Terjerat Cinta Om Om

Terjerat Cinta Om Om

last updateLast Updated : 2021-11-09
By:  LiaztaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
21 ratings. 21 reviews
139Chapters
28.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Sipnosi Tidak ada yang pernah mengetahui seperti apa takdir. Perjalanan hidup sudah diatur hanya tinggal kita menjalankan. Kalimat itulah yang selalu diucapkan oleh gadis bernama Alisa Mahera yang berusia 18 tahun. Yang harus berjuang membiayai kehidupan keluarganya serta pengobatan ibunya yang sedang sakit. " Bila tubuh ini bisa dibelah Aku ingin membelahnya menjadi tiga bagian. Aku akan membagi satu bagian untuk sekolah, Satu bagian lagi untuk mengurus ibu dan satu bagian lagi untuk pekerjaan," Ucap gadis yang berusia 18 tahun yang duduk di bangku kelas 12 SMA tersebut. Ketika Ia merasakan tubuhnya yang begitu amat lelah. Ia bukan hanya lelah bekerja namun juga lelah berfikir. Seperti apa kelanjutan kisah gadis tersebut. mampukah Ia mencapai cita-citanya di saat kondisi yang sulit seperti ini. Apa yang akan terjadi padanya ketika Ia bertemu dengan pria tampan yang berstatus lajang. Berusia 34 tahun yang bernama Attar Aditya Terjerat Cinta Om Om

View More

Chapter 1

1. Gak Bisa Jagain Mama

"Assalamualaikum ma," ucap Alisa yang masuk ke dalam kamar.

"Waalaikumsalam," Jawab nur Janah yang tersenyum.

"Ma kenapa makan siangnya gak dimakan sih?" tanya Alisa saat melihat nasi yang disediakannya sebelum berangkat ke sekolah masih utuh di atas meja kecil yang berada di samping tempat tidur.

"Mama tidak lapar," ucap Nur Janah.

“Isa suapin Mama ya?" Alisa mengambil nasi yang di letaknya di atas meja kecil, yang sudah disediakan nya telur mata sapi dan juga sayur bayam.

Nur menganggukkan kepalanya, Ia memakan nasi yang disiapkan putrinya Ke dalam mulutnya. "Isa apa sudah makan?" tanya Nur saat mengunyah nasi yang ada di dalam mulutnya.

Alisa menganggukkan kepalanya. "Sudah ma," jawabnya berbohong sambil tersenyum lebar. "Maafin Isa yang gak bisa jagain mama, Isa sibuk sekolah," Alisa berkata sambil mencium tangan mamanya. Gadis itu masih duduk di kelas 12 SMA.

"Gak apa-apa," jawab Nur. Nur janah meneteskan air matanya. "Seharusnya Isa gak perlu susah-susah mengurus Mama seperti ini. Sepulang sekolah Isa tak memiliki waktu untuk beristirahat. Bila Mama tidak sakit mama bisa mengerjakan semuanya," kata Nur Janah yang mengusap air matanya.

Alisa tersenyum memandang mamanya, Ia menghapus air mata yang membasahi pipi wanita yang saat ini berwajah sangat pucat.

"Mama gak usah sedih Isa tidak apa-apa kok," ucap Alisa sambil tersenyum.

Setelah memberikan mamanya makan Alisa mengambilkan obat yang ada di dalam plastik yang berada di atas meja kecil. Ia membukakan bungkus obat itu satu persatu dan memberikannya ke tangan mamanya. Alisa memegang air putih di tangannya.

Nur meminum obat itu satu persatu hingga obat itu habis.

" Ma, Isa mau siap-siap pergi kerja dulu ya ma," ucap Alisa.

Mata Nur Janah berkaca-kaca saat memandang wajah putrinya yang tampak begitu sangat lelah. Ia kemudian menganggukkan kepalanya.

