All Chapters of The Fault Between Us: Chapter 11 - Chapter 20
34 Chapters
Chapter 10 - Tertampar Realita
Mentari pagi tampak memantulkan cahayanya di jendela kamar Kalila sehingga membuat wanita itu terbangun. Namun, Kalila tampak tidak sedang baik-baik saja.Kalila merasa mual dan pusing dengan wajahnya yang juga terlihat pucat. Seketika dia berlari kecil ke kamar mandi akibat mual yang semakin menjadi-jadi."Kamu kenapa, Nak?" Tanya Widia yang tengah memasak di dapur saat mendengar Kalila mual dari dalam kamar mandi yang jaraknya sangat dekat dengan dapur mereka."Aku gak enak badan, Bu." Teriak Kalila dari dalam kamar mandiKalila merasa mual yang dia rasakan itu tidak wajar. Mengingat hubungannya dengan Janu yang sudah kelewat batas dan sudah beberapa kali melakukan hubungan yang tidak wajar itu, Kalila bergegas ke puskesmas yang jaraknya tidak jauh dari rumahnya untuk memastikan apakah dia sedang mengandung anak Janu atau tidak.Beberapa menit setelah Kalila menunggu di ruang tunggu puskesmas, dokter yang memeriksa Kalila pun menyatakan
Read more
Chapter 11 - Tidak di Anggap
"Assalamualaikum." Arwan memberikan salam sembari memasuki rumah dengan wajah yang terlihat sangat lelah."Walaikumsalam… Eh bapak udah balik. Gimana kerjaan?" Tanya Widia menghampiri Arwan sembari mengambil tas yang tengah di pegang olehnya."Ya begitu lah, Bu. Hari ini kerjaannya lumayan banyak.” Jawab Arwan menghela napas dalam “Oh iya. Anak-anak dimana? Adam udah balik koas? Kalila juga udah balik dari tempat magang belum? Terus Rangga?” Tanya Arwan kepada Widia yang selalu menjadi rutinitasnya saat kembali bekerja.“Mereka lagi di ruang makan, Pak. Lagi siapin makan malam. Kita ke ruang makan yuk. Kasian anak-anak juga udah pada nungguin.” Jawab Widia.Saat semua keluarga Arwan tengah asik menyantap makanan, seketika Kalila merasakan mual dan langsung bergegas menuju ke kamar mandi. Sontak jantung Widia berdegup kencang melihat reaksi Kalila seperti itu di hadapan keluarga."Kamu kenapa, Lil?" Tanya Arwan s
Read more
Chapter 12 - Malaikat Penolong
Kalila berjalan perlahan dengan menangis terisak-isak. Dia memegangi kopernya sembari menangis setelah Arwan mengusirnya dari rumah. Dia tak tahu harus pergi kemana lagi. Dia ingin sekali pergi menemui Janu namun sepertinya laki-laki itu belum kembali dari Malaysia.Hujan pun tiba-tiba mengguyur kota Jakarta dan terpaksa Kalila harus berteduh di salah satu ruko yang sudah tutup. Kalila melihat arloji, dan waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Tidak ada satu orang pun yang lewat dan berada di sana. Sementara hujan masih saja menampakkan wujud di hadapannya.Wanita malang itu benar-benar tidak tahu harus pergi kemana lagi. Bahkan Kalila tidak memegang uang sepeser pun.Kalila menatap hujan dengan pikiran kosong sembari memegang perutnya. Sementara itu, tampak dua orang laki-laki berpakaian jaket kulit, memakai kalung, dan memakai celana jeans sobek tengah mendekat kehadapan Kalila. Dari penampilannya, sudah di pastikan mereka adalah seorang preman
Read more
Chapter 13 - The Truth
