All Chapters of Cinta Yang Tertunda: Chapter 41 - Chapter 50
101 Chapters
bab 41
“Ya baiklah terserah ayah, yang penting ayah jangan terlalu cape.” Sahut Nayla. Indra mulai menjalan kan mobil nya dengan kecepatan sedang.“Oh iya, ayah mau tanya..?” Ucap ayah.“Tanya apa yah..?” Tanya balik Nayla.“Kalian kok bisa datang bersama..?” Tanya ayahnya bingung, sejak dari tadi ia ingin menanyakannya. “Sebenarnya itu..!” Ucap Nayla gugup. Ia melirik Indra meminta bantuan menjelaskan kepada ayahnya. Indra mengerti kode Nayla tersebut, ia mengangguk kepala nya pelan agar Nayla tidak khawatir.“Ayah..!” Panggil Indra. Indra melihat  kegugupan Nayla.“Sebenarnya Nayla tidur di apartemen ku ! maaf kan saya ayah, sudah lancang membawa putri ayah ke apartemenku. Disana Nayla tidak sendiri, putri ayah bersama sahabat Mita menginap di apartemenku.” Ucap Indra menjelaskan kepada ayahnya Nayla.“Apa..!” Teriak ayah terkej
Read more
bab 42
“Tapi pak, lecetnya juga tidak terlalu terlihat. Dan saya juga tidak mempunyai uang sebanyak itu.!” Ucap Mita.“Itu bukan urusan saya, salah siapa bawa motor tidak lihat kiri kanan. Kamu kira ini jalan nenek moyang mu..!” Bentak orang tersebut.“Kamu bekerja dimana..?” Tanya orang tersebut.“Aku penasaran dengan perempuan ini, ia sangat cantik, wajahnya saja tanpa makeup terlihat cantik..!” Batin Andrew. Dia adalah Andrew sahabat nya Indra, ketika ia mengendarai mobilnya, ada yang menyerempet mobilnya hingga tergores di badan mobil.“Saya bekerja di perusahaan xx pak.!” Jawab Mita. Andrew begitu terkejut mendengar bahwa perempuan yang ada di hadapan nya ini bekerja di perusahaan sahabatnya sendiri.“Aku sangat mengenal bos di tempatmu bekerja, aku akan bicara padanya.” Ucap Andrew. Baru pertama bertemu, Andrew sudah terpesona dengan kecantikan Mita. Walaupun ia sedikit tomboi,
Read more
bab 43
Siapa lagi kalau bukan Bella, iya tetap tersenyum agar sandiwara mereka berjalan lancar.“Puaskan saja kalian seperti ini, tidak lama lagi akan keluar selamanya dari rumah ini, kalau saja ayahku tidak mengorbankan dirinya mungkin saat ini ibuku lah yang berada di posisi kalian saat ini. Aku akan membuat kalian merasakan apa yang ibuku rasakan.” Batin Bella melihat kemesraan orang tua Indra, dengan senyum liciknya.“Ayo, Bella kita berangkat..!” Ajak pak Wibowo. Pak Wibowo lebih dulu memasuki mobil dan Bella menyusul di belakang nya. Pak Wibowo masih sibuk dengan ponsel mengirim pesan kepada seseorang.“Om..!” Panggil Bella. “Iya Bella, ada apa..?” Tanya pak Wibowo tanpa melihat Bella, ia masih fokus ke layar ponselnya.“Aku merasa tidak enak om, kalau tiba tiba saya yang menggantikan Indra. Pernikahan kami kan sudah dibatalkan, Apa kata karyawan nanti.” Ucap Bella bersandiwara.
