Semua Bab Terjebak Nafsu Tuan Sanjaya: Bab 191 - Bab 200
244 Bab
Bab 191 Genit seperti Mamamu
Bukannya berkata 'ya' Davinka malah memejamkan matanya dengan suara tangisnya yang tidak bisa dikendalikan lagi. Wanita dengan wajah yang masih dalam rangkuman Sanjaya menangis semakin menjadi-jadi dengan tangannya yang tidak berhenti memberikan pukulan bertubi-tubi. Walau kepalan tangan itu begitu kecil dan tidak terasa di tubuh kekar Sanjaya, tapi Davinka tidak menyerah, terus memukuli Sanjaya karena kesal."Kenapa bertanya? Kenapa? Apa aku wanita jahat? Apa aku tidak pantas menjadi seorang ibu? Kenapa, Sanja … kenapa?" Davinka bahkan tidak memperdulikan sakit dikepalanya.Jika benar anak itu memang benar putranya, mana bisa dirinya menolak kehadiran putra yang selama ini dia rindukan, yang selalu hadir dalam mimpi-mimpinya melalui sebuah tangkisan, yang terus memanggilnya dalam kesunyian malam.Mampukah ia menolaknya? Tentu tidak, bukan? Ingin rasanya Davinka melompat, menciumi wajah pria itu yang menatapnya tidak percayaNamun, dibalik kebahag
Baca selengkapnya
Bab 192 Kami Sudah Menikah
Sore itu Davinka sudah ijinkan untuk pulang setelah melakukan serangkaian tes dan memastikan tidak ada gumpalan darah di kepalanya. Dengan duduk di kursi roda Davinka memasuki kediaman kakaknya. Tempat ternyaman dan penuh kasih sayang yang paling ia rasakan. Di tempat inilah ia mengubah sosok lemahnya menjadi semakin tangguh sedikit demi sedikit dan menjadi manusia yang baru."Apa kamu yakin mau pulang kesini?" tanya pria itu memastikan lagi. Sanjaya terus bertanya berulang kali selama dalam perjalanan hingga kini tiba di depan pintu masuk rumah Noel.Awalnya Sanjaya mingira bahwa Davinka akan menolak kepulangannya ke rumah Noel. Tapi, diluar dugaan Davinka malah mengiakan dan membujuk dirinya dengan lembut.'Ini tidak akan lama Sanja, tiga Minggu lagi kita akan menikah, ya kan, Mah? lagi pula kita juga tidak bisa tidur bersama, dan aku baru—' 'Ya, kamu baru pulih, dan harus banyak istirahat.' Akhirnya pria itu tidak bisa membantahnya lagi, Davinka telah mengalami keguguran. Istriny
Baca selengkapnya
Bab 193 Ayah Inggi dan Suami Untukmu
Davinka berusaha mengulang beberapa kejadian yang membuat mereka memutuskan untuk menikah. Tapi, ia sama sekali tidak menemukannya, bahkan kemarin sore wanita itu masih bersikap seperti biasa saja seolah tidak terjadi apapun ataupun menutupi sesuatu."Vie … maaf, kami cuma nikah siri, dua bulan lagi kami akan segera melangsungkan resepsi pernikahan dan mengesahkannya di catatan sipil," wajah wanita itu kini terlihat sendu dengan beberapa butiran air mata yang sudah berjatuhan dengan sangat deras.Davinka tahu, sahabatnya pasti merasa bersalah karena memberikan kabar ini dengan mendadak. Tapi, tetap saja ia masih tidak terima dengan semua ini."Ran!" ujarannya setengah berteriak. Sebenarnya ia lebih marah pada dirinya sendiri karena tidak bisa hadir di acara bahagia sahabatnya dan mengetahui bahwa mereka ternyata menyimpan perasaan dan menahannya hanya demi dirinya."Sayang … mereka baru nikah siang tadi sebelum aku jemput kamu dan aku yang menjadi
