LOGINJanu Sanjaya dan Kalila Zetana adalah sepasang suami istri lansia yang saling mencintai. Hingga pada suatu hari, Dokter Adrian memvonis Kalila terkena penyakit demensia yang umunya selalu menyerang para lansia. Parahnya, penyakit demensia yang di derita Kalila membuat dia selalu berteriak histeris saat melihat wajah Janu. Dia pun selalu benci dengan Janu yang ada di dekatnya saat penyakit itu muncul dengan tiba-tiba. Dokter Adrian merasa ada kenangan masa lalu pahit yang terjadi antara Janu dan Kalila sampai otak Kalila merespon seperti itu. Padahal selama ini, Janu terlihat sangat setia, sabar, dan selalu memperlakukan Kalila layaknya ratu. Apa yang sebenarnya pernah terjadi antara Janu dan Kalila? Mengapa Kalila begitu membenci Janu saat penyakit itu menyerang dirinya?
View More"Sial! apa yang sebenarnya terjadi padaku," gumam Steve sambil memijat pelipisnya. Perlahan tubuhnya terasa panas dan perasaan aneh di hatinya semakin menjadi, dengan langkah gontai ia menuju lift dan memencet tombol menuju sebuah kamar hotel.
Steve keluar dari lift dengan perasaan yang semakin menjadi, hasratnya untuk menuntaskan keinginan hatinya tak bisa ditunda lagi, saat ini dia sangat membutuhkan seorang wanita untuk melayaninya.
Ia berjalan di lorong kamar hotel dengan debaran jantung yang semakin tak menentu, nafasnya mulai tak beraturan menahan perasaan yang tidak jelas di hatinya.
Seorang gadis yang tengah berjalan di lorong hotel melihat Steve yang terlihat sempoyongan, ia pun segera menghampirinya.
"Tuan, apa anda baik-baik saja?" tanyanya.
Steve menatap gadis tersebut, ia tidak bisa mengingat siapa gadis yang ada di depannya, tapi ia merasa pernah bertemu dengannya. Tanpa diduga Steve langsung menarik pinggul gadis tersebut ke pelukannya.
"Tuan, apa yang sebenarnya terjadi pada anda? Anda terlihat sangat kacau."
Nafas Steve semakin tak beraturan dan detak jantungnya semakin kencang kala melihat bibir ranum gadis tersebut, Steve menarik gadis tersebut menuju kamarnya yang sudah tidak jauh lagi.
Steve menarik tubuh gadis tersebut dan menghimpitnya di tembok, Steve tidak bisa menahan lagi untuk merasakan bibir yang terlihat menggoda itu, namun ketika ia ingin mendaratkan ciumannya, tangan gadis itu menahannya.
"Tuan Steve,"
"Kamu mengenalku?"
Gadis tersebut mengangguk, "Tolong biarkan aku keluar, kita tidak bisa melakukannya," ucapnya. Ada rasa takut di hatinya, melihat gelagat Steve akhirnya dia tau apa yang sebenarnya Steve alami sekarang. Sebuah obat perangsang tengah menguasai seluruh tubuhnya dan jika dia tidak mendapatkan kepuasan malam ini, itu akan sangat menyiksanya.
Steve menatap gadis tersebut. "Aku tidak peduli siapa kamu, tapi lakukan apa yang aku butuhkan saat ini, dan akan aku bayar kamu setimpal dengan apa yang akan kamu lakukan."
"Tapi…, emmmm," gadis tersebut tidak bisa melanjutkannya ucapannya ketika mulutnya telah tertutup oleh bibir Steve.
Gadis itu terdiam tanpa penolakan dan membiarkan Steve menikmati bibirnya. "Apa yang harus aku lakukan, aku tidak mungkin membiarkannya tersiksa karena obat perangsang yang menguasainya saat ini, tapi aku juga tidak mungkin menolongnya, mana mungkin aku bisa memberikan kesucian ku padanya."
Setahun yang lalu Steve telah menolong dan menyelamatkan nyawa ibunya, ia selalu merasa berhutang nyawa pada Steve dan tidak tau bagaimana cara membalasnya.