"Jadi, dulu mama di rawat dengan orang asing sampai kamu lahiran, Radit." Jelas Janu kepada Radit sembari membuka kacamatanya untuk menghapus air mata yang sudah tergenang sedaritadi di pelupuk mata Janu."Jadi, aku hasil anak hamil diluar nikah? Dan Papa pernah gak menginginkan aku di dunia ini?" Tanya Radit dengan tatapan nanar"Papa minta maaf. Papa--""Dan waktu itu Papa dan Mama gak cerai melainkan belum pernah menikah?” Tanya Radit kesal dan memotong pembicaraan Janu."Mas---" Ucap Dila perlahan kepada Radit sembari meletakkan tangannya di bahu Radit.Radit melepaskan tangan Dila dari bahunya dan langsung bergegas berdiri "Maaf, Pa. Aku mau keluar dulu. Aku masih susah untuk mencerna setiap kejadian ini.” Jelas Radit yang langsung pergi meninggalkan Janu, Dila, dan dokter Adrian.Adrian menghela napas setelah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dengan Kalila, pasiennya. Mengalami hal seperti itu wajar saja jika Kalila me
Read more
Chapter 14 - Menyesal
Wajah lelah diiringi dengan keringat membasahi wajah Kalila saat dia sedang berjalan kembali ke rumah Sisca dari kantor magangnya. Sebelum kembali kerumah, Kalila mencoba mengunjungi rumah Janu, berharap Janu sudah kembali dari Malaysia.Kalila melihat Janu dengan Ibu dan ayahnya tengah keluar dari rumah mereka, disusul dengan seorang laki-laki dan wanita yang tampak seumuran dengan ayah dan Ibu Janu."Wah! selamat Janu. Saya salut dengan kamu, masih muda tapi sudah membuka cabang bisnis di luar negeri." Ucap laki-laki yang tampak berhadapan dengan Janu"Haha terima kasih banyak, Pak." Jawab Janu dengan wajah yang sangat bahagia."Sudah mapan begini sudah bisa menikah ya Janu." Ucap wanita yang kemungkinan besar adalah istri dari laki-laki yang memberikan ucapan selamat kepada Janu.Kalila pun mencoba mendekat dan menghampiri Janu dan keluarganya. Lagipula, Janu pernah mengatakan bahwa dia akan mengenalkan Kalila dengan orangtuanya."Iya bet
Read more
Chapter 15 - Sebatang Kara
Lima bulan kemudian…Kalila tidak pernah membayangkan akan menjalani kehidupan seperti ini. Tidak di anggap menjadi bagian keluarga dan di tinggalkan begitu saja oleh orang yang di cintainya.“Aw!” Seketika jari telunjuk Kalila terkena pisau saat dia tengah memotong beberapa buah di hadapannya.“Kamu kenapa, Lila? Melamun apa?” Tanya Sisca menghampiri."Aku kepikiran keluarga aku, Bu. Aku kangen sama mereka, udah hampir enam bulan aku gak pernah balik ke rumah.”  "Kamu gak mau coba untuk balik ke rumah?""Aku pengen kesana, Bu. Tapi aku takut.""Ibu anterin mau gak?"Kalila merespon Sisca hanya dengan menggelengkan kepalanya. Rasanya sudah tidak ada harapan lagi bagi Kalila untuk kembali ke rumah dan di terima setelah kesalahan yang sudah dia lakukan."Kamu coba balik ke rumah dan minta maaf sama keluarga kamu, Lil. Walaupun mereka masih gak maafin kamu, setidaknya rind
Read more
Chapter 16 - Radit
Kandungan Kalila terlihat sudah semakin membesar. Bagaimana tidak, beberapa minggu lagi Kalila sudah bisa melahirkan bayi yang dia kandung selama ini."Lo kenapa mau mempertahankan anak dari Mas Janu, sih, Lil? Dia aja gak mau calon bayi ini ada." Ucap Tina kesal"Sekarang cuma dia yang aku punya, Tin." Tegas Kalila"Gue ada lowongan kerja bagus nih, Lil. Tapi, di law firm ini persyaratannya belum boleh menikah. Sementara kandungan lo udah gak mungkin di tutupi lagi, kan?" Tanya Tina dengan wajahnya yang masih kesal."Pendaftarannya buka sampe kapan?""Gue baca di koran batasnya sekitar dua bulan lagi.""Kemungkinan gue bisa. Gue di prediksikan sepuluh hari lagi udah lahiran sama dokter.” Jelas Kalila."Lil, lo serius? Bayi lo masih kecil banget kalo seandainya lo diterima kerja." Ucap Tina seakan tidak yakin dengan keadaan Kalila dan calon bayinya nanti."Gue bisa pikirkan itu nanti. Gue gak enak harus tinggal d