Read more
bab 44
Di tengah perjalanan, Indra mendengar ponselnya berbunyi. Ia melihat terpampang jelas nama di layar tersebut. “Andrew..” Ucap Indra lirih. Ia kembali fokus mengendarai mobil dan meletakkan kembali ponselnya.“Siapa..?” Tanya Nayla. Ia melihat Indra mengabaikan panggilan teleponnya.“Si Andrew temanku..!” Ucap Indra singkat.“Kenapa tidak diangkat..?” Tanya Nayla lagi.“Nanti saja..! aku masih menyetir, kalau sudah di kampung mu aku akan meneleponnya kembali..!” Sahut Indra.“Tolong kamu kirim pesan ke Andrew, aku akan meneleponnya kembali..” Ucap Indra.“Tapi tidak mempunyai nomor teleponnya..” Sahut Nayla.“Yang menyuruhmu pakai ponselmu siapa..? Aku kan minta tolong kirim pesan pakai ponselku, jelas kamu tidak punya no nya kamu kan tidak punya hubungan dengannya..!” celetuk Indra. Nayla mendengar perkataan Indra langsung cemb
Read more
bab 45
“Bicaralah..” Ucap Nayla. Nayla mendekatkan ponsel nya ke telinga Indra.“Assalamualaikum nak..” ucap suara mamanya dari dalam telepon. Indra sangat merindukan mamanya namun kejadian kemarin membuat dia sedikit kecewa.“Waalaikumsalam..!” Jawab Indra pelan. “Nak, kamu apa kabar ? mama sangat merindukanmu nak! Apa kamu sudah makan..?” Tanya mamanya. Nayla mendengar suara mamanya Indra begitu sangat menghawatirkan anaknya. Indra masih fokus menyetir tanpa menjawab pertanyaan mamanya.“Ada apa mama telepon Indra, bukannya Indra bukan anak mama dan papa lagi. Mama dan papa sudah mempunyai anak yaitu Bella.” Ucap Indra pelan.“Nak, mama tahu kamu masih marah! Tapi percaya lah nak, suatu saat nanti kamu pasti akan tahu, Mama dan papa tidak bermaksud untuk..” Belum selesai mamanya berbicara, Indra mengambil ponselnya dan mematikan teleponnya. “Indra kenapa kam
Read more
bab 46
“Rasakan.. siapa suruh bicara yang sembarangan..” geram Nayla.“Cantik tapi galak.. tapi aku tetap cinta..” goda Indra. Nayla kembali fokus ke layar ponselnya, tanpa memedulikan ucapan Indra. Tanpa terasa mereka sudah tiba di tempat penginapan, Nayla terlebih dahulu keluar sementara Indra memarkirkan mobilnya.“Kamu masih disini..?” Tanya Indra melihat Nayla belum masuk.“Aku menunggu mu..!” Ucap Nayla.“Oh begitu.. terima kasih sayang.” Ucap Indra langsung menggandeng tangan Nayla masuk dan mereka masuk ke kamar masing masing. Indra membuka pintu kamar dan mengucapkan salam, ia melihat ayahnya Nayla masih Melakukan Shalat dengan posisi sujud. Lalu Indra meletakkan makanannya yang ia bawa, kemudian ia masuk ke kamar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi. Setelah selesai Indra keluar kamar mandi dirinya melihat ayahnya Nayla masih dengan posisi yang sama. Indra merasa ada yang tidak beres, ia me
Read more
bab 47
“Ayah..!” Ucap Indra lirih masih terdengar oleh Ikbal.“Apa yang terjadi dengan ayahku..? Bicara yang jelas..!” Bentak Ikbal, menurutnya Indra sejak tadi berbicara bertele tele.“Kami dalam perjalanan menuju ke rumah, ayah sudah meninggal dunia..” Ucap Indra Kembali.“Apa..! Kamu jangan bercanda, aku sekarang sedang tidak ingin bercanda..!” bentak Ikbal terdengar dengan suara yang mulai gemetar, masih tidak percaya dengan ucapan Indra.“Aku sedang tidak bercanda ! Nayla di dalam mobil ambulance bersama jenazah ayah..! persiapan kan semuanya sebentar lagi kami akan tiba..! kamu yang sabar..” Ucap Indra.“Aku akan menutup teleponnya, aku sedang menyetir mengikuti mobil ambulance.” Ucap Indra. Tidak ada sahutan oleh Ikbal. Di dalam ambulance, Nayla memandang ayahnya yang sudah tertutup kain dengan air mata yang tak henti hentinya mengalir.Sementara di rumah, Ikbal mendenga