Alisa pergi meninggalkan kamar tersebut Ia mandi dan kemudian memakai baju kerjanya. Alisa bekerja di sebuah Coffee shop sepulang sekolah.

"Ma, Isa pergi dulu ya." Alisa berpamitan dan menyalami tangan mamanya. Ia sungguh tidak tega meninggalkan Mamanya itu sendiri di dalam rumah. Namun Alisa juga membutuhkan uang yang cukup banyak untuk bisa mengobati Mamanya.

Nur Janah menganggukkan kepalanya. "Hati-hati ya nak," ucapnya kemudian.

Alisa yang sudah melangkahkan kakinya memutar kepalanya kebelakang. Ia tersenyum memandang mamanya dan kemudian menganggukan kepalanya. "Ia ma, nanti untuk makan malam Isa akan antarkan. Mama mau bubur ayam gak?" tanya Alisa yang menatap mamanya. 

"Mau," jawab Nurjanah.

"Hati-hati nak kerjanya," ucap Nur dengan mata yang berkaca-kaca.

Alisa tersenyum dan kemudian menganggukkan kepalanya. "Mama gak boleh sedih, Mama harus semangat agar mama bisa cepat sehat", ucap Alisa yang tersenyum kepada mamanya tersebut.

Nur Janah hanya diam memandang putrinya. Ibu mana yang tega melihat putrinya yang masih begitu belia harus menanggung beban seberat ini. Selain sekolah putrinya juga harus mencari nafkah dan mencari uang yang banyak agar bisa memberikannya pengobatan. Walaupun biaya berobatnya sudah ditanggung oleh pemerintah daerah namun terkadang banyak obat-obatan yang diluar dari Jamkesmas. "Mama sudah nggak ada gunanya lagi hidup, hidup Mama sudah menyusahkan Isa," ucap Nur Janah dengan suara yang begitu sangat lemah terdengar di telinga Alisa.

"Mama jangan ngomong gitu saat ini cuman Mama yang Isa punya, Isa gak mau Mami kenapa-kenapa," Alisa berkata sambil menangis.

"Mama jangan mikirin apa-apa, yang terpenting Mama sehat hanya itu," imbuh Alisa. Alisa mencium punggung tangan yang sudah semakin kurus.

Alisa pergi meninggalkan Nur Janah setelah ia berpamitan dan menutup pintu itu dari luar.

*****

"Bu Ibu." Alisa yang memanggil tetangga di sebelah rumah sewanya .

"Iya Alisa," saut wanita paruh baya yang ada di sebelah rumah tersebut.

yang bernama Aminah.

"Bu Isa mau pergi kerja, Isa minta tolong lihat-lihatin mama ya bu. Bila ada apa-apa, hubungi Isa," Alisa berkata kepada ibu Aminah. Alisa meminta bantuan kepada tetangga sebelah rumahnya itu. Hanya kepada ibu Aminah Ia Bisa meminta bantuan seperti ini.  

Aminah menganggukkan kepalanya. " Ia setiap hari kalau Alisa gak ada di rumah ibu selalu kok ibu ngecek kondisi Mama Alisa. Alisa nggak usah sedih nggak usah terlalu dipikirin nanti juga kalau Ibu sudah masak ibu akan bantu ngasih makan," ucap Ibu Aminah yang sangat baik dengan Alisa Dan juga mamanya.

Alisa menangis memeluk wanita paruh baya itu "Terima kasih ya Bu," ucap Alisa yang tidak tahu bagaimana cara membalas Budi wanita tersebut.

"Ia nak kamu hati-hati ya kerjanya," ucap Aminah.

"Iya Bu, ucap Alisa yang menganggukkan kepalanya.

Setelah berpamitan Gadis remaja itu kemudian pergi mengendarai motor matic yang dimilikinya. Motor matic itu melaju mengarah ke coffee shop tempat Ia bekerja. Alisa semakin melajukan motornya dengan kecepatan yang cukup tinggi mengingat dirinya yang sudah hampir terlambat untuk sampai ke tempat kerjanya tersebut.

