Semua Bab Istri yang Terpilih: Bab 21 - Bab 30
40 Bab
Kehadiran Aland Di Apartemen Lily
Flo mual karena gelas kosongnya selalu dituangkan cairan hitam baru oleh Yale. Matanya sudah perih, termasuk lidahnya. Layar menyala di hadapan mereka membuat Flo sering menggosok mata, bibirnya mengernyit karena rasa kopi yang begitu menyengat. Nyatanya, sekalipun selalu disuguhkan kopi, Flo masih bisa menguap. Yale membekap mulut Flo dengan tangan besarnya, "baru jam setengah sembilan, Flo! Sudah kubilang aku takkan membiarkanmu tidur! ARGHHH!" OmelanYale berujung pekikan saat pampangan wajah hantu di layar televisi lebar di hadapan mereka membuatnya terlonjak ke belakang, nyaris menduduki kepala sofa. Flo menutupi kedua telinga. Kembali menguap, Yale menepuk bibirnya, "sudah kubilang jangan menguap--ARGHHH!" Pekikan jantan Yale membuat Lily di sebelahnya yang awalnya canggung kini tertawa. Yale mendelik sinis, membuat Lily serta-merta membungkam mulutnya. "Minum," desak Yale saat gelas Flo tumpah, hingga cairan hitam menggenang d
Baca selengkapnya
'Cantik'
Tidak sesuai rencana, karena kehadiran Aland yang datang secara mendadak niat begadang itu diurungkan. Yale yang mengancam Flo untuk tidak tidur, tapi dia orang pertama yang terlelap di atas sofa. Membaringkan tubuhnya dan menutupi wajah dengan bantal sofa. Perlahan, suara deru napasnya terdengar teratur. Sedangkan Flo tidak bisa tidur sama sekali, sekalipun dia mengantuk, menguap berkali-kali, karena efek kopi yang ditandaskan puluhan gelas, Flo tidak bisa tidur dalam keadaan perut mual. Sedangkan Lucas berdiri di depan ambang pintu, tidak menguap, tidak beranjak, seperti mengawasi Tuannya dengan bersender pada pintu kayu yang tertutup. Kewaspaan Lucas seakan Tuannya memang akan diserang. Pukul empat pagi, Yale terbangun. Sekalipun tidur larut, dia memang terbiasa bangun lebih awal. Ibadah malam, lalu membersihkan diri. “Yo,” Yale mendekati Flo yang kini duduk di atas sofa, matanya memerah dengan kelopak mata hitam. Lelaki itu menoleh. &l
Baca selengkapnya
Penghinaan Dari Aland
Setelah ibadah subuh, Aland membersihkan diri. Hidungnya mengernyit saat semerbak aroma shampoo vanilla menusuk penciumannya. Astaga, bukan dia tidak menyukainya. Hanya saja, aroma feminim kadang membuatnya mual. Setelah membersihkan diri, Aland berpakaian dengan setelan pakaian santai yang dibelikan Lucas di toko bawah. Dia harus bergegas pergi dari sini, dan mencari restoran enak untuk singgah dan sarapan.Setelah Aland keluar dengan kaus santai, celana pendek di bawah lutut dan topi, seorang gadis yang hadir dengan penampilannya yang sedikit … berlebihan, membuat satu kata ‘cantik’ terbersit di kepala Aland. Hanya satu kata pujian di dalam hati, hingga disusul kalimat hinaan lainnya. Norak. Tidak suka rambut pendek. Emangnya mau kondangan? Pagi-pagi sudah menganggu mata. Menyebalkan. Sejenak memerhatikan Lily yang terlihat canggung, Aland mendengus. Lalu melengos, hendak keluar dari ruangan apartemen. “Apa-apaan?&rdquo
