All Chapters of LUCID DREAM: Chapter 31 - Chapter 40
47 Chapters
31. Cinta Datang Karena Terbiasa
"Aku... tidak mengerti."Althea menyeruput tehnya, "bagian mananya?""Jika teori yang kau bilang itu benar, itu semua tidak ada hubungannya dengan Pangeran William dan alasan dia menguntitmu lebih awal."Althea mengangkat salah satu alisnya. "Yah, Pangeran William memang tidak ada hubungannya dengan cerita Hwamelton. Cerita ini," ucap Althea sembari mengetuk buku di hadapan Helio."...Tentu ada hubungannya dengan Penyihir Agung," lanjutnya."Hmm lalu?""Seperti yang kubilang sebelumnya, aku pernah bertemu penyihir agung saat berada di perpustakaan istana. Ia mengatakan jika separuh jiwanya akan bereinkarnasi."Helio terdiam sejenak, lalu memandang Altgea dengan pandangan tidak percaya. "Jangan bilang kau berpendapat bahwa reinkarnasi dari penyihir agung adalah Pangeran William?" Althea menganggukkan kepalanya. "Yah, kau benar. Jika Pangeran William ingat di kehidupan sebelumnya dia adalah penyihir agung, semua yang terjadi akan masuk akal!"Helio tercenung, "wah... aku merinding."Alt
Read more
32. Ungkapan Tersembunyi
Sraaak...Althea membuka tirai jendela kereta kuda, matanya melebar ketika melihat pemandangan yang baru pertama kali dilihatnya. Sesuai janji Helio, Lelaki itu mengajak Althea untuk mengunjungi suatu tempat yang menurutnya cukup bagus saat didatangi pada saat musim gugur. Althea kira Helio akan membutuhkan beberapa hari untuk membuat janji temu dengannya lagi, tapi ia tidak menyangka jika Helio membuat janji keesokan harinya. Yah, tidak ada yang salah dengan hal itu, hanya saja Althea tidak menduganya. Dan untuk saat ini juga Althea tidak menduga jika tempat yang akan mereka datangi memang secantik ini. Untuk sesaat Althea berpikir bahwa ke mana saja ia selama ini? Dia bahkan baru tau tempat seindah ini ada di dalam Kerajaan Hymnea.Mereka turun dari kereta kuda yang membawa mereka sampai ke sini. Althea masih memandang kagum pada pemandangan yang ada di hadapannya. Padahal Althea sering melihat musim gugur, tapi entah kenapa tempat ini jadi jauh lebih indah ketimbang tempat-tempat
Read more
33. Hilangnya Pangeran William
Keduanya sama-sama terdiam setelah perkataan Mikhail terlontar beberapa menit yang lalu. Dalam sekejap, suasana canggung kembali tercipta. Helio tidak tahu ia harus merespon apa. Sungguh, bukannya ia bermaksud untuk merebut orang yang disukai Mikhail, tapi jika Helio terus menerus menekan perasaannya, ia malah akan lebih menyukai Althea dan merasa bersalah pada Mikhail. Bahkan sekarang, setelah Mikhail mengatakan hal itu saja sudah membuat rasa bersalah Helio semakin besar pada kakaknya. Huft, ternyata menjadi dewasa memang sulit. Helio jadi ingin kembali menjadi muda dan tidak perlu memikirkan hal rumit seperti ini.Mikhail yang membuat Helio malah terdiam dengan wajah kian tertunduk mulai merangkul bahu Helio, lalu menepuk-nepuk pelan bahunya. "Hei, kenapa kau begitu? Sudahlah, jangan merasa terbebani. Aku malah senang jika kau menemukan orang yang pas. Dan..."Tangan Mikhail meraih rambut adiknya untuk diacak-acaknya. "...aku lebih senang, jika orang itu teman kecilku. Setidaknya,
