All Chapters of Sang Pengawal: Chapter 161 - Chapter 170
212 Chapters
Part 161
Suasana di Bayview saat ini tampak mencekam. Jalanan yang biasanya ramai pun mendadak sunyi senyap.Malam itu hanya terasa aura yang negatif, penuh dengan nafsu membunuh. Jalanan tampak lengang, bahkan tak ada satu toko pun berani buka. Seakan semuanya tahu kalau akan ada sebuah peristiwa besar malam ini.Saat ini mereka sedag berada di depan kediaman Tuan McCall, tempat Vanessa berada sekarang ini.Meski sudah menjalin hubungan serius dengan Leon Ramford, tapi Vanessa masih belum tinggal bersama Ramford. Sebenarnya beberapa waktu lalu mereka sempat membicarakan hal ini, tapi karena situasi di kediaman Ramford sedang dalam keadaan yang tak kondusif belakangan ini, ia pun menunda untuk tinggal bersama.Di depan rumah McCall, Klaus duduk di dalam mobil dengan ditemani orang kepercayaannya Andy. Mereka diam-diam memperhatikan kediaman Ernest McCall."Apa kau yakin kalau pacar Ramford ada di dalam?" tanya Klaus pada Andy.Andy mengangguk cepat. Kemudian ia pun berkata, "Aku sangat yakin
Read more
Part 162
Di saat Felix melambaikan tangan mengundang semua anak buahnya. Satu per satu dari seribu anggota pun berjalan mengikutinya.Kesemuanya berjalan dengan gagah dan penuh napsu membunuh. Mereka seakan berkata kalau tak ada satu pun kesempatan bagi Max untuk bisa lepas dari mereka.Tanpa menunggu lama, mereka pun langsung membuka pintu pagar kediaman Ernest McCall yang megah. Pagar rumah itu dengan mudah dibobol oleh mereka.Kekuatan yang dimiliki oleh klan Wolfgang mampu mendorong pagar besi hingga roboh. Namun tak ada yang tahu kalau sebenarnya pagar besi itu dirancang secara smartphone sehingga membutuhkan kode khusus untuk membukanya.Namun untuk kali ini, sengaja kode itu tidak diaktifkan oleh Max dan memberi jalan bagi orang-orang itu untuk mengaksesnya.Saat mereka melewati pagar, di taman depan kediaman McCall tampak sebuah bangku dengan seorang pria duduk menyilang kan kaki di sana. Pria itu duduk sambil membaca koran.Pria itu kemudian meletakkan korannya dan mendongak karena me
Read more
Part 163
Felix terlihat sangat marah saat melihat sikap Max yang terkesan arogan. Ia merasa saat ini pemuda tanggung itu telah menginjak-injak harga dirinya.Felix kembali melihat ke arah sekeliling untuk memastikan kalau Max tidak akan melakukan serangan tiba-tiba, dan tidak ada pasukan yang bersembunyi lagi. Saat itulah kepercayaan dirinya semakin tumbuh.Ia pun semakin dekat ke arah Max dan menatapnya nyalang. "Hmm Max ,aku ingin tanya, apa benar kalau kau yang telah membunuh kakakku?" Max tersenyum tipis dan berkata, "Kakakmu telah mencoba menipu Tuan Ramford dan menginginkan nyawanya, maka dia pantas untuk mati.""Apa kau juga yang menyebarkan ancaman pada kami?""Ya, kau benar," jawab Max lagi.Setelah mendengar semua jawaban Max, Felix pun semakin geram. Kedua tangannya mengepal dan siap untuk menghajar Max.Namun ia berusaha menahan diri untuk tidak gegabah. Felix menghembuskan napas panjang kemudian berkata dengan tegas."Max, jika kau menarik kembali ancamanmu maka kami akan pergi s
Read more
Part 164