Alisa memberhentikan motornya ketika Ia sudah sampai di halaman parkir coffee shop tempat Ia bekerja. Ia mengisi buku absen dan mengambil ID pengenal yang wajib dipakai karyawan Coffee shop sebelum mulai bekerja.

Di sini Alisa bekerja sebagai petugas kebersihan. Ia yang hanya lulusan SMP saat mengambil pekerjaan itu, membuat Pemilik kopi shop itu memintanya untuk menjadi petugas kebersihan. Ia bekerja menyapu, mengepel, membersihkan kloset dan mencuci piring-piring dan gelas.

Alisa masuk ke dalam toilet seperti jadwal biasanya, Ia langsung membersihkan seluruh toilet yang ada di coffee shop itu. Alisa akan membersihkan toilet wanita dan juga pria. Setelah selesai membersihkan toilet, Ia membersihkan seluruh ruangan yang ada di coffee shop tersebut. Alisa mulai membersihkan lantai. Menyapu, mengepel, mengelap meja kemudian membersihkan seluruh ruangan yang ada di coffee shop tersebut.

Setelah pekerjaannya selesai Ia baru makan ketika sudah jam 5 sore. 

Gadis itu menyempatkan diri membawa bekal sendiri dari rumahnya. Ia hanya membuat telur mata sapi. 

"Alisa di depan sudah rame," ucap Laura ketika Ia melihat Alisa yang duduk di kursi belakang.

"Iya Mbak, saya akan langsung ke depan," ucap Alisa yang meminum air mineral di dalam gelas bening. Ia meneguk air mineral itu hingga habis.

Alisa mengelap meja yang sudah ditinggalkan oleh pelanggan. Ia kemudian mengangkat gelas-gelas yang sudah kosong tersebut dan membawanya ke belakang, mengambil piring-piring kotor dan kemudian mencuci nya. 

Setelah selesai mengerjakan tugas-tugasnya. Alisa akan selalu memanfaatkan kondisi sepi seperti ini untuk beristirahat sejenak. Alisa meletakkan tangannya ke atas meja dan menjadikan tangannya itu sebagai bantal. Alisa sangat lelah dan ingin mengistirahatkan sedikit tubuhnya agar memiliki tenaga untuk melanjutkan pekerjaannya nanti malam.

"Hai bangun, lo disini digaji bukan untuk tidur. kalau mau tidur di rumah Sono. Di sini lo untuk kerja," ucap Laura yang memukul meja itu dengan sangat keras.

Alisa mengangkat kepalanya, Ia mengusap wajahnya dan juga mengucek matanya yang berair. "Mbak Laura maaf, aku ketiduran," ucap Alisa yang langsung berdiri.

"Tuh piring kotor sudah banyak," ucap Laura yang kemudian pergi meninggalkan Alisa setelah Ia memerintah.

"Iya Mbak maaf saya akan langsung mencucinya," ucap Alisa yang tidak dihiraukan Laura. Alisa berjalan menuju wastafel tempat cuci piring. Ia mencuci piring yang sudah mulai menumpuk. Setelah mencuci piring Alisa mengelap piring- piring dan juga gelas-gelas tersebut. Alisa kemudian mengantarkannya ke depan.

Hari ini Ia merasa cukup lelah disaat begitu banyak pengunjung yang masuk kedalam coffee shop tersebut. Alisa tidak ada henti-hentinya mondar-mandir dari depan ke belakang, dari belakang ke depan untuk mengambil piring-piring yang sudah kotor dan kemudian mencucinya. 

Saat ini sudah menunjukkan pukul 9 malam, Alisa masih belum bisa mencuri waktu untuk mengantarkan bubur ayam pesanan ibunya. Alisa mencuci piring yang sudah cukup banyak. Ia mengusap air matanya ketika membayangkan bagaimana ibunya di rumah sendirian dalam kondisi sakit, sedangkan dirinya tidak mampu menjaga ibunya tersebut. Ingin sekali rasanya Alisa membagi tubuhnya menjadi 3 bagian agar bisa membagi rata seluruhnya. Satu bagian menjaga ibunya, kemudian untuk sekolah dan satu bagian lagi untuk mencari uang. 

