Semua Bab Cinta Yang Tertunda: Bab 51 - Bab 60
101 Bab
bab 51
“Boleh dong..” Sahut indra, Andrew berpikir sejenak.“Tunggu gua kalau begitu, gua ganti baju dulu. Mumpung gua tidak ada pekerjaan, sekaligus mau berkenalan dengan pujaan hatimu..” Goda Andrew. Ia bergegas masuk ke kamar untuk mengganti bajunya, Indra menggeleng kepala melihat tingkah sahabatnya. Saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju ke rumah Nayla.“Bro, gua kemarin bertemu cewek cantik..!” Ucap Andrew membuka obrolan mereka.“Dimana..? di pohon, hahaha.!” Sahut Indra tertawa puas.“Sialan lu, kuntilanak kalau di pohon..!” Celetuk Andrew.“Ya lu pakai acara ketemu cewek cantik, semua cewek cantik bro, kalau tampan itu pasti cowok.” Ucap Indra.“Ini serius, dia bekerja di perusahaan lu.” “Perusahaan mana maksud lu?” Celetuk Indra, ia malas mendengar tentang perusahaan. Karena dirinya masih teringat ucapan papah nya.&
Baca selengkapnya
bab 52
“Kabar duka apa pah..?” Tanya istrinya sambil membantu melepaskan jasnya.“Calon besan kita, atau ayahnya kekasih anak kita meninggal waktu dalam perjalanan pulang kampung.” Ucap papahnya.“Kasihan sekali mereka pah, anak kita sekarang berada di mana pah.? Apa mama boleh ke sana besok pah, sekaligus bertemu dengan calon menantu kita.” Tanya istrinya.“Boleh, tapi mama harus berhati hati. Kita sekarang masih bersandiwara untuk mengungkap kebusukan mereka.” Sahut suami, lalu mencium pipi istrinya dan langsung masuk ke kamar.“Dasar papah, sudah tua masih seperti anak muda saja.!” Gumam istrinya sambil tersenyum simpul. Lalu ia keluar kamar menuju ke dapur untuk menyiapkan makan malam. Lain halnya dengan Bella, ia menerima pesan dari ponselnya untuk segera menemui nya di kamar hotel tempat biasa. Bella sangat mengenal pesan tersebut, tidak lama panggilan masuk di ponselnya. Sebelum diri
Baca selengkapnya
bab 53
Lalu ia juga tidur di samping Bella dengan memeluk Bella, mereka tidur sambil berpelukan satu sama lain sebelum itu Tono mengecup kening Bella lalu kembali menutup matanya mereka tidur pulas akibat kelelahan akibat pertempuran panas mereka. Sementara di rumah pak Wibowo ia tersenyum puas melihat anak buahnya melaporkan bahwa Bella sekarang berada di salah satu hotel sedang bersama pria dan dirinya juga sudah mengetahui siapa pria tersebut.“Ada apa pah..? kenapa tersenyum sendiri...?” Tanya istrinya yang baru saja masuk ke kamar sambil membawa air putih dan juga teh hijau untuk suaminya. Ia melihat suaminya duduk di kasur sambil tersenyum melihat ponselnya.“Terima kasih mah.!” Ucap suaminya menerima teh hijau buatan istrinya.“Aku mendapatkan kabar baik mah.” Ucap nya setelah meminum sedikit teh hijau buatan istrinya, lalu ia meletakkan nya di meja samping kasur. Ia menarik istrinya untuk duduk di pangkuannya lalu istrinya me
Baca selengkapnya
bab 54
