All Chapters of Terjerat Cinta Om Om: Chapter 131 - Chapter 139
139 Chapters
129. Melepas rindu
 “Nanti pulang dari kantor kita ke coffee shop Lyra ya by," pinta Alisa yang duduk di atas pangkuan suaminya. Perutnya yang sudah besar membuat posisi duduknya menyamping, dan melingkarkan tangannya di leher suaminya. “Ngapain,” tanya Attar yang tersenyum memandang sikap istrinya yang begitu sangat manja. Istrinya melingkarkan tangan di lehernya dan menenggelamkan hidungnya ke lehernya. “Isa pengen duduk nyantai di coffee shop Lira," Alisa berucap dengan mengangkat kepalanya dan memandang wajah suaminya. “Rayu dulu Sayang," Attar berbisik di telinga istrinya. Alisa tersenyum dan mencium bibir suaminya dengan sangat lembut, namun balasan yang diberikan oleh suaminya membuat ciuman itu semakin memanas. Mereka seakan sama-sama ingin melepaskan hasratnya masing-masing. “Sayang, hubby ada rapat jam 3, dan sekarang e
Read more
130 Menganggu
 Attar merasakan tubuhnya yang digoyang goyang oleh istrinya. "Ada apa sayang?" pria itu bertanya dengan membuka matanya. “By, Isa nggak bisa tidur sejak tadi,” ucap Alisa kepada suaminya. Attar merubah posisi tidurnya dan memandang wajah istrinya. “Matanya di pejamkan sayang," Attar memeluk tubuh istrinya dan kembali memejamkan matanya.  “By bangun, jangan tidur, temani Isa," pinta Alisa yang kembali menggoyang-goyang tubuh suaminya, Alisa narik-narik jenggot tipis di dagu suaminya. “Hubby ngantuk sayang,” ucap pria itu ketika istrinya membuka kelopak matanya dengan jarinya. “Hubby jangan tidur, Isa nggak bisa tidur,” Alisa tersenyum manja melihatkan deretan gigi putihnya. "Kenapa nggak tidur?" tanya Attar. “Sejak tadi anak gerak terus,  perut Isa sampai sakit,"
Read more
131. Bulan ke Sembilan
“Apa mau jalan pagi,” tanya Attar ketika ia selesai sholat subuh bersama dengan istrinya. Alisa menganggukkan kepalanya. “Sebenarnya Isa malas by jalan pagi,” ucap Alisa. “Kenapa,” tanya Attar. “Isa lebih suka tidur baring-baring,” ucap Alisa. “Mau melahirkan normal apa nggak,” tanya Attar yang mengusap perut besar milik istrinya. “Kata orang sebaiknya normal by. Kemarin Ibu Aminah juga bilang, kalau Isa melahirkan lebih bagus normal, terkecuali mamang saran dokter. Kak Indah, Kak Yanti, Kak Fitri, juga bilang gitu,” ucap Alisa yang memilih proses persalinan secara normal. “Kata Dokter kemarin apa?" tanya Attar. “Isa disuruh jalan pagi.” “Jadi sekarang mau jalan pagi atau enggak?" Attar bertanya dengan menarik hidung istrin
Read more
132. Jangan Berubah
Attar tersenyum memandang istrinya yang duduk dengan menyandarkan punggungnya di kepala tempat tidur. “Baju hubby ini," Alisa menunjukkan pakaian suaminya yang sudah disiapkannya. Attar tersenyum ketika melihat setelan jas, baju kemeja, dasi, dan pakaian dalam, yang sudah disiapkan Istrinya. Istrinya tetap menyiapkan semua perlengkapannya sebelum berangkat ke kantor seperti ini. Attar memakai pakaiannya duduk di atas tempat tidur, dengan menurunkan kakinya di lantai. Sedangkan istrinya akan duduk di atas pangkuannya, memasangkan dasi di lehernya. Melihat wajah istrinya yang sudah tampak menahan rasa sakit, membuat pria itu merasa sangat tidak tega. Namun Attar memang tidak mengerti apa-apa mengenai persalinan. Berulang kali dirinya meminta penjelasan dari dokter, namun terkadang apa yang diucapkan oleh dokter itu hanya memberikan rasa tenang sementara untuknya. Bila melihat istrinya mengatakan sakit, Attar sungguh
Read more
133. Banyak Berjalan
 “Assalamu’alaikum,” ucap Attar yang berdiri di pintu kamarnya. Pria itu tersenyum memandang istrinya yang sedang duduk ditemani dengan Ibu Aminah. “Wa’alaikumsalam,” jawab Alisa dan Aminah. "Hubby sudah pulang?" tanya Alisa yang tersenyum. “Baru saja sampai. Ibu," Pria itu menyalami tangan Aminah dan menempelkan punggung tangan wanita itu di keningnya. Attar duduk di tepi tempat tidur di samping istrinya. Attar tersenyum ketika istrinya mencium punggung tangannya. Pria itu mencium kening istrinya. "Gimana apa sakit,” tanya Attar. “Iya by sakit, tapi kata Ibu enggak apa-apa, soalnya itu tanda bayinya lagi cari jalan,” Alisa berucap dengan tersenyum. Sudah beberapa hari ini Ibu Aminah selalu menemani Alisa. Wanita Itu merawat Alisa seperti merawat putrinya sendiri. Saat Alisa mengatakan perutnya sakit, Ibu Aminah mengusap-usap pe
