The Fault Between Us

The Fault Between Us

last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-23
Oleh:  Putri WahyuniTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
34Bab
3.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

Janu Sanjaya dan Kalila Zetana adalah sepasang suami istri lansia yang saling mencintai. Hingga pada suatu hari, Dokter Adrian memvonis Kalila terkena penyakit demensia yang umunya selalu menyerang para lansia. Parahnya, penyakit demensia yang di derita Kalila membuat dia selalu berteriak histeris saat melihat wajah Janu. Dia pun selalu benci dengan Janu yang ada di dekatnya saat penyakit itu muncul dengan tiba-tiba. Dokter Adrian merasa ada kenangan masa lalu pahit yang terjadi antara Janu dan Kalila sampai otak Kalila merespon seperti itu. Padahal selama ini, Janu terlihat sangat setia, sabar, dan selalu memperlakukan Kalila layaknya ratu. Apa yang sebenarnya pernah terjadi antara Janu dan Kalila? Mengapa Kalila begitu membenci Janu saat penyakit itu menyerang dirinya?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Prolog

"Istri anda terkena penyakit demensia, Pak Janu." Jelas Dokter Adrian

"Maksudnya bagaimana, Dok?" Tanya Janu bingung saat mendengar pernyataan dokter Adrian yang berada di hadapannya itu.

Adrian menjelaskan penyakit demensia yang tiba-tiba menyerang Kalila, istri Janu, yang sudah berumur enam puluh lima tahun itu.

Ya, penyakit demensia, penyakit yang memang tidak bisa di pungkiri selalu menyerang lansia. Demensia merupakan penurunan kognitif otak dalam mengingat, penurunan kemampuan untuk bertingkah laku, dan penurunan kemampuan berbicara. Tanda-tanda penyakit ini pun antara lainnya adalah kehilangan ingatan, kesulitan berkomunikasi, sulit melakukan kegiatan sehari-hari, bingung atau lupa akan waktu dan tempat.

Bukan itu saja, demensia pun menunjukkan tanda-tanda Psikologis yang terlihat dari perubahan perilaku, suasana hati, kehilangan inisiatif pada hal yang sebelumnya selalu di kerjakan, mengalami halusinasi, paranoia, depresi, dan gelisah.

Sebelum terbaring di rumah sakit, Kalila di temukan di salah satu pusat perbelanjaan dengan dirinya yang tiba-tiba tidak familiar dengan tempat perbelanjaan itu, mengapa dia tiba-tiba ada disana, dan juga seketika Kalila berteriak sampai petugas pusat perbelanjaan menghubungi Janu yang tengah susah payah mencari Kalila.

Saat Janu berada di pusat perbelanjaan, dia menemukan Kalila sudah terbaring tidak sadarkan diri di ruangan staff yang bekerja di pusat perbelanjaan yang tiba-tiba dikunjungi Kalila itu.

Kedua asisten Janu menggendong Kalila ke dalam mobil dan bergegas menuju ke rumah sakit untuk segera di tangani.

"Sepertinya ada trauma di masa lalu Ibu Kalila yang memang masih belum sembuh sepenuhnya. Lalu di gabungkan dengan penyakit demensia ini memang wajar terjadi." Ucap Adrian yang menangani Kalila, melanjutkan penjelasannya.

Ya, pengalaman trauma memang dapat memengaruhi kesehatan otak, salah satunya resiko penurunan fungsi kognitif yang akan memungkinkan seseorang yang mengalami trauma mengidap penyakit demensia di masa tua.

“Sepertinya istri saya tidak pernah mengalami trauma, Dok. Istri saya baik-baik aja selama ini. Pasti ada yang salah.” Komentar Janu seakan tidak terima Kalila mengalami demensia karena trauma.

“Berarti sudah jelas sekali Ibu Kalila memang tidak memiliki trauma apa pun ya, Pak?” Tanya Adrian memastikan.

