Semua Bab Pendekar Tengil: Bab 71 - Bab 80
387 Bab
Bab 71: Kejanggalan di Kampung Lanjar
“Rampes.. tunggu sebentar,” terdengar sahutan seorang wanita dari dalam rumah. Indra benar-benar terkejut mendengarnya sebab dahulu Manan tinggal sendirian di rumahnya. “Hmm.. apa mungkin dia sudah menikah ya? Padahal baru enam bulan sejak terakhir aku datang kesini,” pikir Indra seraya menggaruk-garuk kepalanya. Perlahan pintu rumah mulai terbuka, seorang wanita paruh baya tampak berdiri di dalam rumah. “Eh. Maaf kisanak siapa ya?” tanya wanita paruh baya dengan tatapan kaget sebab ada 4 orang asing berdiri diluar kediamannya. “Saya temannya Mang Manan, apakah Nyai ini istrinya?” jawab Indra dengan ramah. “Manan? Aduh.. cepat masuk kisanak,” ucap wanita paruh baya itu dengan wajah gelisah, dia langsung menarik tangan Indra dan memaksanya masuk ke dalam. “Aduh eling nyi. Saya tidak tertarik sama wanita yang sudah m
Baca selengkapnya
Bab 72: Indra vs 6 Tamu Jahat
Tok tok tok’ “Buka pintunya!” teriak seorang pria dari luar sambil menggedor-gedor pintu dengan keras. Padahal suasana di luar sudah mulai gelap pertanda malam sudah tiba. “Kelihatannya tamu kita sudah tiba,” ujar Indra sambil berdiri. “Kalian sebaiknya segera pergi lewat pintu belakang, di sini biar aku yang urus,” ucap Indra lagi sambil menatap Mira. Saat itu juga Mira langsung mengangguk. Sarmad dan Kusna langsung menuju pintu belakang diantar oleh wanita paruh baya, Mira juga mengikuti mereka dari belakang. Sementara Indra perlahan berjalan menuju pintu masuk dan membuka pintunya secara perlahan. “Eh ada tamu ternyata,” ucap Indra sambil tersenyum lalu keluar dari dalam rumah. Pintunya segera dia tutup lagi rapat-rapat. Terlihat jelas diluar sudah ada enam pria sangar sambil membawa golok atau pedang d
Baca selengkapnya
Bab 73: Aksi Tengil Indra
Terdengar suara dentingan senjata beradu, percikan api terlihat muncul saat kedua senjata saling beradu. Saat Indra sibuk meladeni pria yang membawa pedang tiba-tiba saja dua pria datang dari belakangnya berniat menangkapnya, Indra langsung menundukan tubuhnya lalu bertumpu kepada golok yang dia tancapkan ke tanah sementara kedua kakinya menghantam ke belakang. ‘Dakh’‘Beukh’ Dengan telak tendangan Indra berhasil mengenai dada kedua lawannya sementara tebasan pedang dari depan hanya lewat di atas tubuhnya yang tertunduk, Indra langsung memutarkan tangan yang memegang golok sampai tubuhnya berputar seratus delapan puluh derajat. ‘Beukh’ Pria yang membawa pedang juga terkena tendangan Indra yang berputar sampai terpental ke tanah. Saat Indra baru mau menapak di tanah pria tua yang membawa tongkat langsung menghantamkan tongkatnya menuju kepala, tapi Indra deng
Baca selengkapnya
Bab 74: Dalang Kerusuhan Kampung Lanjar
“Kang Geni, Geni Paksa,” jawab pria itu dengan cepat saat kedua kaki Indra semakin kuat menjepit lehernya. “Hihihi.. Gitu dong,” ucap Indra sambil tertawa puas sebab akhirnya dia mau membuka mulutnya. ‘Beukh’‘Dagh’ “Heuk,” pekik pria itu saat Satria melompat dari pundaknya dan menghantam dadanya dengan tendangan secara beruntun dua kali. Pria itu terjungkal ke belakang setelah memuntahkan darah dari mulutnya, dia langsung terbaring tidak sadarkan diri saking kuatnya serangan Indra. Sedangkan Indra sendiri masih berdiri menatap orang-orang yang terbaring di sekitarnya. Sejak awal dia sudah punya prasangka kalau para pendekar keparat itu memang anak buah Geni Paksa yang datang dari Desa Jambe, kemungkinan mereka ingin memperluas wilayah kekuasaannya dengan cara yang sama. “Eh?” ucap Indra sambil mengang
Baca selengkapnya
Bab 75: Dikeroyok Pendekar Aliran Hitam
Indra tetap berdiri menatap sekelilingnya, semua pendekar yang ada di sana sudah tergeletak tak sadarkan diri. Tapi di kejauhan puluhan orang tampak berbondong-bondong datang ke tempat Indra berada. Namun Indra hanya tersenyum sambil garuk-garuk kepalanya, dia tidak pernah takut sedikitpun menghadapi pendekar jahat sebanyak apapun mereka. “Hihihi.. kelihatannya ada pesta ya di sekitar sini,” tukas Indra sambil tertawa. “Kau akan mati di sini keparat!” bentak pria yang tadi lari dari pertarungan melawan Indra. “Kau pasti akan menyesal berbuat keributan di tempat kami!” timpal satu pendekar lagi yang tadi melarikan diri. “Kita akan mengepungnya dan menghabisinya di sini!” ucap seorang pria yang membawa golok. “Hihihi.. Hah, aku sudah bosan mendengar perkataan orang jahat seperti itu. Apa kalian tidak bisa mengatakan hal lain apa
Baca selengkapnya
Bab 76: Keadaan yang Terbalik
