All Chapters of Pembalasan si Anak Terbuang: Chapter 51 - Chapter 60
103 Chapters
51. Masuk perusahaan
  Sambutan hangat dan tepuk tangan dari para anggota direksi, manager, kepala divisi dan para pemegang saham membahana seantero ruangan. Kali ini, Tuan Prayoga sendiri hadir dan memperkenalkan Ryu sebagai wakilnya.Saloka grup yang selama ini dipegang dan dikendalikan oleh Tuan Dean Erlando sebagai direktur utama, kini harus tersingkir oleh anak tirinya sendiri.Di antara senyum yang ramah untuk semua orang, hatinya sangat marah sekali. Begitupun dengan putranya, Jason.Setelah acara pelantikan selesai, Ryu memasuki ruangan barunya.Sebuah ruangan yang besar dan mewah dengan kaca jendela yang besar anti peluru. "Ini ruangan Opa. Karena Opa lebih sering di rumah dan kamu yang bekerja, maka ruangan ini akan jadi milikmu. Pimpinlah perusahaan ini dengan baik dan selalu jaga kejujuran."Ryu duduk dihadapan sang Kakek dan memegang erat jemarinya. "Opa percayakan sama Ryu? Ke depan, apapun yang akan Ryu lakukan, semua demi kebaikan
Read more
52. Pukulan telak untuk Dean
 Suara hingar bingar hentakan musik dan para wanita sexy menjadi pemandangan biasa di night clubs bergengsi milik Ryu ini. Dalam sebuah rungan khusus dan dijaga beberapa anak buah Tigor di luar, Simon, Ryu, Dipa dan Evan saling bersulang dengan meneguk Vodka."Lu pinter juga menjebak Dean," ujar Simon tertawa sambil meneguk Vodka-nya."Gue tahu dia punya rencana licik buat gue. Sebelum dia lakukan itu, gue dulu yang mulai." Ryu tertawa berderai."Terus apa yang lu lakukan, Tong?" tanya Dipa penasaran."Gue suruh Dodi mencari kelemahan Rio dan gue buat dia mengkhianati Dean pelan-pelan. Laki-laki itu sangat menyukai uang. Dan nanti, akan gue tawarkan padanya uang yang banyak. Setelah dia masuk perangkap … saatnya nyawanya yang akan gue ambil." Suara Ryu mendesis dengan mata berkilat."Kenapa lu terlalu fokus pada anak buahnya dan bukan Dean?" Dipa menatapnya tak mengerti."Karena Rio adalah kelemahan bag
Read more
53. Bayi Bella
 Ryu meremas kepalanya gusar. Bella sudah ditangani oleh dokter di ruang gawat darurat."Maaf … Anda suami pasien?" Seorang suster keluar dari ruang gawat darurat dan menghampiri Ryu."O-oh, bu … i-iya." Dia tergagap."Pasien harus segera di operasi, kalau tidak nyawa Ibu dan Anaknya dalam bahaya. Anda harus tandatangan di sini."Ryu meneguk ludah, getir. Operasi? Dan dia harus tandatangan?"Pasien tidak punya waktu lagi." Suster itu menatapnya cemas.Ryu menatap bimbang pada Evan yang juga terlihat bingung.Laki-laki itu memejamkan mata sesaat dan kemudian mengangguk."Baiklah, saya harus tandatangan di mana?"Tidak lama kemudian, Agatha, Nyonya Merry dan Parman datang dengan setengah berlari. "Bagaimana Bella? Apa dia baik-baik saja?" Wajah Agatha panik dan cemas."Kata dokter harus di operasi, Ma.""Sayang … bagaimana kejadiannya hingga kamu bisa membawa Bella
Read more
54. Pertikaian
