All Chapters of Pembalasan si Anak Terbuang: Chapter 61 - Chapter 70
103 Chapters
61. Jason dan Bella
 Bella termenung di pinggir kolam renang dengan memandang putri kecilnya sedang berlarian di taman. Gadis cilik itu baru saja bisa berjalan dan membuatnya semakin menggemaskan saat berlari karena sering terjatuh. Wanita itu memegang sebuah bandana lucu berwarna pink dengan motif Hello Kitty.Kata Mama mertuanya, bandana itu pemberian dari Ryu.Sang Mama juga bercerita jika Ryu sangat menyayangi  Brisena, bahkan tidak membolehkan mereka pulang dengan cepat saat Agatha datang ke rumah Ryu bersama Brisena.Sudah lebih dari satu tahun, sejak kejadian Ryu memukuli Jason saat itu, dia tidak pernah menginjakkan kakinya lagi di rumah ini. Rasanya seperti ada yang hilang dalam jiwa Bella. Laki-laki humoris itu pasti menghindar darinya dan tak ingin bertengkar lagi dengan adiknya.Bella mendesah pelan. Dan sejak kejadian itu pula, Jason tidak pernah berbuat kasar lagi. Namun, meski laki-laki itu sudah tidak bermain tangan lagi, ucapan d
Read more
62. Di serang
 Hingar bingar suara musik yang menghentak serta aroma alkohol dan asap rokok mendominasi sebuah night clubs elit di bilangan Jakarta Selatan.Di lantai atas, Ryu sedang bersantai dengan meneguk Vodka ditemani beberapa orang wanita dan Jefri.Jemari nakal para wanita itu menggoda beberapa area sensitif pria itu membuatnya memejamkan mata menikmatinya.Jefri selalu tertawa riang dengan meneguk minumannya. Dia senang karena pada akhirnya bisa mendekati Ryu, cucu dari pamannya, calon pewaris perusahaan gurita, Saloka grup.Sedangkan Ryu sendiri sebenarnya merasa jengah dengan pria seusia Papi tirinya itu. Tapi karena lagi-lagi atas nama keluarga, dia merasa tidak enak."Anak muda, bagaimana jika kita lanjut di hotel langgananku saja?" ujar Jefri menawarkan untuk pindah tempat."Maaf, Tuan Jefri. Tidak boleh. Tuan Ryu harus berada dalam hotel yang telah kami rekomendasikan," timpal Evan tegas."Waoww … waoww …
Read more
63. Kantor polisi
 Dengan sedikit merangkak, Ryu hampir mendekati pintu. Pria itu tetap berusaha untuk meraih tubuh Ryu dan menghujamkan pisaunya. Lagi-lagi Ryu berhasil berkelit dan pisau itu menancap pada pintu. Pria itu mencabutnya dengan cepat dan menghujamkan lagi ke arah Ryu. Kali ini, tangan Ryu meraih sebuah cantelan mantel dari besi dan memukul kepala pria itu. Darah segar keluar dari kepalanya.Pria itu menggeram marah. Sedangkan Ryu berkali menggelengkan kepalanya dengan kuat agar tetap sadar. Pandangannya semakin kabur, tapi dia tetap berusaha kabur dari kamar itu.Pria dengan pisau mengejar dia lagi, tapi kali ini Ryu berhasil membuka pintu dan keluar. Dia melihat semua anak buahnya yang terkapar tak sadarkan diri."Evan! Evan!" Dia mengguncang tubuh Evan yang terlelap.Pria itu berhasil keluar dengan kepala berdarah. Ryu yang mengetahui pria itu menuju ke arahnya segera lari dengan terhuyung. Namun, tiba-tiba dia terjatuh karena tersandung tubu
Read more
64. Dijebak
