Semua Bab Terpaksa menikah dengan gadis desa: Bab 41 - Bab 50
86 Bab
Bab 41. Wanita tidak tahu diri
Tepat pukul 1 siang, Briyan, Ayrin dan Deny sudah tiba di kediaman Barata. Saat ini mereka sedang makan siang bersama. Tetapi kali ini Sarah tidak berulah seperti tadi pagi saat sarapan. Wanita yang sedang hamil muda itu, lebih memilih diam walaupun ia tidak menyukai menu yang ada di atas meja."Kenapa kamu tidak makan ?" Tanya Pamela kepada Sarah dengan ketus."UM...aku belum lapar ma" jawab Sarah dengan lembut"Oh...Oky" sahut Pamela. Ruangan yang luas itu kembali hening dan hanya ada suara dentingan sendok.Setelah semuanya selesai makan, Pamela mengajak anak dan menantunya untuk berkumpul di ruang tamu. Tidak lama mereka duduk di sana ! Tiba-tiba tiga orang pria masuk dari pintu utama dengan berpakaian rapi dan membawa tas di tangannya masing-masing."Selamat siang nyonya" sapa pria itu dengan hormat"Selamat siang pak" sahut Pamela dengan ramah sambil menjabat tangan pria itu. "Silahkan dudu" lanjutnya untuk mempersilahkan tamunya.
Baca selengkapnya
Bab 42. Mama ingin kalian berdua menikah.
Satu bulan telah berlalu, di mana saat ini Ayrin sudah menjabat sebagai direktur di perusahaan Father's Deposit milik keluarga Barata. Selama satu bulan ini, ia masih didampingi Pamela untuk mengurus perusahaan besar itu."Sayang" panggil Pamela yang duduk di sofa ruangan Ayrin."Iya mah" sahut Ayrin dengan lembut."Menurut mama perceraian kamu dan Briyan sebaiknya dipercepat" ucap Pamela dengan tiba-tiba.Ayrin menghentikan gerakan tangannya dari laptop. "Kenapa mama ?" Ucapnya."Mama ingin masalah perceraian kamu dan Briyan selesai sebelum mama kembali ke Prancis""Mama ingin kembali ke Prancis ?" Tanya Ayrin untuk memperjelas ucapan mertuanya itu."Hm... Minggu depan mama akan kembali ke Prancis" Seketika wajah Ayrin berubah menjadi sedih, ia tidak ingin berpisah dari ibu mertuanya itu. Karena selama satu bulan ini, hatinya terasa nyaman dan damai di dekat Pamela. "Kalau mama kembali ke Prancis ! Itu artinya aku tinggal sendiri lagi" ucapnya.Pamela bangkit dari sofa, ia melangka
Baca selengkapnya
Bab 43. Simpan saja kata maaf itu untukmu.
"begini bro, sebenarnya aku datang kemari atas permintaan Ayrin. Dia mengatakan kalau kamu dan Tante Pamela sedang ada masalah dia juga sudah menceritakan semuanya padaku" ucap Rehan."Termasuk......""Termasuk harta warisan" sela Rehan.Briyan menghela napas kasar, yang ia maksud bukan tentang warisan, tetapi tentang hubungannya dengan Ayrin. "Yang aku maksud bukan tentang warisan bro" ucapnya dengan wajah yang kesal."Jadi ?" Tanya Rehan dengan bingung."Ya sudah, lupakan saja" ucap Briyan. "Terus, tujuan Ayrin meminta kamu menemui aku untuk apa ?" Lanjutnya."Ayrin tidak tega melihatmu begini, jadi dia memintaku untuk mengajak kamu bekerja sama denganku. Dia benar-benar tulus menganggap kamu sebagai kakaknya, bahkan dia sering membujuk dan memohon Tante Pamela untuk mengembalikan perusahaan Father's Deposit kepadamu. Kamu sangat beruntung memiliki adik seperti Ayrin" ucap Rehan dengan serius.Seketika kedua bola mata Briyan berkaca-kaca. Ia benar-benar menyesal telah menyia-nyiakan
Baca selengkapnya
Bab 44. Lu ngapain di sini ? Mangkal ?