"kerja jangan melamun Nanti pecah," ucap zaki yang meletakkan piring kotor dari depan.

Alisa tersenyum memandang pria itu.

"Iya Bang," jawabnya.

"Mikirin apa?" tanya Zaki yang berdiri membantunya membilas piring.

"Mikirin Mama, Mama sedang sakit. Di rumah mama hanya sendiri." Alisa mengusap air matanya dengan bahunya.

Zaki sangat kasihan melihatnya, di usianya yang masih begitu sangat mudah Alisa harus bersekolah dan kemudian mencari uang tanpa mengenal pagi dan juga malam.

"Kamu sabar ya Abang doain supaya mama kamu cepat sehat," ucap Zaki.

Alisa berusaha untuk tersenyum, Ia menganggukkan kepalanya. "Isa gak mau kehilangan mama bang. Isa akan berusaha untuk dapat duit yang banyak biar bisa ngobatin mama," tekat Alisa.  

Zaki mengusap kepalanya. "Sudah jangan nangis nanti dikirain orang Abang yang udah jahatin kamu lagi," ucapnya.

Alisa mengusap air matanya dan menganggukkan kepalanya.

"Ya udah Abang ke depan lagi ya, di depan lagi rame," ucap pria yang bekerja sebagai barista tersebut. "Apa yang ini udah tinggal dibawa kedepankan?" Tanya Zaki saat melihat gelas-gelas yang sudah dikeringkan.

Alisa menganggukkan kepalanya. Setelah selesai mencuci piring Anisa duduk di kursi yang ada di belakang. 

Ia melihat jari-jarinya yang sudah keriput karena terlalu lama mencuci piring.

