Semua Bab Cinta Hilang Kembali Pulang: Bab 11 - Bab 20
102 Bab
Flash Back Berakhir.
Di sisi lain.Nathan ternyata tidak berada di kantor. Ia sedang berada di sebuah restoran mewah. Tengah mempersiapkan segala sesuatu untuk melancarkan niat tulusnya malam ini. Ia ingin melamar Rachel. Ia sudah tak sabar menjadikan Rachel sebagai isterinya.Sudah tiga jam ia disini mengatur para pelayan agar mendekor tempat ini seindah dan seromantis mungkin.Setelah semua ia rasa cukup indah, ia bergegas ke parkiran. Masuk ke mobil dan mengemudi dengan santai.Ia ingin segera ke rumah Rachel. Nathan bahkan telah menyiapkan gaun yang indah untuk Rachel kenakan ke restoran nanti bersamanya.Tak disangka-sangka. Setelah setengah perjalanan, ketika memasuki sebuah terowongan panjang pedal gas mobilnya lengket.Sehingga mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi meski Nathan menginjaknya dengan sangat pelan.Tak sampai di situ saja, saat Nathan menginjak pedal rem, itu tidak berfungsi sama sekali.Kejadian buruk lainnya datang, yang a
Baca selengkapnya
Rachel Akhirnya Luluh.
Kembali ke masa kini.Setelah Rachel menceritakan bagian-bagian terpenting dalam kisahnya bersama Nathan dulu (tentu saja hanya yang Rachel alami yaaa ) ia melihat Nathan hanya terdiam, tanpa sepatah kata pun. "Mungkin dia benar-benar tidak bersalah dalam hal ini." Pikir Rachel dalam hati."Jadi, seperti itu lah kita dulu. Dan tolong camkan itu ya, Du-lu!" Rachel mengeja dan menekankan kata dulu."Bagaimana mungkin kau menyalahkanku untuk semua itu? Aku bahkan tak bisa mengingat siapa namaku saat pertama kali sadar setelah dua tahun berjuang antara hidup dan mati." sanggah Nathan meyakinkan Rachel lagi."Ya, anggap lah seperti itu. Tapi selama beberapa tahun ini kita memiliki kehidupan sendiri. Kau hidup dengan sangat baik tanpa diriku, dan aku juga selalu berusaha hidup dengan baik." jawab Rachel lagi."Lalu, siapa ayah Key? kenapa kau tak menceritakan sedikit pun tentang Key?aku merasa dia amat mirip denganku, mungkin kah...?"Nathan senga
Baca selengkapnya
Key, Putri Nathan dan Rachel!
Setelah acara selesai, seorang anak datang untuk berdebat dengan Key. "Key, apakah benar dia Papi-mu?" "Ya, dia Papi-ku." "Aku tidak percaya padamu."  Katanya memprovokosi Key. "Aku tidak perduli kau percaya atau tidak." Jawab Key acuh. "Lalu kenapa kau selalu di temani baby sitermu itu?" "Papi-ku sibuk bekerja di luar negri" sahut Key acuh. "Kau berbohong. Mungkin kau hanya menyewa seorang paman kaya ini untuk berpura-pura menjadi Papi-mu. Karena kau malu setiap pengambilan raport kau hanya naik sendiri ke atas panggung itu." Ejeknya lagi. "Jaga bicaramu. Setidaknya aku lebih cerdas darimu. Sebaiknya kau minta orang tuamu untuk mengajarimu cara menghormati orang lain." Kata-kata Key sungguh di luar dugaan. "Kenapa cara Key berbicara tidak mirip dengan Rachel sama sekali ? Itu lebih bisa dikatakan mirip dengan gaya ku berbicara." Bathin Nathan. "Anak manis, siapa namamu?" "Aku? Namaku Trisa.
Baca selengkapnya
Tak kan lari jodoh dikejar!
