All Chapters of My Headmaster is My Husband: Chapter 41 - Chapter 50
65 Chapters
BAB 41. She is My Wife
Pukul setengah delapan Gistara terbangun merasakan tubuhnya pegal. Kepalanya mendongak memperhatikan suaminya yang masih tertidur. Gistara tersipu malu ketika mengingat pria yang sedang dia tatap adalah pria yang sama yang memuja dan menggarap tubuhnya tadi malam sehingga membuatnya lelah.Semalam, baru setengah jam Gistara tertidur. Dia mendengar suara suaminya memanggil namanya dari dalam kamar mandi dengan lirih membuat Gistara terbangun, khawatir terjadi sesuatu dengan suaminya. Tapi ternyata gairah suaminya belum selesai sehingga dia berusaha menuntaskan seorang diri dengan membayangkan Gistara.Gistara memperhatikan wajah Sagara saat tidur begitu polos, berbeda ketika terbangun, banyak ekspresi yang dia tunjukkan entah itu dingin, hangat, bahagia, menggoda dan puas.Semalam tatapan puas itu muncul ketika mereka mendapatkan pelepasan bersama.Tangannya terulur mengusap kening, hidung, dan bibir suaminya seperti apa yang dilakukan suaminya semalam.Gis
Read more
BAB 42. Nearly Harm
Sagara menolehkan kepalanya ketika mendengar pintu kamar mandi terbuka. Istrinya keluar dengan hanya menggunakan kimono mandinya. Sagara berjalan menuju istrinya, mencoba meminta maaf lagi, siapa tahu istrinya akan luluh.Di pesawat tadi. Istrinya tiba-tiba membahas tentang kejadian tempo lalu saat Nesa di ruangannya membuka bajunya. Sagara sudah menjelaskannya kalau tidak terjadi apapun diantara mereka, tapi istrinya kekeuh kalau Sagara pasti tergoda.Sagara memeluk istrinya dari belakang. “Jangan marah, Sayang” menghirup leher istrinya, “kita lagi bulan madu loh, masa iya bulan madu kita batal karena kamu ngambek.”Sagara menghela nafas ketika tidak ada jawaban dari istrinya. “Kamu mau aku kasih tahu satu fakta gak, biar kamu gak akan ragu lagi sama perasaan suami kamu ini, Sayang.” Gistara menolehkan kepalanya kearah kepala Sagara yang sedang bertumpu di pundaknya.“Kamu percaya gak sama cinta pada pandangan pe
Read more
BAB 43. Quarrel
Seorang pria ditarik paksa oleh seorang wanita, menuju luar resort. Wanita itu melepaskan tangan pria itu ketika dirasa tempat yang mereka pijak sekarang sepi pengunjung.Nafas keduanya memburu, wanita itu menatap kesal pria dihadapannya. “Kamu ceroboh banget! Gimana kalau Gara ngabisin kamu. Kamu tahu? Dia sangat ingin menghabisi kamu.”Pria itu mengacak rambutnya kasar. “Itu yang kamu mau, kan? Aku habisin Gistara, biar kamu puas, terus kamu bisa dapetin Sagara,” ucapnya putus asa.Pria itu lelah dengan semuanya. Dia mencintai Nesa tapi wanita itu tidak. Haruskah dia membunuh keduanya? Agar kehidupannya sesuai dengan keinginannya? Senyum misterius muncul di sudut bibir pria itu.“Kamu jangan gegabah Beni. Ingat! Kamu bisa masuk penjara kalau kamu gegabah.”Beni hanya diam mendengarkan semua perkataan Nesa. Otaknya berputar, mencari cara menghabisi Sagara. Mulai saat ini, bukan hanya Gistara yang menjadi targetn
Read more
BAB 44. Forgive