****

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
100%(21)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
21 ratings · 21 reviews
Write a review
user avatar
Liazta
Cinta beda usia sudah di publik ya. Untuk yang menunggu kelanjutannya bisa langsung di ikuti kisah Ferdi dan Azahra.
2021-12-03 14:53:12
0
default avatar
HerniPurwanti14
belum keluar juga kak ferdi azahra nya yah...
2021-11-29 18:40:47
0
user avatar
Herni Purwanti
belum rilis juga Thor.... Ferdi azahranya
2021-11-22 19:44:28
1
user avatar
Herni Adja
mana thor kisah ferdi sama azahra nya... kok lama
2021-11-16 00:09:23
0
default avatar
hernipurwanti044
lira sama zaki.... gak ada kabarnya thor
2021-11-09 19:28:01
0
user avatar
Herni Purwanti
jadiin ferdi sama azahra ya thor... trus Alisa hamil. lagi. masa anak cuma 1
2021-11-09 17:49:30
0
user avatar
Herni Purwanti
kisah ferdi sama azahra ... judulnya apa thor
2021-11-09 17:48:18
0
user avatar
Herni Adja
yesss..... udah baca semua
2021-11-08 23:42:46
0
default avatar
hernipurwanti044
sudah baca semua juga thor...
2021-11-07 02:53:05
0
default avatar
hernipurwanti044
sudah baca semua...
2021-11-06 07:25:14
0
user avatar
Herni Adja
udah baca,... kok cuma 2 bab thor
2021-11-05 05:23:56
0
user avatar
Herni Adja
semakin uwu uwu mereka tuh bikin iri...
2021-10-31 11:59:43
0
user avatar
Herni Purwanti
udah baca semua.... duuhh kok pake di tinggal ke prancis sih thor
2021-10-30 01:01:58
0
user avatar
Herni Adja
up lagi thor...
2021-10-29 19:06:38
0
user avatar
Herni Purwanti
lanjut thor....
2021-10-28 12:21:39
0
  • 1
  • 2
139 Chapters
1. Gak Bisa Jagain Mama
 "Assalamualaikum ma," ucap Alisa yang masuk ke dalam kamar. "Waalaikumsalam," Jawab nur Janah yang tersenyum. "Ma kenapa makan siangnya gak dimakan sih?" tanya Alisa saat melihat nasi yang disediakannya sebelum berangkat ke sekolah masih utuh di atas meja kecil yang berada di samping tempat tidur. "Mama tidak lapar," ucap Nur Janah. “Isa suapin Mama ya?" Alisa mengambil nasi yang di letaknya di atas meja kecil, yang sudah disediakan nya telur mata sapi dan juga sayur bayam. Nur menganggukkan kepalanya, Ia memakan nasi yang disiapkan putrinya Ke dalam mulutnya. "Isa apa sudah makan?" tanya Nur saat mengunyah nasi yang ada di dalam mulutnya. Alisa menganggukkan kepalanya. "Sudah ma," jawabnya berbohong sambil tersenyum lebar. "Maafin Isa yang gak bisa jagain mama, Isa sibuk sekolah," Alisa berkata sambil mencium tangan mamanya. Gadis itu mas
last updateLast Updated : 2021-09-06
Read more
2. Pom bensin.
 Jam 11 malam Alisa baru sampai di rumahnya. Ia membuka pintu rumahnya yang sudah terkunci. Biasanya ibu Aminah yang mengunci pintu rumah tersebut. Alisa masuk kedalam rumah nya setelah membuka pintu rumahnya. Ia masuk ke dalam kamar dan melihat mama nya yang sudah tertidur. Melihat mamanya seperti ini, Alisa merasa begitu tidak tega. Ia baru bisa pulang di Jam 11 malam untuk mengantarkan makanan malam mamanya. Gadis itu berdiri tidak jauh dari tempat tidur mamanya. Dengan cepat Alisa mengusap air matanya."Isa berharap mama bisa bertahan sampai Isa dapat duit untuk pengobatan mama," ucapnya dalam hati. Alisa berjalan mendekati wanita yang saat ini berbaring di atas tempat tidur wajah putih Mamanya tampak begitu sangat pucat. Dalam Minggu ini Alisa harus bisa mencari uang untuk menebus obat-obat mamanya. Alisa mengambil tangan namanya dan mencium tangan mamanya. Nur terbangun dan melihat putrinya yang
last updateLast Updated : 2021-09-06
Read more
3. Anak yang baik
