Lahat ng Kabanata ng BUNGA ABADI: Kabanata 71 - Kabanata 80
89 Kabanata
LUPAKAN SEJENAK
Di dalam perusahaan, Lingga segera naik ke lantai delapan puluh. Disana Azalea sedang berdiri di tepi jendela melihati langit dan jalanan. Lingga datang lalu memeluk Azalea dari belakang."Hay!" sapa Lingga sambil mengecup pipi Azalea."Kamu sudah datang?" jawab Azalea."Kamu tidak apa - apa? " tanya Lingga lagi."Ya,  aku baik - baik saja," jawab Azalea dengan tersenyum. Tangannya juga memegang tangan Lingga yang melingkar di perutnya.Lingga memutar tubuh Azalea hingga menghadap ke arahnya. Menarik tangan Azalea lalu membuatnya duduk di atas tempat tidur sedangkan Lingga duduk di bawahnya sambil memegang kedua tangan Azalea dengan kedua tangannya. Lingga melihati terus Azalea yang tersenyum sendu."Kamu sungguh sudah tidak apa - apa?" tanya Lingga lagi."Ya, aku sungguh tidak apa - apa, hal buruk itu belum terjadi padaku, kenapa aku harus terus bersedih? Percayalah aku lebih kuat dari kelihatannya!" jawab Azalea."Aku pe
Magbasa pa
TIDAK CEMBURU
Hari sudah petang. Aku dan Lingga sudah membersihkan diri dan mandi. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Sudah saatnya untuk makan malam."Lingga ayo temui Pak Pram dan aja dia untuk makan malam!" ajak Azalea."Okey," jawab Lingga lalu menggandeng tangan Azalea.Di depan kamar Pak Pram. Tok..  tok..  tok..  Suara ketukan pintu kamar Pak Pram."Paman,  Pamannn..  ayo makan malam!" teriak Lingga sambil mengetuk pintu.Lingga melihat Azalea  mengecup sekilas lalu kembali mengetuk pintu Pak Pram. Hal yang tidak penting untuk dilakukan namun sangat romantis dirasakan. Azalea hanya tersenyum saja dengan tingkah Lingga. Tidak lama setelah itu Pak Pram sudah keluar."Mari kita ke restaurant!" jawab Pak Pram setelah keluar dari kamar.Laki - laki tua ini nampak kalem sekali berbalut sweater putih dan memakai blankon. Lalu kita bertiga berjalan menuju restaurant. Setelah sampai di restaurant kita memesan ikan
Magbasa pa
PEMBUKAAN REAL ESTATE
Pagi hari di kediaman keluarga Kartanagara. Raden Wisnu sedang duduk di beranda sambil membaca koran di temani secangkir teh dan beberapa biskuit di piring. Bisma juga berada disana membaca koran juga. Bisma melihat artikel yang meliput tentang kebersamaan Lingga dan Azalea di pesta ulang tahun perusahaan kemarin malam. Raden Wisnu rupanya belum membaca artikel itu."Romo, gadis yang bersama Kakak di artikel ini sangat cantik ya?" ucap Bisma kepada Romonya. Ia sengaja berkata seperti itu agar Romonya tahu bahwa Kakaknya sedang dekat dengan seorang wanita.Raden Wisnu langsung berhenti membaca dan mencari artikel yang sedang dibicarakan oleh Bisma. Gadis berbaju pastel yang sungguh memang sangat cantik, tidak kalah oleh ketampanan Lingga. Raden Wisnu tentunya juga tahu bahwa putra pertamanya tidak bisa sembarangan dekat dengan wanita. Lingga berdiri begitu dekat sesekali dengan Azalea."Sekretarisnya?" cetus Raden Wisnu."Aku baru tahu Lingga memiliki Sekr