Baca selengkapnya
Ayuna Dan Ella Asrazaq
Entah berapa minggu Ayuna menghilang, sejak awal sudah tersampaikan ke telinganya kalau Ayahnya mencoret namanya dari daftar keluarga Adhistira dan dianggap sudah mati. Lain tempat, sebenarnya dia tidak jauh dari kota asalnya. Bersama kekasihnya, tinggal di sebuah rumah minimalis yang didekatnya ada danau jernih. Perempuan berbadan dua tersebut mendekati air danau lalu mencelupkan tangannya ke dalam air jernih yang dingin, setelah itu kembali menarik tangannya. Tetesan air membasuh telapak tangannya, lengannya dan perlahan dilap ke pakaian yang dia kenakan. Kedua lengan mengungkung pinggang ramping perempuan berambut ikal tersebut. Ellan, yang sah entah tidak sah adalah suaminya tersebut memeluknya lalu mencium rambut kepalanya. Ayuna mendongak, lalu membawa kepalanya ke sela bahu suaminya. “Kamu mau pergi lagi?” Ayuna bertanya, dan Ellan mengangguk. “Jika aku tidak ada di rumah, pihak keluargaku pasti curiga.” Sekalipun tidak rela, Ayuna berusaha
Baca selengkapnya
'Manis'
Selepas dari apartemen Lily, sepanjang perjalanan di dalam mobil yang disetir oleh Lucas menuju kediaman keluarga Asrazaq, Aland kesal sendiri. Kembali didekatkannya telapak tangan ke hidung, sedikit mengendusnya, lalu wajahnya resah. Sangat bau! Sekalipun lebih dominan manis. Rasa caramel, donat, cokelat, permen, semuanya berpadu menjadi satu dan menciptakan rasa yang menjadi aroma utama dari telapak tangan Aland. Berulang-kali Aland mengambil tisu dan mengelap tangannya. Aroma dan rasa itu tak kunjung hilang, astaga! Memuakkan! Diam-diam Lucas memerhatikan gelagat Tuannya yang keresahan sepanjang perjalanan. “Sekalipun Anda tidak suka baunya, coba Anda jilat. Masih manis, kok Tuan.” Celetukan Lucas terdengar santai sembari memutar setir, ada jalanan yang berbelok, Lucas kembali membelok kendaraannya yang semakin melaju. Sebelumnya Aland bilang, jika lebih dari satu jam, Lucas tidak kunjung membawanya pulang, maka
Baca selengkapnya
'Pulang'
Raungan motor yang melaju lebih dari berjam-jam dari kota sebelah. Sesampainya di kediaman Asrazaq, Ellan memarkirkan motornya di halaman depan setelah gerbang megah tersebut dibukakan untuknya. Ellan menurunkan diri dari kendaraannya, menghembuskan napas lalu menyibak rambut. Wajahnya kali ini terlihat sedikit gerah. Beberapa pelayan dan petugas yang berlalu-lalang menghentikan langkah saat melihat Ellan melewati mereka, banyak dari mereka membungkuk, menyapa santun. “Selamat pagi Tuan Ellan.”Ellan hanya menyungging sedikit senyum kecut, lalu memasuki bangunan rumah yang selalu diagung-agungkan orang sekitar sebagai istana tersebut. Ellan berpapasan dengan Olivia. Perempuan cantik yang tengah mengobrol dengan Kavier langsung terlonjak senang melihat kehadirannya. Kadang menyebalkan, kadang terlalu ceria, seperti itulah Olivia yang langsung menjunjung tangannya tinggi dan melambai-lambai. Teguran sapa Olivia Ellan balas
Baca selengkapnya
Melly ...
Melly … Kazier sudah mengenalnya sedari dulu. Dulu, Kazier hanya bisa mengamati Melly dari jauh karena wanita yang dia dambakan sudah memiliki kekasih. Kazier kenal betul, siapa lelaki yang sangat Melly cintai dahulu. Yuda Adhistira. Lelaki tampan blasteran Jawa-Amerika tersebut juga sangat mencintai Melly, sangat menjaga kekasihnya, bahkan hubungan mereka jauh dari ancaman pergaulan bebas. Untuk bersentuhan tangan saja … mereka tidak pernah.Tapi Kazier pikir, Yuda masih kurang cukup baik untuk Melly. Hal yang menjadi alasan bagi Kazier kenapa sekarang, sekalipun hubungan Kazier dengan Melly bisa dikatakan ‘sangat dekat’--selingkuhan? Kekasih? Wanita simpanan? Atau semacamnya--adalah saat Yuda meninggalkan Melly untuk bersekolah di luar negeri. Yuda yang tak ada untuk Melly saat itu mengalami kasus pemerkosaan. Oleh sebab itu, karena trauma besar Melly di masa lalu oleh ‘sentuhan’ dan semacamnya Kazier takut meny
Baca selengkapnya
Pesta Topeng 'Bunuh Diri'
Apakah dia benar-benar seorang Ibu? Maka Alana Zoe akan menidakannya. Dia butuh tambahan uang, kemaren pengecekan di rekeningnya Alana lakukan dan entah mengapa dia tidak puas dengan nominal yang tercantum di rekeningnya. Alana ingin menguras lebih banyak harta, meraupnya dari keluarga Asrazaq, menumpuknya dan menggunakannya untuk bersenang-senang.Alana mendekati Ellan ... waktunya mencari uang. Dibelainya rambut Ellan yang halus, dan setiap perdetik belaian itu rupiah/dollar mulai dihitung. Ellan seperti menikmati sapuan lembut tangan cantik Ibunya, terlebih saat telapak tangan tersebut turun dan mengusap halus pipinya. Alana mengulas senyum, bertanya manis--rupiah semakin berlipat-ganda seiring kalimat manis yang dia katakan, kata-perkata."Apa kabar, sayang?"Kalimat halus yang menggelitiki telinga Alana sendiri. Dasar pura-pura, Alana menghina dirinya sendiri di dalam hati. Bibir Ellan membentuk senyum nyaman lalu membalas lirih, "baik Mah ....""Kam
Baca selengkapnya
Olivia Sialan!
Makan malam tersebut dibatalkan. Andar yang katanya rindu suasana hangat keluarga, malah menjadi pihak yang membatalkan makan malam tersebut. Dengan alasan, pekerjaan. Meresahkan bagi Aland. Berarti, dia harus ke apartemen Olivia lebih awal? Argh, ampun. Aland bisa gila saat membayangkannya.Olivia yang mengendarai mobil, Aland tinggal duduk saat diantar ke apartemen wanita itu. "Kamu ingin tidur di mana, Tuan?""Di mana pelayanmu?" Mengabaikan pertanyaan itu, Aland bingung kenapa Olivia datang sendiri."Dia ada di apartemen, sengaja kutinggal karena dia lagi kurang enak badan." Olivia menjelaskan. Sengaja diperdetail agar Aland yang mendengarnya menjadi tersanjung dan memuji Olivia baik hati. Nyatanya, Aland hanya diam dengan wajah manggut-manggut, membuat Olivia cemberut.Sesampainya di apartemen, Aland langsung mengklaim kamar tamu adalah tempat tidurnya. Tanpa basa-basi ataupun menanggapi cerita Olivia, Aland langsung memasuki ruangan tersebut dan ber
Baca selengkapnya
Xin
Untuk memulihkan keadaan tubuhnya, Aland yang bertelanjang dada direndam di dalam bak air dingin yang ada di apartemen Lily. Aland melenguh nyaman, akhirnya ... dia tidak berakhir meniduri siapapun. Kelegaan yang sama saat dulu Aland pernah dijebak seperti ini dan berakhir selamat. Dua jam, Aland bertahan pada air bak dingin yang nyaris seperti membekukan syaraf. Kini keadaan tubuhnya berangsur pulih, hasratnya mereda dan berangsur kembali normal. Lily berjongkok di sebelah bak yang ditampungi Aland, lalu dengan hati-hati meraih tangan kekar Aland. Aland yang sedikit terperanjat meliriknya ... apa-apaan gadis itu? Begitu lancang menyentuh tangannya. Delikan Aland diabaikan oleh Lily, perempuan itu semakin mencekram tangan besar Aland. “Anda tidak apa-apa, Tuan?” Kebanyakan sikap manis para tunangannya selalu mencari muka. Aland mendesis kesal. Cari muka ala Lily, terlalu berlebihan! Aland ingin menyikut wajah itu dengan sikunya, menyuruh Lily menyingkir, tapi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status