Bella membuka matanya perlahan, ia melihat dirinya tidur tanpa memakai sehelai kain hanya selimut tebal yang menutup tubuhnya. Ia melihat ke samping dirinya tidur sambil memeluk pak Toni. Ia melirik jam dinding menunjukkan jam tiga dini hari. Karena merasa ada pergerakan Toni membuka kelopak mata.“Kamu mau ke mana..?” Tanya pak Toni melihat Bella duduk.“Aku mau pulang..! ibu ku pasti menungguku..!” Sahut Bella.“Ini sudah jam 3 pagi, nanti saja pulang aku akan mengantarmu pulang. Aku mau melanjutkannya lagi.” Ucap Toni kembali merebahkan tubuh Nayla, kali ini dia yang bermain. Bella ingin menolak karena tubuhnya sangat lelah, namun pak Toni terlebih dahulu menutup mulut Bella dengan bibirnya. Hingga membuat Bella ikut terhanyut dengan permainan pak Toni, kini mereka kembali melakukannya hingga dua jam. Bella kembali tertidur, dirinya terbangun ketika sudah jam tujuh pagi. Bella melihat sekelilingnya ia tidak menemukan pak To
Baca selengkapnya
bab 55
Mendengar ocehan adiknya ia hanya tersenyum. Setelah selesai sarapan Nayla mendengar ponselnya berdering di kamar, ia bergegas ke kamar ingin melihat siapa yang menghubunginya sepagi ini. Ia melihat panggilan video masuk tertera nama Indra di layar ponselnya.“Halo selamat pagi sayang.” Ucap Indra di layar ponselnya.“Pagi juga kamu lagi dimana..? apakah sudah berangkat ke Bandung.?” Tanya Nayla.“Aku tidak jadi pergi ke Bandung, aku akan bekerja disini dan aku juga sudah mendapat kontrakan nanti sore aku akan pindah ke sana..!” Ucap Indra.“Bekerja disini..? bukan nya kamu akan bekerja di Bandung..!” Ucap Nayla penasaran.“Iya sayang, aku sudah menemukan pekerjaan disini. Dan tidak jadi pergi ke sana karena aku tidak sanggup berpisah jauh darimu.” Gombal Indra.“Iya baiklah, apakah di tempat baru mu tinggal sudah mempunyai peralatan dapur lain dan sebagainya..?” Tanya N
Baca selengkapnya
bab 56
“Iya Tante, terima kasih banyak Tante sudah berkenan datang ke rumah saya.” Ucap Nayla. Saat ini Nayla di Landa kebingungan, mamanya Indra seperti sudah mengetahui banyak tentang dirinya. “jangan panggil saya Tante nak, lebih bagus kalau kamu panggil mama saja sama seperti Indra.” Ucapnya mengambil teh nya dan meminumnya kembali. “Iya ma_ah.” Ucap Nayla canggung. “mulai sekarang kamu adalah anak saya juga. Apakah Indra sudah menghubungimu.?” Tanya mamanya Indra, Nayla mengangguk. “Apa mama mau berbicara dengannya ?” Ucapnya ia tahu hubungan Indra dan orang tuanya sedang tidak baik-baik saja, Nayla melihat mata sang ibu yang sangat merindukan anaknya. “Tidak nak..! Indra pasti sekarang masih sangat marah sama Mama dan Papa. Mama tidak bisa menceritakannya kepadamu, tapi yang jelas Mama dan Papa tidak pernah melupakannya apalagi tidak menganggapnya anak. Semua itu ada alasannya nak, suatu saat nanti mama akan memberitahu mu tapi tidak untuk seka
Baca selengkapnya
bab 57
“Malika..! saya ada urusan sebentar, kalau pak Wibowo menanyakan saya kamu bilang saya keluar sebentar.” Ucapnya kepada asistennya. Malika mengangguk mengerti.“Baik Bu, pak Wibowo sedang ada pertemuan sekaligus makan siang bersama kliennya di restoran xx Bu.” Ucap Malika.“Oke baiklah aku akan pergi sebentar.” Pamit Bella langsung pergi menuju lift.“Kenapa dia tidak mengajakku, apa pak tua Bangka ini sengaja atau jangan jangan dia sudah mengetahui rencana ku, aku harus segera bertindak.” Batin Bella lalu menekan tombol lift. Melihat kepergian Bella, Malika langsung mengirim pesan kepada pak Wibowo melaporkan bahwa Bella keluar, Pak Wibowo langsung memerintahkan anak buahnya agar mengikuti Bella, tanpa sepengetahuan Bella.Bella berjalan menuju parkiran mobilnya, belum sempat masuk ke mobil seseorang membunyikan klakson mobil. Ia melihat kearah mobil tersebut dan melihat pak Toni di dalam yang telah menurun
