All Chapters of Pendekar Tengil: Chapter 61 - Chapter 70
387 Chapters
Bab 61: Tanding Ulang
“Neng Mira tidak apa-apa?” tanya pria yang menyerang Indra dengan totokannya. Dia tak lain adalah Kusna. “Maaf Neng, mamang telat datang,” timpal pria yang berniat menendang Indra sembari mendekati Mira. Dia adalah Sarmad. “Aku tidak apa-apa,” jawab Mira sambil terus menatap Indra. “Hihihi.. hampir, hampir,” ucap Indra sembari tertawa. Sarmad dan Kusna langsung mengalihkan perhatiannya kepada Indra. Seketika itu juga mereka terlihat terkejut karena mereka masih mengingat wajah Indra dengan jelas. “Kau!” ucap Sarmad dengan mata terbelalak. “Kau orang yang waktu itu mempermalukanku di sayembara kan!” teriak Kusna sambil melotot. “Hihihi.. kalau tidak salah, kau itu yang jarinya dimakan hidung kan?” tanya Indra sambil menunjuk Kusna. “Keparat kau! Aku t
Read more
Bab 62: Benturan Ajian Patibhumi
Sarmad kembali memasang posisi kuda-kuda, kali ini dari posisinya berdiri terlihat riak air di permukaan air sungai di sekitar kakinya. Indra sadar kalau Sarmad kelihatannya mulai mengerahkan tenaga dalamnya, melihat hal itu Indra juga mulai memasang kuda-kuda gerakan silat pancabuana yang baru dia pelajari dari Ki Maung Lara. “Pola kuda-kudanya terlihat berbeda dengan waktu itu,” batin Mira saat melihat Indra. Dia pikir tadinya Indra akan menggunakan gerakan silat saptabayu seperti yang dia lakukan saat melawan Tara. Riak air mulai muncul di permukaan sungai tepat di sekitar kedua kaki Indra pertanda dia juga mengerahkan tenaga dalamnya. Dengan sekali hentakan Sarmad langsung melesat menghantamkan tendangannya mengincar perut Indra, namun dengan lincah Indra langsung menghantamkan tendangannya hingga kedua serangan mereka beradu. ‘Bbbeeuughh’‘Bbyyuuurrrr’ 
Read more
Bab 63: Kusna vs Indra
‘Byurr’ “Ngeng..” ucap Indra sambil menggusur kaki kanan Sarmad yang bagian perutnya sudah tenggelam ke dalam sungai. Indra berlari ke hulu seraya menggusur tubuh Sarmad seolah menggusur mobil-mobilan. Sarmad terlihat meronta-ronta, kedua tangannya terus bergerak mencari pegangan. Sementara kepalanya diangkat beberapa kali agar tidak tenggelam ke dalam sungai, kaki kiri Sarmad terus bergerak seolah ingin menendang Indra, tapi Indra tidak membiarkannya dan terus menggusur tubuh Sarmad. Di saat itu Kusna yang terlihat menahan amarahnya langsung melompat ke permukaan sungai dan melesatkan totokannya mengincar Indra. Tapi Indra sejak tadi terus waspada. Dia menyadari pergerakan Kusna lalu mengangkat tubuh Sarmad dan memutarnya seperti gasing. Kusna yang hampir terkena hantaman tubuh Sarmad langsung menunduk dan mundur menjaga jarak, saat itulah Indra langsung melemparkan tubuh Sarmad yang sudah basah
Read more
Bab 64: Duel di Dalam Air