Semua pasukan di bawah pimpinan Bill pun berteriak Bunuh! Bunuh! dan Bunuh! Siapapun yang menghalangi mereka pasti akan dibunuh.Meski ada ribuan orang di sana, tapi tak satu pun dari mereka mampu untuk mengimbangi kekuatan Bill dan pengikutnya. Bahkan Bill sendiri tidak menyangka kalau mereka memiliki kekuatan itu.Satu per satu dari kawanan Wolfgang pun dihabisi oleh Bill dan kawanannya. Seribu orang itu pun berhasil dikalahkan oleh 25 orang dalam waktu singkat.Jeritan-jeritan kesakitan terus terdengar dari segala penjuru. Satu per satu anggota tumbang dalam keadaan tertusuk senjata.Darah segar pun mengucur dari tubuh mereka, mengotori halaman rumah Ernest McCall. Sementara itu di dalam tampak Vanessa yang ketakutan dan sembunyi.Kali ini Olive, Daniel dan Jade termasuk giliran yang beruntung. Mereka tidak berada di dalam rumah karena masih harus berada di rumah sakit. Setidaknya mereka lebih aman. Ditambah lagi Zack dan kawanannya diminta untuk berjaga di sana.Melihat keadaan in
Read more
Part 165
Felix membuka mulutnya hendak mengatakan sesuatu, tapi saat itu darah menyembur keluar dari mulutnya. Ia pun tak mampu untuk mengendalikan darah yang keluar itu.Brug!Saat itulah Felix terjatuh dan tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Tubuhnya membentur tanah dengan sangat keras.Saat ini bola matanya mulai menyempit. Ia merasakan sesak yang teramat sangat pada dada. Sepertinya ajak akan segera tiba pada Felix.Sangat tak masuk akal seorang petarung dan keturunan Wolfgang harus mati dengan cara seperti ini. Bukankah ini sangat hina untuk seorang sepertinya. Namun siapa yang bisa menolak ajal."Sekarang kau sudah tahu bagaimana kekuatan kami. Jangan pernah bermimpi untuk bertarung melawan Maxim kami. Kau sangat jauh dari kelasnya!" sindir Bill tanpa menoleh ke arah Felix sedikitpun.Sementara itu sisa pengikut Bill telah menyelesaikan tugasnya. Mereka telah berhasil membuat para pengikut Wolfgang terkapar di atas tanah sambil merintih kesakitan.Tak jauh dari mereka tampak dua orang sed
Read more
Part 166
"Hu ... Hukuman lain?" tanya Klaus dengan wajah yang pucat.Max tersenyum tipis dan berkata kepada kumpulannya, "Segera patahkan tangan dan kakinya kemudian buang dia di jalanan. Biarkan ia merasakan seperti apa hidup di jalan!"Setelah mengatakan hal itu Max pun berlalu dan berbisik pada Bill agar membereskan semua kekacauan saat in. "Aku akan memeriksa keadaan di dalam!" ucap Max yang ingin mengetahui bagaimana keadaan Vanessa sekarang ini.Max tentunya harus tampil sebagai pahlawan dan memberikan kesan pada Vanessa saat ini. Ia tahu kalau Vanessa sudah mulai berdamai dengannya.Sementara itu wajah Klaus terlihat semakin pucat. Ia tak dapat membayangkan dirinya sebagai seorang peminta-minta di jalanan.Bagaimana nasibnya nanti harus mengenakan pakaian yang jelek dengan tubuh yang dekil dan bau. Ia harus menadahkan tangan pada setiap orang yang lewat.Lalu bagaimana jika orang lain tahu tentang siapa pengemis yang baru itu. Bagaimana jika ada yang mengenal sosok Klaus adalah pengemi
Read more
Part 167
"Saat ini Anda berada di tempat kami dan luka-luka anda sudah sembuh," ucap seorang pria botak yang ada di sampingnya.Pria yang terbaring itu adalah Rex, dia salah satu pengawal dari Don Ramford yang telah dipecat gara-gara membuat kekacauan. Saat Rex baru sembuh dari luka, ia membuat masalah dan menginginkan untuk merebut kembali posisinya. Namun akhirnya terjadi pertengkaran dan lagi-lagi Max yang memenangkan pertengkaran itu. Hal itu menyebabkan Rex kehilangan kendali dan mengemudi sangat jauh hingga tanpa sadar ia mengalami kecelakaan di jalan. Tubuhnya tergencet oleh mobilnya.Seorang pria botak bernama Robin Lee berhasil menyelamatkannya, dan ia adalah seorang ahli obat kuno yang masih eksis hingga sekarang. Pria itulah yang setiap hari merawat Rex dengan metode khusus yang ia miliki.Meski sebenarnya Rex masih harus berjalan dengan pincang, tapi sebenarnya ia sudah bisa dinyatakan sembuh.Seketika wajah Rex terlihat suram, dan ia berkata pada pria botak yang menolongnya. "Aku