'Mama sudah bangun?" Alisa berkata ketika  masuk ke dalam kamar mamanya."Iya nak," jawab Nur."Ma, Isa ganti baju sementara ya." Alisa tersenyum dan mencium tangan mamanya. Seperti apapun lelah tubuhnya, Alisa akan tetap memperlihatkan kepada ibunya bahwa darinya baik-baik saja. Meskipun raut wajah penuh dengan kelelahan tidak bisa di sembunyikan nya."Iya nak," jawab Nur. Nur memandang wajah lelah putrinya yang baru pulang dari tempat kerjanya. Nur hanya diam duduk di atas tempat tidur. Hari demi hari akan dilaluinya seperti ini.Nur tersenyum ketika melihat putrinya yang sudah masuk ke dalam kamarnya."Kita mandinya pagi-pagi,  nggak apa-apa ya ma?" Alisa membuka baju yang dipakai mamanya. Air matanya serasa ingin menetes saat melihat tubuh kurus wanita yang telah melahirkan serta membesarkannya itu. Saat ini, mamanya hidup bergantung dengan obat. "Ma, gak apa ya mandi nya kep
last updateLast Updated : 2021-09-06
Read more
4. Utang
  Ini sudah yang kedua kalinya Alisa dipanggil ke ruang bendahara sekolah. Ia berjalan menuju ruang bendahara yang berada di gedung paling depan.   "Permisi buk," ucap Alisa yang berdiri di ambang pintu bendahara sekolahnya.    "Iya Alisa, masuk," ucap bendahara sekolahnya yang bernama Dian.   Alisa masuk ke dalam ruangan, Ia kemudian duduk di depan meja bu Dian.   "Alisa," ucap bendahara sekolah itu memanggil namanya.   Alisa tersenyum memandang bendahara sekolahnya. "Iya Bu Dian," jawab Alisa. Keluar masuk ruang bendahara baginya sudah biasa, setiap kali menunggak seperti ini. Bendahara sekolah pasti akan memanggilnya.   "Alisa ini uang komite kamu sudah menunggak 4 bulan, kemudian uang kegiatan dan terobosan kalau nanti kamu mengikutinya. Namun terobosan ini memang wajib, jadi kamu juga wajib ikut terobosan, dan ditambah lagi uang kegiata
last updateLast Updated : 2021-09-06
Read more
5. Ferdi
 Ia mengangkat kepalanya dan melihat seorang pria tersenyum memandangnya."Makan dulu baru tidur," ucap Ferdi yang menyodorkan kotak putih kedepannya."Ini apa?" tanya Alisa."Nasi pakai ayam goreng, sambal terasi, mie hun goreng, sayur, sambal teri campur kacang," ucap Ferdian yang mengangkat bungkusan sambal yang berada di luar kotak putih plastik tersebut.Alisa tersenyum memandang sahabatnya itu."Kamu tahu dari mana kalau aku lapar," ucapnya yang tersenyum lebar."Ya tahulah," jawab Ferdi yang memandang gadis di depannya."Kamu udah makan belum?" tanya Alisa ketika Ia mulai memasukkan nasi kedalam mulutnya menggunakan sendok plastik dari kantin.Ferdi menggelengkan kepalanya. "Tapi aku bawa." Ferdi yang mengeluarkan nasi kotak yang sama seperti milik Alisa.Alisa tertawa saat melihat sikap teman
last updateLast Updated : 2021-09-06
Read more
6. Berjuang untuk menang
 Alisa pulang ke rumahnya membawa kantong yang berisi sate madura kesukaan mamanya. Hari ini Alisa gajian sehingga bisa membelikan makanan favorit mamanya.  "Assalamu'alaikum, Mama Isa pulang," ucap yang menyalami tangan mamanya.  “Wa'alaikumussalam," ucapnya yang tersenyum. Nur begitu sangat senang saat melihat putrinya itu sudah pulang, sejak tadi ia tidak mau tidur karena menunggu putrinya pulang ke rumah. Nur tahu jadwal kerja putrinya, Ia tahu bahwa hari ini putrinya tidak bekerja di pom bensin. Sehingga putrinya bisa pulang lebih cepat untuk beristirahat serta tidur di rumah bersama dengannya.  "Mama Isa bawain Mama sate madura," ucap Alisa yang mengangkat kantong plastik di tangannya.  Nur begitu sangat senang saat melihat putrinya itu datang membawakan sate. "Mama sangat ingin sekali makan sate madura," ucap Nur yang terli
last updateLast Updated : 2021-09-08
Read more
7. Kenangan ayah
