All Chapters of Catatan Si Boi: Chapter 81 - Chapter 90
118 Chapters
BAB 81. Kekasih Jadi Sahabat
Malam sudah berganti pagi. Matahari juga sudah tinggi. Tapi cahayanya terhalangi karena mendung menyelimuti bumi. Pagi ini memang kelabu, sekelabu hatiku setelah tahu bahwa kekasihku memilih gadis lain untuk menjadi pendamping.Hari ini Sisca wisuda, aku sendiri sudah membaca informasi itu di situs kampusnya. Galang sudah mengatakan bahwa dia akan melamar gadis itu saat wisuda. Hari ini aku akan kembali kehilangan kekasihku, dan kali ini mungkin untuk selamanya.Begitulah takdir mempermainkan cintaku. Dulu Galang menolak dijodohkan dengan Sisca dan mengajak aku pergi bersamanya. Tapi aku tidak bersedia ikut dengannya, jadi dia pergi sendiri. Setelah kembali, Galang justru bersedia dijodohkan dengannya lalu mereka bertunangan.Aku mengetahui pertunangan Galang dan Sisca dari saudara sepupu. Kebetulan saudaraku itu bekerja di perusahaan milik keluarga Galang, dan dia diundang untuk menghadiri acara pertunangan itu. Aku lalu mengucapkan selamat pada Galang melalui
Read more
BAB 82. Gadis Pertama Menghilang
Lantai paling atas di gedung kantor pusat perusahaan Galang memiliki ruang rapat yang cukup besar. Di sinilah biasanya para pimpinan berkumpul untuk membicarakan isu-isu strategis perusahaan. Di perusahaan lain pasti tempat seperti ini sangat angker, tempat di mana para manajer bahkan direktur disidang. Mereka diminta memaparkan target pencapaian dan bertanggung jawab saat mengalami kegagalan.Perusahaan ini memakai pendekatan berbeda. Galang memang meminta rapat diadakan pada senin pagi. Tapi semua orang datang dengan sukacita. Sesi rapat lebih mirip seperti curhat, setiap orang diminta menceritakan kegiatan mereka selama sepekan baik di perusahaan maupun keluarga, di akhir pekan dan hari kerja. Jika ada masalah kami akan sama-sama mencari solusinya, bukan saling menyalahkan.Aku termasuk salah satu yang diundang di rapat tersebut, karena kini jabatanku adalah manajer PR. Karirku bisa dikatakan sangat cepat. Belum sampai satu tahun menjadi staf, aku sudah dia
Read more
BAB 83. Gadis Kedua Celaka
Akhir pekan telah selesai. Semua pekerja telah kembali menjalani rutinitas pekerjaan. Termasuk para pimpinan di perusahaan milik Galang. Seperti biasa, kami memulai pekan dengan mengadakan rapat untuk membahas kegiatan pekan sebelumnya. Rapat dipimpin oleh direktur utama, sang CEO. Tapi Pagi ini ada yang berbeda dengannya.Meski masih sering tersenyum, Galang terlihat jelas sedang memikirkan satu masalah. Selama ini dia jarang seperti itu. Karenanya aku berkesimpulan dia tidak sedang memikirkan masalah kantor. Kemungkinan terbesar adalah dia memikirkan tunangannya. Sampai saat ini Galang belum juga mendapat informasi keberadaan Sisca.Akhir pekan kemarin Galang memiliki janji pertemuan dengan petugas polisi yang menyelidiki kasus ini. Aku jadi ingin tahu apa saja yang mereka bicarakan. Akhirnya saat rapat selesai, aku menghampiri Galang. Karena masih banyak pimpinan lain, aku bersikap formal."Maaf Pak Galang, bisa bicara sebentar?""Ya, tentu. Mari
Read more
BAB 84. Empat Gadis Bertemu