Baca selengkapnya
bab 58
“Kenapa pintu nya tidak bisa di buka?” Gumam Bella, lalu berbalik badan melihat pak Toni.“Kenapa terburu buru ? mari kita bersenang senang dulu.” Ucap pak Toni.“Aku bilang aku akan kembali ke kantor, kalau masih saja memaksaku aku akan...!” bernada tinggi, dengan ucapan nya menggantung.“Akan apa..?” Tanya pak Toni penasaran.“Aku akan berteriak..!” Ancam Bella.“Silahkan kamu berteriak sekeras mungkin. Asal kamu tahu kamar ini kedap suara, hahaha..!” Ucap pak Toni tertawa puas memenuhi kamar. Bella menatap nya dengan sinis.“Kenapa kau menatap ku seperti itu, berteriak saja aku mau mendengar mu berteriak.” Ucap pak Toni lagi. Ia berdiri menarik paksa tangan Bella dan mendorong nya ke atas kasur.“Kamu lupa perjanjian kita..? jangan berani menolak ku, atau kamu akan menerima akibatnya.” Ancam pak Toni yang mulai geram dengan sikap Bella.
Baca selengkapnya
bab 59
“Aww... ! sakit !.” Ucap Nayla mendorong Pelan tubuh Indra, karena Indra memakai sepatu sebab itu tidak merasakan kalau sedang menginjak kaki Nayla.“Kenapa..?” Tanya Indra melihat Nayla mendorong tubuhnya dan melihat Nayla seperti sedang menahan sakit.“Kamu sengaja ya ? menginjak kakiku..” Celetuk Nayla melihat wajah Indra seperti tidak bersalah, Mendengar perkataan Nayla Indra langsung melihat kaki Nayla terlihat memerah dan sedikit kotor.“Maaf ! Aku tidak sengaja, aku benar tidak melihat kakimu..! Apakah ini terasa sakit..?” Ucap Indra khawatir dan merasa bersalah ia berjongkok untuk mengusap kaki Nayla sedikit memerah. Melihat Indra berjongkok di depannya ia menjadi tidak nyaman.“Indra cepat berdiri jangan seperti ini, aku baik baik saja.” Ucap Nayla. Ia mengambil tangan Indra untuk berdiri, laku Indra menutup bagasinya dan mereka masuk ke dalam mobil.“Apakah masih terasa sak
Baca selengkapnya
bab 60
“Iya aku bersedia, tapi aku ingin kita menikah dengan sederhana saja.” Ucap Nayla. Indra mendengar Nayla bersedia menikah dengan nya ia tersenyum lalu hendak mencium kening Nayla namun Nayla menghindar.“Jangan seperti ini, nanti ada yang melihat pintu rumah terbuka lebar. Nanti saja kamu boleh sepuas nya menciumku kalau kita sudah halal.” Ucap Nayla dengan malu-malu. Mendengar perkataan Nayla, Indra mengacak rambut Nayla dengan tersenyum bangga kepada calon istrinya.“Baik lah sayang.” Ucap Indra, ia kembali membenarkan posisi duduknya.“Aku boleh minta tolong sama kamu yang.” Ucap Indra, tanpa melihat Nayla.“Tolong apa..?” Tanya Nayla penasaran.“Aku minta tolong kamu berhenti bekerja di perusahaan papa, disana ada wanita ular itu. Aku tidak mau terjadi apa apa padamu.” Ucap Indra enggan menyebut namanya.“Wanita ular..?” Ucap Nayla bingung. Ia belum menge
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status