Langit mendung menggantung rendah di atas manor Gluzenskov, membungkus dinding batu tua dalam dingin kelabu yang menyayat. Hujan masih menetes tipis seperti bisikan duka dari langit. Di dalam kamar tua dengan jendela lebar yang berembun, James terbangun dari pingsannya. Matanya terbuka perlahan, samar, penuh beban. Napasnya berat, dadanya sesak, otaknya belum sepenuhnya memahami apa yang baru saja terjadi. Begitu kesadarannya pulih, James langsung bangkit kasar dari ranjang. Seorang dokter, pelayan, dan beberapa pengawal di sudut ruangan buru-buru mendekat. Tapi sebelum satu pun sempat menyentuhnya— “Keluar,” ucap James pelan tapi tajam. Tak ada yang bergerak. “Keluar. SEMUA!” ulangnya, kali ini disertai lemparan botol kaca dari meja samping ke dinding, meledak seperti granat kecil. Orang-orang bergegas mundur tanpa sepatah kata. Hanya Alexsei yang tersisa. Ia berdiri tegak di dekat pintu, tangannya menyilang di dada. Wajahnya tak menunjukkan ekspresi. Matanya tajam, dingin, sep
Last Updated : 2025-05-13 Read more