 "Bagaimana semua ini bisa terjadi!" teriakan Tuan Prayoga membuat beberapa pelayan terhenyak dan takut. Tidak pernah mereka melihat Tuan besarnya marah hingga seperti ini.Dodi dan Evan menunduk, karena mereka juga tidak tahu apa yang terjadi sesungguhnya.Dering suara telepon terus berbunyi dan membuat Tina kewalahan untuk mengangkat karena semua telepon itu sama dengan satu pertanyaan, "benarkah Tuan Ryu Saloka membunuh Paman sepupunya sendiri?" "Cabut kabelnya, Tina!" perintah Tuan Prayoga ketika untuk kesekian kali telepon berdering lagi.Agatha dan Nyonya Merry terisak sambil saling memeluk. Sedangkan Bella termenung karena tidak tahu harus berbuat apa."Ceritakan semuanya dari awal." Intonasi suara Tuan Prayoga mulai menurun.Kemudian Dodi menceritakan semuanya dari awal hingga …."Saya dan anak buah sudah tidak sadar, Tuan. Ketika kami terbangun, tempat itu sudah penuh polisi dan Tuan muda tergeleta
Read more
65. Menemui Ryu di penjara
 Kediaman keluarga Saloka terlihat sepi. Beberapa media berdiri di depan rumah menunggu hingga ada  yang mau memberi sedikit informasi. Beberapa bodyguard menjaga ketat pintu gerbang.Agatha sedang bermain dengan Brisena. Meski bocah cilik itu sangat menggemaskan, tapi pikiran Agatha yang sedang tidak fokus, membuat dia berkali mengusap air matanya. "Mama istirahat aja. Biar Sena main sama aku." Bella yang mengerti kegundahan mertuanya merasa iba."Nggak papa, sayang. Dengan melihat Sena, mama agak sedikit terhibur."Bella diam dan mengusap punggung mertuanya dengan lembut. "Nyonya, wartawan semakin banyak di luar. Bahkan ada yang sampai tidur di jalan menunggu salah seorang keluarga untuk keluar," lapor Tina cemas."Kenapa kasus Ryu jadi semakin besar seperti ini? Banyak sekali fitnah terhadap putraku." Agatha mengusap lagi pipinya kasar."Maaf, Nyonya. Karena yang saya lihat di berita, artis yang
Read more
66. Kenangan gadis kecil
 Breaking news."Seorang pengusaha muda cucu seorang konglomerat terkenal di negeri ini dengan inisial RAS, yang diduga membunuh Pamannya sendiri di sinyalir juga memakai narkoba jenis heroin. Pada malam naas itu, RAS yang sedang menginap dengan pacarnya seorang artis pendatang baru berinisial I diduga mengkonsumsi barang tersebut sebelum membunuh Pamannya. Motif apa yang melatarbelakangi pembunuhan ini belum diketahui karena pihak berwajib belum memberikan keterangan …."Klik!Televisi dimatikan. Semua media gencar memberitakan tentang pengusaha muda cucu konglomerat itu siang malam. Gadis itu menyulut sebatang rokok dan menghisapnya pelan seakan sangat menikmatinya.Parasnya yang cantik tapi dengan sorot mata yang dingin membuat siapa saja yang memandangnya merasa sungkan. Dia bukan gadis biasa terlihat dari pakaiannya juga yang sedikit tomboi.Gadis itu mendesah pelan. Dia memejamkan matanya dan seperti kepin
Read more
67. Angel
 Angel berjalan mengikuti Tino melewati lorong. Di sebelah kanan sepanjang lorong terpampang jendela dengan kaca besar dan terlihat pemandangan samudra luas yang membentang di bawah bukit.Rumah ini adalah rumah peristirahatan milik Dean yang tersisa, yang belum di jual.Tino mengetuk pintu dan menyuruh Angel masuk dan meninggalkannya dengan Jason."Tuan memanggil saya?" tanya Angel datar.Pria itu tersenyum sambil meneguk wiski. "Sudah berapa lama kamu kenal Tino?""Ada sekitar empat atau lima tahun. Kenapa Tuan menanyakan itu?"Jason tertawa garing. "Gue suka gaya lu." Pria itu menatap lekat pada Angel."Bicaralah yang jelas, Tuan. Saya tidak punya waktu untuk mendengarkan omong kosong Anda," ucap Angel dingin.Pria itu semakin terkekeh, "sungguh wanita idaman gue." Sebelah matanya mengedip pada gadis itu."Tuan!" Suara Angel agak meninggi."Sebentar lagi gue akan menjadi pemilik Saloka. Dan jik