Magbasa pa
LEMBAH SURGA
Lingga sudah berdiri di atas panggung,  di sampingnya berdiri juga Paman Pram. Para tamu VIP duduk di kursi paling depan. Keluarga Kartanagara juga duduk disana. Para wartawan berkumpul dan tidak berhenti memotret setiap momen yang terjadi hari itu. Azalea berdiri di samping panggung, siap dengan apapun yang Lingga butuhkan. Anak - anak dari panti asuhan yang menerima undangan duduk di belakang para tamu VIP."Selamat datang di real estate terbaru kami, terima kasih atas partisipasinya telah menghadiri undangan pembukaan real estate ini, pada awalnya tempat ini hanyalah sebuah lembah yang memiliki pemandangan alam yang cantik, setiap kali saya kesini saya merasa begitu tenang dan damai, karena itu saya terinspirasi untuk membangun tempat ini, saya ingin membuat orang lain juga merasakan ketenangan dan kedamaian yang saya rasakan. Untuk membangun tempat ini bukanlah hal yang mudah, jalanan yang buruk tanpa penerangan, lembah yang curam, butuh kerja keras untuk membangum t
Magbasa pa
MAKAN BERSAMA
Di meja makan yang besar telah terhidang berbagai makanan yang terlihat lezat. Namun itu tidak membuat hatiku yang gugup menjadi tenang. Raden Wisnu duduk di kursi utama dengan Ibu Prameswari berada di sebelahnya. Di sisi lain Raden Wisnu adalah Paman Pram. Aku dan Lingga duduk di samping Paman Pram. Bisma duduk di sebelah Ibu Prameswari tepat di hadapan Lingga."Tadi belum sempat berkenalan karena acara pembukaan dimulai, siapa namamu Ndok?" tanya Raden Wisnu kepadaku."Nama saya Bunga Azalea, Bapak bisa panggil saya Azalea," jawabku dengan tersenyum ramah. Tapi sebenarnya hatiku gugup."Bagaimana rasanya menjadi Sekretaris Lingga?" tanyanya lagi."Suatu kehormatan bagi saya untuk menjadi Sekretaris Pak Lingga," jawabku lagi lembut dengan senyum yang tidak pernah lepas.Di depanku Bisma terus melihatku dengan senyumnya yang menyeringai. Sebenarnya aku sangat tidak nyaman sekali dengan tatapannya. Apalagi jika mengingat tentang kejadian malam itu.
Magbasa pa
TIDAK APA - APA
Hey, kamu kenapa diam saja? Aku sampai merindukan suaramu karena kamu diam terlalu lama" ucapku sambil memegang tangannya."Kamu tidak takut padaku?" tanya Lingga."Takut kenapa?" tanyaku balik."Aku orang gila yang memiliki gangguan kepribadian," jawabnya."Berarti kamu orang gila terbaik di dunia, mana ada orang gila yang terus membantu orang? Mana ada orang gila yang selalu memikirkan orang lain?" jawabku."Kenapa kamu tidak terkejut? Aku bisa saja melukai dirimu, aku tidak mengerti rasa sakit," ucapnya."Tapi kamu mengerti bagaimana cara membuat orang lain tidak susah, kamu yang sekarang tidak pernah melukaiku, kenapa aku harus takut? Kamu sendiri juga berjanji akan selalu melindugiku. Dengar.. aku sudah tahu semuanya," jawabku membuat Lingga terkejut."Kamu tahu? Bagaimana bisa?" tanya Lingga."Saat aku pingsan, kamu membawaku ke kamarmu, saat itu aku tidak sengaja menemukannya di sela - sela buku," jawabku."Itu su
Magbasa pa
APA INI ?
