"kamu harus menikah dengan wanita pilihan mama" ucap Pamela dengan tegas kepada anak sulungnya. "Dia gadis desa, dia tidak pantas menjadi pendamping hidupku, bahkan aku belum mengenalnya. Bagaimana mama bisa menikahkan aku dengannya?" "Dia gadis yang baik, dia jauh lebih baik dari wanita-wanita yang kamu pacari selama ini. Bulan depan kamu dan dia harus menikah, jadi kamu harus mengakhiri hubunganmu dengan Sarah. Ini sudah keputusan mama"
View More"Ibu......." Teriak seorang wanita cantik saat melihat ibunya ditabrak sebuah mobil mewah berwarna hitam saat pulang bekerja dari pabrik tahu. Mendengar teriakan Ayrin, para warga datang kelokasi kejadian. Gadis malang itu menangis dan memeluk erat ibunya yang bersimbah darah di tengah jalan, dengan seorang wanita parubaya yang berdiri seperti patung di sampingnya, dengan wajah yang pucat.
Wanita paru baya itu tersadar saat warga menghancurkan kaca mobilnya. Dia tidak peduli dengan mobilnya dia berlari mendekati Ayrin dan meminta tolong kepada warga untuk membawa wanita yang ia tabrak itu.
Warga dengan sigap membantu dan membawa ke klinik yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian. Setelah sampai di klinik namun ibu Ayrin tidak dapat diselamatkan. Dia telah menghembuskan nafas saat perjalanan menuju klinik. "Maaf pasien tidak dapat diselamatkan" ucap dokter kepada Ayrin dan wanita parubaya itu. Setelah dokter selesai berbicara Ayrin jatuh pingsang. Hal itu membuat wanita parubaya itu semakin cemas. " Tolong dokter, tolong gadis ini." Ucap wanita parubaya itu kepada dokter. Lalu ia menekan layar ponselnya dan mengirim pesan kepada seseorang.
Tidak lama dokter keluar dari ruangan Ayrin. "Apa nona keluarga dari pasien ?"
Wanita parubaya itu dengan sigap menjawab. "Iya dok, saya keluarganya"
"Nona sudah bisa masuk, pasien sudah sadar"
Wanita parubaya itu langsung masuk. Saat dia membuka pintu, dia melihat Ayrin mematung duduk di atas tempat tidur dan berurai air mata. "Maafkan aku, aku akan bertanggung jawab dengan apa yang aku lakukan, aku benar-benar tidak sengaja menabrak ibumu." Ucap wanita parubaya itu.
Ayrin tidak memperhatikan apa yang telah di ucapkan wanita itu. Dia hanya diam dan meneteskan air matanya.
"Tolong maaf kan aku" ucap wanita itu saat tidak mendapat jawaban dari Ayrin.
"Mengapa hidupku seperti ini, baru satu tahun ayah meninggalkanku, sekarang ibu juga pergi meninggalkanku, apakah aku di takdirkan untuk hidup sebatang kara" ucap Ayrin dengan tiba-tiba.
Saat wanita itu mendengar ucapan Ayrin dia sangat menyesal, bahkan dia mengutuk dirinya sendiri, karena telah menghilangkan nyawa seseorang dan membuat anaknya menjadi yatim piatu. Lalu ia merangkul Ayrin dan menagis. "Kamu tidak akan sendirian, aku akan selalu ada untukmu"
Ayrin menutup mata dan menarik nafasnya dalam-dalam. Tiba-tiba pintu terbuka dan dua pria berpostur gagah memakai seragam hitam masuk kedalam kamar. "Apa yang terjadi Nyonya " ucap kedua pria itu.
"Saya telah menabrak seseorang, dan dia tidak bisa diselamatkan" kedua pria itu merasa bingung, karena mereka melihat Ayrin baik-baik saja.
"Apa maksud Nyonya, bukankah nona ini baik-baik saja" tanya salah satu pria itu.
"Bukan dia tetapi ibunya" ucap wanita itu.