Rintik-rintik hujan membasahi tubuh Briyan, pria tampan itu sedang berdiri di sebuah jembatan sambil memandang tenangnya air di bawah sana. Ucapan ibunya membuat ia merasa putus asa. Briyan tidak pernah menyangka kalau cintanya bisa sedalam ini kepada Ayrin, padahal waktu dulu ia sama sekali tidak tertarik kepada gadis desa itu.Tin.....tin....tin.... Terdengar suara klakson mobil, yang membuat Briyan tersadar dari khayalannya. Ia mengangkat satu tangan untuk menutup matanya dari cahaya lampu."Lu ngapain di sini ? Mangkal ? Atau mau bunuh diri ?" Raymond menghujani Briyan dengan berbagai pertanyaan. Pria tampan itu turun dari mobil melangkah menghampiri sahabatnya yang berdiri sambil bersandar di sisi jembatan."Eh....elu ternyata" sahut Briyan."Lu ngapain di sini larut malam begini ?" Raymond kembali bertanya."Enggak ada""Lah.... kalau enggak ada ! Ngapain lu berdiri di sini ? Mana hujan lagi" protes Raymond."Kamu mah, seperti emak-emak. Suka kepo sama urusan orang" sahut Briya
Baca selengkapnya
Bab 45. Ini pasti pesan dari mas Briyan lagi.
Satu Minggu telah berlalu, Ayrin menghabiskan hari-harinya di kantor, terkadang ia sampai pulang jam 10 malam dari kantor. Ayrin sengaja membuat kesibukan agar ia bisa segera melupakan masalah perceraiannya dengan Briyan. Namun semakin ia melupakan, semakin ia mengingatnya. Bagaimana tidak ? Setiap hari Briyan mengirim pesan singkat kepadanya, mengucapkan selamat pagi, menanyakan sudah makan atau belum.Ayrin menghela napas membaca pesan dari Briyan. *Selamat pagi Ayrin, jangan lupa sarapan sebelum berangkat ke kantor* isi pesan dari Briyan.*Iya mas. Terima kasih* balas Ayrin.*Sama-sama* balas Briyan bersama dengan emoticon love.Ayrin hanya membacanya namun tidak membalas. Ia mematikan ponselnya lalu menaruhnya ke dalam tas. Ting-nong.....suara ponsel Ayrin. Benda pintar itu kembali berbunyi padahal Ayrin baru memasukkannya ke dalam tas."Ini pasti pesan dari mas Briyan lagi" ucap Ayrin sambil meraih ponsel dari dalam tas."Aldo" ucapnya setelah melihat nama yang muncul di layar p
Baca selengkapnya
Bab 46. Mati aku, kok aku bisa lupa ya !
Rehan menggelengkan kepala. "Briyan memilih untuk mengembangkan kafenya""Ow...." Sahut singkat Ayrin. Ia hanya kasihan kepada mantan suaminya itu, apalagi sebentar lagi Sarah akan melahirkan, tentu membutuhkan uang banyak. Sementara penghasilan dari kafe hanya cukup untuk menutupi cicilan apartemen, mobil Sarah dan biaya sehari-hari."Kamu kenapa sedih ?" Tanya Rehan saat melihat wajah cantik Ayrin berubah."Aku kasihan sama mas Briyan bang. Bagaimana dia bisa hidup di situasi sulit seperti ini. Sedangkan selama ini dia terbiasa hidup mewah" jawab jujur Ayrin."Ya....mau bagaimana lagi, semua itu terjadi karena pilihan Briyan sendiri. Tapi semuanya bisa kembali seperti dulu lagi" "Maksud abang ?" Desak Ayrin."Maksud aku, Briyan bisa kembali ke kehidupannya yang dulu""Bagaimana caranya Abang ?" tanya Ayrin."Kamu menikah dengan Briyan. Hanya itu jalan satu-satunya" todong Rehan."Abang, itu enggak mungkin terjadi, aku tidak mau merusak hubungan mas Briyan dengan Sarah. Lagi pula ak
Baca selengkapnya
Bab 47. Bagaimana Ayrin, apa kamu menerima cintaku ?
"Ayrin" suara cempreng itu terdengar dari arah punggung Ayrin.Ketiganya kompak memutar kepala ke arah pintu utama. "Kak Tasya" ucap Ayrin setelah melihat wajah yang memanggil namanya.Tasya dan suaminya Raymond melangkah menghampiri meja Ayrin. Kedua wanita cantik itu berjabat tangan sambil cium pipi kiri dan pipi kanan."Ayo duduk, kebetulan sekali kita bertemu di sini" ucap Rehan kepada sahabatnya Raymond. Sementara Aldo hanya diam melihat orang-orang yang ada di hadapannya. Ia menggerakkan tangan setelah Ayrin memperkenalkannya kepada Raymond dan Tasya."Ayrin, kamu benar-benar hebat. Lepas satu, nempel dua" ucap Tasya."Sayang" tegur Raymond. Istrinya itu memang bocor, ia tidak bisa memendam apa yang ada di dalam hatinya."Kan benar sayang. Setelah resmi menjadi janda, langsung ada dua pria tampan yang mengawalnya" ucap Tasya."Mereka hanya teman kak" sahut Ayrin sambil tersenyum."Tapi pertemanan kita beda Ayrin, teman tapi demen" ucap Rehan sambil mengedipkan sebelah matanya ke
Baca selengkapnya
Bab 48. Anakku ? Kamu enggak salah ?
