All Chapters of Mendadak jadi Ibu: Chapter 81 - Chapter 90
191 Chapters
Bab 81
Kini Syan tengah tak sadarkan diri tidur diatas sebuah ranjang didalam ruang asing, tangannya terikat disisi ranjang dengan tali yang melilit pergelangan tangan. Matanya terus terpejam dengan begitu nyamannya, hingga rasanya ia enggan untuk membuka mata. Namun perlahan ia mulai menggerakkan kelopak matanya, sedikit demi sedikit matanya terbuka dan menyesuaikan pandangannya. Ruang yang begitu asing membuat ia mulai meronta ketakutan, tangannya begitu kesakitan juga kesemutan hingga terasa kaku untuk digerakkan."Tolong, siapapun tolong gue," teriaknya.Sekuat ia mencoba berteriak meminta pertolongan, sesakit kerongkongannya hingga begitu perih namun tak ada satupun orang yang datang menolongnya. Syan kini hanya bisa menangis ketakutan, ia terus memanggil nama suaminya dengan harapan ia akan datang menyelamatkannya."Aldo, tolongin aku," isak tangisnya.Karena kondisinya sudah membaik dan tak lagi ada masalah, maka hari ini Sabrina sudah diijin
Read more
Bab 82
 Syan histeris, ia menjerit ketakutan saat bajunya dengan paksa dilepas dari tubuhnya. Tangisnya menggema menjadi senandung dikala malam tanpa iringan, pedih sakit menjadi satu dalam kehancurannya."Ah, tolong lepaskan aku," mohonnya yang sudah tak berdaya.Permohonan serta desahan menjadi satu, menjadi pembangkit nafsu Matius yang kini sedang berada diatas tubuh Syan. Matius tak lagi menghiraukan jeritan juga tangis Syan, ia tengah menikmati permainanya sendiri diatas tubuh Syan yang sudah lemah tak berdaya.Matius begitu rakus, ia memberikan tanpa kepemilikannya pada sekujur tubuh Syan. Lehernya tak ada celah dengan penuh tanda, apalagi bagian dada juga dipenuhi tanpa merah akibat ulah Matius."Ekhmmmm," erang Matius saat ia mencapai kepuasannya.Ia tak lantas mencabut miliknya dari dalam tubuh Syan, ia masih bermain dengan ritme yang diinginkannya. Matius nampak begitu menikmati permainannya, bahkan Syan yang semula meronta kini han
Read more
Bab 83
Sabrina membalik tubuhnya dan melihat siapa kini yang tengah berdiri dibelakangnya, tentu orang itu tak lain adalah Aldo yang selalu mengganggunya saat dikampus."Tentu saja bahagia, mendapat suami yang begitu sempurna mana ada wanita yang tak bahagia," ucap Sabrina dengan begitu tegasnya."Aku cukup tahu hal itu.""Lantas apa yang menjadi tujuan anda datang kemari tuan Aldo, saya hanya tidak ingin dituduh macam-maca lagi baik dengan istri anda maupun mertua anda," ucap Sabrina mengingat masa lalu."Ckckck, ternyata seorang Sabrina pendendam juga."Sabrina yang malas berlama-lama berbagi oksigen dengan Aldo berbalik dan meninggalkan laki-laki itu seorang diri dihalaman kampusnya. Berurusan dengan Aldo hanya akan menambah luka pada hati juga tubuhnya."Aku juga bisa menjadi suami yang sangat sempurna jika kamu memilihku," lirihnya memandang kepergian Sabrina.Syan mulai tersadar dari tidur panjangnya, seluruh tubuhnya terasa begitu rem
Read more
Bab 84
Sabrina menunggu dengan tak sabar suaminya yang berjanji untuk datang menjemputnya, namun sudah hampir 30 menit namun tak kunjung terlihat batang hidungnya. Dengan penuh kekesalan ia pun menggerutu mengirimkan ribuan chat untuk suaminya."Kemana lagi ini hubby, jam karet," kesalnya mencebikkan bibirnya.Tak lama terlihatlah mobil milik sang suami yang berjalan memasuki halaman kampus, mata Sabrina sudah berbinar penuh kebahagiaan."Loh kok pak Tono," tanya Sabrina pada supir kantor suaminya yang kini berada didepannya."Hehe iya nyonya, tuan sedang ada meeting jadi minta tolong saya untuk jemput nyonya," ucapnya.Hati yang tadi berbunga kini layu berganti dengan kekesalan, betapa jengkelnya ia pada Antonio yang telah mengingkari janjinya. Sepanjang perjalanan Sabrina hanya terdiam dengan wajah kesalnya, pak Tono bahkan tak berani mengajaknya berbicara karena raut wajah sang nyonya.Hanya senyuman yang ditampilkan pak Tono kala melihat sang n
Read more
Bab 85
"Apa yang kamu nggak mau," tanya Aldo yang tiba-tiba datang dan sudah berdiri disampingnya."Sayang," paniknya segera bangkit dan memeluk tubuh Aldo dengan begitu erat. Aldo hanya terdiam saat tubuh Syan memeluk dirinya dengan begitu erat, terbesit rasa bersalah dalam hatinya saat mengingat kemarin ia meninggalkan sang istri sendirian. Aldo membalas pelukan itu, memeluk tubuh wanita yang kini tengah mengandung anaknya."Sayang, aku menginginkamu," bisik Syan begitu mendayu manja ditelinga sang suami.Aldo tetaplah laki-laki normal yang akan merespon tindakan Syan saat ini, semarah apapun ia namun naluri laki-lakinya lah yang kini sedang bekerja. Aldo menarik tubuh Syan masuk kedalam kamarnya, melumat menyesap menggigit bibir ranum istrinya.Syan masih menikmatinya, menikmati sentuhan tangan Aldo yang kini berada ditubuhnya. Memuaskan hasratnya yang tiba-tiba saja menggebu-gebu, namun wajahnya terlihat begitu berbeda."Ada apa Syan," ta
Read more
Bab 86
Mata Sabrina hanya tertuju pada pandangannya, memandang Max yang kini tengah tertawa lepas dengan seorang wanita juga seorang anak. Pandangan yang tak pernah melihat tawa serta keceriaan yang kini tersaji didepan matanya."Sayang gimana kalau kita duduk disana," tunjuk Antonio pada sebuah bangku yang berada diujung dengan jendela besar disebelah."Papa," lirih Sabrina kembali mengulang katanya."Ha, papa?" ulang Nio yang kini mengikuti arah pandang sang istri."Max," ucap Antonio yang juga terkejut dengan keberadaan laki-laki yang sudah lama tak ditemuinya."Wanita itu, wanita itu aku," ucap Sabrina yang terbata-bata sebab sakit pada kepalanya mulai kembali menyerang."Sayang ada apa, apa sakit lagi, " panik Nio yang memegangi kepala sang istri."Kepala aku sakit hubby," keluhnya."Kita pulang aja ya, kita makan dirumah aja," panik Nio yang sudah mulai menarik sang istri.Sabrina menghempaskan tangan Nio perlahan dari ta
Read more
Bab 87
Matius yang marah segera membawa mobilnya melanju meninggalkan rumah Selly , ia segera mendatangi mamanya setelah mendapatkan alamat diaman keduanya tinggal.Dan kini ia sampai disebuah apartemen dan segera menuju unit milik sang mama, mencoba menahan emosinya ternyata Matius masih memikirkan emosi sang adik yang masih sangat kecil itu.Irma selesai membersihkan tubuh sang putri dan segera membawanya untuk beristirahat, namuan ketukan dipintu membuatunya mengurungkan niat untuk ikut berbaring."Cica sayang kamu disini dulu, mama mau buka pintu.""Iya ma."Matius  menarik nafasnya dalam-dalam untuk bertemu kembali dengan sang mama setelah bertahun-tahun tak pernah bertemu, ia memutuskan keluar dari rumah ketika Irma sang mama menikahi laki-laki brengsek pembunuh sang papa."Apa kabar mamaku tersayang," sapa Matius saat pintu terbuka dan memperlihatkan sang mama yang begitu anggun juga cantik."Akhirnya kamu kembali, ayo kita masuk