Meski Kusna terus menghujani Indra dengan serangan totokannya, tapi Indra tetap tenang dan berhasil menahan semua serangan Kusna. Mira dan Sarmad yang melihat gelembung-gelembung air bermunculan terlihat penasaran terhadap apa yang terjadi dengan pertarungan Kusna serta Indra yang terus terjadi di dasar sungai yang deras. Kusna sendiri kembali melayangkan totokan tangan kanannya mengincar leher Indra, tapi meski di dalam air namun pergerakan Indra terbilang cukup cepat dan berhasil menghindari serangan Kusna dengan mengelak ke belakang. Di saat yang sama Indra melayangkan tendangan kaki kirinya mengincar perut Kusna, namun mudah saja bagi Kusna untuk menghindarinya dengan memiringkan tubuhnya ke samping. Indra kembali bangkit dan mengarahkan pukulan tangan kanannya mengincar bahu Kusna dalam gerakan pertama pancalima, kali ini Kusna mencoba mengelak ke samping. Tapi tubuhnya serasa dihantam gelombang air yang padat, Kusna terlihat meringis k
Read more
Bab 65: Duel yang Sempat Tertunda
“Uhuk..” Kusna langsung batuk-batuk beberapa kali karena tadi dia beberapa kali menghirup air sungai akibat tidak kuasa lagi menahan nafasnya. Wajahnya terlihat pucat, nafasnya juga tampak memburu. “Sekarang lawanmu adalah diriku. Kita akan lanjutkan pertarungan kita yang sempat tertunda waktu itu,” ucap Mira sambil menatap Indra yang sudah basah kuyup. “Haruh Neng.. hah.. hah.. istirahat dulu deh sebentar. Aku lelah banget nih,” tukas Indra dengan terbata-bata karena nafasnya yang memburu. “Cih. Jangan lama-lama! Awas kalau kau kabur!” gerutu Mira sambil melompat lagi ke tepi sungai. “Haduh.. cape banget dah. Ngajak duel kok di dasar sungai,” gerutu Indra sembari membaringkan tubuhnya di tepi sungai. Tubuhnya terlentang bebas sementara tatapannya tertuju ke langit yang cerah. “Maaf Neng..” ucap Sarmad kepada
Read more
Bab 66: Indra Purwasena vs Mira Mangkuwira
Tepat saat Mira menapakan kakinya Indra langsung menghentakan kedua tangannya sampai tubuhnya melesat menuju Mira dengan kedua kakinya siap menghujam perut. Tapi Mira dengan cepat melompat lagi hingga tubuh Indra lewat di bawahnya, di saat itulah Mira menghujamkan kedua kakinya tepat ke tubuh Indra yang melayang lewat di bawahnya. ‘Beukh’ Suara benturan terdengar, meski Indra berhasil menahan kedua kaki Mira dengan kedua tangannya tapi tubuh Indra yang dibawah tetap ada dalam posisi yang tidak menguntungkan. Tubuhnya langsung menghantam tanah sementara Mira masih berdiri di atas kedua tangan Indra yang menahan kakinya. “Berat juga ya,” ujar Indra. Sontak saja Mira langsung mendelikan matanya tanda marah. Mira langsung mengambil ancang-ancang untuk meneka tubuh Indra, namun Indra yang sadar segera melontarkan kaki Mira dari atas kedua tangannya. Tubuh Mira terlontar ke atas sem
Read more
Bab 67: Benturan Ajian Bayubaraja (part 1)
Di saat serangan Mira mulai mengendur, Indra langsung mengambil inisiatif untuk menyerang balik. Indra dengan cepat melayangkan pukulan tangan kanannya dalam gerakan silat pertama pancalima. Tapi Mira yang sudah tahu rahasia dibalik gerakan pancalima langsung melompat jauh ke samping hingga serangan Indra hanya mengenai angin saja. Tapi Indra tidak pantang menyerah, dia kembali menyerang Mira dengan gerakan yang sama. Lagi-lagi Mira berhasil menghindarinya dengan menjauh dari jangkauan serangan Indra. Tepat saat Mira menapak Indra langsung melompat dan menghantamkan tendangannya mengincar leher, tapi Mira dengan sigap menahan tendangan Indra dengan kedua tangannya. Indra langsung menapak membelakangi Mira yang datang menyerangnya dengan pukulan tangan kiri, tapi tanpa menoleh ke belakang Indra langsung menahan pukulan Mira dengan tangannya. Tubuh Indra berbalik bersamaan dengan lututnya yang dia arahkan ke perut Mira, akan tetapi lagi-lagi M