Read more
134. Panik
 “Melahirkan normal memang seperti ini Pak Attar, jadi walaupun sakit tetap harus  dibawa berjalan,” ucap dokter Sari berusaha menjelaskan. “Lakukan sesuatu," pria itu sangat marah ketika Dokter spesialis kandungan istrinya tidak melakukan apa-apa. "Istri saya sedang sakit dan saya disuruh melihat saja," Attar sangat marah terhadap dokter yang menangani istrinya. Attar memilih dokter Sari untuk menangani persalinan istrinya karena dokter Sari merupakan dokter spesialis kandungan terbaik di rumah sakitnya. Dokter Sari terlihat begitu sangat bingung untuk berkata. Gimana caranya dia menjelaskan kepada pria yang menjadi pemilik Rumah Sakit tempat dirinya bekerja. Berulang kali dokter Sari menarik nafasnya dan kemudian menghembuskannya. “Kenapa kemarin tidak sarankan cara lain saja,” pikirnya. “Saya belum bisa memberikan bantuan apa-apa karena saat ini masih bukaan dua, d
Read more
135 Calon Istri
 Alisa sudah berada di dalam kamarnya. Alisa tidak ada henti-hentinya menatap wajah bayi mungilnya. Wajah yang begitu sangat cantik dan juga imut imut. Attar duduk di samping bayinya itu, menatap wajah putrinya, dan kemudian berpindah ke wajah istrinya. “Dari tadi lihatin Isa, terus lihatin anak,” ucap Alisa. “Sama,” ucap Attar. “Hidungnya punya hubby,” ucap Alisa yang memandang hidung putrinya. Attar tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Pria itu mencium kening putrinya, kemudian pipi putrinya kiri dan kanan. "Pipinya lembut sekali.” Attar merasakan betapa lembutnya pipi putrinya. Attar kemudian memandang istrinya, mencium kening istrinya, pipi istrinya kiri dan juga kanan, Ia juga mencium bibir istrinya. “Isa udah lupa by gimana rasa sakitnya melahirkan, rasa sakitnya hamil karena udah lihat muka
Read more
136. 10 Tahun Berlalu
 "Assalamu'alaikum," ucap Attar saat ia masuk ke dalam kamar. "Wa’alaikumsalam." Alisa tersenyum saat melihat suaminya yang baru pulang dari kantor. "Tasnya hubby Isa bawain," ucap Alisa yang ingin mengambil tas milik suaminya. "Gak usah sayang, hubby aja yang bawain. Baru lepas melahirkan, tuh gak boleh angkat yang berat-berat," ucapnya sambil mengusap pipi istrinya, dan meletakkan tas tersebut ke tempatnya. "Kalau cuma tas Isa bisa, Isa kuat kok angkat tas," ucap Alisa yang memegang manja lengan suaminya. "Jangan dulu sayang." "Hubby tangannya di cuci dulu," Alisa berucap saat melihat suaminya yang ingin mengambil putrinya. Attar membatalkan niatnya, pria itu menganggukkan kepalanya. "Bajunya wajib ganti dulu, nggak boleh pakai baju yang dari luar langsung megang anak," ucap Alisa itu yang sudah mulai cerewet.
Read more
137. Ulang Tahun
 "Mau gendong depan atau belakang?" Ferdi tersenyum memandang gadis kecil nan cantik tersebut."Depan," ucap Azahra.Ferdi menjongkok di depan  Azahra dan mengembangkan tangannya.Azahra tersenyum dan melingkarkan tangannya di leher Ferdi. Gadis kecil itu begitu sangat senang ketika tubuhnya yang bulat terangkat oleh pria yang berubah tinggi tersebut."Rara gak sangka kalau Abang akan pulang," Azahra berkata dengan memandang wajah tampan pria tersebut.“Abang udah janji akan pulang ulang tahun adik. Jadi Abang harus tepati janji," Ferdi berucap dengan tersenyum.“Rara senang Abang pulang. Rara rindu Abang. Rindu rindu rindu serindu-rindunya." Azahra berkata dengan tersenyum lebar.“Mana bukti rindunya,” tanya Ferdi yang menarik hidung milik Azahra.Azahra memeluk Ferdi dengan sangat erat,
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status