Pekarangan rumah Mila di bagian belakang tidak seramai bagian depan. Para pelayat biasanya berkumpul di depan atau pun jika masuk hanya sampai di ruang tengah tempat jenazah berada. Karenanya Galang memilih tempat ini untuk mengajak aku membicarakan kasus Mila."Apakah menurutmu orang yang mengajak Mila ke apartemen itu memang Sisca?" aku bertanya pada Galang."Aku belum yakin. Karena itu aku meminta polisi yang menyelidiki kasus Sisca untuk ikut terlibat. Semoga saja ada titik terang dari kedua kasus ini."Aku menghela nafas sebentar, lalu berkata."Aku takut Galang. Semua ini terjadi setelah kamu melamar Sisca. Bagaimana jika benar Sisca memang ingin membalas dendam karena kamu telah menyebabkan papanya dipenjara?""Maksudmu Sisca sengaja mencelakakan Mila karena ingin menyakitiku?" tanya Galang."Ya, mungkin saja. Dia marah karena setelah perbuatanmu pada keluarganya, kamu justru melamarnya. Karena itu dia ingin kamu merasakan kehilangan
Read more
BAB 85. Gadis Ketiga Dimana
Kesibukan di perusahaan berjalan seperti biasa. Bahkan saat ini bisa dibilang puncaknya. Bahkan divisiku, yang tidak terkait langsung dengan core business perusahaan, ikut merasakan imbasnya. Karena memang saat motor penggerak perusahaan berjalan kencang, kegiatan yang melibatkan pihak luar juga semakin banyak. Hari ini ada dua kegiatan bersamaan. Galang menghadiri kegiatan di luar kota, dan aku mendampingi direktur keuangan mengurus kegiatan di Jakarta. Beruntung aku memiliki tim yang solid sehingga aku cukup mengirim satu staf untuk mengurus keperluan Galang di sana.Menjelang acara selesai, aku dikagetkan dengan pesan dari Galang. Pesan itu tidak ada kaitannya dengan acara hari ini. Dan isi pesan itu membawaku kembali pergi ke Bandung lagi.'Tolong temui kepala pengembangan pesantren di Geger Kalong. Ada beberapa hal yang perlu diluruskan. Jika bisa secepatnya.'Galang tidak pernah memburu seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya. Seper
Read more
BAB 86. Gadis Keempat Tertabrak
Pesantren yang ada di Geger Kalong merupakan pesantren yang sudah dikenal secara luas. Tidak juga dari pulau Jawa, banyak juga pengunjung yang berasal dari seberang pulau. Biasanya pengunjung dari seberang mengambil penginapan milik pesantren yang letaknya dekat kantor.Termasuk kali ini, ada beberapa pengunjung dari pesantren lain yang sedang melakukan studi banding. Hal ini membuat staf di kantor ini cukup sibuk melayani mereka. Tapi kesibukan itu tidak mengganggu konsentrasi kami dalam membicarakan kejadian yang menimpa Hana."Maksud Anda Nona Sisca juga menghilang?" tanya polisi padaku.Aku hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan itu. Wajar jika polisi itu tidak tahu. Mereka bukan polisi yang menyelidiki kasus Mila. Dua kasus ini sekarang memiliki benang merah, keterlibatan Sisca. Kurasa ada baiknya jika mereka saling bekerja sama. Jadi kuceritakan saja kasus yang menimpa Mila."Baiklah kalau begitu." kata polisi setelah aku selesai bercerita. "Tap
Read more
BAB 87. Kini Tak Ada Lagi
Di ruang rawat yang aku tempati tidak ada pasien lain. Ini karena memang para pimpinan perusahaan mendapat asuransi kesehatan dengan premi cukup tinggi. Karena itu setelah aku menunjukkan kartu asuransi pada petugas di IGD, mereka langsung menempatkan aku di kelas satu.Mimik wajah Galang kembali berubah. Saat baru masuk ruangan tadi, dia terlihat khawatir. Setelah aku menjelaskan keadaanku, perlahan wajahnya menjadi tenang. Tapi kini setelah mendengar nama Sisca, wajahnya terlihat menjadi gusar."Kamu yakin itu Sisca?" tanya Galang."Tentu saja tidak, aku melihatnya di malam hari selama tidak lebih dari satu detik. Apalagi dia berada di dalam mobil. Tapi coba pikirkan seluruh peristiwa ini. Ayahnya dipenjara, kamu melamarnya lalu dia menghilang. Tidakkah kamu merasa kepergiannya disengaja untuk membalas sakit hatinya dengan menyingkirkan semua wanita yang dekat denganmu?"Galang termenung mendengar penjelasan dariku. Sepertinya dia mempercayai apa yang k