Read more
Bab 68: Benturan Ajian Bayubaraja (part 2)
“Aku pernah diberi nasehat oleh guruku untuk menghadapi orang cerdas sepertimu. Dia bilang biarkan lawanmu merasa sudah diatas angin tanpa dia sadari. Melakukannya memang sulit, tapi jika berhasil maka kau akan punya kesempatan untuk mengalahkannya,” ucap Indra. “Begitu rupanya, jadi kata-katamu tadi itu hanya umpan agar aku tidak mengira kau masih menyimpan tehnik bertarung cadangan sama seperti yang aku lakukan ya. Aku tidak menyangka jika tehnik pukulan yang tadi kau lakukan ternyata bisa juga dilakukan dengan kaki,” tutur Mira sembari mengelap darah di tepi bibirnya. “Hihihi.. mungkin saja begitu,” tukas Indra sambil garuk-garuk kepalanya. Sebenarnya dia tidak pernah memikirkan apa yang dia lakukan tadi ada hubungannya dengan kata-kata sebelumnya. Saat terkena bantingan Mira sendiri sebenarnya Indra sendiri tidak menyangka hal itu akan terjadi, tapi dia segera memanfaatkannya untuk membuat Mira lengah.
Read more
Bab 69: Dampak Tahap Awal Ajian Terlarang
“Tidak! Duel ini belum berakhir! Aku masih belum kalah! Kau juga tidak bisa mengaku kalah begitu saja!” tegas Mira yang kelihatannya masih ngotot untuk melanjutkan duel. Mungkin dia masih belum terima kalau pendekar yang bukan murid Aki Waruga bisa mengimbanginya dalam benturan ilmu kanuragan yang sama. “Dasar keras kepala!” gerutu Indra dengan mata melotot karena kesal dengan sikap Mira. ‘Deg’ Tiba-tiba saja jantung Mira berdegup kencang, sekujur tubuhnya merinding bukan main. Tubuhnya langsung bergetar seketika, langit yang cerah tiba-tiba saja mendadak mendung. Mira menengadah ke atas secara perlahan tampak langit mendadak dipenuhi awan mendung hingga sinar matahari tidak bisa menembusnya, keadaan di tempat itu mulai semakin gelap. Perlahan tatapan Mira kembali turun tertuju kepada Indra. “Apa ini? kenapa rasanya begitu mengerikan?” batin Mira. Suara
Read more
Bab 70: Teman Seperjalanan
“Aku bukanlah bagian dari kelompok Tangkurak, aku hanya mencari keberadaan mereka untuk membuat perhitungan,” sambung Indra. “Perhitungan seperti apa?” tanya Mira dengan sorot mata tajam. “Sebenarnya perguruan Dharmabuana di Pasir Gede sudah hancur diserang oleh mereka, bahkan teman-teman dan guruku tewas di tangan mereka. Karena itulah saat ini aku ingin memberikan pelajaran kepada mereka,” jawab Indra sambil memasukan kembali ikat pinggang milik anggota Tangkurak ke dalam sakunya. “Kau ingin membalas dendam kepada mereka?” tanya Sarmad. Kini sikap Sarmad dan Kusna terlihat seperti biasa lagi, Mira juga tampak terkejut mendengar perkataan Indra. “Awalnya aku memang ingin menghabisi mereka untuk balas dendam. Tapi saat ini alasanku melakukannya sudah berubah, aku melakukannya karena memang itu yang harus aku lakukan. Setiap orang punya kewajiban u
Read more
PREV
1
...
56789
...
39
DMCA.com Protection Status