Janu tampak berpikir saat Adrian terlihat tengah menghela napas, mencoba menjelaskan lagi kepada Janu “Memang, penyakit demensia ini secara umum disebabkan oleh adanya kerusakan sel-sel neuron di beberapa bagian otak. Efeknya, pesan yang seharusnya dikirim oleh otak pun akan terputus dan mengalami permasalahan pada fungsi otak yang seharusnya. Namun disini, mengapa saya bisa memberikan hipotesis adanya trauma yang menjadi penyebab awal, karena saya melihat adanya hiperaktivitas pada bagian amygdala Ibu Kalila. Dimana bagian amygdala tersebut merupakan bagian penyimpanan memori, baik itu memori baik maupun buruk. Memori buruk tersebut pada akhirnya bisa menyebabkan trauma.” Jelas Adrian kepada Janu.

Janu terdiam sejenak saat mendengar pernyataan dari dokter Adrian. Selama ini Kalila tidak pernah menunjukkan gejala trauma dan istrinya itu selalu berperilaku normal.

“Pak Janu?”

“Oh iya bagaimana, Dok?” Tanya Janu kepada Adrian dan membuyarkan lamunannya.

"Saya menyarankan Bu Kalila untuk menjalani perawatan intensif di rumah sakit.” Jelas Adrian

"Saya gak mau, dok. Saya ingin bersama istri saya, saya ingin menghabiskan sisa waktu saya bersama Kalila." Komentar Janu

“Iya saya paham, Pak. Tapi saya juga khawatir dengan keadaan Bapak. Bapak juga harus menjaga diri bapak sendiri. Usia Pak Janu dan Bu Kalila sudah rentan terhadap penyakit. Apalagi dengan penyakit Bu Kalila seperti ini, Bu Kalila bisa saja tiba-tiba pergi ke suatu tempat jika tidak dikontrol. Atau, Bu Kalila bisa saja tiba-tiba marah sampai menyakiti diri sendiri.”

Saat ini Janu berusia tujuh puluh tahun. Usia yang memang sudah rentan terhadap penyakit. Hal itu pun terlihat dari kondisi fisik Janu yang sudah melemah dan harus memakai tongkat ketika berjalan. Melihat kondisi Janu seperti itu, Adrian yang merawat Kalila pun ragu untuk melepaskan Kalila dengan membiarkan Janu untuk merawatnya.

“Dokter gak perlu khawatir. Saya memiliki beberapa asisten yang akan merawat Kalila. Saya juga akan mempekerjakan perawat untuk merawat Kalila di rumah saya. Dan, saya mau dokter menjadi dokter pribadi istri saya. Saya akan bayar berapa pun itu.” Jelas Janu

Janu yang memang pengusaha sukses dan berasal dari keluarga konglomerat itu tidak akan pernah keberatan dengan uang yang harus dia keluarkan untuk apapun, khususnya Kalila.

Adrian menghela napas. Dia menjelaskan kepada Janu bahwa penyakit demensia ini sangat sulit untuk bisa pulih dan kembali normal. Karena seiring berjalannya waktu, kerusakan otak itu pun akan terus berkembang. Hal itulah yang membuat Adrian meminta Janu untuk merelakan Kalila menjalani perawatan di rumah sakit.

Janu tidak peduli dengan penjelasan Adrian dan Janu pun tampak memohon agar dokter Adrian bisa menjadi dokter pribadi Kalila.