Read more
BAB 88. Detektif Parkin Beraksi
(Jakarta, satu hari sebelum kematian Santi)Rumah Santi terletak di sebuah kluster perumahan kecil yang hanya memiliki dua blok. Santi memilih rumah di sudut, tidak ada orang yang melewati rumah itu kecuali penghuninya atau tamu yang ingin berkunjung.Tapi kini, di depan pagar rumah Santi berdiri seseorang yang tengah memandang ke dalam rumah itu. Orang itu bertubuh kecil. Meski baru pertama kali berkunjung ke sana, sikapnya tenang menunjukkan bahwa dia memiliki kepribadian yang kokoh.Selang beberapa lama, sebuah mobil berjalan menuju rumah itu lalu berhenti persis di depan pintu gerbang. Kemudian, sang pengemudi yang ternyata seorang pemuda turun dan langsung menghampiri orang yang tengah asyik memperhatikan keadaan sekitar rumah."Selamat pagi Detektif Parkin. Apakah Anda sudah lama menunggu?""Hanya sekitar setengah jam." jawab Detektif Parkin. "Anda membawa pesanan yang saya minta?""Ya, setelah memeriksa tas istriku akhirnya aku menemu
Read more
BAB 89. Misteri Terkuak
Rumah Santi terletak di perumahan kecil yang ada di pinggiran kota. Karenanya di perumahan itu jarang sekali ada keramaian kecuali saat hajatan. Tapi kali ini, meski tidak ada hajatan, di depan rumah Santi terparkir beberapa mobil dan banyak orang yang keluar masuk rumah itu.Yang juga membuat berbeda, ada tiga mobil bersirene diparkir di dekatnya. Mobil pertama adalah mobil polisi dari bagian reserse dan kriminal. Mereka cepat sekali datang, tidak sampai setengah jam setelah Detektif Parkin menghubungi. Rupanya sebelum menyelidiki rumah itu, Detektif Parkin sudah meminta mereka bersiap jika ternyata yang dia perkirakan benar adanya. Dan karena Detektif Parkin termasuk orang terpandang di kalangan kepolisian, permintaannya kerap dilaksanakan.Mobil kedua dari divisi forensik. Mobil itu membawa tim yang kemudian mengecek kondisi mayat dan keadaan di TKP. Mobil itu tiba tidak lama setelah mobil pertama datang. Mobil inilah yang membuat keadaan rumah menjadi ramai karena
Read more
BAB 90. Buku Harian Santi Part 1
Dear Diary,Hari ini aku sudah melakukan dosa besar. Aku sudah menghilangkan nyawa manusia. Semua berawal karena kebodohanku. Aku terlalu menuruti pikiran dan mengacuhkan perasaan. Padahal hal ini tidak perlu terjadi jika waktu itu aku mengutamakan cinta di atas logika.Waktu itu Galang datang menemuiku. Dia menceritakan bahwa dia pergi dari rumah karena menolak saat dijodohkan. Aku mengerti maksudnya. Meski belum pernah saling mengatakan cinta, kami sudah seperti sepasang kekasih. Dia pasti ingin aku ikut pergi bersamanya.Aku jadi sangat bingung. Di satu sisi perasaanku menginginkan aku selalu dekat dengan Galang. Tapi pikiranku berkata lain. Kami adalah sepasang muda-mudi yang belum lagi lulus SMA. Tanpa dukungan orang tua, kami tidak akan bisa berbuat banyak. Dari mana kami bisa mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jangan-jangan untuk makan saja kami susah, apalagi untuk mendapat tempat tinggal yang layak.Akhirnya pikiranku memenangk
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status