Warning!Mengandung Adegan Dewasa***“Gita!!”Sagara menarik tangan istrinya agar menjauh dari Beni. Pria itu menatap Beni dengan tajam. Sagara ingat dengan pria yang di ceritakan oleh kakaknya sebelum pernikahannya dan Gistara terlaksanakan.Sagara bukan pria bodoh yang membiarkan istrinya berjalan sendirian seorang diri saat istrinya itu sedang marah. Sagara mengikuti istrinya dengan jarak yang cukup jauh. Saat Beni mendekati istrinya dia memperhatikan dengan seksama. Beni terlihat mencurigakan hingga Sagara memutuskan untuk memanggil istrinya.“Ayok kita balik.” Gistara berniat menolak ajakan suaminya tapi dia batalkan niatnya itu saat melihat wajah Sagara yang tidak bersahabat.“Duluan ya.”Beni mengepalkan tangannya melihat Sagara yang membawa Gistara dengan terburu-buru.Sagara membawa istrinya kembali ke tempat penginapan mereka. Sepanjang perjalanan menuju penginapan mereka, h
Read more
BAB 45. Learn to Swim
Sagara memperhatikan istrinya yang tertidur. Setelah percintaan mereka dua jam yang lalu istrinya belum berniat membuka matanya padahal waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam.“Baby, bangun yuk. Kita makan malam.” Sagara mengecup pundak istrinya yang terekspos.“Capek,” lirih Gistara membuat Sagara tersenyum mengingat percintaan panas mereka.“Besok lagi ya?” Gistara membuka matanya, menatap mata suaminya.“Gak bosen apa setiap hari ena-ena.”Sagara menggelengkan kepalanya. Di kamus dia tidak ada bosan bercinta dengan istrinya. Yang ada justru nagih.“Besok kita berenang yuk.”“Ada maunya pasti.” Gistara menggigit rahang Sagara dengan pelan.“Kakak mau ajarin kamu berenang, Sayang. Mikir yang aneh-aneh pasti.” Sagara mengecup berkali-kali pipi istrinya.“Aku tahu ya pikiran Kakak. Ada udang dibalik batu.” Gistara mendelik
Read more
BAB 46. Souvenir
Kurang lebih sudah satu minggu sepasang suami-istri itu bulan madu di Bali. Hari ini adalah hari kepulangan mereka. Gistara dan Sagara membereskan barang-barang mereka yang lebih banyak dari keberangkatan mereka.Kemarin, keduanya berbelanja oleh-oleh khas Bali untuk keluarga, sahabat, asisten rumah tangga mereka dan guru-guru di Baramantas’ School. Dari banyaknya oleh-oleh yang dibeli, Sagara hanya membeli untuk keponakan dan adiknya. Sedangkan Gistara, wanita itu membeli banyak sekali oleh-oleh membuat Sagara harus membeli koper untuk menampung barang-barang istrinya.Sagara melarang saat Gistara ingin membelikan oleh-oleh untuk mamanya karena wanita itu pasti tidak akan menerimanya. Gistara yang sedikit keras kepala, tetap membelikan mama mertuanya oleh-oleh.“Kita langsung ke rumah kita ‘kan setelah ini?” tanya Gistara, menyenderkan kepalanya di pundak suaminya.Keduanya sudah berada di pesawat. Sagara mengusap kepala istrinya
Read more
BAB 47. A Visit
Sagara berjalan menuju tempat pemotretan bersama Tama. Dia akan melihat secara langsung bagaimana kerja model yang direkomendasikan oleh Kristina. Model bernama Natasya itu sedang naik daun, sehingga Kristina yakin kalau model itu akan membuat produk yang akan perusahaan Sagara rilis habis di pasaran.“Pagi Pak,” sapa para staf saat melihat Sagara dan Tama berkunjung ke tempat dimana mereka bekerja.Sagara mengangguk. Memberikan isyarat kepada mereka untuk melanjutkan kegiatan mereka.Sagara dan Tama berdiri di balik monitor dimana hasil jepretan fotografer itu berada. Sedangkan sang model sedang beristirahat. Keduanya nampak fokus dengan hasil jepretan fotografer pria itu. Sagara mengangguk melihat hasil foto Natasya, sepertinya dia harus mengucapkan terimakasih kepada Kristina karena model yang dia rekomendasikan cukup bagus untuk ukuran model baru.“Sampaikan ke pacar kamu ucapan terimakasih saya karena model yang dia rekomendasikan n