 Tuan Dean masuk ke dalam ruangannya dengan wajah murka. Dia menendang dan membanting apa saja yang ada di hadapannya.Rio dan Tino hanya diam tidak berani mengganggu sedikitpun. Mereka berjaga di luar pintu."Brengsek sekali anak itu!" Matanya merah dengan tatapan nyalang. Giginya bergemeletuk dan tangannya mengepal kuat. Lalu dia menyandarkan tubuhnya pada sofa dengan lemas.Jason datang dan langsung menghambur masuk ke dalam ruangan sang Papi. Rio dan Tino yang berusaha mencegah, tak dihiraukannya."Papi. Apa semua ini benar? Papi menghamburkan uang perusahaan hanya untuk pelacur murahan itu?" Napas Jason tersengal menahan amarah dan kecewa."Papi, jawab Jason!""Diaam!" Dean membentak putranya dengan rahang mengeras dan wajah merah padam seperti bara api.Pemuda itu tertegun. Baru kali ini dia melihat murka sang Ayah yang sangat mengerikan. Lalu dia duduk di depannya.Jason terdiam dan menunggu hingga amarah
Read more
55. Hati yang terluka
 Rasa marah, sedih dan kecewa yang menumpuk menjadi satu selama berbulan-bulan lamanya dan menjadi sesak di dada, seperti bisa terlampiaskan saat ini. Ryu yang baik dan kalem, berubah menjadi seperti binatang buas. Dia hampir saja terkena masalah besar karena hampir membunuh adiknya sendiri."Lepas! Lepaskan gue!" teriaknya murka dan mencoba melepaskan diri dari cekalan tangan Dodi dan Evan. Kemarahan yang lama dipendam kini mencoba dikeluarkannya. Dodi dan Evan merasa kewalahan hingga Ryu bisa lepas dari mereka. Dia menghambur dan akan menerjang lagi ke arah Jason yang terkapar dan bersimbah darah ketika tiba-tiba Agatha menghambur dan memeluknya."Hentikan, Nak. Adikmu bisa mati. Hentikan mama mohon ….""Lepaskan, Ma. Dia pantas mati," desisnya dengan wajah merah seperti bara api dan mata yang juga memerah dan berkabut.Agatha menggeleng dan tetap memeluk putranya dengan kuat. "Mama mohon … mama moh
Read more
56. Permintaan maaf
 Hamparan laut biru berkilauan bak mutiara terkena sinar mentari dengan ombaknya yang bergulung menciptakan buih putih di lautan. Beberapa burung camar terbang melintasinya.Pemadangan yang sangat indah terlihat dari sebuah rumah di atas bukit.Dean memandang  semua keindahan alam itu dengan wajah datar."Masalah papi belum selesai, tapi kau membuat masalah baru," ucapnya dingin dengan netra memandang hamparan laut luas di bawahnya.Jason duduk terpekur dengan beberapa kali meringis menahan sakit di wajah dan tubuhnya. Hajaran Kakaknya sangat sakit dia rasakan. Dia menggeram dan berjanji akan membalas perbuatan laki-laki itu.Dean membalikkan tubuhnya dan menatap tajam ke arah sang putra."Bagaimana bisa, kau menghajar gadis itu? Dulu kau sangat menginginkannya sampai memperkosanya. Sekarang kau sakiti tubuhnya." Kata-kata Dean tajam bagai hunusan sebilah pedang.Jason terdiam dan menunduk. Dia tidak berani menatap s
Read more
57. Penyerangan
 Satu tahun kemudian, September 2005.Dodi berdiri di hadapan Tuan Prayoga dengan wajah sedikit tegang."Bagaimana bisa?" Pria tua itu menatapnya dengan wajah cemas dan takut."Kami tidak tahu, Tuan. Semuanya begitu tiba-tiba. Penyerang itu datang ke villa dan menembakkan begitu banyak peluru. Untung saja Tuan Ryu langsung sigap dan segera memberondong mereka dengan tembakan juga." Dodi menelan salivanya, getir saat mengingat malam penuh ketegangan dengan baku tembak dengan sekelompok orang tak dikenal."Apa ada dari pihak kalian yang tewas?" "Satu orang, Tuan. Wanita malam Tuan Ryu."Tuan Prayoga mengusap wajahnya kasar. Ryu--cucunya sekarang benar-benar berubah. Dia suka main perempuan dan mabuk-mabukkan.Wajahnya sekarang juga sedingin es. Dia banyak mendengar, bahwa Ryu menjadi kejam pada bawahannya. Dia tidak pandang bulu ketika ada pegawainya yang melakukan kesalahan.Dan sudah satu tahun sejak kejadi