Read more
34. Misteri
Althea terdiam mendengar jawaban Helio. "Itu berarti, akan sulit untuk menemui dan menginterogasinya lebih lanjut," gumam Althea.Helio mengangguk, "selama Pangeran William menghilang, tidak ada orang yang bisa menemukan keberadaannya. Bahkan Raja sampai membiarkan hal ini terjadi."Althea menghela napas, lalu kembali menyesap teh chamomile. "Yah, mau bagaimana lagi. Kita hanya bisa menunggu saat dia sudah selesai bersembunyi.""Ya, mau tak mau harus menunggu. Lagipula, lingkaran dan kemampuan sihirku masih terbatas jika mencari orang," timpal Helio.Mereka pun kembali melnjutkan obrolan ringan hingga tak sadar hari kian sore. Helio yang pertama kali menyadarinya, "hari sudah sore, tidak terasa waktu berlaku begitu cepat."Althea menganggukkan kepalanya. "Kau benar, langit sudah jingga," ucapnya sambil memandangi langit.Tangan Althea bergerak ke atas membentuk sudut, menampilkan langit beserta awan yang ada di dalam sudut tangannya. "Andai saja ada benda yang bisa mengabadikan langit
Read more
35. Penyusup
Helio berangkat menuju Istana Putra Mahkota dengan Sir Lucas. Walaupun hari sudah malam, tapi karena kejadian yang baru-baru ini terjadi, seluruh Istana Putra Mahkota ramai, lampu masih hidup, dan para kesatria berjaga di mana-mana. Helio juga melihat kereta kuda Ibunya yang berada beberapa meter di hadapannya. Kemungkinan Raja juga datang karena biasanya ia tidak membiarkan Ratu bepergian sendiri malam-malam.Setelah Helio turun dari kereta kuda, ia langsung berjalan cepat menuju Istana Putra Mhkota. Seluruh orang yang berada di sana langsung bersikap hormat. "Di mana Kakak?""Yang Mulia Putra Mahkota berada di dalam kamarnya, mari saya antar Pangeran." Kepala pelayan pun mengantarkan Helio memasuki kamar Putra Mahkota.Helio memasuki kamar Mikhail, dan melihat orang tuanya yang sudah berada di kamar tersebut. Mikhail yang melihat Helio datang lagi-lagi kembali menghela napas. "Kau juga datang?"Ratu memukul punggung Mikhail. "Tidak boleh begitu pada adikmu. Dia ke sini karena khawa
Read more
36. Istana Selir Livia
Tok Tok Tok..."Masuk," seru Mikhail.Beberapa saat kemudian, kepala pelayan Istana Putra Mahkota memasuki ruang kerja, lalu memberi hormat. "Yang Mulia, saya sudah menyelidiki yang Anda katakan semalam. Terkait kejadian semalam, Putri Edelyn maupun Selir Livia tidak keluar dari Istana mereka, bahkan beberapa hari mereka menetap di sana. Menurut pernyataan saksi para pelayan, tidak ada tamu yang datang ke istana itu, dan sudah beberapa hari terakhir Selir Livia tidak sadarkan diri."Mikhail berhenti menulis dokumennya, ia mengerutkan dahinya lalu mengangkat kepala menghadap kepala pelayan. "Selir Livia tidak sadarkan diri?""Ya, Yang Mulia. Saat ini pun Putri Edelyn sudah tidak berada di istananya dan menginap di Istana Selir.""Hmm..." Mikhail tampak mengetuk-ngetuk jari pada kursi. Ia merasa ada tang ganjal di Laporan kepala pelayan, tapi siapa pun yang tahu jika laporan itu sudah benar-benar sempurna. "Aku akan menemui Selir Livia. Sampaikan pada pelayan untuk segera menyiapkan
Read more
37. Kunjungan