Arnold juga sebenarnya tidak seberani itu untuk berhadapan dengan Celline, tapi karena ini sudah menyangkut Nathan ia akan selalu berusaha menentang apa pun yang dilakukan Celline.Satu hal yang tidak di ketahui Arnold selama ini, obat yang di resepkan untuk Nathan selama ini ternyata selalu diganti oleh Celline.Hal itu lah yang menyebabkan sampai saat ini Nathan masih terjebak di kondisi amnesianya itu."Baik lah, kalau begitu beri aku resep obat Nathan. Aku akan menebus dan memberikannya nanti.""Sebaiknya kita tunggu Nathan datang. Aku harus memeriksa perkembangannya dulu, baru bisa meresepkan obat.""Tapi aku yakin, kondisinya masih sama seperti biasa.""Aku akan menghubungi Nathan untuk menjadwalkan konsultasi ulangnya.""Arnold! Sepertinya sekarang kau mulai berani menentangku.""Aku sudah muak dengan sikapmu selama ini, aku tidak akan takut lagi jika aku harus berhenti bekerja sebagai Dokter. Aku merasa berdosa setiap k
Baca selengkapnya
Aku akan berusaha lebih keras.
Di sebuah rumah sederhana dikota S."Kapan aku bisa membawa Key ke rumah ini?" Rachel bicara sendiri saat membersihkan rumah yang berdebu."Huh, rasanya baru kemarin aku pulang dan membersihkan rumah ini. Tapi lihat lah sekarang, seperti rumah yang tidak pernah di bersihkan bertahun-tahun." Dia terus menggerutu sendiri."Syukur lah hari ini semuanya berjalan lancar, jadi aku bisa cepat kembali dan membersihkan rumah tua ini."Begitu lah Rachel. Ia akan berbicara sendirian sepanjang waktu sambil terus membersihkan setiap sudut rumah lamanya itu.Meski sudah pernah beberapa kali ingin dibeli orang, tapi dia enggan menjualnya.Rumah ini adalah peninggalan orang tuanya. Hanya ini harta satu-satunya yang mereka tinggalkan untuk Rachel. Dan Rachel sangat ingin memberikan rumah ini pada Key saat ia dewasa nanti.Rachel melihat jam, sudah jam lima sore. Perutnya terasa lapar, karena sibuk beres-beres ia sampai lupa makan siang.
Baca selengkapnya
Pak Tua Pemilik Resto.
Nathan mengikuti langkah Rachel dan berkata "Bahkan jika itu hanya sebuah lampion murah, kau masih menggantungnya selama ini. Apa itu tandanya dalam hatimu masih sepenuhnya ada aku?" "Itu karena benda itu masih berfungsi dengan baik, jika tidak sudah lama aku akan membuangnya ke tempat sampah." Kilah Rachel. " Ya.. Baik lah, anggap saja seperti yang kau katakan." Ucap Nathan mengalah. Melihat Nathan yang tidak melanjutkan perdebatan dengannya lagi, hati Rachel tiba-tiba saja merasa gundah. Ia berjalan ke arah dapur. Dan tentu saja Nathan mengikutinya lagi kali ini. Saat berada tepat di depan meja makan, Rachel berbalik dan mencium bibir Nathan. Membuat pria itu terkejut karena tidak ada persiapan. Lama kelamaan ciuman itu semakin panas. Bibir mereka saling melumat. Saat ini satu tangan Nathan sudah memegang lembut kepala belakang Rachel. Yang satunya lagi memeluk pinggang ramping gadis itu. Saat ciuman itu menuntut lebih, Rache
Baca selengkapnya
Tempat ini penuh dengan kenangan kita.
Setelah selesai berdiskusi dengan klien-nya, Rachel ingin segera menghubungi nomor ponsel Nathan. Tadi pagi saat mengantarkannya bertemu klien, Nathan berkata akan menunggu di sekitar tempat itu. Ia menyuruh Rachel menghubunginya saat pekerjaannya selesai. Rachel langsung mengatakan iya dan buru-buru masuk ke Restoran itu.Tapi baru saja mengambil ponsel dan akan melakukan panggilan pada nomor ponsel Nathan, dia ingat bahwa dia tidak mempunyai nomor ponsel Nathan saat ini."Duuh, bisa-bisanya aku lupa meminta kartu namanya." Kesal Rachel lalu memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas.Rachel memutuskan untuk berjalan-jalan sendiri. Menelusuri tepi pantai yang sudah pernah ia lewati. Sambil memperhatikan sekelilingnya. Barangkali saja ia melihat Nathan.Setelah lumayan jauh berjalan, Nathan tidak juga terlihat. Rachel memutuskan untuk beristirahat di bawah kursi payung yang banyak berdiri di sepanjang pinggir pantai."Kak, ini jeruk hangatnya." Seru
Baca selengkapnya
Roy tertarik pada Bella?