Read more
58. Pertemuan dengan Opa
 Ryu baru saja keluar dari mobil saat terdengar suara Mamanya."Uncle Ryu!"Laki-laki itu tertegun melihat sang Mama yang menggendong seorang gadis kecil."Mama udah dari tadi?" "Udah dong, Uncle. Sena sampe capek nunggunya." Agatha menirukan suara bocah kecil dan membuat gadis kecil itu tergelak.Ryu memandangnya. Baru kali ini dia melihat wajah Brisena saat dia semakin besar. Raut wajahnya sangat mirip dengan Bella. Namun, juga ada garis wajah Jason di sana. Laki-laki itu meneguk salivanya.Pantas jika sang Mama tidak bisa berpisah lama-lama dengannya. Gadis kecil itu sangat lucu dan menggemaskan dengan kedua pipi yang gembul."Sena … ini Uncle Ryu. Sena mau di gendong sama Uncle?""Eh, eh, Mah …." Ryu terkejut saat Mamanya memberikan gadis kecil itu padanya.Agatha tertawa geli melihatnya. "Tangan kamu seperti mama tadi. Nah iya, begitu."Gadis kecil itu tergelak seperti tahu tang
Read more
59. Dokumen ahli waris
  Sebuah mobil sedan hitam mengedipkan lampu sebanyak empat kali dan terbukalah sebuah gerbang besi hitam yang menjulang tinggi.Mobil meluncur masuk dan berhenti tepat di depan pintu sebuah rumah yang besar.Ryu dan Evan keluar dari mobil dan disambut oleh Bono. Markas black house."Selamat datang, Tuan muda," sapanya sambil nyengir dan langsung mendapatkan pukulan dari Ryu."Gasah basa-basi, Bang. Bos Deri ada?""Tentu, Tuan muda. Ada di atas," jawab Bono masih dengan nyengir.Ryu melirik Bono dengan wajah pura-pura jengah dan langsung masuk ke dalam rumah. Semua anak buah Simon yang bersamanya sejak dia masih kecil memang sangat akrab dengan dirinya. Dan dia malah merasa canggung, jika mereka memanggilnya dengan sebutan 'Tuan'.Ryu menaiki sebuah tangga berukuran lebar. Dia melewati beberapa ruangan kamar yang tertutup rapat dan langsung menuju kantor Deri."Masuk." Terdengar suara bariton seorang pria sa
Read more
60. Pengkhianatan Rio
  Jason membanting botol minuman di depannya dengan murka. Laki-laki itu sangat marah dan kecewa. Dia mengamuk sejadi-jadinya di ruangan itu hingga membuat Rio keluar dari ruangan itu."Hentikan, Jason!" teriak Dean yang baru saja masuk.Laki-laki itu duduk dengan lemas dan terengah-engah."Ada apa lagi? Papi dengar dari tadi pagi buta kamu sudah datang ke sini dan mengamuk." Dean menatapnya lekat.Laki-laki itu menelan salivanya masih dengan napas memburu. "Opa keterlaluan, Pi. Dia sudah membuat surat ahli waris dan gembel itu yang akan mewarisi perusahaan. Gue hanya dapat anak perusahaan. Dan yang lebih membuat gue marah, putri gue, Brisena, juga tidak mendapatkan apa-apa." Wajah Jason geram hingga dia menangis.Dean terhenyak dan diam. Dia sudah menduga sejak awal jika mertuanya itu lebih memilih Ryu daripada putranya. Tapi yang membuatnya tidak habis pikir, bagaimana Brisena sebagi cicit Tuan Yoga juga tidak mendapatkan
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status