Semua Bab Rayhan Story: Bab 71 - Bab 80
84 Bab
Mama
  Pada akhirnya Daniel membawa wanita itu dan tentunya adiknya untuk berbicara di sebuah cafe di mall ini. Padahal niatnya ia ingin bermain dengan adiknya. 4m Rayhan sendiri menatap kedua orang di hadapan nya dengan heran. Seingatnya ia tak pernah melihat wanita di hadapan nya ini. Namun kenapa kakak galaknya membiarkan wanita itu duduk bersama mereka  "Da_" "Langsung ke intinya saja apa mau anda?? "Potong Daniel dingin. Wanita itu tersenyum sendu. "Mama rindu sama kamu sayang" "Anda bercanda" Daniel terkekeh meremehkan. "Mama mohon maaf bener-bener rindu nak sama kamu" Wanita itu hendak meraih tangan Daniel namun Daniel langsung menepis nya sedikit kasar. "Jangan sentuh saya paham" Daniel menggeram marah. Rasa bencinya kembali memuncak saat ia melihat wanita yang harusnya ia pan
Baca selengkapnya
Keputusan
  Dafka memarkir mobilnya dengan tergesa. Ia langsung buru buru kembali ke mansion begitu mendapat kabar dari Rafka jika adiknya kembali sakit. Padahal ia baru meninggalkan nya sebentar. Anak itu benar benar suka sekali membuat mereka kena serangan jantung padahal kan mereka masih muda.  "Dasar bocah gendut" Dumel Dafka. Dalam hati sudah misuh misuh saking khawatir nya.  Langkah nya memasuki lift utama dengan tergesa. Begitu sampai di lantai 2 langsung saja memasuki kamar Rayhan yang memang tak terkunci.  "Raf gimana si adek" Tanya Dafka ke Rafka yang tampak menunggu dengan cemas. "Masih di periksa dokter Erlangga" Jawab Rafka tanpa menatap ke Dafka. Dafka menghela nafas kasar. Kebiasaan Rafka jika bungsu mereka sakit pasti tak akan fokus. Kedekatan kedua adiknya itu memang tak bisa di ragukan. "Gimana?? " Tanya Rafka
Baca selengkapnya
Pilihan
 Dafka masih sibuk menenangkan adiknya yang kini masih memeluk erat dirinya seolah tak mau dilepas walau sejenak. Ia tak habis pikir padahal ia sudah memperingatkan mereka, namun tetap saja mereka keras kepala dan suka sekali memaksakan kehendak nya.  "Sst udah ya dek... " Dafka mengusap lembut surai lebat adiknya. "Hikss... Adek nggak... hikss suka.... di rumah... hikss" Isak Rayhan kencang suaranya bahkan sudah serak karena terlalu lama menangis. "Nanti biar kakak bujuk mereka juga ya sekarang kamu diem kalo kamu nangis nanti kamu bisa sakit terus mereka bakal ngurung kamu, kamu nggak mau kan?? " Bujuk Dafka. Tak ada cara lain ia hanya tak ingin adiknya kembali sakit karena terlalu sering menangis. Padahal kan baru pagi ini adiknya membaik. Rayhan yang mendengar nya menggeleng. "Enggak hikss.... enggak mau... " "Makanya diem ya" Dafka meng
Baca selengkapnya
Sekolah baru
 Rafka mengusap lembut pipi gembul adiknya yang masih tertidur pulas di ranjang empuknya. Tak lupa membubuhkan beberapa kecupan di kening Rayhan. "Adekk... bangun yuk sayang" Bujuk Rafka lembut di telinga Rayhan. Hari ini akan jadi hari pertama adiknya bersekolah di sekolah nya. Dan ia harap adiknya betah di sana daripada di sekolah lama nya. Semalam ia sempat bicara dengan Abang nya dan memberitahu keputusan Rayhan. Awalnya abangnya tampak begitu marah namun setelah ia bujuk abang nya berhasil setuju untuk membiarkan Rayhan tetap sekolah umum seperti saran Dafka.  "Ssttt sayang katanya mau sekolah hmm?? " Bisik nya lagi. Entah sudah berapa kali ia membujuk adiknya agar segera bangun namun anak itu malah semakin mengeratkan selimut nya. Bukan masalah terlambat sekolah karena itu sekolah milih mendiang ayahnya. Namun ia hanya tak ingin kesayangan nya itu melewatk
Baca selengkapnya
Hampir
  Rayhan mengetuk ngetuk ponselnya dengan malas. Ia kini sedang duduk di bangku koridor utama di lantai satu menunggu gege nya. Kata gege nya tadi dia ada tambahan kelas sebentar jadi ia di suruh menunggu dulu. Padahal ia kan sudah lelah ingin segera tidur siang. "Ihh tau gini mending sekolah di tempat lama" Rayhan mengerucutkan bibir nya kesal. Ia menengok ke kanan dan ke kiri namun nihil belum ada tanda tanda gege nya turun. Kondisi sekolah baru nya ini juga tak seramai tadi karena rata rata siswa sudah pulang. "Dasar nggak gege nggak kak Dafka nggak abang semua sama aja ngeselin." Rayhan menghembuskan nafasnya kasar. Memejamkan netranya sejenak ini juga sudah lebih dari setengah jam. "Prince" Sapa seseorang lembut. Rayhan membuka matanya dan berapa terkejut nya ia saat menemukan atensi kakak galak nya disini. Daniel tampak kacau d
Baca selengkapnya
Sekolah
