My Headmaster is My Husband

My Headmaster is My Husband

Oleh:  Eternalbee  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
31 Peringkat
65Bab
8.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Sagara Kin Bimantara merupakan seorang kepala sekolah di yayasan milik keluarganya. Pria itu dijodohkan oleh dua gadis yang berbeda oleh kedua orangtuanya. Mendiang papanya ingin dia menikah dengan Gistara — gadis pekerja keras dan memiliki banyak prestasi dari keluarga sederhana. Sedangkan mamanya ingin menikahkan dia dengan Nesa — anak dari sahabatnya. Satu kejadian tidak di sengaja membuat Sagara jatuh cinta dengan salah satu gadis itu. Siapakah dia? Gistara, gadis cantik, jutek dan pekerja keras. atau Nesa, gadis cantik, tempramental dan kaya.

Lihat lebih banyak
My Headmaster is My Husband Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Jasmine
Wow... diantara dua pilihan....yang mana ya...
2021-10-22 20:21:35
1
user avatar
Cacak Endik
Bagus ceritanya sampai kami terabawa suasana yang diciptakan
2021-10-08 22:33:20
1
user avatar
Sandra Setiawan
semangat ya thor .........
2021-10-08 11:13:06
1
user avatar
Rere Hana
good job kak, semangat nulis nya ya
2021-10-07 18:53:13
1
user avatar
Ummatul Khoiroh
cerita yang seru dan menarik ...
2021-10-07 16:47:38
1
user avatar
Meriatih Fadilah
bagus ceritanya kak lanjut
2021-10-07 13:58:19
1
user avatar
Almeera_Rara
Bantu rate dan review balik ya kak.terimakasih
2021-10-07 13:52:39
0
user avatar
Feay Hullah
Semangat, Akak. ceritanya keren
2021-10-06 14:01:11
1
user avatar
Baby
bagus ceritanya membuat penasaran
2021-10-05 14:29:43
1
default avatar
lida_heree
this is my favorite story, I ship Sagara with Gistara, because I like pure girl. I will read this sis, fighting ......
2021-10-05 13:26:40
1
user avatar
Linn
Aduh, cinta segitiga. Semangat!...
2021-10-05 12:14:10
1
user avatar
Mega setia
keren thor cerita nya lanjutkan...
2021-10-05 09:19:41
1
user avatar
Almeera__rara
Semangat kak. Rate balik di ceritaku ya. Menantu yang tak diinginkan.terimakasih
2021-10-05 08:33:10
1
user avatar
Ursa Mayor
Kisah cinta antara anak didik dan pendidik. Seru.
2021-10-04 19:37:52
1
user avatar
Ntut Roesnawati
ceritanya menarik sih ini..lanjutkan thorr
2021-10-04 14:07:58
1
  • 1
  • 2
  • 3
65 Bab
BAB 1. They Are
Gistara Alivia Singgih, gadis bermata monolid itu tengah asik memperhatikan mahasiswa-mahasiwa bermain di kolam ikan -yang biasa disebut embung oleh anak-anak di kampusnya- yang berada di dekat gedung fakultas pendidikan. Seorang pria dilempar kedalam kolam dengan digendong oleh beberapa temannya, ia tebak pria itu sedang ulang tahun jadi teman-temannya memberikan surprise kepadanya dengan melemparkannya kedalam kolam ikan yang besar itu.Gistara tersenyum senang dan haru karena akhirnya dia akan wisuda dan berhasil selesai menempuh pendidikan sarjananya. Banyak rintangan yang harus dia hadapi sampai dia bisa di titik ini, mulai pergi dari desa ke kota ini dengan tekad yang kuat, bekerja part-time karena harus membiyayai sekolah dan kuliahnya. Dia juga bersyukur berkat otak cerdasnya yang diwarisi oleh kedua orangtuanya dia bisa mendapatkan beasiswa sejak sekolah menengah atas sampai kuliah.Bukan dari keluarga miskin. Ayah gadis itu adalah seorang guru honore
Baca selengkapnya
BAB 2. Careless
Jam setengah tujuh pagi pada hari minggu, Gistara sudah berada di sekolah. Hari ini merupakan test penerimaan siswa baru gelombang kedua. Panitia penerima siswa baru diharuskan berangkat lebih awal karena harus memeriksa kembali semua keperluan test, memastikan semuanya aman, tidak ada yang salah.Gistara berjalan seraya mengetikkan pesan kepada adiknya, kalau adiknya itu harus berangkat lebih awal agar tidak kena macet dan mudah mendapatkan taxi online. Karena kecerobohannya gadis itu hampir saja tersandung anak tangga kalau tidak ada tangan yang menahan tubuhnya.“Menyebalkan, ceroboh,” cibir pria jangkung, kemudian pergi meninggalkan Gistara dengan wajah tegangnya.Gistara merutuki dalam hati dengan tingkah cerobohnya itu, kalau saja pak Sagara tidak menolongnya, mungkin saja dia tidak bisa memandu para calon wali siswa Bimantaras’ School mengsisi questionernya.Gadis itu berjalan menuju ruangan para panitia, meletakkan tasnya kemudia