Aku semakin terkejut dan bingung,  apa yang sedang terjadi? Bagaimana aku dan Lingga mengalami mimpi yang sama?"Pak Lingga, percayalah,  aku mengalami hal yang sama denganmu, aku juga bermimpi yang sama denganmu," ucapku membuat Lingga juga terkejut."Bagaimana bisa?" tanya Lingga."Apa gadis yang mirip denganku itu bernama Utari? Apa laki - laki yang mirip denganmu itu bernama Raden Arya? Apa laki - laki yang mirip Bisma itu bernama Raden Admaja?"  tanyaku dengan menggebu."Ya, benar sekali," jawab Lingga yang terlihat jelas sangat tertegun."Bagaimana bisa? Ini gak masuk akal, bahkan otakku yang pintar ini tidak bisa mencernanya," ucap Lingga."Hmm.. ya,  aku juga.  Awalnya kupikir itu hanya mimpi biasa," jawabku."Bahkan Raden Arya itu juga menyukai Bunga Azalea, sama persis sepertiku, dan Raden Admaja itu sama menyebalkannya dengan Bisma, ini sungguh aneh," Lingga terus saja bergumam."Lalu, bagaim
Magbasa pa
PERJODOHAN
Di ruangan Lingga Azalea melihat barang - barang di sana sudah berantakan. Lingga membanting dan melempar barang - barang untuk meluapkan emosinya. Azalea juga terkejut dengan penampilan Lingga yang acak - acakan."Kamu kenapa?" tanya Azalea. Lingga masih duduk di sofa tidak menjawabnya."Hey, kamu kenapa?" tanya Azalea lagi sambil memeluk Lingga.Lingga membalas pelukan Azalea dengan erat. Nafasnya begitu berat hingga Azalea bisa merasakan hembusan di dadanya."Tenanglah, ada aku disini, apa ini semua karena Bisma? Kamu bertemu dengan Bisma?" tanya Azalea."Apa kamu bertemu dengannya? Kamu tidak apa - apa?" tanya Lingga balik memegang wajah Azalea dengan kedua tangannya."Ya, aku baik - baik saja, tapi tadi Bisma mengatakan sesuatu padaku.""Dia memanggilku dengan nama Utari," jawab Azalea membuat Lingga terkejut."Bagaimana dia bisa memanggilmu dengan nama itu?" Lingga juga sama bingungnya dengan Azalea."Entahlah, itu
Magbasa pa
TENTANG BUKU
"Saya menjalankan bisnis keluarga saya Romo," jawab Arum."Kamu pebisnis juga yaa? " sahut Ibu Prameswari."Waaahhh..  cocok sekali dengan Kak Lingga, dia juga pebisnis yang hebat, kamu juga tahu kan Arum? " sahut Bisma. Lingga langsung melihat ke arah Bisma. Tapi Bisma malah tersenyum menyeringai."Iya,  saya tahu, siapa yang tidak tahu? Saya sangat mengagumi Lingga," ucap Arum."Arum, sepertinya kamu wanita yang baik, kamu juga wanita modern yang maju dan kamu juga memiliki wajah yang cantik tapi maaf! Aku adalah orang yang berbicara terus terang, aku tidak suka berbasa - basi, aku tidak tertarik padamu, sama sekali tidak tertarik, kuharap kamu bisa mengerti dan percayalah kamu akan menemukan laki - laki yang lebih baik dari aku!" ucap Lingga begitu terus - terang membuat Arum terdiam dan tersenyum sendu."Lingga, kamu kenapa berbicara begitu Nak? Kamu belum mengenal Arum, coba mengenal Arum lebih jauh lagi sebelum memutuskan!" sahut Ib
Magbasa pa
RADEN ARYA DAN UTARI
Lingga berada di kamarnya, membaca buku milik Paman Prameodya. Buku itu bertuliskan huruf Palawa menggunakan bahasa Sansekerta. Di tulis di lembaran kertas kuno berwarna coklat yang rapuh. Lembar per lembar dibaca oleh Lingga.Cinta itu tidak pernah salah, walaupun tempatnya tidak tepat. Siapa yang bisa mengatur hati?  Bahkan jika seribu aturan dibuat, di hati tetap tidak ada aturan. Cinta lebih tinggi dari kasta. Di dalamnya tidak ada strata.Para manusia sendiri yang memberi kasta untuk cinta. Kala Bunga Azalea merah muda bermekaran. Suara seorang gadis tertawa menggema dalam istana. Aku tertarik oleh suaranya. Kucari dari mana suara itu berasal. Di tengah - tengah taman Bunga Azalea merah muda. Seorang gadis bergerak menciumi Bunga yang bermekaran itu dengan tawa. Entah bunganya yang indah atau gad
Magbasa pa
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status