 “Baiklah kalau begitu, Pak. Saya akan membantu Bapak dan Ibu Kalila.” Jawab Adrian menyetujui Janu.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
34 Bab
Prolog
"Istri anda terkena penyakit demensia, Pak Janu." Jelas Dokter Adrian"Maksudnya bagaimana, Dok?" Tanya Janu bingung saat mendengar pernyataan dokter Adrian yang berada di hadapannya itu.Adrian menjelaskan penyakit demensia yang tiba-tiba menyerang Kalila, istri Janu, yang sudah berumur enam puluh lima tahun itu.Ya, penyakit demensia, penyakit yang memang tidak bisa di pungkiri selalu menyerang lansia. Demensia merupakan penurunan kognitif otak dalam mengingat, penurunan kemampuan untuk bertingkah laku, dan penurunan kemampuan berbicara. Tanda-tanda penyakit ini pun antara lainnya adalah kehilangan ingatan, kesulitan berkomunikasi, sulit melakukan kegiatan sehari-hari, bingung atau lupa akan waktu dan tempat.Bukan itu saja, demensia pun menunjukkan tanda-tanda Psikologis yang terlihat dari perubahan perilaku, suasana hati, kehilangan inisiatif pada hal yang sebelumnya selalu di kerjakan, mengalami halusinasi, paranoia, depresi, dan gelisah.&nbs
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-23
Baca selengkapnya
Chapter 1 - What Happened?
Janu menemui Kalila yang sudah terbaring di ruangannya dengan tidak sadarkan diri. Janu menatap kekasihnya itu, tanpa sadar, air matanya pun mulai menetes. Terlihat Janu membuka kacamata dan menghapus air matanya yang tak dapat lagi tertahankan.Janu terduduk dengan tatapan kosong, dia bertanya-tanya mengapa kekasih sejatinya bisa mengidap penyakit seperti ini. Sebentar lagi Kalila bisa saja lupa sepenuhnya dengan dirinya.Beberapa menit setelah Janu berada di ruangan, Kalila pun tersadar dan membuka matanya dengan perlahan. Dia melihat setiap ruangan yang tampak begitu asing. Lalu, tatapannya terhenti kepada Janu yang berada di sampingnya."Mas..." Ucap Kalila lemah kepada Janu"Iya, sayang?" Tanya Janu sembari mengusap puncak kepala Kalila."Kita ada dimana?""Di rumah sakit, sayang.""Aku kenapa, Mas?""Kamu lagi di rawat karna tiba-tiba kamu lupa ingatan waktu ada di mall. Kata dokter kamu mengidap penyakit demensi
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-23
Baca selengkapnya
Chapter 2 - Perfect Match
Mentari pagi mulai menemani hiruk pikuk kota Jakarta yang selalu memadati jalan raya setiap harinya. Kalila harus bergegas ke kampus untuk mengikuti bimbingan skripsi karena dua minggu lagi dia akan mengikuti sidang akhir untuk Skripsi, sebuah mata kuliah akhir yang menentukan kelulusan bagi setiap mahasiswa yang tengah mengambil gelar sarjana."Kalila, kamu jadi bimbingan?" Tanya Janu yang seketika sudah berada di samping Kalila saat Kalila terlihat berjalan dengan buru-buru.Kalila terbelalak terkejut melihat Janu sudah berada di sampingnya "Ya ampun! Mas Janu ngagetin aku. Jadi, Mas. Ini aku mau ke ruangan dosen. Mas ngapain di kampus aku?” Tanya Kalila dengan menyipitkan matanya."Aku disuru ngisi seminar untuk anak Fakultas Manajemen Bisnis. Kamu gak jadi moderator?” Tanya Janu memastikan kepada Kalila.Pertemuan Kalila dan Janu terjadi ketika Kalila menjadi moderator seminar yang diadakan di kampusnya. Terlihat Janu seringkali menjadi pe
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-23
Baca selengkapnya
Chapter 3 - Dendam