Kedua pria itu kaget dan gugup. "Apa tidak sebaiknya kita menghubungi Tuan muda Nyonya? Tuan muda pasti bisa mengatasi masalah ini"
"Jangan, saat ini Briyan sedang ada rapat, kita saja yang mengurusnya, tolong hubungi kepolisian, aku akan menyerahkan diri"
"Baik Nyonya" saat kedua pria itu akan pergi tiba-tiba langkahnya terhenti mendengar ucapan Ayrin. " Tunggu, jangan hubungi police, biarkan lah masalah ini kita selesaikan secara kekeluargaan. Menghubungi police tidak akan membuat ibuku hidup kembali"
Wanita parubaya itu sangat kaget dan tidak percaya dengan apa yang ia dengar."Sungguh.....?" Lalu ia memeluk Ayrin dan mencium keningnya."Sudah 50 tahun usiaku, tetapi baru kamu orang pertama yang aku temukan berhati malaikat, ibumu sangat beruntung melahirkan anak sepertimu"
Ayrin hanya menagis, sesungguhnya hatinya sangat hancur. Tetapi dia selalu ingat dengan nasehat ayah dan ibunya, *Sebesar apa pun kesalahan orang lain, kita tidak boleh dendam apalagi untuk membalas perbuatanya, kita harus memaafkanya* kata-kata itu yang selalu tertanam di dalam hati Ayrin.
"Kenalkan, saya Pamela, saya berjanji akan bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhanmu selama hidupmu, dan saya akan menjadi ibu bagimu, walaupun aku bukan ibu kandungmu, tetapi aku akan mencintai kamu sama seperti anak kandungku sendiri"
Ayrin hanya menganggukkan kepalanya."Nona saya akan mengurus pemakaman ibuku"
*
*
*
*
*
Dua bulan telah berlalu, di mana saat ini usia kandungan Ayrin memasuki 9 bulan. Bahkan beberapa hari terakhir ini Ayrin sudah sering merasa sakit dan mulas di bagian perut. Namun saat periksa, dokter mengatakan kalau itu hanya kontraksi palsu. Jadi Ayrin hanya bisa melakukan jalan-jalan pagi dan sore hari, agar mempermudah persalinannya saat melahirkan nanti.Briyan dan Pamela sudah berkeras untuk meminta Ayrin melakukan operasi, keduanya merasa kasihan setiap kali Ayrin meringis kesakitan akibat kontraksi. Tetapi Ayrin menolak, wanita cantik itu sudah membulatkan niatnya untuk melahirkan normal. Ayrin merasa takut membayangkan jarum suntik, karena ia memang fobia dengan suntik."Sayang, kita lakukan operasi saja ya ?" Bujuk Briyan. Saat ini mereka sedang jalan-jalan pagi di taman yang ada di pekarangan kediaman Barata."Enggak mas, aku mau melahirkan normal. Aku ingin menjadi wanita yang sesungguhnya. Jika masih bisa normal, kenapa harus operasi ? Orang yang melakukan operasi itu ka
Tepat pukul 12, Ayrin dan Briyan sudah tiba di pusat perbelanjaan. Sebelum berburu pakaian bayi ! Keduanya terlebih dahulu makan siang. Saat keduanya sedang asik menikmati makanannya, tiba-tiba seseorang menyapa mereka."Apa kabar Ayrin ?"Briyan dan Ayrin refleks menegakkan kepala secara bersamaan. "Kamu" ucap Briyan dengan nada yang lantang."Jangan mas, kamu harus tenang" Ayrin memeluk Briyan. Ia tidak mau jika suaminya itu sampai memukul Aldo. "Santai bro, aku datang kemari bukan untuk menganggu istrimu. Tetapi aku ingin mengatakan kalau bayi yang ada di dalam kandungan Ayrin adalah milikku" ucap Aldo yang membuat Briyan semakin marah."Tutup mulutmu" sentak Ayrin. "Jangan berusaha menghancurkan hubungan orang lain" lanjutnya."Aku tidak bermaksud untuk menghancurkan hubungan kalian, tetapi aku hanya mengatakan yang sebenarnya" Briyan langsung menarik leher baju Aldo. "Tutup mulutmu sebelum aku menghancurkannya" Pengaman kafe datang menghampiri mereka, "silahkan pergi tuan, and