Read more
bab 48
Indra mengusap bahu Nayla untuk menenangkannya.“Ayah sudah tenang disana, kita berdoa agar amal ibadah beliau di terima disisinya.” Ucap Indra. Nayla mengangguk mendengar ucapan Indra, begitu pun dengan Ikbal. “Ayo kita pulang kak, kita harus menyiapkan untuk tahlilan nanti malam.” Ucap Ikbal. Kini dirinya mulai berdiri, Nayla mengangguk.“Ayah, ibu..! Kami pulang dulu ya, besok kami datang lagi untuk menjenguk ayah dan ibu.” Ucap Nayla sambil mengusap nisan ayahnya. Makam ayah dan ibu nya berdampingan. Saat Nayla berdiri tiba tiba melihat sekeliling gelap Nayla memegang kepalanya yang terasa pusing. Nayla hampir terjatuh ke tanah beruntung saat itu Indra berada di belakangnya dan sempat menangkap dirinya.“Nayla..Nayla..!” panggil Indra sambil menepuk pelan kedua pipinya. Mendengar Indra memanggil kakaknya, Ikbal menengok ke belakang. Ikbal berlari mendekati kakaknya.“Ada apa..?” Ta
Read more
bab 49
Indra mengambil ponselnya, sejak Kemarin ia ingin menghubungi sahabat nya Andrew. Ia membuka layar ponselnya dan melihat banyak pesan masuk dari mamanya dan Andrew. Indra pergi ke teras untuk menelepon ia menekan nama Andrew.“Halo bro.” Ucap Andrew.“Halo, lu dari mana saja, dari kemarin gua tunggu in lu telepon.” Celetuk Andrew dari dalam ponselnya, ia menunggu Indra dari kemarin sore untuk menghubunginya, namun baru sekarang dia telepon.“maaf, calon mertua gua meninggal waktu perjalanan menuju ke rumah adiknya kemarin. Jadi baru sempat menghubungi lu.” Sahut Indra menjelaskan kepada sahabatnya.“What!! calon mertua..! Bukannya lu sudah membatalkan pernikahan kemarin ?” Tanya Andrew bingung.“Kita bertemu saja sekarang..! lu ada dimana sekarang.?” Tanya Indra, dirinya kurang puas jika berbicara di telepon.“Gua ada di apartemen gua..!” Sahut Andrew.“Baik
Read more
bab 50
Indra menarik nafas nya, dan memulai menceritakan tentang dirinya di paksa menikah dengan pilihan papanya, dan juga rencananya agar tidak menikah dengan Bella.  “Rencana gua berhasil dengan bantuan sahabatnya Nayla, tapi saat itu juga papa tidak menganggap gua anak lagi dan semua fasilitas papa ambil semua. Kecuali mobil, karena mobil itu gua beli dari hasil tabungan gua.” Ucap Indra. mendengar cerita Indra, Andrew terharu sekaligus kasihan melihat sahabatnya.“Kenapa lu gak mau menikah dengan Bella..?” Tanya Andrew penasaran.“Cinta itu tidak bisa dipaksakan bro, papa punya hutang balas budi kepada ayahnya Bella dulu, ia mengorbankan dirinya dari tembakan seseorang. Demi membalas Budi, papa mau menikahkan kami.” Sahut Indra.“Sebentar, sebentar..! Gua seperti pernah mendengar nama Bella.” Ucap Indra.“Jangan bilang kalau Bella itu mantan lu, dan  mantan lu ada di mana mana ada!&rdquo
Read more
PREV
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status