Dan malam ini ia bertemu Steve dengan keadaan seperti ini haruskah dia membalas kebaikan Steve dengan memberikan kesuciannya. Tapi apa yang harus ia lakukan sekarang, kabur? itu tidak mungkin, meski Steve pernah menolongnya namun ia tahu siapa dan bagaimana sifat Steve sebenarnya. Di saat seperti ini, dia pun tidak akan bisa menghindar dari Steve.
Steve menarik tengkuk leher gadis tersebut agar dia bisa merasakan bibir lembut itu lebih dalam. Kini gadis tersebut tidak bisa berbuat apa-apa, dia berada di posisi yang sulit.
Steve melepaskan ciumannya, terdengar jelas suara nafas yang memburu, gadis tersebut masih terdiam dan tiba-tiba Steve membisikkan sesuatu padanya, "Lakukanlah apa yang seharusnya kamu lakukan untuk menolongku."
Gadis tersebut menatap Steve, ia bisa merasakan perasaan yang menyiksa itu, ia memejamkan mata dan menganggukkan kepalanya membuat Steve langsung kembali mendaratkan bibirnya. Setiap inci ia telusuri hingga terdengar suara desahan keluar dari bibir yang sedari tadi terdiam.
Srettttt!
Suara kain yang terkoyak dan akhirnya membuat dada mulus gadis tersebut terlihat, Steve mulai melakukan aksinya dan tidak melewati satu inchi pun bibirnya menciumi tubuh gadis tersebut.
Kini kamar yang semula sepi dan dingin berubah menjadi bising dengan suara desahan dan erangan, suasana yang berubah cepat menjadi panas membuat kedua insan saling bertukar keringat.
Kehilangan pasangan hidup untuk selamanya bukanlah hal yang mudah. Hal itu pula yang saat ini di rasakan oleh Janu. Saat ini, kehilangan Kalila adalah suatu hal yang paling tidak mungkin untuk di cari.Sudah beberapa hari dari kepergian Kalila, Janu tidak pernah melahap makanannya. Hanya satu sampai dua sendok saja untuk menahan lapar.Setiap harinya, Janu selalu menghabiskan waktu di kamar dengan memandangi foto Kalila dan juga album kenangan yang mereka ciptakan bersama.“Pa, makan dulu. Nanti Papa sakit.”“Papa cuma butuh Kalila.”“Pa, jangan kaya gini. Ikhlasin Mama. Mama udah nulis di surat itu kalo Papa harus ikhlasin Mama.” Tegas Radit kepada Janu.“Mama kalian cantik banget, ya. Selain itu dia wanita yang kuat, tulus, sabar. Papa beruntung punya Kalila di hidup Papa.” Ucap Janu tanpa merespon pernyataan Radit sembari mengusap foto Kalila.“Iya, Pa. Kita paham. Papa makan du
“Lila… Makan dulu, yuk. Aku coba buatin kamu sup ayam.”“Kalila… kamu kecapean ya? Mau makan nanti aja?” Tanya Janu sembari mengusap kepala Kalila. Namun Kalila belum juga bangun dari tidurnya.“Lila…” Ucap Janu lembut. Janu merasa aneh dengan tubuh Kalila yang sedari tadi tidak merespon apa pun, wajahnya pucat serta tubuhnya terasa sangat dingin.“Kalila….”“Dokter Adrian, Kalila kenapa???” Teriak Janu dan sontak dokter Adrian dan suster pun bergegas menuju ke kamar Kalila diikuti dengan Radit dan Dila“Sebentar, Pak.” Ucap Adrian dan langsung memeriksa Kalila.Dokter Adrian menghela napas, dia menatap Janu dengan tatapan iba, seakan tidak tega untuk memberitahu kebenaran kepada pria yang berumur tujuh puluh tahun itu. “Pak Janu…” Ucap Dokter Adrian dengan bersusah payah menelan ludahnya “Ibu Kalila sudah pergi mening
Tidak terasa sudah beberapa tahun Kalila dan Janu menjadi suami istri sah dan juga tinggal di rumah Janu yang megah itu. Hingga saat ini, anak mereka yang kedua, yaitu Dila. Harus pergi meninggalkan Indonesia untuk melanjutkan gelar sarjananya di London, mengikuti jejak Radit.“Ma, Pa… Dila pergi dulu, ya.” Ucap Dila sembari memeluk Janu dan juga Kalila.“Hati-hati, ya, sayang. Titip salam sama Mas kamu.” Jelas Kalila yang selalu saja mengingat Radit. Dila pun pergi ke bandara dengan sopir pribadinya yang sudah menunggu di halaman rumah.Janu menghela napas saat mobil yang mengantar Dila sudah tidak lagi terlihat dari halaman rumah mereka “Aku seneng banget bisa lihat perkembangan anak kita sama-sama yang bahkan udah merantau sekarang. Makasi ya sayang udah mau ngerawat dan ngejaga anak kita khususnya Radit.” Jelas Janu sembari merangkul Kalila dengan mata Kalila yang tampak sembab akibat melepas anak perempuannya untuk
“Aku benci kamu, Mas Janu. Pergi dari sini!!!” Teriak Kalila kepada Janu sementara Radit menahan tubuh Kalila yang sedari tadi ingin memukuli Ayahnya.“Lila, aku sayang kamu. Kita udah baikan, sayang. Aku gak pernah tinggalin kamu lagi.” Lagi-lagi, Janu tidak pernah menyerah menyebutkan kalimat itu.Dila mendekati Kalila dan Radit yang tengah susah payah menahan tubuh Kalila.“Kamu siapa?” Kalila melontarkan pertanyaan itu kepada Dila dan sontak hal itu membuat Dila terbelalak terkejut.“Aku Dila, Ma. Anak Mama.” Ucap Dila sembari mencoba menyentuh tangan Kalila.“Nggak!” Seru Kalila sembari menghempaskan tangan Dila kasar “Anak aku Cuma Radit. Kamu pasti orang suruhan Mas Janu buat ambil Radit dari aku, ‘kan?”Dila menatap Kalila dengan tatapan kecewa, bagaimana bisa Kalila hanya mengingat Radit? Apakah dari dulu Radit memang selalu jadi anak kesayangan Kalila? Di
Kalila akhirnya menikah dengan Janu, namun bukan pernikahan seperti ini yang di impikannya dulu. Dia memimpikan pernikahan dimana keluarganya masih ada di sampingnya. Satu-satunya keluarga yang dia punya saat ini hanyalah Rangga, Adiknya.Pernikahan Janu dan Kalila di adakan di rumah orangtua Janu, rumah Rostiana dan juga peninggalan Gunadhya. Pernikahan yang di gelar pun tampak sederhana dan hanya beberapa kerabat terdekat saja yang hadir dalam acara pernikahan itu, seperti permintaan Kalila. Bertolak belakang dengan Janu yang menginginkan pernikahan yang mewah. Namun, apa pun itu, dia menurunkan egonya, yang terpenting dia bisa hidup bersama Kalila.“Hei, kak. Kenalin ini pacar aku. Namanya Mentari.” Ucap Rangga yang sudah berada di hadapan Kalila dengan menggenggam tangan MentariKalila pun terbelalak terkejut melihat adiknya itu menggandeng tangan seorang wanita di hadapannya “Loh… Bukannya---” Seketika pembicaraan Kalila
Ruangan sidang pengadilan, sebuah ruangan dimana setiap orang selalu mengadu nasib atas permasalahan yang di hadapi dan juga nasib mereka yang berada pada keputusan hakim yang selalu memutuskan setiap perkara yang mereka miliki.Ya, Kalila sedari tadi tengah memperhatikan penjelasan Rangga yang sedang menyelesaikan kasus kliennya. Mereka berdua terlihat sangat professional tanpa memandang latar belakang sebagai keluarga.Setelah persidangan selesai, Kalila dan Rangga pun bertemu di salah satu restaurant untuk makan siang bersama seperti yang sudah mereka janjikan."Kakak yakin balikan sama Mas Janu?" Tanya Rangga saat dia tengah mengunyah nasi ayam."Iya. Aku balik demi Radit." Ucap Kalila namun tatapannya kosong.Rangga bukanlah anak kemarin sore yang bisa di bodoh-bodohi dan di bohongi seperti itu. Apalagi, tuntutan pekerjaan Rangga yang sudah menggeluti dunia hukum dan bertemu banyak kasus akan sangat mudah sekali melihat hati Kalila ba






Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments