Semua Bab Mendadak jadi Ibu: Bab 71 - Bab 80
191 Bab
Bab 71
Nio begitu geram saat kembali menatap wajah angkuh dari mantan istrinya tersebut, wanita yang dulu pergi meninggalkan dirinya juga anaknya.  Tangannya terkepal kuat menahan diri untuk memukul langsung Selly didepannya."Berapa nyali yang anda miliki sampai berani melukai nyonya Antonio?""Bahkan gue sudah berbaik hati hanya mematahkan satu tangannya saja, " sombongnya memancing kemarahan Nio.Nio yang murka mencekik leher Selly dengan begitu kuatnya, Sabrina segera menyerahkan Sasa pada salah seorang pengawal dan memintanya membawa Sasa pergi dahulu."Tenang hubby," ucap Sabrina membelai punggung Nio suaminya."Munafik, berani sekali merebut kedudukanku sebagai nyonya Nio juga mama kandung Sasa.""Anda perlu berkaca diri nona Selly. Anda yang dengan sadarnya pergi meninggalkan keluarga kecil anda sekarang menghina saya merebut itu semua, bodoh," seru Sabrina memberikan tekanan pada Selly.   "Pergi, bawa dia. Lakukan se
Baca selengkapnya
Bab 72
Tak ada yang bisa Nio lakukan untuk menghilangkan rasa sakit ditangan istrinya, ia hanya bisa menemaninya sambil terus tersenyum kepadanya. Hanya semangat yang kini Sabrina butuhkan, hanya keselamatan Sasa juga keluarganya yang menjadi keutamaannya."Selamat pagi sayang," ucapnya ketika Sabrina baru membuka matanya."Pagi hubby," tersenyum begitu manisnya."Apa masih sakit," tanyanya mencium lengan juga tangan istrinya yang di gips.Sabrina tahu kekhawatiran suaminya, ia tak bisa menghibur dengan berpura-pura kuat atau dalam keadaan baik-baik saja. Sabrina hanya bisa tersenyum sambil memeluk tubuh sang suami dengan penuh kasih sayang."Semua akan baik-baik aja, " ucap Sabrina dalam dekap hangat tubuh Antonio.Tak ada kata-kata, Nio hanya menghujani istrinya dengan kecupan kasih sayang. Dengan telaten juga  membantu istrinya mandi juga mengganti pakaiannya. "Mama," gumam Sasa yang melihat Sabrina berjalan sambil dituntun Nio
Baca selengkapnya
Bab 73
Tubuh Selly sudah tak mampu lagi menahan kesakitannya, rasanya sakit itu menjalar disekujur tubuhnya. Apa yang bisa ia lakukan kini selain memohon ampun dan belas kasih, tak ada dan tak akan pernah ada."Tuan, saya sudah melakukan tugas saya.""Hm, Lex antar dia keluar dan berikan kompensasinya.""Baik tuan. Mari ikut saya.""Apa yang harus kami lakukan selanjutnya tuan," tanya kepala pada Nio."Tunggu sampai gelap, antarkan dia pulang didepan gerbangnya. Pastikan jangan sampai terlihat oleh orang.""Baik tuan."Nio bergegas pergi meninggalkan tempat itu. Bersama Alex ia kembali ke kantor dan menyelesaikan pekerjaannya seperti biasa. Ada rasa was-was saat ia meninggalkan Sabrina seorang diri dirumah tanpa pengawalan darinya, karena semejak kejadian itu Nio tak lagi percaya jika bukan dirinya sendiri.Sedangkan dirumah Sabrina begitu kesepian, Nio melarangnya keluar rumah jika tanpa dirinya bahkan ia juga tak berani ikut bersama
Baca selengkapnya
Bab 74
