All Chapters of Beside You: Chapter 11 - Chapter 20
30 Chapters
Chapter #11
"Aku menyukaimu," kalimat yang keluar dari mulut Radit itu bukan hanya mengejutkan Mia, tapi juga Rangga dan Andini, karena tidak ada yang pernah menyangka Radit akan menyatakan perasaannya di depan Rangga dan Andini.   Mia yang semula sudah membalikkan tubuhnya menghadap rumahnya, kembali menghadapkan tubuhnya ke arah Radit, dan mau nggak mau ia membelalakkan kedua matanya ke arah Radit. Mia yang awalnya berniat akan memaafkan Radit, menjadi kembali kesal pada Radit.   "Aku menyukaimu," Radit mengulangi ucapannya, dan seperti memberitahu Mia kalau dirinya tidak salah dengar.   Mia masih membeku di tempatnya dengan tatapan matanya yang tidak beralih dari Radit sama sekali.   Andini menggandeng lengan Rangga dan meninggalkan Radit dan Mia berdua tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Sepeninggal Andini dan Rangga, Radit dan Mia masih hanya saling tatap tanpa ada yang mengeluarkan kata-kata. Cukup lama me
Read more
Chapter #12
Hari ini Mia tidak terlalu sibuk, dan Mia sangat menikmati kesehariannya di kantor, bahkan ia bisa melupakan kejadian tidak mengenakkan yang dialaminya semalam. Mood Mia kembali membaik setelah sekian lama, ia berharap tidak ada yang bisa merusaknya lagi.Waktu berjalan terasa lebih cepat dari biasanya, sekarang sudah waktunya Mia untuk pulang, Mia pun mulai beres-beres. Meja sebelah Mia sudah kosong dan rapi karena Lina sudah pulang lebih awal, tadi ia mengeluh sedang tidak enak badan. Mia beres-beres dengan semangat tanpa memikirkan apa-apa lagi. Setelah merasa semua barangnya sudah masuk ke dalam tasnya, Mia mulai melangkahkan kakinya untuk turun dan pulang. Senyuman di wajah Mia masih mengembang dengan baik, sesekali orang-orang di sekitarnya menatapnya dengan bingung. Tidak lama kemudian senyuman itu sirna begitu saja, saat dirinya sudah sampai di dekat pintu utama kantornya. Mia melihat sosok Radit bersama motornya sudah menunggunya di depan k
Read more
Chapter #13
Beberapa menit kemudian, mereka berdua sudah mulai bisa melihat rumah mereka masing-masing, walaupun dari jarak yang cukup jauh. Motor masih tetap melaju dengan kecepatan yang sama untuk mendekati rumah mereka. Saat motor sudah benar-benar sampai di depan rumah Mia, Radit menghentikan laju motornya. Belum sempat Radit memarkir motornya dengan baik, Mia sudah turun dari motor, jadilah Mia hampir jatuh. Melihat Mia akan jatuh, kecepatan reflek tubuh Radit berjalan dengan baik, ia langsung meraih dan memegangi tangan Mia dengan erat supaya Mia tidak terjatuh. "Pelan-pelan." Nada suara Radit terdengar marah, bahkan Mia merasa Radit tidak pernah semarah itu kepadanya. "Maaf," dan anehnya Mia langsung merasa bersalah, makanya dirinya langsung meminta maaf. "Ada yang sakit nggak?" Radit menghiraukan ucapan maaf Mia. Mia tidak langsung menjawab, ia melihat ke arah kakinya terlebih dulu karena tadi ia merasa
Read more
Chapter #14