  Ferdi tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Doakan aku menang jangan sampai aku kalah dengan cewek cantik seperti kamu," ucapnya yang mencubit pipi gadis itu.   Alisa memajukan bibirnya."Kamu pandai sekarang ya, cubit-cubit pipi aku," protes Alisa yang mengusap pipinya.   Ferdi hanya tersenyum saat mendengar ucapan Alisa. "Doain aku," pintanya.   "Aku pasti doain kamu, semangat." Alisa kemudian berlari ke tepi saat bendera itu sudah mulai dikibarkan.   Melihat sahabatnya itu berada di barisan paling depan, Alisa  merasa sangat senang. Saat ini sahabatnya itu yang memimpin. Dalam kelompok putaran ketiga ini mereka yang masuk adalah kelas berat. Namun Walaupun begitu belum ada yang mampu mengalahkan Ferdi saat mereka melaju di jalan hitam tersebut.   Alisa memandang motor yang melaju dengan kecepatan tinggi. Ia menutup matanya ketika dua motor terjatuh di bela
last updateLast Updated : 2021-09-10
Read more
8. Diantar Ferdi
  Nur tersenyum saat mendengar pertanyaan putrinya. "Nanti ya Mama bakalan bangunin Isa, kalau mama sudah bisa berjalan," ucapnya.   Air mata Alisa menetes Saat mendengar ucapan mamanya tersebut. Mengapa dirinya sangat bodoh sekali memberikan pertanyaan yang seperti itu. Alisa membalikkan tubuhnya dan menghapus air matanya agar mamanya tidak melihat bahwa ia sedang menangis.   "Kita siap-siap ya mau mandi nanti kita akan ke rumah sakit," ucap Alisa yang mendekati tempat tidur mamanya.   Nur menggelengkan kepalanya. "Nggak usah dipaksakan Mama harus berobat kalau memang nggak ada uang," Nur berkata pasrah.   Alisa tersenyum dan mencium punggung tangan mamanya. "Kebetulan Isa sudah gajian jadi ada uang. lagipula untuk berobat mama ditanggung Jamkesda. Kita hanya membayar obat yang diluar dari ini," jelas Alisa. Ia akan  selalu berbohong kepada mamanya mengenai biaya pengobatan
last updateLast Updated : 2021-09-12
Read more
9. Kursi roda
 Ferdi memberhentikan mobilnya di depan pintu masuk rumah sakit. "Sebentar ya ma," dengan cepat Ferdi turun dari dalam mobil.Nur menganggukan kepalanya.Ferdi turun dari dalam mobil, Ia sedikit berlari masuk ke dalam rumah sakit tersebut.Alisa dan nur memandang Ferdi yang masuk ke dalam rumah sakit dan menunggunya.Ferdi datang dengan mendorong kursi roda yang telah dimintanya dengan petugas rumah sakit. Ia membuka pintu penumpang "Kita turun ya Ma," ucapnya yang kemudian menggendong Nur. Ia menurunkan wanita yang bertubuh rapuh itu dengan sangat berhati-hati. Ia mendudukkan nya di atas kursi roda tersebut. ia"Kamu bawa Mama masuk, Aku mau parkir mobil. Langsung ambil no antrian ya" ucapnya yang memerintahkan Alisa.Alisa tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Fer makasih," ucapnya.Ferdi tersenyum dan mengusap kepalanya. Ia kemu
last updateLast Updated : 2021-09-15
Read more
10. Cuti sementara
 Ferdi berjalan menuju ruang bendahara sekolahnya. Pria berseragam putih abu-abu itu berdiri di depan pintu sambil mengetuk pintu ruangan yang terbuka tersebut.Dian mengangkat kepalanya dan memandang ke arah pintu.  "Masuk." Dian tersenyum saat melihat Ferdi berdiri di ambang pintu tersebut. ."Assalamu'alaikum Bu Dian," sapa Ferdi dengan sangat sopan. Ia masuk dalam ruangan dan duduk di kursi yang berada di depan bendahara sekolahnya."Wa'alaikumussalam," Dian tersenyum Ramah. Dian memandang Ferdi yang duduk di depannya. Anak itu tidak memiliki tunggakan apapun. Dian sedikit mengerutkan keningnya.Ferdi tersenyum memandangnya. "Aku mau tahu masalah utang-piutang Alisa," ucapnya tanpa basa-basi. Dian kemudian tersenyum. "Ibu sudah menduga," ucapnya."Bu Dian bisa hitungkan berapa semua utang Alisa hingga nanti Alisa tamat dari sini. Termasuk u
last updateLast Updated : 2021-09-16
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status