Baca selengkapnya
BAB 3. Old Wounds
Gistara menggigit kukunya, perasaan gugup melingkupinya ketika sekarang waktu menunjukkan pukul enam lewat tiga puluh menit, padahal ketika membaca pesan dari teman-temannya subuh tadi gadis itu tidak merasa gugup.Gadis bermata monolid itu berjalan untuk membukakan pintu kontrakannya yang diketuk. Willi dan Kristina mungkin sudah sampai karena kedua sahabatnya itu mengatakan kalau mereka akan sampai pukul enam lewat tiga puluh.“Lama banget kalian dat-” perkataannya terpotong ketika bukan kedua sahabatnya yang mengetuk pintu itu. Melainkan seorang pria paruh baya yang merupakan tukang kebersihan dikompleknya.“Ini Neng, ada buket bunga dari akang ganteng.” Pria paruh baya itu memberikan sebuket bunga kepada Gistara.Dengan bingung gadis itu menerima buket bunga itu, “siapa namanya Pak?” Tanya Gistara memperhatikan buket bunga yang sangat cantik itu.“Gak tau Neng, Bapak teh cuma disuruh ngasihin aja ke Ene
Baca selengkapnya
BAB 4. His Foolishness
Sagara mengusap wajahnya dengan kasar. Merutuki perkataan bodohnya. Kenapa dia berkata hal seperti itu kepada Gistara. Dia tidak bermaksud menyakiti gadis itu tapi entah kenapa perkataan kurang ajar itu keluar begitu saja. Sagara mengambil ponselnya di atas meja. Mengirim pesan kepada kaka laki-lakinya. ‘Bang, aku udah buat Gita nangis. Maafin aku ya. Aku salah. Harusnya aku ngucapin selamat untuk dia bukan justru bikin dia nangis.’ Pria itu meletakkan ponselnya ketempat semula. Beberapa menit kemudian balasan dari abangnya masuk ke ponselnya. Dengan cepat dia membaca pesan itu. ‘Minta maaf sama Gita, bukan sama Abang. Btw hadiah kamu udah Abang kasih ke Gita.’ Sagara melempar ponselnya ke atas mejanya. Bagaimana dia meminta maaf kepada gadis itu. Lagi pula meminta maaf bukan lah gayanya. Sagara jembali merutuki mulut pedasnya yang di warisi oleh mamanya. *** Gistara berjalan menelusuri koridor sekolah masih dengan air
Baca selengkapnya
BAB 5. Treat Friends
Sagara terkejut dengan kedatangan sepupunya di ruang kerjanya. Gadis itu dengan tiba-tiba melemparnya dengan buku yang dia pegang. Membuat buku itu mendarat dengan mulus di kepalanya. “Apaan sih lo Wiliii!” Sagara menatap dengan kesal Willi yang bertolak pinggang di depan meja kerjanya. “Lo itu yang apa-apaan. Lo mikir gak sih kalau ngomong. Lo itu udah nyakitin hati Gita. Hari ini harusnya jadi hari bahagia dia. Tapi lo ngerusak nya dengan kata-kata lo itu. Lo ngebuka luka lama dia. Kalau lo gak mau minta maaf sama Gita. Gue gak akan bantuin lo lagi!” Setelah berkata panjang lebar Willi pergi begitu saja meninggalkan Sagara yang terdiam dengan tatapan kosong. Memikirkan semua perkataan gadis itu. Dia ingin meminta maaf. Tapi itu terlalu aneh. Mereka tidak pernah mengobrol sebelumnya. Bukankah terlihat aneh jika dia tiba-tiba meminta maaf kepada gadis itu. Dia memang bersalah, tapi bukannya itu terlalu konyol. Meminta maaf kepada orang yang baru beber
Baca selengkapnya
BAB 6. Sagara is a Spy
Pagi ini seperti apa yang di katakan oleh Gistara. Gistara berusaha menjadi Gistara yang tidak peduli dengan orang-orang yang telah menyakiti hatinya. Seperti saat ini, gadis itu terus berjalan saat berpapasan oleh Sagara di koridor sekolah. Biasanya dia akan menyapa sebagai bentuk kesopanan. Tapi hari ini dia tidak peduli dengan itu semua.Sagara menatap Gistara dengan tatapan yang sulit di artikan. Pria itu tidak mengenali Gistara yang seperti itu. Gistara yang dia tahu selalu peduli dengan sekitarya, dia akan memberikan senyuman dan menyapa kepada orang-orang yang dia kenal. Tapi tadi Gistara tidak melakukan keduanya.Sedangkan Gistara, gadis itu menghembuskan nafasnya setelah melewati Sagara, jantung gadis itu berdegup dengan cepat. Dia merasa sangat berdosa karena tidak menyapa pria itu. Tapi kesadarannya kembali, mengingat pria itu yang sudah merendahkannya.Gistara memasuki ruang guru. Menduduki pantatnya di kursi miliknya. Tangannya mengambil ponselnya d