"tapi kak.....""Aku mohon Ayrin, jangan menolak cintaku. Aku benar-benar menyayangi kamu sepenuh hati" sela Aldo yang membuat Ayrin tidak melanjutkan kata-katanya."Berikut aku kesempatan untuk membuktikan kalau aku benar-benar menyayangi kamu, dan hanya kamulah satu-satunya wanita yang akan mengisi hidupku selamanya" lanjut Aldo dengan wajah yang serius.Sebelum membuka mulut, Ayrin terlebih dahulu menarik napas dalam-dalam lalu membuangnya. Kedekatannya selama ini dengan Aldo membuat ia yakin dengan apa yang baru terucap dari mulut manis pria tampan itu. Lagi pula tidak ada salahnya jika ia memberikan kesempatan kepada Aldo, mana tahu pria yang ada di hadapannya saat ini adalah jodoh yang dikirimkan Tuhan untuknya. "Hm... baiklah" ucap Ayrin sambil menganggukkan kepala dan tersenyum malu.Aldo mencium kedua punggung tangan Ayrin. "Terima kasih Ayrin. I love you honey" ucapnya dengan penuh semangat."Hm..." Hanya itu yang sanggup ke luar dari mulut wanita cantik itu.Aldo bangkit
Baca selengkapnya
Bab 49. Ini nyata atau mimpi?
Dua bulan telah berlalu, di mana akhir-akhir ini Ayrin sering tidak masuk kantor karena sakit. Wanita cantik itu sering merasa pusing dan mual, namun ia tidak berani untuk memeriksakannya ke rumah sakit. Ayrin takut jika dokter mengatakan kalau ia mengidap penyakit langkah sama seperti almarhum ayahnya. Di mana 15 tahun yang lalu, awal mula penyakit ayahnya sama persis seperti apa yang ia rasakan saat ini."Aku temani kakak ke rumah sakit ya ?" Bujuk Deny."Enggak usah Den, kakak enggak apa-apa" tolak Ayrin."Kakak kenapa enggak mau berobat sih ? Protes Deny dengan wajah yang kesal. Soalnya sudah satu Minggu ini ia mengajak Ayrin untuk berobat ke rumah sakit, tetapi selalu ditolak oleh Ayrin."Kakak enggak sakit Deny, kakak hanya terlalu lelah dan butuh istirahat. lagi pula kakak sudah beli vitamin dari apotik. Jadi kamu enggak perlu khawatir lagi" "Baiklah kalau begitu. Tapi kalau ada apa-apa, segera hubungi aku" ucap Deny."Oke adikku yang tampan""Kalau begitu aku pergi dulu" Deny
Baca selengkapnya
Bab 50. Kamu tidak bisa menikah dengan wanita lain.
Briyan naik ke atas tempat tidur, ia mengangkat tangan lalu menempelkan punggung tangannya di kening Ayrin."AW....." Jerit Ayrin karena terkejut."Kamu kenapa Ayrin ? Ini aku Briyan" Briyan menggenggam kedua pergelangan tangan Ayrin untuk menyadarkan wanita cantik itu. Briyan berpikir kalau Ayrin masih terbawa suasana mimpi."Ha..... Ini benar kamu mas ? Berarti aku gak berhalusinasi dong" ucap Ayrin dengan wajah yang terkejut."Iya ini aku" tegas Briyan.Ayrin menghembuskan napas lega. "Mas kapan datang ?" Ucapnya sambil memperbaiki posisi duduk."Sudah sekitar dua jam yang lalu""Ha....." Ayrin membulatkan mata karena terkejut. "Dua jam yang lalu ? Kenapa mas enggak bangunin aku ?" Lanjutnya."Aku enggak tega, soalnya kamu lagi tidur nyenyak" jawab jujur Briyan. "Oh iya, kamu sakit apa ?" Lanjutnya."Mas tahu dari siapa kalau aku sakit ?""Dari Rehan dan Raymond. Setelah pulang dari sini, mereka langsung ke kafe" jawab Briyan."Ow.... Sebenarnya aku enggak sakit mas. Hanya terlalu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status