Lahat ng Kabanata ng DINIKAHI KONGLOMERAT: Kabanata 111 - Kabanata 120
127 Kabanata
Bab 111_SDK2_22
POV Alma     Rekaman itu terdengar jelas di mana isinya merupakan pengakuan dari Mbak Miranti tentang kebenaran atas kejahatan yang dia lakukan. Aku menunduk sambil menghela napas. Tidak terasa titik air mata merembes. Entah aku menangis karena apa? Mungkin karena kasihan pada Mas Rangga dan ada rasa bersalah karena aku selama ini telah menuduhnya.        Tanpa kusangka Mbak Miranti mendorong tubuhku seraya memekik,”aku benci kamu, Alma!” tukasnya. Dia langsung berdiri dan berlari. Disambarnya gawai yang dipegang Mas Rangga lalu dibanting dengan kesal.           “Aku benci kamu, Ga! Benci kamu!” pekiknya sambil mendorong tubuh Rangga. Dia menangis tersedu sambil berlari meninggalkan kami yang kini terdiam kaku di sini.          Mas Rangga menghampiriku dan berjongko
Magbasa pa
Bab 112_SDK2_23
Pov author     Arya bergegas menyiapkan pakaiannya ke dalam koper. Baru saja Danes menelpon jika ayah mereka sakit dan ada kegentingan kondisi salah satu perusahaan cabang. Sementara itu, Danes sedang business trip ke Jepang.        “Nay, Dra … sorry kalian bisa berangkat sekarang juga bareng gue!” ucap Arya pada kedua tamunya.        Mau tidak mau dia harus memintanya untuk keluar juga dari rumah. Endra mengerti, dia pun hanya menuruti saja apa yang diminta oleh Arya. Naila dan Endra bergegas merapikan barang-barang mereka.         “Ar, boleh aku ikut menjenguk Om Ashraf?” Naila yang sudah rapi dan berdiri di sana bertanya.          “Ya sudah, Nay … bareng aku. Aku juga mau sekalian jenguk,” ucap Endra.  
Magbasa pa
Bab 113 SDK 2_24
PENGANTIN PRIA TIDAK DATANG MENJELANG AKAD  #BATAL_NIKAH (24) - POV Author     Kebaikan dan perhatian Rangga semakin meningkat akhir-akhir ini, membuat Lama semakin tidak nyaman. Perlahan, hatinya semakin yakin ke mana rasa itu berlabuh.        Setiap sore, Alma selalu menunggu kabar dari Arya, meski hanya satu deret kalimat pertanyaan sudah makan, tapi itu cukup membuatnya tenang. Pada akhirnya, dia hendak memutuskan untuk kembali ke rumah di mana selama ini dia dan Arya tinggal.      Ya, Alma sudah memutuskan hati itu akan berlabuh pada siapa.      Alma sedang bersiap, duduk di depan menunggu mobil online datang. Semantara itu, Madina tengah menyiapkan bekal untuk putrinya.      "Alma, ini bawa makanan yang sudah Mama buat, ya!"     Ma
Magbasa pa
Bab 114_SDK2_25
  Aku duduk di tepi ranjang. Aroma khas pengharum kamar ini menguar membuat kerinduanku sedikit terobati. Aku pun tak tahu, apakah aku benar-benar merindukannya? Atau merindukan suasana kamar ini saja, di mana beberapa malam kami menghabiskan waktu berdua dalam diam.         Dalam obrolan yang serba masih kaku dan tidur saling menjaga jarak karena malu dan ragu.         Hari ini aku hendak membersihkan kamar ini. Sejak aku tinggal di sini, memang tidak pernah aku meminta Bi Sumi untuk menyentuh barang-barang dalam kamar ini. Biarkan aku menangani semuanya sendiri.           Sambil membaca shalawat, aku mulai membersihkan debu-debu yang menempel pada lemari, meja, tepian tempat tidur, dan setiap sudut yang memungkinkan benda kecil itu hinggap. Lalu kuganti seprai, sarung guling dan ba
Magbasa pa
Bab 115_SDK2_26
Pov Alma Selamat Membaca! “Ayo …,” lirih Bang Arya sambil menepuk bahuku. Aku mengangguk, lalu membetulkan sekali lagi kerudung yang sebenarnya sudah rapi. Kembali ada rasa was-was ketika harus berkunjung ke rumah mertua. Apalagi aku sama sekali tidak mengenal seperti apa keluarga Bang Arya. Kami berangkat dalam diam. Selama dalam perjalanan pikiranku menerawang ke sana dan ke sini. Tidak tahu kenapa, hati ini teramat sangat gugup ketika harus bertemu dengan yang namanya mertua. Terlebih pernikahan ini dilakukan diam-diam, tanpa sepengetahuan mereka. “Bang, kalau orang tuamu gak setuju akan pernikahan kita gimana?” lirihku pada akhirnya setelah sekian lama berbagai kekhawatiran berkecamuk. “Setuju ataupun tidak, gak akan mengubah status kita yang sudah sah,” lirihnya sambil tetap fokus berkendara.Aku kembali terdiam. Bena