  Rafka menatap adiknya yang sibuk memakan makan siangnya dengan tenang. Tangan nya sesekali mengusap sudut bibir Rayhan yang kotor oleh makanan nya. Bahkan ia tampak tak peduli dengan makan siang nya sendiri. Kini semua atensi nya terfokus pada kesayangan nya itu. "Kamu nggak makan Zheyeng??" Tanya Satya yang ikut duduk bersama kedua kakak beradik itu. Mulut nya masih sibuk mengunyah nasi goreng nya.  "Bisa nggak sih lo jadi manusia sehari aja Sat jijik gue" Balas Rafka datar.  Netra tajam nya masih menatap penuh sayang ke arah pipi bulat adiknya yang tampak menggembung karena makanan nya. Terlalu malas menghadapi sahabat nya yang gila itu.Efek baru saja putus karena di selingkuhi mungkin. Ingin rasanya ia memasukan teman nya itu ke rumah sakit jiwa tapi kasian juga dokter yang merawat nya. "Ge~adek mau es susu coklat" Pinta Rayhan setelah menelan makanan nya yang
Baca selengkapnya
Kepercayaan yang hancur
 "Sudah selesai drama nya Rayhan Kavendra Clarence?? " Desis suara itu terdengar begitu tajam. Rayhan sontak menoleh dan netra nya beradu tepat dengan tatapan yang sangat dingin milik Rafka. Di sana tepat di hadapan nya Rafka berdiri dengan raut wajah yang bahkan belum pernah sekalipun ia lihat sebelumnya.  "Ge_gege..." Suaranya tercekat tak mampu keluar sedikitpun. Plok... plok.... plok... Suara tepuk tangan dari Rafka sambil menyunggingkan senyum miring miliknya. Rahang nya mengeras dengan sorot mata yang begitu mengerikan. Aura yang mansion bahkan begitu gelap. "Bagus sekali permainkan mu Rayhan" Rafka berjalan menghampiri adiknya yang masih terpaku di tempatnya.  Dafka sendiri tak kalah terkejut ia bahkan tak mampu untuk sekedar mengeluarkan pembelaan apapun. Terlebih melihat adanya abang nya yang hanya menatap mereka dengan tangan
Baca selengkapnya
Saling menyakiti
  Dafka berjalan cepat menuju kamar milik Rafka ia sangat yakin adiknya berada di sana. Entahlah perasaan nya juga tak enak ia takut Rafka macam macam pada Rayhan. Sejak semalam ia bahkan di kunci abang nya di kamarnya dan berakhir ia yang hanya bisa berdoa agar adiknya baik baik saja. Cklek... Dafka berusaha membuka pintu Rafka namun gagal. Sudah beberapa kali ia mencoba nya namun hasilnya sama saja. Sepertinya Rafka mengunci nya. "Sial mana di kunci lagi" Gumam nya kesal. Terdengar suara langkah kaki di belakangnya dan tanpa menoleh pun ia sangat tau siapa yang menyusul nya saat ini. "Cari ini kak?? "Kata nya sinis.Memamerkan sebuah kunci di tangannya.  Dafka menoleh dan benar saja itu adalah Rafka. " Balikin kuncinya Raf, gue mau liat adek "Geram nya. Rafka terkekeh pelan ia kembali memasukan kunci itu ke
Baca selengkapnya
Berbeda
  Rayhan termenung memperhatikan jalanan yang ramai dari balik kaca mobil milik kakaknya. Pikirkan nya melayang ke sikap gege nya tadi. Ia bahkan tak pernah menyangka jika pada akhir gege nya serius akan mengabaikan nya. Padahal biasanya gege nya itu selalu cerewet mengingatkan semua keperluan nya saat akan sekolah.  "Awas ketempelan Cil" Celetuk Dafka. "Kan aku temenan sama setan nya kak jadi nggak mungkin mau nempelin aku setan nya" Balas Rayhan sedikit malas. Dafka menghembuskan nafasnya kasar. Ia tak bodoh untuk tau jika adiknya sedang memikirkan sikap Rafka tadi. Namun jika mengingat kembali ucapan Rafka semalam semuanya memang nyata. Padahal tak pernah sedikitpun terlintas dipikirannya jika Rafka akan begitu berubah. "Jangan di pikirin Ray, nanti lo sakit. Rafka cuma lagi kesel aja makanya kayak jadi nanti juga baik lagi kok" Dafka menatap lurus kedepan sesekali a
Baca selengkapnya
Semoga
  Daniel mengusap lembut punggung tangan Rayhan yang masih belum sadar sejak  1 jam lalu. Sudah berulang kali ia memanggil nama Rayhan. Namun nihil adiknya ini seakan begitu menikmati tidur lelap nya. Atau mungkin adik nya terlalu kelelahan. Pipi gembul  yang biasanya berwarna putih juga tampak memucat.  "Prince bangun yuk, " Daniel mengecup punggung tangan adiknya sekali lagi berharap afeksi nya berhasil membuat Rayhan bangun. Adiknya sudah diperiksa tadi dan kata dokter yang berjaga adiknya mengalami dehidrasi dan mengalami tekanan sehingga kondisi nya menurun di tambah imun adiknya yang memang rendah untuk anak seusianya. Tak ada yang perlu di khawatir kan cukup menjaga pola makan dan perbanyak istirahat. Rayhan juga tak boleh mendapatkan tekanan dulu karena itu tak baik bagi kondisi nya. "Kalo prince bangun nanti kakak ajak prince jalan jalan ya kita kulineran kemanapun prince
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status