‘Beukh’Dengan telak tendangan Indra menghantam dua pendekar yang maju, saat itu juga mereka langsung memuntahkan darah karena tendangan Indra memang disertai dengan tenaga dalam. Tubuh mereka berdua terjungkal ke belakang hingga membentur tanah, mereka langsung tidak bisa bangkit lagi dengan darah yang terus keluar.‘Deugh’Sementara itu satu pendekar yang melesat langsung menghantamkan tinjunya dan berhasil menghantam punggung Indra, tapi Indra tidak terlihat kesakitan sedikitpun. Dalam sekejap Indra tanpa menoleh langsung memutar tubuhnya dan menghantam dagu lawan di belakangnya dengan lutut, kepala pendekar itu mengdongak ke atas sekaligsu sambil mengucurkan darah dari mulutnya.‘Beukh’Tak tanggung lagi Indra kembali menghantam dada si pendekar sampai sempoyongan ke belakang lalu ambruk ke tanah kehilangan kesadaran. Kedua tangan Indra langsung mencengkram rantai yang mengekang
Baca selengkapnya
Bab 77: Mira Dalam Bahaya
Hanya mendengar suaranya saja ketiga pendekar itu langsung ambruk duduk di tanah dengan tubuh yang lemas, keringat dingin terlihat mengalir di tubuh mereka yang bergetar hebat. Nafas mereka terlihat memburu seiring rasa takut yang mereka rasakan. Indra perlahan menghampiri seorang pendekar dan berdiri di dekatnya. “Ketahuilah, orang-orang yang kalian habisi akan menagih balasannya di alam baka nanti. Di dunia fana mereka mungkin tidak akan mendapatkan keadilan yang setimpal, tapi di alam sana kalian akan menanggung semua akibatnya!” kata Indra sambil menghantam tubuh pendekar itu sampai menjerit kesakitan dan memuntahkan darah, tubuhnya berguling-guling di tanah sebelum akhirnya tak sadarkan diri. Indra kembali mendekati pendekar kedua yang langsung bersujud di depan Indra. “Ampun.. ampuni aku pendekar..” ucap pendekar tersebut sambil tersedu-sedu. “Aku hanyalah manusia biasa. Bagiku orang s
Baca selengkapnya
Bab 78: Mira vs Geni Paksa (part 1)
“Apa kau pemimpin mereka?” tanya Mira dengan penuh kewaspadaan, dia sadar kalau pria di hadapannya itu bukanlah pendekar sembarangan. “Hahaha.. selain cantik ternyata kau juga pintar main tebak-tebakan. Kau memang benar, aku pemimpinnya di sini. Jadi aku jamin kau tidak akan menyesal jika mau menjadi pendampingku,” jawab Geni Paksa. “Cih! Sejengkalpun aku tidak akan sudi!” tegas Mira. “Hahaha.. Aku sering mendengarnya dari para wanita yang aku taklukan. Pada akhirnya kau juga akan berakhir sama seperti mereka, berlutut di depanku dan meminta kasih sayang dariku,” kata Geni Paksa sambil menepuk dadanya dengan bangga. “Itu tidak akan terjadi jika kau mati!” bentak Mira yang langsung melompat. Anak buah Geni yang tersisa berniat menghadang Mira tapi ditahan oleh Geni. Mira langsung melayangkan tinju kirinya mengincar wajah
Baca selengkapnya
Bab 79: Mira vs Geni Paksa (part 2)
Kusna melesat cepat dengan totokan tangan kanan terbuka mengincar leher satu anak buah Geni, tapi lawannya dengan lincah langsung mengelak ke samping sembari melayangkan lutut kanannya mengincar perut Kusna. Tapi Kusna dengan gesit mengangkat lututnya sampai beradu dengan lutut lawannya, tangan kirinya langsung melesat dengan totokan menuju dada lawan. ‘Beukh’‘Cleb’‘Deukh’“Heukh.. Aaarrrggghh,” pekik anak buah Geni. Suara benturan terdengar saat lutut mereka beradu, tapi Kusna berhasil menancapkan totokannya ke dada lawan hingga menjerit kesakitan dan mengeluarkan darah dari bekas totokan Kusna. Tubuh Kusna sendiri kembali terpental karena anak buah Geni yang lain sejak tadi tidak diam saja dan menyerang Kusna dengan tendangannya yang dengan telak berhasil menghantam pinggang kiri Kusna yang sedang fokus menyerang rekannya. Sementara itu Mira yang me
Baca selengkapnya
Bab 80: Mira Kalah Telak
Suara ledakan hebat langsung terdengar menggelegar bagaikan guntur tepat saat ajian bayubaraja milik Mira menghantam ajian tribaya milik Geni Paksa. Riuh angin yang bergemuruh langsung menderu kencang, bertiup membawa debu-debu dari bongkahan-bongkahan tanah yang berhamburan ke udara. Tanah di sekitar tempat mereka berdiri langsung bergetar saat kedua ilmu kanuragan tingkat tinggi itu beradu. Cekungan tanah langsung tercipta disekitar Mira dan Geni. Tapi perbedaan kekuatan mereka bisa terlihat jelas sebab Mira langsung memuntahkan darah lagi saat kedua ajian mereka beradu. Perlahan riuh angin dan getara tanah mulai mereda seiring debu-debu yang mulai memudar, terlihat jelas Mira yang terluka parah masih berdiri di depan Geni yang tampak baik-baik saja. tinju tangan kiri Mira terlihat masih menekan telapak tangan Geni. Tapi saat kepalan tangannya terasa semakin panas, Mira buru-buru menarik tangannya dan mundur dengan tubuh yang sempoyongan.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
39
DMCA.com Protection Status