"Selamat pagi, Sayang. Hari ini aku mau ajak kamu ke suatu tempat. Aku yakin kamu pasti bakal suka. Tunggu aku di rumah kamu." Sebuah surat dibuka oleh Kalila dari Janu saat Kalila tengah mengecek kotak surat yang ada di depan rumahnya.Kalila tersenyum saat membaca surat dari Janu. Dia begitu senang dengan setiap sikap manis yang di berikan oleh laki-laki itu. Saat Kalila masih berdiri di dekat kotak surat sembari memegang surat dari Janu, seketika mobil Rolls Royce pun mendekat ke arah Kalila.Kalila mematung saat laki-laki bertubuh tinggi dengan dada bidang, hidung mancung, kulit sawo matang, dan memiliki brewokan tipis itu menghampirinya. Ya, dia adalah Janu yang baru saja keluar dari Rolls Royce miliknya. “Kamu udah baca surat aku, kan? Kita pergi yuk.” Ucap Janu dengan tatapannya yang membuat Kalila selalu terpesona.“I-iya, Mas. Tapi, aku belum izin sama Ibu. A—”“Ya udah, aku bakal min
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-23
Baca selengkapnya
Chapter 4 - Problem
“Intinya abang gak suka kamu berhubungan sama Janu, Lila.” Tegas Adam yang sedari tadi berdebat dengan Kalila di dapur.“Bang, masalah kalian udah lama banget. Kenapa gak di lupain aja, sih, bang?! Mas Janu baik banget sama aku.” Komentar Kalila“Aku gak mau kamu di sakitin sama Janu. Kamu paham kan maksud abang? Abang gak mau kamu sampe terbuai dengan dia!!!” Teriak Adam“Dia tulus sama aku!” Seru Kalila dan langsung membuang pandangannya dari Adam.“Hei, hei. Kalian berdua kenapa ribut di dapur? Persedian beras masih ada kan?” Tanya Arwan, Ayah Kalila dan Adam dengan memberikan sedikit candaan.“Ini, Pak. Aku larang Kalila berhubungan sama Janu. Tapi dia tetep gak dengerin.”“Bang, masalah pribadi aku kenapa harus di atur, sih?” Kalila pun seketika meletakkan pisau yang di pegangnya dengan kasar di meja dapur.“Sebentar… Janu siapa?&rdqu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-23
Baca selengkapnya
Chapter 5 - Confused
Semuanya terlihat hening saat Janu menceritakan kisah cintanya dengan Kalila di hadapan Radit, Dila, dan dokter Adrian di ruang makan.“Jadi dulunya keluarga Mama gak setuju?” Tanya Radit menginterupsi cerita Janu.“Iya, sayang. Tapi Papa benar-benar tulus mencintai Mama kamu.”“Salahnya Papa dimana? Dan yang buat Mama punya trauma tuh dimana?” Tanya Dila penasaran.“Dan, apa karna orangtua Mama dan Om Adam gak setuju yang menjadi alasan Mama dan Papa pernah cerai waktu itu?” Tanya Radit menatap Janu dengan tatapan interogasi “Mas Janu---” Teriak Kalila dari ruangannya dan sontak memotong penjelasan yang ingin dikatakan oleh Janu kepada Dila dan Radit.“Eh kayanya Mama bangun. Sebentar, sayang.” Janu pun bergegas berdiri dari duduknya dan mengambil tongkat untuk berjalan menuju ke kamar.“Gapapa, Pa. Aku aja.” Ucap Radit yang menghentikan langkah
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-23
Baca selengkapnya
Chapter 6 - Hari Bahagia
Kalila terdiam di kursinya dengan wajahnya yang terlihat gugup. Ya, memang begitulah perasaan setiap mahasiswa tingkat akhir saat menunggu hasil keputusan tugas akhir mereka. Seketika Kalila terbelalak terkejut saat melihat Janu sudah di hadapannya dengan menggenggam bouquet bunga.“Hei, Sayang. Gimana sidangnya? Ini bouquet buat kamu.” Ucap Janu mengejutkan Kalila sembari memberikan bouquet bunga ke hadapan Kalila yang terlihat semakin gugup.“Mas, kenapa tiba-tiba ada disini?!” Tanya Kalila dengan meninggikan suaranyaKalila tidak suka jika terus-terusan di beri kejutan oleh Janu. Lagipula, Kalila adalah tipe yang memang sangat tidak suka dengan kejutan. Apalagi kejutan saat itu, akan sangat malu jika hasil sidang Kalila nantinya tidak sesuai harapan sementara Janu sudah terlihat menaruh harapan bahwa Kalila akan lulus.“Loh, kan kamu sidang hari ini. Jadi, aku bawain kamu bunga deh.” Jawab
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-23
Baca selengkapnya
Chapter 7 - Hubungan Tersembunyi
Sudah kesekian kalinya Janu mengajak Kalila untuk pergi ke tempat clubbing sehingga membuat Kalila menjadi terbiasa dengan tempat seperti itu. Awalnya canggung namun semakin hari Kalila terlihat menikmatinya. Dia juga tampak sangat menikmati dance floor bersama Janu dan juga teman-teman yang lain.Walaupun Kalila sampai saat ini belum menyentuh minuman itu, namun tetap saja Janu sudah ingkar untuk menjaga Kalila. Janu terlihat tidak sadarkan diri karena terlalu banyak meneguk minuman beralkohol. Justru Kalila yang malah menjaga Janu dan mengantarnya kembali ke rumah ditemani oleh Reva dan Doni.Kalila merangkul tubuh Janu dan membaringkannya ke ranjang. Dia pun membuka sepatu Janu dan menyelimuti tubuh Janu yang sudah tidak sadar itu. “Lila, jangan pergi.” Seketika Janu menggenggam tangan Kalila namun matanya masih tertutup. Janu pun membuka matanya perlahan dan bergegas duduk. Dia tampak meraih tubuh Kalila dalam keadaan mabu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-02
Baca selengkapnya
Chapter 8 - Kesalahan Fatal
Pagi itu, Kalila di sibukkan dengan menjadi moderator di acara kampusnya dengan Janu yang menjadi pembicara. Ya, rutinitas yang membawakan takdir Kalila dan Janu bersatu.Menjadi moderator di pagi itu suasananya pasti sangat berbeda bagi Kalila. Dimana waktu itu Janu dan Kalila hanya manusia yang saling bertegur sapa tanpa adanya ikatan cinta di dalam diri mereka.Janu menatap Kalila terus-terusan dari sudut panggung dengan beberapa dekan fakultas dan juga rektor yang duduk di dekatnya. Menurutnya, dia adalah laki-laki yang beruntung bisa mendapatkan wanita cerdas, cantik, dan pekerja keras seperti itu. Sementara Kalila tengah memberikan kata sambutan kepada peserta yang mengikuti seminar dengan kemampuan komunikasinya yang tidak diragukan lagi.“Baiklah, saat ini kita kedatangan pembicara hebat loh. Pengusaha muda sukses dan udah buka beberapa cabang usahanya di Indonesia. Mau tau kan gimana perjalanannya beliau? Kita langsung saja memberikan waktu kepada
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-17
Baca selengkapnya
Chapter 9 - Lampu Hijau
“Kamu kenapa, Lila? Kok senyum-senyum sendiri?” Tanya Widia menginterogasi Kalila saat dia mendapati Kalila tengah membersihkan dapur.“Eh… I-ibu.” Ucap Kalila gugup dan terkejut disaat bersamaan “Hmm--- Nggak, kok, Bu. Cuma inget obrolan aku sama temen aja.” Jelas Kalila sembari memberikan senyuman lebar kepada Widia.Widia menepuk bahu Kalila sembari tertawa kecil “Kamu gak bisa bohongi ibu, Nak. Kamu pasti lagi inget Janu, ya?”“Ha? Nggak, Bu.” Ucap Kalila panik sementara Widia masih saja terus menggodanya.“Sssttt… Ibu jangan bahas Mas Janu. Nanti ketahuan Bapak sama Bang Adam.” Ucap Kalila sembari meletakkan jari telunjuknya di bibir.“Suka banget ngalihin kamu.” Ucap Widia terkekeh melihat Kalila masih saja tidak mau mengaku.Widia merasa bahagia melihat Kalila yang pada akhirnya bisa membuka hatinya kepada seorang pria. Widia mengenal per
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-21
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status