Tiga hari setelah kedatangan kedua orang tua Radit dan Rangga, akhirnya mereka berdua mengetahui alasan sebenarnya, mengapa secara tiba-tiba kedua orang tuanya memilih untuk memindahkan kedua anaknya dari rumah yang mereka tempati selama ini. Beberapa hari sebelum kejadian itu, kedua orang tua Radit dan Rangga bertemu dengan tante Mela secara diam-diam, tanpa sepengetahuan Radit maupun Rangga. Saat pertemuan itu, kedua orang tua Radit dan Rangga merasa ada suatu hal yang tidak mereka sukai dari ajaran tante Mela, dan mulai saat itu mereka saling bertengkar, bahkan mama Radit yang juga kakak dari tante Mela, sangat marah pada tante Mela karena hal itu. Ajaran yang kedua orang tua tidak sukai itu adalah berkaitan dengan kuliah Radit dan Rangga, kedua orang tua mereka merasa tante Mela terlalu memanjakan Radit dan Rangga, sehingga mereka berdua bisa seenaknya bolos kuliah. Selama beberapa hari ini Radit mulai menjauhkan diri dari Mia, bahkan ke
Read more
Chapter #15
Hari Sabtu datang begitu cepat, hari dimana kakak ketiga Mia berjanji akan berkunjung ke rumah Mia. Sampai sekarang Mia masih belum mengetahui alasan sebenarnya dari kakaknya yang berniat ke rumahnya. Karena hari Sabtu Mia tidak libur, jadi Mia pun tidak menunggu-nunggu kedatangan kakaknya di rumah, ia tetap menjalani kesehariannya seperti biasanya. Sebagian waktu Mia, ia habiskan di kantornya, namun Mia sama sekali tidak menyesalinya. Ketika jam dinding sudah menunjukkan pukul 5 sore, Mia mulai bersiap-siap untuk pulang. Setelah semua barangnya sudah masuk ke dalam tasnya, Mia dengan terburu-buru turun menuju pintu luar kantor. Mia berjalan menuju pintu depan kantornya tidak dengan melihat ke depan, ia sibuk melihat ponselnya karena kakaknya sudah mengirim SMS yang berisi kalau dirinya sudah hampir sampai di rumah Mia. Sesekali Mia menggerutu karena ia merasa diburu-buru oleh kakaknya. Tiin, ketika Mia mulai menuruni tangga yang berada di h
Read more
Chapter #16
Keesokan harinya, hari dimana Radit dan Rangga harus pindah dari rumahnya yang sekarang. Sejak pagi Mia sudah sibuk sendiri di dalam rumahnya, tidak seperti biasanya, apalagi hari ini adalah hari Minggu. Mia melakukan banyak hal karena dirinya sedang gelisah, ia sebenarnya ingin pergi ke rumah Radit, ia ingin saling sapa untuk yang terakhir kalinya, tapi ia juga tidak ingin dirinya dianggap terlalu berlebihan. Ketika Mia sedang membuat kopi di dapur, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari depan rumahnya, suara itu berasal dari pintu rumahnya. Tanpa mematikan kompor terlebih dulu, Mia langsung berlari menuju asal suara itu. Karena Mia menghampiri pintu dengan berlari, maka Mia sampai di depan pintu dengan cepat. Mia tidak langsung membuka pintu itu, ia mengelap kedua telapak tangannya terlebih dulu ke bajunya untuk menghilangkan perasaan gelisah dan gugupnya. Mia membuka pintu setelah merasa perasaannya lebih tenang dari sebelumnya. Dan
Read more
Chapter #17
Sudah lebih dari seminggu semenjak Radit dan Rangga pindah rumah, sesekali Mia bertemu dengan tante Mela ketika Mia sedang lewat di depan rumahnya, dan Mia bisa melihat perasaan kehilangan dari diri tante Mela juga. Dalam beberapa hari, setiap pagi Mia sempat mematung di depan rumah lama Radit dan Rangga selama beberapa menit, ia ingin memastikan kepada dirinya sendiri, apakah mereka berdua atau lebih tepatnya Radit sudah benar-benar pindah dari sana, dan ternyata itu sudah pasti, karena yang keluar dari rumah itu bukanlah Radit ataupun Rangga, tapi hanya tantenya. Tiga hari setelah kepindahan Radit, Radit mengirim SMS ke Mia. SMS itu berisikan tentang Radit yang meminta maaf pada Mia karena baru menghubunginya, ia berkata kalau selama beberapa hari sebelumnya, ia sangat sibuk karena kedua orang tuanya menjaganya dengan ketat untuk belajar. Mia pun memaafkannya dengan mudah. Enam hari setelah kepindahan Radit, Radit menelponnya, ia mengataka
Read more
Chapter #18
Hari ini adalah hari Minggu, sehari setelah pertemuan intim antara Radit dan Mia. Dari pagi, Mia mengharapkan Radit menemuinya lagi, tapi sepertinya harapannya tidak bisa terkabul karena tadi siang Radit sudah menelpon Mia dan berkata kalau dirinya ada acara di kampusnya, mau nggak mau Mia menjadi kecewa. Karena perasaannya sudah terlanjur tidak enak, seharian ini Mia jadi hanya bermalas-malasan di rumahnya. Sesekali Mia berpindah tempat dari kamarnya menjadi ke ruang tamu untuk menonton TV, lalu berpindah lagi menjadi ke dapur untuk menyemil, tapi ujung-ujungnya juga Mia kembali ke kamarnya. Ketika Mia sedang sibuk dengan ponselnya, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari depan rumahnya, Mia pun beranjak dari kasurnya untuk melihat siapakah yang mengetuk pintu rumahnya. Mia sudah sampai di depan pintu, ia pun tanpa ragu langsung membukanya, dan ternyata orang itu adalah kak Rido. Reflek Mia langsung melihat ke belakang kak Rido, ia men
Read more
Chapter #19
Setelah menutup teleponnya dengan Radit, dan meletakkan ponselnya ke meja yang berada di samping kasurnya, Mia mulai melangkahkan kakinya keluar kamar dan menuju dapur. "Kamu bilang, kamu nggak punya hubungan apa-apa sama Radit," kata-kata itu keluar dari mulut kak Rido secara mendadak bagi Mia. Kalimat itu muncul bahkan sebelum Mia benar-benar masuk ke dapur. Langkah Mia terhenti sejenak karena kalimat itu, namun setelah itu ia malanjutkan langkah kakinya lagi. "Emang nggak ada," jawab Mia cuek tanpa melihat ke arah kakaknya, ia memfokuskan matanya ke arah kulkas. Mia membuka pintu kulkas dan mengambil beberapa makanan untuk ia berikan ke kakaknya. Mia memberikannya dengan jutek. "Jadi Kakak nyuruh aku ngambilin makanan, cuma alasan," meskipun nada suara Mia terdengar seperti sedang bertanya, namun sebenarnya ia tidak sedang menunggu atau membutuhkan jawaban dari kak Rido. Kak Rido tidak berkata apa-apa lagi, namun meli
Read more
Chapter #20
Bangun dari tidurnya, Mia langsung meraih ponselnya. Mia membelalakkan kedua matanya ketika melihat notifikasi yang ada di ponselnya, disitu menunjukkan kalau ada misscall dari Radit sebanyak 5 kali. Ada perasaan menyesal dalam diri Mia karena semalam dirinya ketiduran, namun penyesalan itu tidak berselang lama, penyesalan itu langsung hilang setelah melihat SMS dari Radit yang dikirim semalam juga. Maafin, tadi aku di jalan, aku udah nggak betah jadi aku milih pulang lebih awal dari teman-temanku, (mungkin karena nggak ada kamu makanya aku nggak betah) :D. Kamu pasti udah tidur ya? Good night, sampai ketemu besok pagi, sekali lagi aku minta maaf ya, Mia membaca SMS itu dengan senyum-senyum sendiri seperti orang gila, apalagi dengan rambutnya yang acak-acakan saat ini. Mia bangkit dari kasurnya dengan semangat yang menggebu, sampai-sampai dirinya tidak melihat ada sebuah baju yang tergeletak di dekat kasurnya, jadilah Mia terpeleset dan hamp
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status