Read more
68. Pelarian
  Tuan Baron mengusap keningnya yang berkeringat dengan sebuah sapu tangan. Dia membenarkan letak kacamatanya. Pengacara terkenal dengan biaya mahal itu berdehem untuk menetralkan suasana."Siang ini Anda akan dipindahkan ke rumah tahanan, Tuan. Di sana banyak orang-orang saya. Jadi Anda tidak perlu khawatir." Tuan Baron menatap Ryu yang terlihat tak acuh.Pria itu sudah tahu pasal apa saja yang dituduhkan padanya. Dan sekarang dia merasa pesimis jika dia bisa keluar dari jeruji besi dalam waktu singkat. Dia sudah memprediksi minimal hukuman dua puluh tahun sudah menantinya. Jadi untuk apa menyewa pengacara banyak dan mahal? "Setalah masuk rutan, sidang pertama Anda akan dimulai dua minggu kemudian," ucap Tuan Baron sambil melihat sebuah berkas."Yah, terserah Tuan aja," jawab Ryu datar."Terserah, maksudnya apa, Tuan?" Pria paruh baya itu menatap tak mengerti."Terserah, karena Tuan yang mengatur semuanya," j
Read more
69. Misi pencarian
 Dean menggebrak meja hingga menendangnya. Sedangkan Jason berkali mengusap rambut dan menggelengkan kepala."Anak gembel itu … benar-benar," geram Dean frustasi."Siapa yang membantu pelariannya? Mereka pasti orang-orang profesional." Pria itu menatap Tino dengan wajah memerah."Saya tidak tahu, Tuan. Karena Dodi dan anak buahnya tetap di rumah Saloka dan mereka juga terkejut," jawab Tino."Atau preman kampung itu, Pi?" sahut Jason.Dean menggeleng cepat. "Tidak mungkin. Dia hanya preman biasa dan hanya berpengalaman di jalanan. Orang-orang itu sangat profesional, bahkan tidak meninggalkan jejak sedikitpun. Motor yang mereka gunakan, semua motor curian dan ditinggalkan begitu saja di pinggir sawah. Dan saat polisi memeriksa sidik jari pada motor itu, banyak terdapat sidik jari para pencuri motor, sedangkan para pencuri itu berada dalam penjara semua. Anak itu ternyata memiliki orang-orang hebat di belakangnya. Kita telah me
Read more
70. Di usir
 Jason keluar dari mobil dengan sedikit terhuyung. Dia masuk ke dalam rumah dan akan segera naik ke atas saat sebuah bola kecil menggelinding mengenai kakinya. Pria itu terkejut dan hampir terjatuh karena terpeleset bola itu. Seorang gadis kecil berjalan tertatih akan mengambil bola itu. Jason yang kesal mengambil bola itu dan berjongkok di depan si gadis, "kamu mau bola ini, Nak?" Gadis kecil itu menatapnya takut-takut. Jason tersenyum dan tiba-tiba melempar bola itu jauh sambil berkata, "ambil sana di neraka," teriaknya dengan mata berkilat membuat gadis itu langsung menangis."Jason, apa-apaan kamu? Keterlaluan kamu!" teriak Bella yang langsung menggendong putrinya.Pria itu terkekeh. "Kamu juga. Kalian berdua sebentar lagi akan bertemu di neraka."Bella menatapnya gusar dengan mencoba menenangkan putrinya. "Diam!" teriak Jason menyuruh putrinya untuk diam tapi malah semakin kencang menangis.Mbok D
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status