Hujan yang semakin deras bercampur dengan angin kencang membuat Lastri terus memikirkan putrinya, firasatnya mengatakan hal buruk sedang menimpa putrinya namun ia tak tahu itu apa. Mengambil kunci mobilnya, Lastri hendak pergi kembali mencari Selly kemanapun."Buka gerbangnya," teriaknya dari dalam mobil."Astagaaaa," teriak satpam yang membuat Lastri mengerutkan dahinya. "Ada apa sih?""Nyonya, nyoya itu," paniknya."Yang jelas ngomongnya,saya kagi buru-buru ini.""I,, itu nyonya. Non Selly didepan."Lastri terdiam, ia turun dengan tergesa-gesa hingga lupa membawa payung miliknya. Selly tak sadarkan diri, dengan bantuan para satpam Selly dimasukkan kedalam mobil dan dibawanya segera ke rumah sakit.Sesampainya dirumah sakit Selly segera dilarikan ke ICU, Lastri hanya bisa berdoa dan berharap jika putrinya akan baik-baik saja kali ini.  Lastri tak menyangka jika putrinya mengalami hal buruk seperti hari ini.&nb
Baca selengkapnya
Bab 75
Mata Sabrina terbelalak melihat ruang rawatnya saat ini, bukan terlihat seperti layaknya ruang pada rumah sakit melainkan lebih mirip dengan penthahouse yang ada difilm-film korea."Hubby, sepertinya kita salah masuk kamar deh," ucap Sabrina."Kita tidak salah kamar nona, ini memang ruangan khusus untuk anda," jawab Alex membantu tuannya.Antonio mendorong kursi roda istrinya masuk, membawa tubuh itu naik keatas ranjangnya yang sangatlah empuk. Mata Sabrina masih terus menjelajahi seisi ruangannya, benar-benar begitu mewah bahkan ia bisa melihat sunrise juga sunset dari tempat tidurnya."Suka," tanya Nio memeluk tubuh sang istri."Sangat suka, begitu indah hubby.""Aku sudah mempersiapkan ini untukmu, dan andai kamu tadi bilang tak suka maka minta maaflah pada Alex sayang," ucap Nio membingungkan."Kenapa harus minta maaf pada kak Alex," tanyanya."Karena kalau nona bilang tidak suka maka tuan akan memerintahkan saya untuk meng
Baca selengkapnya
Bab 76
Antonio terdiam, ia menghindari tatapan mata Sabrina yang menuntutnya untuk bicara. Ia tak mungkin mengakui apa yang sudah diperbuatnya kepada Selly, jika sampai istrinya itu tahu maka ia akan menanggung kemarahan yang mungkin akan susah diredakannya."Kamu waktunya makan ini yank, aku suapin ya," ucap Nio yang mengambil sebuah nampan berisi makanan istrinya."Jangan mengalihkan pembicaraan hubby.""Udahlah yank kita nggak usah bahas dia, yang terpenting itu kamu sekarang udah gpp," ucapnya yang terlihat mulai kesal.Sabrina terdiam, ia mengamati ekspresi suaminya yang terlihat menyembunyikan sesuatu dari dirinya. Ia tak menyahuti apapun yang disampaikan sang suami, ia hanya terdiam sambil mengamati."Yank, kalau diajak ngomong itu disahutin lah jangan diam aja," keluh Nio ketika Sabrina hanya diam menatapnya."Katakan," kekeh Sabrina memaksa."Ayolah yank, kita bahas yang lain aja yuk.""Keluar," pinta Sabrina tiba-tiba sambil
Baca selengkapnya
Bab 77
Sabrina terus termenung didalam kamarnya, ia terus saja teringat dengan pertemuannya dengan laki-laki itu. Entah mengapa ia merasa begitu tak asing dengan sosok laki-laki tersebut."Matius, namanya seperti tidak asing," gumamnya."Tapi siapa dia, siapa Matius ini? Apa dia ada hubungan denganku dimasa lalu," pikirnya dengan sangat keras.Kepalanya kembali berdenyut, begitu nyeri dan menyakitkan. Ia hanya bisa meringis merasakan kesakitan itu sambil memeganginya dengan erat."Kamu periksa semua dokumen yang ada, pastiin juga semua dalam kendali kita," ucap Nio yang baru saja membuka pintu kamar rawat Sabrina."Baik tuan. Nona," ucap Alex yang melihat nona mudanya meringkuk diatas ranjangnya.Nio mengikuti arah pandang Alex, betapa ia terkejut saat melihat Sabrina meringkuk dengan tubuh yang gemetar. Ia berlari, memeriksa sang istri dengan begitu teliti."Mana yang sakit yank, mana ," paniknya.Alex keluar dan kembali dengan dokte