Baca selengkapnya
Bab 194 Dia Bayiku, Byai Kita Sanja
"Ya," jawabnya penuh kesungguhan, "aku memang belum yakin dengan perasaanku, tapi aku tidak suka jika melihatmu dengan Noel. Dan Inggi, aku sangat sayang sama Dia. Aku suka saat gadis manis itu memanggilku Om dengan bibir kecilnya, aku sangat bahagia Rani … kamu dan Inggi mengisi kekosonganku."Rani melihat kesungguhan di mata dan nada suara pria itu, dan juga atas kasih sayang yang selalu diberikannya setiap hari dan selalu mementingkan Inggi lebih dulu sebelum mengurus kepentingannya.Apa ada alasan untuk menolak pria ini? Rani sudah tidak percaya dengan adanya cinta. Paling tidak untuk saat ini."Apa Bapak sakit hati jika Saya menerima Bapak hanya karena Inggi?" tanyanya dengan suara tercekat dan penuh rasa bersalah. Hey … ini pertanyaan konyol bukan? Tapi Rani tetap harus bertanya. Baik itu menyakiti hatinya atau tidak.Pernikahan tidak seharusnya dilandasi dengan perjanjian dan alasan dibaliknya. Tapi, Rani sudah memikirkan hal ini sejak kemarin sepanjang jalan menuju pasar. Ia
Baca selengkapnya
Bab 195 Bayi yang Berbeda
Davinka menepis tangan Sanjaya kuat. Ia langsung bangun dan berlari menaiki tangga. Air matanya sudah tidak bisa dikendalikan lagi. Ia ingin melihat, apa anak itu benar-benar putranya? Kain biru itu Davinka masih mengingatnya dengan jelas.Pria yang ditepis tangannya oleh Davinka merasa bingung. Untuk sesaat pria itu hanya duduk mematung menatap pergerakan istrinya. Reaksi Davinka, bukankah sangat berlebihan? Apa ingatan Davinka sudah kembali? Atau, ini hanya naluri keibuannya? Dan apa yang dikatakan Davinka lebih membuatnya terhenyak, 'bayiku, bayi kita ….' Ini jelas menjels Davinka mengingat bayinya.Kini Sanjaya benar-benar bingung. Ia takut Davinka akan menakuti anak itu nantinya"Davin!" panggilnya. Sanjaya sudah setengah berlari mengejar Davinka. Berusaha menahan pergerakan tangannya yang sudah hendak mengambil anak itu dari wanita yang merawatnya."Sanja!" bentak Davinka setengah frustasi di tengah derai air matanya. Pad
Baca selengkapnya
Bab 196 Mama Davinka
"Apa kamu ingat sesuatu, Davin?" tanyanya sedikit takut."Tidak," sangkalnya cepat. Davinka tersenyum, tapi bukan pada Sanjaya, melainkan pada anak itu, "bukan kah lebih baik jika melakukan tes agar tidak ada keraguan dihati kalian," ujarnya yang langsung disetujui oleh Panji."Aku tahu mereka tidak berbohong, ibumu mungkin membawa bayi itu kepanti asuhan. Namun, kesalahan bisa saja terjadi dan orang panti memberikan bayi lain pada Papa!" desaknya masih merasa bahwa bayi itu adalah bayi yang berbeda dan berharap mereka masih dapat merawatnya.Tadi pagi saat mereka tiba setelah melakukan perjalanan yang cukup panjang, Panji dan Esti langsung mendatangi papah mertuanya dan menanyakan hal apa yang begitu mendesak sehingga memaksa mereka untuk pulang sesegera mungkin.Papah mertuanya itu menjelaskan seluruh kejadiannya dengan sangat terperinci sampai bagaimana bayi mereka meninggal dan dikuburkan lalu pergi untuk mengambil bayi lain sebagai penggantinya. Panji jelas sangat marah saat itu
Baca selengkapnya
Bab 197 Mama Poisson Rouge!
