All Chapters of Meaning Of Love: Chapter 1 - Chapter 5
5 Chapters
Bab 1 #Kelulusan
Bab 1  Hari ini adalah hari  kelulusan bagi seluruh siswa jenjang SMP. Di sekolah SMP Bakti Nusa, tampak semua siswa kegirangan sambil bersorak riang. Mereka terlihat saling  berpelukan dan berjabatan tangan sebagai ucapan selamat. Di sekolah, terlihat suasana bahagia dan kegembiraan menyelimuti sekolah tersebut. Fasha dan teman- temanya pun berniat untuk merayakanya dengan menongkrong di cafe. "Huhh, ngak terasa ya guys. Kita udah tamat aja di sekolah ini." Suara Quensya terdengar oleh mereka dengan jelas lalu diikuti dengan sedikit tawaan kecil tapi imut. "Iya, nih. Padahal, rasanya baru kemaren kita ketemu kan." Tambah Reisa sambil tersenyum manis dengan rambut sebahu dan warna bola mata kecoklatan. "Hmm, iya juga si. Tapi sekarang kelulusan kita, yaudah nikmatin aja dulu," ucap Fasha dengan senyuman kecil namun sangat mempesona. Bola mata yang bewarna coklat muda dengan rambut panjang yang terurai rapi dengan sedikit gel
Read more
Bab 2#Pertemuan
Bab 2 "Udah siap semuanya?" tanya Rakha yang membuka pembicaraan dengan dingin. "Udah, Bos. Yok, berangkatt," sorak Azka kegirangan lalu mengangkat jaket yang berada di sampingnya dan meletakannya di atas bahunya itu. Merekapun hendak berangkat. Tapi ... Rakha menyadari bahwa anggotanya ada yang jarang kelihatan selama ini. Rakha yang kebinggunganpun langsung menanyakanya kepada salah satu anggotanya. "Ehh, si Reza kemana? Kok gue jarang liat dia lagi?" tutur Rakha kepada pemuda yang berada di tengah kerumunan anggota Warlocks. "Reza sama Gue 2 hari yang lalu diserang sama anak Altos. Dan sekarang dia lagi di rumah sakit, tapi keadaanya udah membaik," tegasnya lalu tertunduk dengan wajah kemerahan setelah berbicara dengan Rakha karena tak berani menatap wajah dingin Rakha itu. "Kok gue ngak tau? Lo kenapa ngak bilangg!" cetus Rakha yang kelihatanya marah karena ia tidak di beritahukan soal ini. "Sory
Read more
Bab 3#awal mula
Bab 3 Fasha yang mengetahui minuman itu tumpah. Iapun terkejut dan melihat celana pemuda itu yang basah.  Fasha tampak panik sesegera mungkin ia menggambil tisu lalu memberikanya kepada pemuda itu. Lalu ia menghadap ke wajah pemuda itu tanpa mengatakan sepatah katapun, ia malah terpaku menatap wajah Rakha. Zaskia yang tadinya berada di belakang Keivan, langsung menghampiri Fasha dan menariknya ke depan toilet."Far, ikut gue," katanya sambil pergi dengan membungkukan sedikit badan kepada semua orang, sedangkan Fasha masih melongo karena belum paham dengan semuanya."Kok rame banget di depan? Altos rekrut anak baru?" tanya Fasha yang keningnya sedikit mengerut. Lalu sesekali melihat ke kumpulan anak Warlocks."Far, lo tau ngak sih dia itu siapa? Lo kok bisa ceroboh gitu si!" Nada Zaskia terdengar sedikit marah, dengan sesekali mengeram kesal dan menahanya dengan rahang giginya."Emang siapa si? Kok kayak or
Read more
Bab 4#Perencanaan
Bab 4 Rakha terus berusaha menghilangkan bayangan Fasha di benaknya. Apalagi, saat ia melihat dengan jelas wajah Fasha yang bagaikan narkoba, yang membuat setiap orang yang melihatnya akan candu. "Woii ... Rakhaa, sadar! Lo kok bisa-bisanya sih mikirin dia, lo aja ngak tau dia siapa," bentaknya pada dirinya yang sembari mengapitkan kepalanya dengan kasar dan sesekali memukul kepalanya.Saat Rakha sedang frustasi di kamarnya, dari luar terdengar suara seseorang mengucapkan salam  "Assalamualaikum," ucapnya yang terdengar diiringi dengan suara ketukan."Waalaikumusallam. Ehh, den Rafha sudah pulang," ucap bibi yang menyambutnya dengan senyuman hangat."Rakha udah pulang bii?" tanyanya sembari berjalan masuk dan menbawa sebuah kitab suci Al-Qur'an."Udah, den. Den Rakha teh ada di kamarnya.""Ooo ... yaudah, Bii. Ehh, mama papa katanya lagi sama-sama dinas di luar ya, Bii?"
Read more
Bab 5#Pertarungan
Bab 5#Pertarungan.    Fasha memacu motornya mengikuti arus jalan. Angin tak dapat menghentikan langkahnya, keaadaan jalan yang sepi menambah kesan kesunyian. Tak ada yang dilakukan selain mengingat kata-kata yang menyayat hati dan sesekali meratapi dengan tetesan air mata. Semuanya mengalir begitu saja tanpa permisi. Arus kehidupan yang membawa kesedihan lah yang selalu mengikuti Fasha. Fasha masih teringat-ingat akan perkataan mamanya. Benaknya dipenuhi dengan raut wajah mamanya yang mengatakan benci secara harfiah. "Arrggghhhh," teriaknya dalam keadaan menatap ke langit namun tak dilihat dan dinikmatinya. Secara tak sengaja. Fasha tak melihat didepannya ada seekor kucing yang akan menyebrang. Namanya kucing, sudah pasti tidak melihat kiri dan kanan saat menyebrang. Saat Fasha menurunkan kepalanya, ia baru tersadar bahwa ada kucing yang telah berada di   pinggir jalan. Fasha yang spontan melihat itu, ia-pun dikejutk
Read more
DMCA.com Protection Status