Magbasa pa
Bab 116_SDK2_27
Pov Alma  Selamat Membaca!      "Mbak, apa benar kamu sudah dinikahi Arya? Kalau kalian cuma main-main, tolong lepaskan Arya untuk Naila! Atas dasar apa kalian menikah diam-diam? Atau kalian berbuat diluar batasan?" ucap lelaki yang kukira ayahnya Naila itu seolah keberatan.     Aku tertegun, tidak menyangka akan langsung mendapat kalimat tembakan seperti itu dari orang yang bahkan tidak kukenal.        “Naila dan Arya itu sudah berhubungan cukup lama, Mbak! Kami para orang tua pun sudah setuju! Mbak jangan jadi duri dalam hubungan orang lain, bisa?” tambah perempuan yang duduk di sampingnya. Bu Ima jika tidak salah tadi namanya.        Belum aku sempat menjawab. Suara lembut ibunda dari suamiku bertutur.        “Mas Herman, Mbak Ima … maaf, bag
Magbasa pa
Bab 117_SDK_28
Pov Author       Mina sengaja bersusah payah masuk ke keluarga Adireja. Dia mencoba berdrama dan melakukan segala cara agar bisa masuk dan bekerja di sana. Tujuan akhirnya tidak lain ialah mendekati Arya.         Mina mengaku sebagai anak yatim piatu kepada pengelola yayasan penyaluran pembantu agar dikasihani! Namun sial, kenapa tiba-tiba hari ini dikenalkannya pada istri dari Tuan Muda Aryanendra yang sedang menjadi pembicaraan hangat orang tua mereka di dunia bisnis selama ini.          Wanita itu tidak asing bagi Mina, rupanya si upik abu Alma, teman masa SMA-nya lah wanita yang beruntung itu.       Kenapa malah gadis dari keluarga biasa saja yang menikah dengan Aryanendra? Padahal bagi kaum wanita populer waktu di sekolah dulu, Arya adalah incaran mereka. Meskipu
Magbasa pa
Bab 118_SDK2_29
Pov Author     Selamat Membaca!      Sambil menunggu hidangan makan malam siap. Arya duduk di ruang tengah. Ibu dan istrinya sedang berbincang di kamar, katanya ada beberapa pakaian yang ingin Sinta wariskan pada sang menantu.         Sementara itu, dia dan ayahnya tengah berbincang terkait beberapa bisnis yang memiliki potensi untuk berkembang. Meskipun sudah sepuh dan sakit-sakitan, akan tetapi daya kecerdasan Ashraf masih melekat dan mampu membuat analisis yang tajam.          Mina menatap kedua orang yang tengah berbincang itu ketika baru saja dia melewati mereka setelah mengambil pesanan dari ojek online. Sesekali dia menarik napas panjang. Sementara itu, otaknya berputar mencari cara untuk bisa masuk ke dalam kehidupan Arya. Namun rasanya sulit sekali untuknya mencari celah. Mendeka
Magbasa pa
Bab 119_SDK2_30
Pov Author   Selamat Membaca!      Teriakan dari kamar Mina membuat semuanya terbangun. Mina berlari keluar setelah berhasil mendorong tubuh Mang Pian yang seperti kerasukan. Lelaki itu berusaha mengendalikan dirinya dan berlari ke kamar mandi. Mengguyur tubuhnya malam-malam.        Nyonya Sinta, Arya dan Alma turun dari lantai atas. Karena Mina berteriak sekuatnya di luar kamar. Mereka melihat wajah Mina yang panik ketakutan. Entin yang tengah terlelap pun terbangun. Sambil menggisik-gisik mata dia keluar.         “Ada apa sih, Min?” tanya Entin sambil sesekali menguap. Matanya mengerjap-ngerjap.          Arya, Alma dan Nyonya Sinta menuruni tangga dan mendekat ke arah di mana Mina berada.        “
Magbasa pa
Bab 120_SDK2_31
 Pov Alma     “Bismillahirrohmanirrohim!” Aku memejamkan mata sambil membuka amplop tersebut. Jujur hatiku bercampur antara was-was dan penasaran atas isi dalam amplop milik suamiku ini.        Perlahan lembaran yang ada didalam itu kutarik keluar. Netraku menyipit, mengintip apa sebetulnya yang ada di dalam amplop ini.        Tiba-tiba ada yang bergemuruh dalam dada. Ada dua lembar foto di sana. Tampak dalam gambar itu, suamiku sedang menyematkan cincin pada jemari seorang perempuan yang tidak lain ialah Naila. Begitupun pada foto yang satunya. Tampak dengan wajah sumringah, Naila menyematkan cincin pada jemari Bang Arya.     "Ya Tuhaaan? Sejauh apa sebetulnya hubungan mereka dulu? Apakah mereka sudah bertunangan?"       Hatiku rasanya tercubit. Meski itu masa l
Magbasa pa
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status