Baca selengkapnya
Bab 78
Matius begitu tenang saat mendengarkan semua cerita Selly padanya, ia dengan wajah damainya mendengarkan semua bualan Selly tentang mantan suaminya juga istri barunya. Bahkan saat Selly mengatakan niatannya untuk mengambil Sasa demi menyiksa batin mantan suaminya, Matius tetap pada ekspresinya yang begitu damai."Bagaimana menurutmu beib," tanyanya pada Matius yang memandanginya.Matius dengan senyumannya melangkah mendekati Selly, membelai puncak kepalanya dengan penuh kasih sayang. "Lakukan apapun yang bisa membuatmu senang, aku akan selalu mendukungmu."Selly begitu bahagia, ia memeluk pinggang Matius dengan sebelah tangannya. Ia yang begitu mencintai Matius hingga ia buta tak pernah melihat kekurangan lelakinya itu, Selly selalu memaafkan Matius untuk semua kesalahan yang selalu Matius lakukan."Tunggu kamu sembuh maka aku akan membantumu mengurus semuanya," ucap Matius mengecup kening wanitanya.Selly memejamkan matanya, menikmati kasih sayang
Baca selengkapnya
Bab 79
Matius tak menyangka jika ia akan mendapatkan tontonan yang begitu menarik, sangat menghibur dirinya ketika Syan yang mengamuk malah ditinggalkan oleh suaminya."Gue pasti bakal balas loe," ancam Syan yang segera berlari mengejar suaminya."Nona, kenapa tidak mengatakan saja siapa suami nona sebenarnya," tanya Alex."Untuk apa kak, "tanyanya sendu."Nona," panggil Alex."Sudahlah, antar saya ke dokternya."Matius keluar dari tempat persembunyiannya, menatap Sabrina yang semakin lama semakin menjauhinya. Ia begitu kagum dengan Sabrina saat pertama kali mereka bertemu, kekagumana seorang laki-laki dewasa kepada perempuan dewasa."Ternyata, jadi dia gadis malang itu. Gadis yang nasibnya hampir sama denganku, " ucapnya."Aku harus bisa mendekatinya," ucapnya penuh tekat.Nio yang saat ini masih dikantor begitu cemas saat melewatkan pemeriksaan pada istrinya itu, ia yang harusnya bisa menemani kini terpaksa absen karena ada s
Baca selengkapnya
Bab 80
"Kembalikan anakku!"Teriakan yang begitu mengejutkan ketiganya, pasalnya tak pernah terfikir jika akan bertemu dengan Selly didalam rumah sakit.Selly yang saat itu didorong oleh Lastri berjalan mendekati Sabrina, pandangannya menatap tajam Sasa yang dengan nyamannya duduk dipangkuan Sabrina sambil memeluk wanita itu.Hatinya begitu teriris melihat anak kandungnya begitu nyaman dengan wanita lain sedang ketakutan saat dengannya. Rasa yang baru bagi dirinya setelah sekian lama menjadi seorang ibu.Selly mengulurkan tangannya, mengisyaratkan pada Sasa bahwa dirinya juga ingin dipeluk olehnya. Namun bukannya pelukan yang didapat, Selly harus menelan kepahitan saat Sasa malah mengacuhkan dirinya dan tak mau menatapnya."Mama, kita pergi aja dari sini," cicit gadis kecil tersebut."Hubby, anak kita minta pergi," ucap Sabrina yang mendongakkan kepalanya kebelakang."Dia anak saya, bukan anak anda," ucap Selly begitu tegas.Sabrina h
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
20
DMCA.com Protection Status