat pagi juga, Ayah ...," sahut Elmira menirukan suara anak kecil."Aku mandi dulu." Ucap Reksa seraya mengecup rambut Elmira lembut penuh sayang."Iya," sahut Elmira.Setelah kepergian Reksa, Elmira terdiam. Pikirannya sibuk memikirkan bersama siapa semalam suaminya itu menghabiskan malam."Apa dia ke kamar Andini?" gumam Elmira."Atau ... ke kamar Delia?"  Padahal semalam Elmira sudah berbesar hati merelakan suaminya itu menghabiskan malam dengan istrinya yang lain. Tapi pagi ini kenapa dadanya terasa sesak sekali.Elmira menidurkan Shaka di atas ranjang karena i
Magbasa pa
43. Hukuman
Delia keluar rumah. Ia meminta supir agar mengantarkannya menuju kantor Juragan Reksa. Sebelumnya ia sudah meminta ijin terlebih dahulu pada Ibu Yasinta. Dan ternyata beliau langsung memberinya ijin.Delia tersenyum melihat kotak bekal yang ia bawa dari rumah untuk makan siang dirinya dan juga suaminya. Rasa senang, gugup dan khawatir bercampur menjadi satu karena ini kali pertama ia berkunjung ke kantor suaminya.   Ia tersenyum, nampaknya ia lebih jauh selangkah dari Andini dan Elmira. Mereka berdua bahkan belum pernah menginjak tempat kerja suami mereka.Tapi rasa takut dan rasa tak percaya diri kini menderanya. Pasalnya hubungannya dengan Juragan Reksa belum juga membaik.  Dan karena hal itulah kini dirinya memberanikan diri untuk menemui sang suami di kantor.Sibuk memikirkan banyak hal, tak terasa mobil sudah berhenti di depan sebuah gedung megah milik keluarga suaminya."Sudah sampai, Nona," ucap supir yang mengantarkan Delia."Iy
Magbasa pa
44. Hukuman Indah
Reksa berjalan menuju pintu untuk mengunci pintu ruangannya. Ia tak mau ada seorangpun masuk karena ia tak mau ada pengganggu datang ketika ia menghukum selir nakalnya ini.Iya, entah kenapa Reksa menyebut Delia selir nakal. Padahal Delia tak melakukan apapun. Tapi ia merasa tergoda dengan kegugupan Delia. Dan ia menganggap selirnya ini nakal karena sudah lancang menggodanya di kantor.Delia terpekik saat dengan kasar Reksa menarik pergelangan tangannya. Hingga langkahnya serseok mengikuti langkah Reksa. Ia begitu ketakutan dengan apa yang akan Reksa lakukan padanya."Juragan ...," Delia mencoba memohon ampun."Aarrgghhh ...." Erang Delia saat tuhuhnya tersungkur di atas meja kerja Reksa."Nikmati hukumanmu!" bisik Reksa di telinga Delia. Ia langsung menurunkan celana dalam Delia setelah menyibak rok milik selirnya ini. Tanpa pemanasan ia memasuki Delia.***Delia terbaring di sofa dengan nafasnya yang sudah mulai teratur tapi p
Magbasa pa
45. Pulang
Elmira tersenyum menyambut kepulangan suaminya. "Kau sudah pulang ... mandilah dulu. Ada yang ingin kukatakan padamu," ucap Elmira."Iya." Reksa langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Seharian ini ia sudah bekerja sangat keras hingga tubuhnya membutuhkan guyuran air agar tubuhnya kembali segar setelah mengeluarkan banyak keringat.Mengingat apa yang siang tadi ia lakukan di kantor membuatnya terheran. Ia sudah seperti maniak yang terus menuntut untuk dipuaskan. Mungkin karena sudah lebih dari sepekan dirinya tak menyalurkan hasrat primitifnya, jadi ia bisa sebergairah itu.Reksa menggelengkan kepalanya, mencoba menghilangkan hal yang seharusnya tak ia pikirkan. Saat ini ia sedang bersama Elmira, maka semua pikirannya harus memikirkan tentang Elmira.Selesai membersihkan tubuhnya, Reksa langsung menghampiri Elmira duduk di sofa panjang. Ia menggenggam tangan Elmira."Apa yang akan kau katakan padaku? Kau menginginkan sesuatu?"