Sementara itu di kantor Nathan. Roy sedang sibuk mengurus semua kerjaan Nathan yang ia tinggalkan sejak kemarin. Roy sebenarnya adalah seorang yang humoris. Tapi sejak bekerja pada Nathan, membuatnya menjadi sangat pendiam. Sepertinya sifat dan sikap Nathan dapat menular. "Kenapa jadi aku yang harus mengerjakan semua pekerjaan ini? Harusnya Tuan Muda membawaku juga kesana. Siapa tau aku bertemu wanita cantik dan dia mau menjadi kekasihku. Ya setidaknya kami bertukar nomor saja dulu. Saat nanti aku sudah memutuskan untuk berhenti bekerja di sini, aku akan langsung melamarnya. Hahaha..."  Roy berbicara sendiri sambil tetap mengerjakan pekerjaan Nathan. "Selama aku masih bekerja di sini, sepertinya seumur hidup aku tidak akan pernah menikah. Apalagi jika nanti Tuan Muda menikah, dia pasti akan lebih banyak libur untuk bulan madu dan bersama isterinya. Sementara aku? Harus menyelesaikan semua pekerjaannya. Tapi untuk saat ini tidak masalah. Tuan memberiku gaji dan b
Baca selengkapnya
Hanya saat kita berdua.
Seminggu sudah sejak kepulangan Nathan dan Rachel dari kota S. Terlihat hubungan mereka semakin baik dan akrab. Dan sepertinya hal itu juga berimbas juga pada hubungan Roy dan Bella. Pagi itu Rachel sedang berkebun di halaman rumahnya yang tidak terlalu luas. Kebetulan ini adalah hari minggu, tentu saja ia libur bekerja. "Momy, apakah hari ini kita tidak akan pergi main? Rasanya Key sangat bosan selalu bermain di rumah." Ungkap Key dengan gaya yang menggemaskan. "Sayang, kita perginya minggu depan saja ya? Momy belum selesai memperbaiki mini garden ini. Coba Key lihat, banyak sekali bunga Momy yang layu dan mati karena kurang perawatan." Jawab Key sambil menjelaskan keadaannya pada Key. "Tapi kan itu bisa minta tolong Kak Jihan." Katanya lagi. " Key, belajar lah untuk menghargai sesuatu yang kau punya. Saat kau memutuskan untuk memilikinya, maka kau harus sepenuh hati merawatnya." Jawab Rachel dengan  lembut sambil terus membersihkan bebe
Baca selengkapnya
Alergi makan seafood.
Di sudut mall tempat Nathan, Rachel dan Key sedang menikmati kebersamaan itu, ada sepasang mata yang menatap mereka dengan tajam. Penuh kebencian. Di seberang sana, Celline sedang memperhatikan Nathan, Rachel, dan juga Key. "Nathan, mudah sekali kau memberi senyum dan tawamu pada gadis sialan itu. Sementara kau selalu bersikap dingin dan acuh padaku. Padahal aku yang selalu ada bersamamu selama ini. Aku adalah tunanganmu. Tapi kau dengan mudahnya mempermainkan perasaanku. Tidak akan aku biarkan kau bahagia dengannya. Jika aku menderita, maka dia harus lebih menderita. Apa yang harusnya menjadi milikku, tidak akan bisa di dapatakan orang lain. Meski akhirnya aku pun tidak akan memilikinya. Setidaknya aku tidak kalah dari gadis miskin sepertimu, Rachel." Ucap Celline sendiri karena terlalu kesal. "Kita lihat saja nanti, aku akan menyiapkan perangkap untukmu sayang. Kau akan datang padaku setelah memakan umpan kecil. Kau lihat bagaimana aku akan mendapatkanmu kembali."
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status