Masih takut akan penolakan, Davinka sedikit ragu untuk mengiakannya. Ia melihat anak itu dengan penuh binar, tapi rasa takut masih menguasai hati.Tau apa yang ditakutinya, Esti sedikit memiringkan kepalanya dan memandang wajah putranya lalu berbicara dengan lembut dan begitu tenang, "Rae, veux voir du poisson?" tanyanya masih dengan bahasa Perancis yang kental.Renhart sangat suka dengan ikan, mungkin dengan ikan mereka bisa dekat dan sedikit mengobati rasa rindu Davinka pada putranya."Oui, Mom," sahutnya penuh antusias. Anak itu ternyata mau melihat ikan."Alors vas-y avec Mama Davinka." Esti menunjuk Davinka agar Renhart mau pergi bersama wanita itu."Oui, Mom!" Tanpa diduga, Renhart langsung turun dari pangkuan Esti dan menggenggam tangan Davinka erat.Hati Esti langsung sakit melihat putra begitu mudah pergi meninggalkannya dan mau pergi dengan ibu yang melahirkannya."Allez!"Davinka hampir tidak bisa bernapas, suara Renhart sangat merdu dan menggelitik hatinya. Padahal ia sama
Baca selengkapnya
Bab 198 Dia Bukan Putramu, Jay
"Mamah! Gawat! Jangan sampai mama bikin kacau!" Davinka mulai merasa takut. Jika Renhart benar putranya Venti jelas tidak akan membiarkannya bersama dengan Renhart. Davinka ingin bergegas pergi, tapi Ia tidak bisa pergi begitu saja dan meninggalkan Renhart. Anak itu begitu asyik bermain ikan. Sama seperti dirinya yang begitu suka terhadap ikan dan merasa bahagia saat bermain dengannya. Apa lagi wajahnya yang begitu menggemaskan dengan raut jijik dan penasaran, mana bisa Davinka meninggalkan anak ini."Mama tangkap ikan?" ucapnya masih dalam hangat Perancis. Anak ini terdengar begitu pasih Walaupun usianya baru tiga tahun. Tidak cadel seperti Reno dan Inggi.Tidak mengerti bahasa anak itu Davinka bertanya pada Pak google dan langsung menangkap ikan bercorak kuning merah dan hitam."Ikan, tangkap ikan?" ulang Davinka dengan bahan Indonesia.Anak itu bertepuk tangan dengan wajah yang bercahaya dan tertawa terbahak-bahak. "Oui, tangkap ikan Mama Davin!" seru anak itu. Ohh, apa ini mi
Baca selengkapnya
Bab 199 Aku Ayah Biologisnya
Renhart menang tidak atau apa arti mama, tapi kata itu diucapkan dengan tulus, begitu dalam dan penuh permohonan hingga membuat Davinka terharu dan hatinya bergetar hebat."Iya, Nak!" Davinka menyentuh dadanya yang nyeri. Tidak lagi. Ia tidak lagi ingin kehilangan putranya. Renhart putranya, Venti pasti sengaja mengatakan itu agar suaminya menyerah dan melupakan bayi mereka.Sekarang, Ia harus membawa Renhart pulang dan menghiburnya. "Ren! Esti! Berhenti Esti! Kamu semakin membuat dia takut!" Davinka semakin berlari kencang mengejar Esti yang membawa Renhart.Wanita itu benar-benar membuat putranya sendiri takut. Tapi, langkah Esti langsung terhenti saat mendengar empat kata dari Venti yang membuat semua orang tercengang, termasuk dirinya."Ya, Dia putramu, Jay!" Venti ambruk dan bersimpuh dilantai. Wanita itu terlihat begitu tidak berdaya dengan tatapan yang selalu menatap lantai.Bayi itu memang dibawa olehnya dimalam yang sama saat Diandra melahirkan. Dua orang bayi dibawa di mala
Baca selengkapnya
Bab 200 Davinka juga Ibunya, Bukan?
Sanjaya dan Davinka sama-sama melangkah lebar lalu melompat tinggi dan mendarat di lantai dengan sedikit meluncur. Sanjaya yang jaraknya lumayan jauh dari Davinka dan Esti tidak dapat menjangkau tubuh mungil itu. Namun dengan sigap dan sisa kekuatannya Davinka dapat meraihnya dan memeluk anak itu di atas perutnya dan mendarat di lantai beralaskan permadani dengan selamat."Urgh!" Punggung dan sikunya berusaha menahan tubuhnya. Davinka berusaha menahan rasa sakit itu dan tetap tersenyum saat wajah seputih kapas itu menatapnya lalu menangis kencang dan menenggelamkan wajah di dada Davinka. Meminta perlindungan wanita itu."Tidak apa-apa, I'ts okay …." Davinka menepuk punggungnya dengan lembut.Esti yang tersungkur langsung bangun dan meneriakkan nama putranya. "Rae!" Wanita itu langsung duduk dan mendapatkan tubuh disisi Davinka yang masih terbaring di lantai. "Maafkan mommy, Rae!" ujarannya masih dengan bahasa Prancis.Anak itu sama sekali tidak mengangkat wajahnya. Malah semakin memel
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1819202122
...
25
DMCA.com Protection Status