Read more
Bab 88
Tengah berada dimarkas bersama dengan teman-temannya, Aldo hanya duduk menyendiri ketika para kawannya tengah bermesraan dengan perempuan bayaran. Ia tak ada niat untuk bergabung dan mengambil satu wanita disisinya, ia masih mengingat janin yang kini Syan kandung."Hai bung, apa sekarang milikmu sudah menemukan sangkarnya sampai nggak mau bergabung dengan kita," teriak salah satu kawannya yang tengah menjamah tubuh wanita didepannya."Loe urus aja urusan loe!" balas Aldo yang tak ingin ambil pusing.Tak lama sebuah pesan video masuk kedalam ponselnya, mata Aldo begitu tak percaya dengan apa yang kini dilihatnya. Istrinya, wanita yang selama ini mati-matian ia coba cintai terlihat begitu menikmati tubuh laki-laki lain.Aldo mengepalkan kedua tangannya, begitu marah kecewa juga terkhianati. Semua kini rasanya sia-sia, semua pengorbanan juga perjuangannya berbalik menusuknya. Menusuk terlalu dalam hingga membuatnya mati rasa."Mau kemana bro," teriak
Read more
Bab 89
"Wanita itu, bayangannya ada saat mobilku terbalik."Nio merasakan jika istrinya tengah melamun, dan ia dengan sengaja menggigit telinganya dengan begitu gemas."Ahh," desah Sabrina dengan ulah suaminya."Berani sekali nyonya Antonio ini, sedang bercumbu dengan suaminya malah memikirkan orang lain," keluh Nio yang kini bercucuran keringat.Sabrina mengalungkan kedua tanganya pada leher suaminya, tersenyum dengan begitu manis lalu melumat mesra manis bibir Antonio."Hanya teringat ketika mobil milik keluargaku terbalik," bisik Sabrina mengakhiri ciumannya.Nio menghentikan kegiatan panasnya, kini a menatap istrinya dengan pandangan penuh kecemasan. Bagiamana mungkin istrinya dengan begitu santai mengungkap ingatan kelamnya, namun gemetar tangan yang memeluknya menandakan bagaimana sebenarnya ketakutan Sabrina saat ini."Tenang saja, ada aku yang akan selalu melindungimu dari siapa pun itu.""Ahh, hubby.""Come on baby, ja
Read more
Bab 90
Betapa murka nya Syan melihat pemandangan didepannya, nyalinya begitu besar berani merebut suaminya. Namun beruntung Aldo dengan sigap berhasil menghalau vas itu dan tak melukai Lili. "Berani sekali berbuat kasar didepanku! Duduk dengan nyaman dan lihat apa yang bisa kami lakukan didepanmu," ucap Aldo penuh kebencian. Dengan kasar ia mendorong tubuh Lili keatas ranjang, merobek paksa semua pakaian yang menutupi tubuh indahnya yang tak mampu ia jamah. "Tolong jangan," mohon Lili dalam keputusasaannya. Tapi percuma, mata Aldo kini sudah gelap dengan gairah juga kemarahan. Hanya ada keinginan yang kini ia inginkan didalam fikirannya, yaitu menjadikan Lili pelampiasannya. "AKhhhhhh," pekik Lili dengan begitu keras saat sesuatu yang lain menusuk miliknya dengan begitu kasar. Aldo sempat terdiam, ia menyadari jika wanita yang dipaksanya kini ternyata adalah seorang wanita baik-baik dan suci. Rasa bersalah jelas menggerogoti hatinya, namun eg
Read more
PREV
1
...
7891011
...
20
DMCA.com Protection Status