Magbasa pa
46. Kesaksian dan Barang Bukti
Gustaf dan Mirai pamit pulang diantar oleh supir keluarga Dhanuar.Sebenarnya sangat berat berpisah dengan putri kesayangannya dan cucu pertamanya ini. Tapi mereka harus berpisah, masih banyak urusan yang harus mereka lakukan di desa.Elmira menangis mengantar kepergian orangtuanya."Kau ini sudah menjadi seorang ibu masih saja cengeng. Kau tak malu pada Shaka." Ucap Mirai menghapus air mata di pipi Elmira."Ibu ...." Elmira merengek menggenggam tangan Mirai."Tolong jaga putriku. Bahagiakan dia." Ucap Gustaf saat memeluk Reksa."Tentu, Ayah," sahut Reksa."Baiklah, kami pamit. Terima kasih atas sambutan Anda dan keluarga, sehingga kami begitu nyaman selama kami menginap di sini," ucap Gustaf pada Yasinta."Jangan sungkan begitu, Tuan. Kita ini kan keluarga, jadi sering-seringlah datang ke sini," ucap Yasinta."Baik, kalau begitu kami pamit," ucap Gustaf.Gustaf dan Mirai akhirnya pergi meninggalkan rumah keluar
Magbasa pa
47. Bimbang
Reksa, Delia, Haris dan Ira menggeledah kamar Elmira. Suara yang di hasilkan mereka berempat membuat Shaka terbangun dari tidur lelapnya. Dengan sigap Elmira menggendong bayinya untuk menenangkannya."Sstt ... anak Ibu, tenang ya." Elmira mencoba menenangkan putranya, namun putranya terus saja merengek.Hingga Reksa berdiri di hadapannya dengan membawa plastik berisi bungkus-bungkus bubuk obat."Apa ini?" Desis Reksa memperlihatkan bungkusan yang baru saja ia temukan.Elmira mendelik, ia juga bingung kenapa barang itu juga ada di kamarnya.Delia dan Haris menghentikan penggeledahan mereka lalu menghampiri Reksa dan Elmira.Elmira mendongak menatap Reksa. Pandangan matanya sudah berkaca-kaca."Aku ... aku tak tahu, itu bukan milikku." Ucap Elmira menggelengkan kepalanya."Tapi ini ada di kamarmu!" sentak Delia."Tapi aku tak pernah menyimpan obat seperti itu. Aku berani bersumpah!" seru Elmira. Suaranya yang meninggi memb
Magbasa pa
48. Tak Percaya
"Ibu ...." Sapa Elmira mendekati Yasinta."Ibu tak menyangka kau bisa berbuat seperti itu, Elmira," ucapan Yasinta membuat Elmira terkejut."Apa Ibu tak mempercayai saya?" tanya Elmira lirih."Kata hatiku ingin mempercayaimu, El. Tapi aku juga tak tahu kebenarannya karena semua bukti mengarah padamu, El," ucap Yasinta.Elmira menangis mendengar penuturan dari ibu mertuanya. "Iya, saya mengerti, Ibumu," sahut Elmira dengan nada yang lirih."Kau, Delia dan Andini sama. Kalian adalah menantu Ibu. Ibu tak mau kalian saling menyerang." Ucap Yasinta seraya memeluk Elmira.Elmira menangis dalam pelukan Yasinta.***Elmira tak keluar kamar untuk makan malam bersama, seperti yang biasa ia lakukan. Ia merasa tak enak hati karena pada saat ia datang ke ruang makan, maka Delia langsung pergi. Delia bilang tak mau makan semeja dengan dirinya."Nyonya, ini sudah waktunya makan malam," ucap Inti."Tidak Inti. Aku tak kan ke
Magbasa pa
49. Perubahan
Sudah lebih dari dua pekan insiden obat itu terjadi. Insiden yang membuat Elmira dikucilkan dan tak diperdulikan lagi oleh suaminya. Tak ada hukuman yang berat untuknya, tapi dengan dikucilkan semua anggota keluarga dan tak dianggap lagi oleh suaminya membuat ia merasa jika inilah hukuman untuknya. Bahkan sejak hari itu Reksa tak lagi tidur di kamar Elmira.Pagi sekali Elmira sudah membersihkan tubuhnya. Ia juga sudah berdandan cantik. Kali ini ia lebih berani merias dirinya dengan make up yang lebih mencolok. Hari ini ia tampak sangat bersemangat, seolah-olah tak pernah ada masalah dalam hidupnya.Inti memasuki kamar Elmira untuk melakukan tugasnya seperti biasa. Tapi dirinya dikagetkan dengan sosok cantik yang ada di dalam kamar."Ny--Nyonya ...." Gumam Inti lalu menutup bibirnya dengan kedua telapak tangannya.Elmira tersenyum pada Inti yang masih syok setelah melihat wujudnya yang berubah seperti ini."Nyonya ...," gumam Inti. Antara terk
Magbasa pa
50. Pesona
Reksa menatap pemandangan indah dari luar kaca mobilnya. Sosok Elmira yang baru begitu menarik perhatiannya. Ia terpukau dengan istrinya sendiri."Anda melamun, Juragan?" Haris memperhatikan Reksa dari kaca spion."Tidak," sahut Reksa dengan singkat, tanpa mengalihkan pandangannya.Haris tersenyum sembari mengintai juragannya dari kaca spion, "Anda pasti sedang memikirkan Nyonya." Ucap Haris lalu terkekeh."Anda terpesona dengan istri Anda sendiri, Juragan ...," sambung Haris."Heemm ... tetap fokus dengan kemudimu!" sentak Reksa. Ia tak mau menyahuti lagi pertanyaan Haris. Rasanya ia enggan membuka suara. Ia juga malu jika Haris sampai tahu ia memang terpesona dengan penampilan Elmira yang sekarang. Terlihat menawan, cantik, elegan dan juga dewasa. Itu semua bisa ia rangkum menjadi satu kata, yaitu sexy. Ia tadi bahkan menelan air liurnya sendiri kala tatapan matanya tak sengaja mengarah pada Elmira.***Andini mondar mandir di
Magbasa pa
PREV
1
...
34567
...
15
DMCA.com Protection Status