Read more
BAB 48. Only You
Gistara sedang berada di kantin bersama dengan Willi. Keduanya ikut mengantri bersama para siswa untuk mengambil makan siang mereka. Di kantin sekolah ini ada menu gratis dan menu berbayar. Menu gratis ini ada setiap hari. Setiap hari jum’at dan senin semua siswa dan guru wajib mengambil menu itu. Sedangkan hari lain, menu gratis diperuntukkan untuk siswa tidak mampu yang mendapat beasiswa di sekolah itu.Menu gratis ini semua siswa harus mengambil karena tidak ada makanan lain. Biasanya hanya ada dua menu seperti ayam goreng dan capcay atau tumis sawi dan udang saus tiram. Sedangkan menu berbayar lebih banyak varian.“Gian nyariin kamu kayaknya,” bisik Willi. Gadis berdarah Italia itu berusaha merubah ‘lo-gue’ dengan ‘aku-kamu’ saat berada di ruang lingkup sekolah.“Biarin dulu. Bentar lagi juga dia ngeliat ke sini.” Gistara memperhatikan Gian yang sedang bertanya dengan seorang siswa.Gian mengikuti
Read more
BAB 49. What an Annoying Mother-in-law
“Tama bilang katanya temen-temen Kakak bakal ngadain reuni. Kakak boleh ikut gak?” tanya Sagara.Gistara membenarkan letak selimut untuk menutupi tubuh polos mereka. Sagara benar-benar meminta jatahnya malam ini. Keinginan Sagara tidak bisa ditolak oleh Gistara.“Boleh.”Sagara menatap istrinya tidak percaya. Kenapa Gistara mudah sekali memberinya izin? “Kamu gak larang Kakak buat ikut itu? Padahal Kakak berharap kamu larang.”Gistara menatap Sagara dengan bingung. Suaminya kenapa berharap dia tidak memberi izin, padahal acara reuni adalah acara paling ditunggu, karena kita bisa bertemu dengan teman-teman lama dan bercerita banyak hal.“Kenapa sih? Kakak bisa ketemu temen-temen Kakak lagi, cerita banyak hal. Kalau aku seneng ketemu temen-temen lama.”Sagara mengelus punggung Gistara yang polos. “Males aja, mending di rumah sama istri. Kelonan.”“Sama istri bisa setiap h
Read more
BAB 50. Cheap Bird
Sagara sedang mendengarkan Tama yang bercerita tentang rencananya ingin menikahi kekasihnya. Pria itu berencana menikahi kekasihnya tahun depan. Dia masih menyakinkan dirinya. Siapkah dia menikah dengan kekasihnya. Menjadikannya wanita satu-satunya dihidupnya yang dia cintai.Melihat Sagara yang bahagia dengan pernikahannya membuatnya terketuk untuk menikah lebih cepat dari rencananya. Karirnya sudah bagus, gajinya sebagai sekretaris Sagara lebih dari cukup.Satu yang Tama rasa kurang. Keluarga, kedua orangtuanya meninggal saat dia sedang sibuk dengan tugas akhirnya sebagai seorang mahasiswa. Kedua orangtuanya meninggal karena kecelakaan beruntun di tol setelah berlibur.Ayahnya bukan seorang pengusaha. Ayahnya seorang manager di salah satu perusahaan. Sedangkan ibunya merupakan seorang guru di taman kanak-kanak. Kedua orangtuanya hanya meninggalkan rumah dan mobil untuk Tama. Pria itu tidak memiliki saudara kandung karena rahim ibunya yang lemah se
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status