Akibat jatuh dari pohon, hari ini Briyan tidak masuk kantor. Tubuh pria tampan itu terasa remuk, bahkan ia jadi demam. Hal itu membuat Ayrin merasa bersalah. Ia tidak tega melihat suaminya meringis kesakitan, bahkan satu malam ini Briyan tidak bisa tidur."Mas, aku panggil tukang pijit ya ?" Ucap Ayrin."Enggak usah sayang" tolak Briyan."Kenapa gak usah ? Nanti kalau enggak dipijit sembuhnya lama loh mas" "Aku bukannya gak mau dipijat" sahut Briyan."Terus, enggak mau apa ?""Gak mau orang lain yang pijit, maunya kamu" jawab Briyan sambil tersenyum licik."Tapi aku gak ngerti pijit mas ?""Aku gak mau tahu, yang penting berani berbuat harus berani bertanggung jawab" protes Briyan."Baiklah kalau begitu" Ayrin bangkit dari ranjang melangkah menuju meja rias, lalu mengambil minyak telon dari sana."Ets ... tunggu dulu" Briyan menghindar saat Ayrin ingin menyentuh tubuhnya."Apalagi sih mas ?""Kamu ikhlas enggak untuk pijat aku ?" Tanya Briyan."Ya ikhlas dong mas" "Kalau ikhlas, kam
Dua bulan telah berlalu, di mana hari ini keluarga Barata sedang mengadakan acara 7 bulan kandungan Ayrin. Tamu yang berdatangan bukan hanya dari golongan atas atau sesama pengusaha, dan bukan pula hanya tamu dari Jakarta. Tetapi juga tamu dari desa Bukit Kehidupan, yaitu desa kelahiran Ayrin.Pamela sengaja mengundang seluruh warga desa itu demi membahagiakan Ayrin. Ia tahu kalau menantunya itu pasti tidak menginginkan yang lain selain kehadiran warga desa yang sudah dianggap sebagai keluarganya sendiri.Acara itupun berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan. Kini warga desa sudah bersiap-siap untuk kembali ke desa Bukit Kehidupan. Sebenarnya Pamela dan Briyan meminta mereka untuk menginap karena hari sudah malam dan menunjukkan pukul 8. Tetapi warga desa menolak, mereka tetap meminta untuk pulang malam ini. Sebab banyak diantara mereka yang harus bekerja besok pagi dan anak-anak mereka harus sekolah."Dada" ucap Ayrin sambil melambaikan tangan ke arah bus pariwisata yang membawa ro
Satu Minggu telah berlalu, kondisi Ayrin sudah membaik. Wanita cantik yang sedang hamil 5 bulan itu sudah tidak trauma lagi dengan kejadian itu.Tok....tok....tok.... Seseorang mengetuk pintu."Iya sebentar" sahut dari dalam.Ayrin menurunkan kedua kaki dari atas tempat tidur, melangkah untuk membuka pintu."Iya bi ?" Ucap Ayrin setelah melihat yang berdiri dibalik pintu adalah pelayan."Ada nona Sarah di ruang tamu nyonya" "Oh.... baiklah" Ayrin mengikuti langkah pelayan menuju ruang tamu. Dan benar saja Sarah sedang duduk di atas sofa sambil menggendong anaknya."Hay Sarah" sapa Ayrin."Hay Ayrin" balas Sarah sambil bangkit dari sofa. Ia melangkah menghampiri Ayrin lalu memeluknya dengan erat sambil menagis."Hay, kamu kenapa ?" Tanya Ayrin. Ia membalas pelukan Sarah dan mengelus punggungnya."Aku tidak tahu harus berbuat apa lagi Ayrin" ucap Sarah ditengah-tengah tangisannya.Ayrin melepaskan pelukannya dari Sarah. "Ayo duduk dulu" Ayrin menuntun Sarah duduk ke sofa."Sebenarnya a
Satu Minggu telah berlalu, kondisi Ayrin sudah membaik. Wanita cantik yang sedang hamil 5 bulan itu sudah tidak trauma lagi dengan kejadian itu.Tok....tok....tok.... Seseorang mengetuk pintu."Iya sebentar" sahut dari dalam.Ayrin menurunkan kedua kaki dari atas tempat tidur, melangkah untuk membuka pintu."Iya bi ?" Ucap Ayrin setelah melihat yang berdiri dibalik pintu adalah pelayan."Ada nona Sarah di ruang tamu nyonya" "Oh.... baiklah" Ayrin mengikuti langkah pelayan menuju ruang tamu. Dan benar saja Sarah sedang duduk di atas sofa sambil menggendong anaknya."Hay Sarah" sapa Ayrin."Hay Ayrin" balas Sarah sambil bangkit dari sofa. Ia melangkah menghampiri Ayrin lalu memeluknya dengan erat sambil menagis."Hay, kamu kenapa ?" Tanya Ayrin. Ia membalas pelukan Sarah dan mengelus punggungnya."Aku tidak tahu harus berbuat apa lagi Ayrin" ucap Sarah ditengah-tengah tangisannya.Ayrin melepaskan pelukannya dari Sarah. "Ayo duduk dulu" Ayrin menuntun Sarah duduk ke sofa."Sebenarnya a
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments