All Chapters of Terjerat Cinta Om Om: Chapter 101 - Chapter 110
139 Chapters
100. Mulai Menyukai
 “Ini sudah bisa ditinggal, kalau adik mau pulang, pulang aja gak apa-apa, biar Abang yang selesaikan di sini,” ucap Zaki memandang Lyra. Lyra tersenyum dan menganggukkan kepalanya. “Iya Bang, Lyra pulang duluan." Lyra merasa sangat lelah sejak tadi sibuk mempersiapkan untuk acara peresmian coffee shop miliknya. “Besok berarti Lyra datang ke sini pagi ya bang,” ucapnya memandang Zaki. “Kalau bos bebas dek mau datang jam berapa aja,” ucap Zaki sedikit tersenyum memandang gadis berhijab pink yang duduk di depan meja barnya. Lyra tersenyum ketika mendengar jawaban pria tersebut. “Iya Bang, Lyra lupa kalau di sini Lyra yang bosnya,” ucap Lyra yang tersenyum lebar. “Nanti sampai di apartemen langsung istirahat, nggak usah mikirin yang lain lagi, yang di sini akan Abang selesaikan. Pokoknya untuk acara besok semuanya akan
Read more
101. Peresmian Coffee Shop
  “By cepat,” ucap Alisa ketika suaminya masih duduk di sofa sambil memandangi ponselnya. “Ngapain cepat-cepat?" ucap Attar. “Isa gak mau terlambat by, Isa sudah nggak sabar mau ke acara peresmian coffee shop Lyra,” ucapnya. Alisa memandang suaminya yang masih duduk di sofa yang ada di dalam kamarnya. "By ayo,” ucap Alisa yang menarik lengan baju suaminya. Alisa tersenyum manja dan kemudian mencium bibir suaminya. Cara seperti ini biasanya paling ampuh untuk membuat suaminya mengikuti keinginannya. Alisa mengerutkan keningnya dan memajukan bibirnya ketika melihat cara yang dilakukannya tidak ampuh. “By, Isa pengen makan kentang goreng dan juga milkshake,” ucapnya. “Hubby minta pelayanan untuk siapkan,” ucap Attar yang masih memandang layar ponselnya. Pria itu sedang membalas pesan e
Read more
102. Makan Durian
 Attar memandang 3 biji durian yang ada di dalam piring. Pria itu hanya diam dan memperhatikan istrinya sejak tadi memakan durian. Satu biji durian yang ada di tangan istrinya sudah sejak tadi dimakannya, namun belum habis-habis juga. Istrinya hanya menggigit daging durian itu sedikit demi sedikit.Alisa tersenyum ketika memandang suaminya. “Kenapa hubby nggak suka makan durian by,” ucapnya yang menggigit kecil daging durian yang ada di tangannya.“Hubby nggak suka,” ucap Attar yang tidak menyukai buah durian yang memiliki tekstur daging buah yang lembut dan rasa yang sangat manis dengan aroma wangi yang cukup menyengat. "Hubby nggak suka durian," ucapnya saat istrinya memandangnya.“Padahal rasanya enak kali by, Isa aja rasanya nggak puas makannya,” ucap Aisah yang tersenyum dan menikmati rasa manis buah tersebut.“Iya sampai-sampai yang 1 b
Read more
103. Biar Aku Saja
 Alisa terbangun saat subuh. Dengan mata yang masih terpejam Alisa menggerak-gerakkan tangannya di samping tempat tidurnya, Alisa tidak menemukan keberadaan suaminya. Alisa menggerakkan tangannya ke sebelah kiri dan juga kanannya, bahkan ia juga menggerak-gerakkan kakinya untuk mencari keberadaan suaminya.  "Apa hubby bangun enggak bangunkan Isa,” ucapnya yang merasa tempat tidur itu sudah tidak ada keberadaan suaminya. Alisa membuka matanya dan memandang jam yang ada di dinding kamarnya. “Udah subuh sudah adzan juga,” ucapnya yang biasanya selalu terbangun sebelum adzan subuh karena suaminya selalu membangunkannya. Alisa duduk ingin melihat ke kamar mandi. Alisa ingin memeriksa apakah suaminya sedang berada di dalam kamar mandi saat ini. Namun saat Alisa memandang ke sofa Alisa melihat suaminya yang tertidur di atas sofa. Alisa beranjak dari tempat tidur dan berjalan mendekati sofa ya
Read more
104. Berjumpa Sahabat Lama
 “Assalamu’alaikum,” ucap Alisa yang membuka pintu diruangan suaminya. Sekretaris suaminya tidak akan pernah melarangnya untuk langsung masuk ke dalam ruangan suaminya tersebut. “Wa’alaikum salam,” jawab Attar. Alisa memandang seseorang yang ikut berdiri bersama dengan suaminya. Mata Alisa terbuka lebar ketika melihat sosok yang begitu sangat dikenalnya, air matanya menetes begitu saja. Ferdi seakan tidak percaya saat melihat gadis yang begitu sangat dirindukannya. “Alisa,” ucap Ferdi menyebut nama gadis tersebut. Alisa menangis dan tanpa sadar berlari mendekati pria tersebut, ketika pria itu juga melakukan hal yang sama seperti yang dilakukannya. “Ferdi,” ucap Alisa yang memeluk sahabatnya. Alisa sudah tidak mampu menahan tangisnya saat melihat sosok yang begitu sangat dirindukannya. Begitu banyak cerita yang ingin
Read more
105. Sahabat Lama
 Attar memandang istrinya, pandangan matanya terlihat sedang menunggu jawaban dari istrinya. Alisa menundukkan kepalanya. Alisa begitu sangat menyesal dengan sikapnya. Alisa lupa saat tadi dia melihat Ferdi, rasa rindunya kepada sahabatnya itu membuatnya melupakan keberadaan suaminya. Tidak seharusnya dia memeluk sahabatnya saat tadi melihatnya.  “Hubby enggak tahu hubungan Isa sama Ferdi seperti apa,” ucapnya. “Ferdi teman Isa sewaktu sekolah by, kami itu sudah berteman sejak lama,” ucap Alisa. Ia mulai takut ketika melihat pandangan mata suaminya. Alisa mengusap air matanya. Alisa tidak pernah melihat suaminya menatapnya dengan pandangan yang seperti ini. Attar menganggukkan kepalanya saat mendengar ucapan istrinya. Pria itu duduk dan mendekati istrinya. Attar melingkarkan tangannya dipinggang istrinya. Attar begitu sangat marah, namun dia juga tidak ingin
Read more
106. Ferdi
 Alisa hanya diam sambil memajukan bibirnya ketika suaminya tidak memenuhi keinginannya.Alisa begitu sangat kesal, ini untuk pertama kalinya suami melarangnya, makan apa yang diinginkannya. Biasanya suaminya selalu menuruti keinginannya. Alisa mulai bergerak-gerak di atas pangkuan suaminya, dan menghentak-hentakkan kakinya ke lantai, layaknya anak kecil yang sedang merajuk.Attar tahu bahwa saat ini istrinya sedang kesal dengannya. Namun pria itu tidak berbicara apa-apa. Dia hanya diam sambil menatap wajah istrinya yang begitu sangat menggemaskan, ketika istrinya sedang merajuk seperti ini.“Jangan gerak sayang," ucap Attar saat istrinya tidak bisa diam.Alisa membuka matanya dengan sangat lebar dan menelan air ludahnya. Alisa mengerti apa yang dimaksud suaminya, sehingga Alisa diam tanpa bergerak lagi sama sekali.Attar memegang kepala istrinya dan menyandark
Read more
107. Surat
  “Permisi, ibu makan malamnya sudah selesai,” ucap pelayan memberitahu Indah. Indah menghentikan obrolannya dan sedikit tersenyum memandang pelayan yang bekerja di rumahnya. “Terima kasih bik,  kami akan langsung ke ruangan makan,” jawabnya. “Baik Nyonya saya permisi,” ucap pelayan tersebut yang kemudian pergi meninggalkan ruang tamu. “Makan malamnya sudah siap, kita ke ruang makan dulu ya,” ucap Indah yang sudah tidak lagi melanjutkan obrolan mengenai putranya. “Ya Mbak, ini kasihan nggak bisa menahan lapar,” ucap Attar yang memandang istrinya. Pria itu tersenyum dan  memegang tangan istrinya. Alisa  mengangkat kepalanya dan memandang suaminya. “Tadi Isa sudah  makan waktu mau ke sini, jadi sekarang belum lapar,"  ucap Alisa yang malu ketika mendengar apa yang dikatakan
Read more
108 Alisa Tidak Tahu
  Ferdi masuk ke dalam kamarnya. Ferdi merasakan sakit didadanya ketika mengingat Alisa yang duduk di depan. Sejak tadi Ferdi berusaha menahan rasa sakit yang ada di hatinya, ketika harus melihat bagaimana sikap pria yang sudah menjadi suami dari wanita yang sangat dicintainya. Ferdi hanya berusaha untuk bersikap setenang mungkin, dia tidak ingin Alisa mengetahui seperti apa perasaannya. Baginya lebih baik seperti ini. Ferdi lebih memilih Alisa tidak pernah tahu seperti apa  perasaan yang selama ini dimilikinya untuk Alisa. Dengan seperti itu Alisa tidak akan pernah merasa bersalah padanya. “Aku kembali ke sini, aku ingin memberitahu kamu bahwa Aku begitu sangat mencintai kamu Sa, namun ternyata kebahagiaan tidak berpihak pada Ku. Aku begitu sangat senang ketika melihat siapa yang menjadi suami Mu. Om aku, orang yang sangat baik, aku yakin dia begitu sempurna untuk mendampingi Mu, Dia bisa memberikan  kebahagiaan yang sempurna untuk Mu,&rdqu
Read more
109. Kenyataan
  “Mama begitu sangat berterima kasih dengan Ferdi, Ferdi sangat menyayangi mama." Ferdi kembali melanjutkan membaca surat tersebut setelah berhenti beberapa saat. “Alisa menjual laptop dan juga uang yang Ferdi tinggalkan semuanya habis untuk biaya operasi jantung mama, dan itu juga biayanya masih belum tercukupi. Alisa juga menjual handphone nya. Selama Mama di rumah sakit Alisa sudah tidak lagi bekerja, karena dia hanya fokus menjaga mama.  Pada saat itu Mama sudah tidak bisa membayangkan bagaimana Alisa menjalani semuanya sendiri. Mama merasa benar-benar sangat membebani anak mama, yang sesungguhnya tidak sanggup untuk menanggung beban seberat ini. Mama selalu berdo’a agar Mama dipanggil secepatnya, agar Alisa tidak lagi terbebani oleh Mama. Setelah melewati operasi kondisi Mama juga masih tidak membaik. Mama masih harus menjalani perawatan lanjutan. Pada saat itu kondisi Mama semakin memburuk. Mama sudah tidak tahu ap
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status