All Chapters of My First Love is Paman (TAMAT): Chapter 41 - Chapter 50
101 Chapters
Part 41 liburan?
 Hari mulai berganti, sinar matahari pagi memancar dari celah jendela dengan indahnya, membangunkan pria tampan nan gagah dari tidur nyenyaknya.Usai mengerjapkan mata, perlahan pria itu bangun sambil melangkahkan kaki menuju kamar mandi dengan mengenakan sandal tipis diiringi langkah yang panjang.Semburan air terasa begitu nyaman, mengalir di setiap inci tubuh bak pangeran, sesekali dia mengibaskan rambut yang mulai memanjang sambil memijatnya dengan pelan. Tentu siapa yang tak akan tergoda dengan sosok Lingga, orang buta sekali pun akan merasakan betapa berkarismanya dia.
Read more
Part 42 liburan (1)
"Ra...kau ingin berlibur denganku?" Sontak saja Ira membulatkan mata kala mendengar tawaran Sang Paman, dari tatapan dan cara bicaranya yang lembut terasa bagai ucapan yang penuh dengan perasaan, padahal hati ini sejak tadi masih terdiam normal, dan saat ini entah mengapa terasa berdetak lebih cepat. "Ikut?," tanya Lingga memastikan. Ira mengangguk dengan senyuman manis mengembang di sudut bibirnya, matanya menyipit tanda setuju yang sulit untuk diucapkan. Setelah beberapa menit berlalu, keduanya kembali pada kesi
Read more
Part 43 (liburan) air laut
Gadis kecil bersiap dengan topi khasnya berjalan dengan sandal tipis berpadu dengan setelan gaun putih lengan pendek yang hanya mencapai bawah lutut, tak lupa dia membawa tas kecil yang berisikan barang-barang penting yang mungkin diperlukan suatu saat nanti. Sementara itu seorang pria jangkung masih setia menunggu di balik pintu menunggu gadis yang tengah bersiap memulai liburan, tak heran bukan? Wanita memang selalu lama jika dalam urusan berdandan. Cklek... Lingga seketika menoleh, gadis itu terlihat begitu cantik, gaun yang dia kenakan sangat cocok melekat di tub
Read more
Part 44 (liburan) harga diri
Bagian 44Sambil menunggu Sang Paman menyelesaikan pekerjaannya, Ira berkeliling ruangan, menelaah setiap sudut ruangan dengan pandangannya.Terlihat beberapa fasilitas seperti mantel, handsanitizer , beserta 2 buah parfum dan masih banyak lagi, semua itu Ira coba untuk memuaskan rasa penasarannya bahkan sepasang sandal yang dia temukan pun dia ambil karena begitu licin sangat nyaman untuk dipakai. Setelah puas menelaah, Ira mengambil setelan pakaian yang akan dia kenakan nanti
Read more
Part 45 (liburan) orang ketiga
Setelah beberapa jam berlalu, usai melihat Sang Paman pergi setelah menerima pesan singkat, kini Ira tengah tertegun sambil memeluk kedua lututnya di atas ranjang. "Paman memang agak aneh sih, tapi... kayanya enggak juga," batin Ira bergelut dengan pikirannya sendiri. Semakin waktu berlalu, memang terasa perbedaan-perbedaan dari sikap Sang Paman semakin jelas, akan tetapi apakah itu sebuah tanda ketertarikan atau hanya ilusi saja? Padahal sejak terakhir kali bibir pria itu mengucap penolakan rasa, hati ini sudah perlahan mundur, berusaha menerima kasih dari hati yang pasti tak akan menyakiti seperti ini, tetapi semakin hari, rasa ini entah harus di bawa ke arah mana, selalu berubah-ubah setiap detiknya. Tok...tok...tok... Dentingan suara terdengar dari arah pintu sana, lalu Ira segera bangun melihat siapa di sana. "Hai," ucap seorang Pria berperawakan ideal tampan dan manis berdiri di hadapannya. Setelah melihat perawakan orang ini, Ira langsung teringat pada seseorang, sepertin
Read more
part 46 (liburan) mabuk
Layak Medan pertempuran, mereka hanya beradu dingin satu sama lain, suasana tak menentu kala kehadirannya di sini, sementara itu Ira rasanya ingin menghilang saja dari muka bumi ini."Walaupun aku hanya diam, kok aku merasa tertekan ya," batin Ira tak nyaman.Karena situasi yang sangat mencekam, pria itu memulai sedikit pembicaraan."Bolehkah aku berkenalan denganmu nona?" "Denganku?""Ya, siapa lagi yang pantas aku panggil Nona di sini selain kamu."Yap perbincangan ini, di sisi lain mencairkan suasana juga ikut membakar seseorang."Siapa namamu?""Aku...He-ira Attaya," jawab Ira ragu."Nama yang sangat indah," ucap pria itu dengan nada rayuan. Di sisi lain Ira tengah mengumpat dalam hatinya."Untung saja pria ini tidak mengingatku, ku kira dia akan membicarakan masalah tadi," batin Ira."Tidak kah kau penasaran dengan namaku?" tanya pria tersebut.Ira hanya mengangguk, dirinya memang penasaran, namun melihat raut Paman yang begitu ambigu Ira sedikit ragu untuk berbincang lebih panj
Read more
part 47 sangka
Melihat ekspresi yang seakan menyudutkan, jelas membuat Ira merasa terusik harga dirinya, tidakkah dia tahu perjuangannya kemarin demi pria itu, dan saat ini pria itu malah seakan memandang Ira sebagai pelaku tindak asusila, apakah gadis itu terlihat seperti seorang pelaku?"Paman menuduhku?" tanya Ira.Lingga tak menjawab, dia hanya menampakkan wajah seolah meminta penjelasan saja, pasalnya kondisinya saat ini yang bertelanjang dada dan pakaian bawah yang telah berganti siapa yang mungkin bisa menggantinya?"Terserah Paman saja mau percaya padaku atau tidak, ikuti pemikiran Paman saja," ucap Ira ketus kemudian berjalan menuju kamar mandi.Lingga masih tertegun, dia terdiam dengan beribu pikiran yang berseliweran di pikirannya, dari mulai keadaan dirinya saat ini sampai bagaimana dia bisa pulang ke tempat ini."Sebenarnya apa yang telah terjadi padaku...?" Gumam Lingga sembari meremas kepalanya.Kilas balik...Pada malam yang cerah, setelah Ira memaksakan diri berlaku layak seorang wa
Read more
part 48 sakit
DI RUMAH....Setelah beristirahat semalaman dengan wajah masam, Ira bertekuk di atas ranjang di diiringi bunyi omelan yang begitu nyaring menggema di seluruh ruangan. "Hiks...hiks...ibuuuu aku ingin pulaaang," tangis Ira dalam balutan selimut.Sunyi pagi yang menyejukkan sangat serasi dengan irama tangis yang bergema dalam diam, akan tetapi suara dering ponsel membuat Ira seketika naik pitam, rasanya melempar ponsel dengan tangannya sediri seakan bisa menjadi obat penebus rasa kesalnya."Huaaaa.....hiks....hiks...." Tangisan Ira semakin kencang, tangisan yang penuh rasa sakit penuh penderitaan dan penuh tekanan, membuat hati terenyuh mendengar suara getir nan ketir.Bak..."Hosh...hosh...."Suara nafas terengah dengan raut panik yang sulit di sembunyikan, berlari menuju ranjang dengan langkah begitu panjang."Ra... Ira...." Suara berat itu terdengar jelas menggema, mendekat menghampiri seraya mengusap kening seorang gadis yang terlihat penuh kerutan."Hiks...hiks..."Ira yang terliha
Read more
part 49 pesan
Setelah mengerahkan sedikit perjuangan, Ira berhasil menerobos tembok besar di hadapannya, menghiraukan segala kontak mata yang mencegahnya, Ira menerobos tanpa menatap mata pria itu, yang akan melemahkan niatnya, walaupun dalam kondisi yang masih lemah dia coba paksakan.Di sisi lain Lingga tengah menatap kepergian gadis itu, berlari dengan lemah mengerahkan segala kekuatannya, tubuh pria itu seakan ingin menahan Ira pergi dengan sendirinya, namun tiba-tiba sebuah kepalan tangan terbentuk seakan menahan diri yang hendak terbawa arus begitu saja, tekadnya yang tak rasional seketika di patahkan oleh akalnya sendiri, memang siapa dirinya dan apa haknya terhadap gadis itu hingga Lingga dapat menahannya sesuka hati?DI TAMAN.....Dengan langkah gontai, Ira mendekati kursi panjang dengan seseorang yang terdiam di sana, Ira mendekat dengan nafas yang terengah-engah."Hosh...hosh..."Mendengar suara tersebut lantas seseorang yang tengah terduduk diam menoleh, di iringi senyuman manis yang m
Read more
part 50 gaun
DI KAMAR LINGGA...Malam tiba, Lingga duduk di tepi ranjang, menatap surat undangan dari Ira beberapa saat lalu. pria itu teringat akan pengakuan wali darinya yang terbilang mendadak dan sepihak, padahal Lingga melakukan pengakuan itu hanya agar orang lain tidak curiga memandang kehidupan mereka yang berada dalam satu rumah, bahkan pengakuan dalam secarik kertas pun tak ada, apakah Lingga boleh melakukan peran wali seperti ini?Ya Pria ini terkadang rasional juga terkadang begitu bodoh jika menyangkut Ira, dirinya selalu takut akan dampak yang di timbulkan dari keputusan yang terlalu mendadak, berbeda dengan orang lain yang akan memikirkannya sepintas, Lingga malah memikirkan hal yang bahkan akan sulit dia jawab sendiri, "bagaimana jika orang lain bertanya tentang hubungan kami? Bagaimana mereka mempertanyakan statusku sebagai wali? Bagaimana jika Ira tidak menyukai jawabanku dan malah membenciku?" Itulah yang kerap kali Lingga pikirkan."Huh apa yang kupikirkan? Aku tidak mungkin ben
Read more
PREV
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status