Read more
Chapter 17 - Kerja Keras
Seperti janji yang sudah dilakukan Kalila bersama Tina sebelumnya, Kalila melamar pekerjaan di salah satu law firm yang berada di Jakarta setelah dua minggu Radit di lahirkan. Hari itu, Kalila dan Tina pun mendapatkan panggilan interview dari law firm tersebut. Kalila memang berbakat dan memiliki banyak pengalaman saat kuliah bersama Tina. Sehingga tidak menutup kemungkinan mereka bisa dengan mudahnya mendapat panggilan interview. "Pengalaman kamu cukup bagus ya." Ucap Keenan, Manager law firm, yang terlihat sudah memberikan beberapa pertanyaan kepada Kalila. "Kami membutuhkan orang seperti kamu. Tapi kamu harus ingat, untuk bekerja disini kamu belum boleh menikah minimal dua tahun. Kamu siap dengan persyaratannya?" Kalila tersenyum sejenak dan menjawabnya dengan sangat professional. "Saya siap, Pak. Lagi pula saya juga belum terpikir untuk menikah." "Baiklah kalau begitu. Kita bertemu mingg
Read more
Chapter 18 - Kesempatan
Dua Tahun kemudian… "Bu, Aku gajian setiap tanggal 5. Seterusnya aku bayar setiap tanggal 5, ya, Bu.” Jelas Kalila kepada pemilik kontrakannya. "Oke, tapi harus tepat waktu ya." Ucap pemilik kontrakan Kalila. Kalila memutuskan untuk pindah dari rumah Sisca karena jarak tempuh dari rumah Sisca menuju ke kantor sangat jauh. Akibatnya, Kalila selalu kembali bekerja sekitar pukul sembilan malam, bahkan terkadang sampai jam sepuluh. Sementara di pagi harinya Kalila harus berangkat pukul lima subuh agar tidak terlambat sampai di kantor. Di samping bekerja, Kalila juga harus menyelesaikan pendidikannya untuk melanjutkan profesi menjadi hakim. Profesi yang selama ini di cita-citakannya. Oleh sebab itu, Kalila harus tinggal di sebuah kontrakan yang berada di dekat kantor agar bisa menghemat waktu dan khususnya bisa melihat Radit lebih lama. Kalila menjelaskan hal itu kepada Sisca, untungnya Sisca bisa memahami Kalila karena dia juga melihat Ka
Read more
Chapter 19 - I'm Still Loving You
“Jadi itu alasan kamu menolak cinta aku selama ini?” Ucap Eliot Mallory, pemilik Handoko law firm tempat Kalila bekerja, yang sedaritadi mendengar percakapan yang dilakukan oleh Kalila dan Keenan.Eliot Mallory, seorang pria yang tergila-gila dengan Kalila saat Kalila resmi menjadi karyawan di firma hukumnya. Eliot memiliki perawakan yang hampir sama seperti Janu, sama-sama bertubuh tinggi, kekar, dan dada yang bidang. Bahkan Eliot pun terpaut enam tahun dengan Kalila, sama seperti Kalila dan Janu.“Ka-kamu? Kenapa kamu harus tahu semua masalah hidupku dan sampai menguping seperti ini?” Ucap Kalila kesal kepada Eliot. Ya, saat Kalila dan Eliot berdua, Kalila memang sudah tidak menyapanya dengan sebutan ‘Pak’ atas permintaan Eliot sendiri.“Karena aku cinta kamu.” Ucap Eliot padat dan jelas“Tapi aku gak bisa, Eliot. Aku udah—”“Punya anak? I don’t care.
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status