Baca selengkapnya
BAB 7. Apology
Sagara menatap kakak laki-lakinya yang yang entah sejak kapan berdiri di ambang pintu ruangannya. Pria itu berjalan menghampiri Sagara. Melihat apa yang sedang adik laki-lakinya itu kerjakan."Bener-bener kaya penguntit ya kamu. Abang merinding liat kamu kaya gini," ucap Kalan — kaka laki-laki Sagara, bergidik ngeri melihat adiknya.Sagara mendengus. "Kalau nguntit calon istri gak papa Bang," sahutnya membuat Kalan memutar matanya, malas mendengar perkataan adiknya."Masalahnya adalah, emang Gita mau sama kamu. Cowok dingin dan gengsi gede." Kalan berjalan menuju sofa di ruangan itu, mendudukkan bokongnya di sana.Sagara mendengus sebal mendengar perkataan Kalan. "Susah Bang. Aku mau minta maaf sama Gita, tapi berat banget," keluh Sagara menyugar rambutnya.Kalan terdiam mendengar perkataan adiknya. Dia tahu bagaimana Sagara. Adiknya itu akan sangat susah jika meminta maaf. Gengsinya terlalu tinggi, pria itu beranggapan orang yang meminta maa
Baca selengkapnya
BAB 8. Annoying
Pergi ke mall di hari senin siang merupakan waktu yang pas menurut Gistara. Gadis itu tiba-tiba ingin pergi ke mall sendiri setelah mengawasi anak-anak ujian semester. Alih-alih membeli barang seperti baju, tas dan sepatu, Gistara lebih memilih membeli makanan.Kaki jenjangnya melangkah memasuki pusat perbelanjaan itu, tujuannya adalah tempat dimana dia bisa makan dengan harga yang tidak terlalu membuat dompetnya meronta-ronta, foodcourt.Tangannya mengetuk-ngetuk meja, menunggu pesanannya datang. Setelah sampai ditempat tujuan gadis itu langsung saja memesan makanan kesukaannya, untuk saat ini dia tidak mau makan makanan berat jadi dia hanya memesan seblak, cireng, dan pem-pek khas palembang. Untuk minumannya dia memesan jeruk hangat. Nasihat ibunya selalu dia ingat kalau setelah makan tidak boleh minum es, karena tidak baik untuk tubuh terutama jantung. Benar-benar gadis yang sehat.Gistara tersenyum cerah ketika pesanannya datang. Setelah berdo’a diapun
Baca selengkapnya
BAB 9. That Moment
Sagara memasuki rumah dengan wajah yang tidak bersahabat. Langkah kakinya terhenti saat mendengar intrupsi dari mamanya.“Darimana saja kamu?” tanya Kirana menatap tajam putra keduanya.“Sagara dari makan.”Karina tersenyum miring. “Makan sama gadis miskin itu ‘kan?”Sagara mengepalkan tangannya mendengar penghinaan mamanya terhadap Gistara. Wanita paruh baya itu membenci Gistara. Sejak awal, saat papanya masih ada mamanya itu tidak setuju dengan rencana perjodohan yang di lakukan papanya dan orang tua Gistara, karena mamanya sudah memiliki seseorang yang juga akan dijodohkan kepada Sagara. Tapi dengan bujukan dan rayuan papanya akhirnya mamanya setuju.Sagara tidak tahu kalau ternyata persetujuan mamanya ternyata hanya di mulut. Nyatanya setelah papanya meninggal, mama kembali ingin menjodohkan Sagara dengan anak dari sahabatnya, Nesa.“Mama bisa gak, gak usah bawa-bawa materi. Gistara gak sem
Baca selengkapnya
BAB 10. Approach Her
Ruangan VIP di restauran itu tampak sunyi padahal terdapat empat orang di dalamnya. Salah satu wanita paruh baya itu tersenyum canggung kepada calon besannya. Hatinya bergemuruh marah, karena putranya tidak kunjung datang.“Mbak, ini Sagara jadi dateng kan?” tanya Dina — ibunya Nesa, memastikan kembali apakah anak sahabatnya itu jadi datang atau tidak. Sudah hampir satu jam mereka datang tapi pria itu belum juga datang.“Eumm.. ““Maaf telat Om, Tante.”Sagara berjalan ke arah meja yang berada di ruangan itu. Memberi salam kepada Dina dan suaminya. Setelah itu dia duduk di samping mamanya. Pria itu melirik sekilas Nesa yang terus menatapnya sejak dia datang.“Sekali lagi maaf Om dan Tante karena keterlambatan saya, anda berdua harus memundurkan jam makan malam anda,” ucap Sagara tersenyum tipis.Doni — papanya Nesa tersenyum hangat. “Tidak perlu meminta maaf, kami sangat tahu
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status