Semua Bab All about Raissa: Bab 11 - Bab 15
15 Bab
Kelas Baru
Pagi hari di SMA Vidatra, siswa siswi mulai berdatangan untuk menjalani rutinitas belajar seperti semula. Murid baru pun akhirnya dapat melakukan aktifitas belajar normal setelah masa orientasi selesai. Raissa melambaikan tangan pada Shana, lalu sang Tante segera pergi dari tempat itu. Raissa berjalan dengan senyuman di bibirnya, Ia bersemangat untuk bersekolah. "Rai!" Sebuah panggilan membuat Raissa mengedarkan matanya untuk mencari siapa yang memanggilnya. "Aduh, kenapa harus ketemu dia pagi pagi sih," gumam Raissa dengan sedikit menunduk. Zevan lah yang memanggilnya, dan kini berlari kearah Raissa. Raissa masih merasa sedikit merasa canggung, karena insiden buah kelapa yang jatuh di pantai kemarin. "Iya?" katanya. "Ayo masuk bareng," ucap Zevan, Raissa mengangguk, lalu mereka berjalan beriringan memasuki gerbang sekolahnya.&nbs
Baca selengkapnya
Hampir Saja
"Hi Rai, Hi Andhin." Zevan menyapa Raissa dan Andhin yang baru saja keluar dari pintu kelasnya. "Eh hi," sapa balik Andhin seraya melambaikan tangannya pada Zevan dengan kebingungan. "Dia Zevan," ucap Raissa memperkenalkan Zevan pada Andhin. "Kok lo bisa kenal sama cowok cowok ganteng di sekolah ini sih?" Andhin menarik Raissa dan berbisik padanya. "Sstt!" ucap Raissa meletakkan jari telunjuk di bibirnya untuk menyuruh Andhin diam. Zevan mengerutkan dahinya melihat kedua gadis itu. "Hehe, ada apa?" tanya Raissa pada Zevan setelahnya. "Mau ke kantin bareng?" tawarnya. "Mau!" Andhin menjawab berantusis membuat Raissa memandangnya datar. "Dia ngajak gue, bukan lo!" "Andhin juga boleh ikut kalo mau," ucapnya dengan tersenyum. "Tuh kan! Sew
Baca selengkapnya
Perpustakaan Rumah Zevan
Raissa duduk dengan gelisah dikamarnya, Ia memandangi ponselnya dengan bimbang. Apakah dia harus menghubungi Zevan atau tidak. Tadi sepulang sekolah, Ia tahu dari teman temannya bahwa Zevan tidak mengikuti pelajaran seusai istirahat. Ia pulang entah karena apa. Raissa meminta nomor Zevan dari teman temannya, Ia ingin menghubunginya menanyakan apa yang terjadi. Namun, apakah pantas? Bagaimana jika itu menyangkut urusan pribadinya. Raissa tak tahan lagi, Ia mengambil ponsel diatas ranjang disampingnya. Segera Ia memencet kontak nomor Zevan dan memanggilnya. Tut... Tut... Tut... Raissa menunggu panggilan tersebut diangkat, dan tak sampai se-menit. Kini seseorang dari seberang telepon mengangkat suaranya. "Halo?" "Halo, Zevan. Ini gue Raissa," ucap Raissa dengan cepat. "Kenapa Rai?" "Lo tadi pulang? L
Baca selengkapnya
Masih di Rumah Zevan
Raissa dan Zevan kini berada dikebun belakang rumah Zevan. Tempat itu sangat sejuk dengan ditumbuhi beraneka ragam bunga. Bahkan, ada beberapa sayuran dan buah yang ditanam disana. "Gue betah banget disini," ucap Raissa tersenyum seraya menghirup udara segar di tempat itu. "Lo bisa kesini setiap saat kalo lo mau. Gua seneng lo disini." Zevan tersenyum tulus. "Asem, tapi enak!" ujar Raissa tak menggubris ucapan Zevan. Ia memakan buah strowberry yang telah ia petik dan dicuci. "Lo suka banget mengabaikan orang lain." Zevan berucap datar. Ia ikut memakan strowberry di atas meja, yang memisahkan Raissa dan dirinya. "Bukan suka mengabaikan, tapi... gue nyimpen energi buat dipergunakan pada hal yang lebih penting." Raissa berkata santai, masih asik memakan buah dihadapannya. "Ck." Zevan berdecak. "Den Zevan, Non, ini minumannya," ucap seorang a
Baca selengkapnya
Apa Harus?
Raissa berada pada kantin sekolah Vidatra. Ia bersama dengan Farell, laki-laki itu menyeret Raissa dari rumahnya pagi pagi sekali. "Kalo lo gak makan, gua gak izinin lo ke kelas." Farell mengancam. "Lo ngeselin banget sih," kesal Raissa, menatap Farell datar. "Siapa suruh lo buat gua nunggu, kemana lo kemarin?" tanya Farell meng-interogasi Raissa. "Siapa yang nyuruh lo nunggu?" Raissa berkata dengan nada sewot sembari menyantap roti bakar yang telah Ia pesan. "Lo?!" Farell menunjuk tepat didepan wajah Raissa. "Ah!" Farell memekik keras ketika Raissa menggigir jari telunjuknya. "Jangan nunjuk-nunjuk gue," Raissa berkata santai, memandangi Farell yang mengelus elus jari telunjuknya. "Parah banget lo!" ujar Farell, sedang Raissa hanya tersenyum. "Kenapa? mau bales? nih, gigit nih
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12
DMCA.com Protection Status