Read more
Part 168
Peristiwa semalam benar-benar membuat Vanessa semakin terkesan terhadap Max. Hingga sekarang ia pun meminta agar pengawal kepercayaan pacarnya itu menemaninya untuk berada di kantor pusat McCall Enterprise.Saat memasuki gedung bertingkat itu, Max seperti sedang bernostalgia dengan masa lalunya. Dulu ini adalah kantornya. Dia memulai semua dari nol sampai bertemu iblis wanita Vanessa.Tak banyak perubahan dengan kantornya, mungkin saja Vanessa tidak menangani sebaik dia. Atau mungkin memang sengaja untuk tidak diubah.Max menghembuskan napas panjang kemudian ia berpikir kalau suatu saat warisan ini akan dinikmati oleh kedua anaknya. Bagaimanapun juga mereka berdua adalah yang paling berhak.Max duduk di sofa sambil menikmati kopi. Ia mengawasi Vanessa yang sekarang sedang berada di balik laptop menangani sesuatu.Diam-diam Max penasaran dengan apa yang dilakukan Vanessa, lebih tepatnya ia ingin tahu tentang perkembangan perusahaan yang lama ia tinggalkan."Nyonya, Anda bekerja begitu
Read more
Part 169
Vanessa hanya melirik sebentar ke arah Max lalu kembali melanjutkan pekerjaannya. Baginya Max hanya mengada-ngada. Mana mungkin orang seperti Max mampu untuk melakukan hal ini.Max tak berkata apa-apa lagi. Percuma saja ia menjelaskan pada Vanessa yang tak percaya kepadanya. Max pun memutuskan untuk beranjak dan meninggalkan ruang kerja Vanessa.Namun ia senang karena ternyata Vanessa mengerjakan semua urusan kantor dengan serius. Setidaknya hal ini bisa membuat kehidupan Olive dan Daniel akan terjamin suatu saat nanti.Saat ia berada di ruangan, tampak Bill sedang berlari ke arahnya."Max aku baru saja mendapatkan kabar kalau Rex sedang berada di area gunung dan ia mendapatkan bantuan dari seorang master kelas atas," ucap Bill dengan napas terengah sepertinya ia baru saja berlari."Tenangkan dirimu dulu dan atur napasmu dengan baik." Bill pun melakukan apa yang diperintahkan oleh Max dan akhirnya mengulangi perkataannya."Yang benar saja?""Benar Max.""Hmm aku baru saja memikirkan
Read more
Part 170
Saat ini asisten Ming benar-benar telah dikuasai oleh pengaruh dari Rex. Kebencian Rex terhadap Max dan antek-anteknya tampak sudah mendarah daging.Kalau sebelumnya Rex mengira pengawal yang bekerja pada Tuan Ramford akan tunduk kepadanya, tapi ternyata ia salah. Max si pengawal pecundang itu bukan hanya merebut tahtanya, tapi juga membuat semua pengikutnya akhirnya patuh pada Max.Kebencian terhadap kaum jutawan yang suka semena-mena membuat Rex akhirnya memanfaatkan Tuan Lee dan asistennya. Saat mereka berangkat, Rex pun tersenyum penuh kemenangan. Rex bukannya tidak tahu siapa asisten Ming. Ia jelas paham kalau asisten Ming memiliki kemampuan luar biasa dalam segi beladiri. Ditambah lagi asisten Ming memiliki pengikut yang tidak sedikit. Ia yakin kalau kekuatannya akan sepadan atau mungkin lebih tinggi dari Max.Sulit bagi Asisten Ming untuk menghilangkan kebencian atas orang kaya. Maka dari itu ia harus melakukan misi ini. Di samping asisten Ming berdiri Rex yang masih sedikit
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
22
DMCA.com Protection Status