"Berhenti."Tangan Mikhail memegang tangan Marquess Hildert yang hendak memukul Edelyn. Edelyn yang awalnya memejamkan mata, kini membuka matanya dan terkejut ketika mendapati Mikhail berada di sisi kanannya. "Jadi ini, alasan kenapa tidak ada siapa pun yang boleh memasuki ruangan ini?" "...""Kau sudah keterlaluan, Marquess. Apa kau tidak tau ada hukum yang melarang memukul perempuan di Kerajaan ini? Terlebih lagi, perempuan yang akan kau pukul adalah Putri Pertama Kerajaan Hymnea." tanya Mikhail dengan tatapan datar dan intonasi yang tenang. Tidak ada yang tahu jika saat ini dirinya benar-benar marah. Jika pun ada, mungkin orang itu adalah teman kecilnya, siapa lagi jika bukan Althea, Putri tunggal dari Duke Foster.Marquess yang mendengar itu, langsung menurunkan tangannya. Mikhail melepaskan tangannya yang memegang tangan Marquess, dan kembali bersedekap, seakan meminta penjelasan pada lelaki itu atas kejadian yang baru saja dilihatnya."Mohon maaf atas ketidaknyamanan Yang Mulia
Read more
38. Kembali Mimpi
Edelyn meletakkan cangkir tehnya. Sudah beberapa jam yang lalu sejak kepulangan Putra Mahkota Mikhail. Gadis itu bahkan tidak menyangka bahwa Mikhail akan mengundangnya untuk minum teh. 'Kenapa tiba-tiba?' batinnya bingung. Edelyn menatap ranjang ibunya yang sedang tidur pulas.'Apa karena kondisi ibu? Jika memang iya, apa aku harus jujur? Aku dan ibu juga lelah selama ini dicurigai terus menerus.'Edelyn kemudian menggelengkan kepalanya. 'Tidak. Jangan sekarang. Setidaknya hanya aku yang boleh mengetahui rahasia ini untuk saat ini di istana kekaisaran. Bahkan Mikhail pun masih belum boleh tahu tentang ini.' batinnya lagi.Edelyn kembali menyeruput tehnya. Berbeda dengan sebelumnya saat ia menyeruput teh dengan pikiran yang kemana-mana, kini dahi gadis itu mengerut. Ia baru sadar ada yang berbeda dengan rasa teh ini. "Apa rasanya memang sepahit ini?" tanyanya pada pelayan yang berjaga di dekatnya.Pelayan itu menganggukkan kepalanya. "Iya, Putri. Teh ini diberikan dari Kerajaan Karsar
Read more
39. Mawar
Althea memandangi busa-busa yang ada di sekitarnya. Saat ini gadis itu sedang berendam sendirian, tanpa ditemani oleh satu pun pelayan. Gadis itu yang memintanya sendiri. Ia butuh waktu untuk berpikir, begitu alasannya saat ditanya.Dan sekarang di sinilah ia berada. Di dalam sebuah bak mandi yang terbuat dari marmer putih nan indah dipandang. Althea menyandarkan tubuhnya. Ia menghela napas. Mimpi semalam masih terbayang dengan sangat jelas. Lewat mimpi itu, Althea jadi sadar jika ia bisa memimpikan orang lain, bukan hanya Helio saja. Sudah begitu, orang yang dimimpikannya adalah orang yang tidak pernah ia duga sama sekali. Bagian kecil di dalam hati Althea merasa sedikit kecewa karena gadis itu tidak memimpikan Helio. 'Yaampun, kau masih saja berpikiran ke sana. Kenapa setiap kali aku memfokuskan untuk memikirkan mimpi semalam, selalu saja berakhir dengan mengingatnya. Sadarlah Althea! Kau tidak tahu di sana apakah dia juga memikirkanmu atau tidak!' batinnya berteriak keras, berusah
Read more
40. Dugaan
Edelyn mengangkat salah satu alisnya. 'Putri pertama?' batinnya bingung. 'Kalau putri pertama, apakah putri yang itu?' lanjutnya. Ia kembali mengingat isi surat yang pernah dikirimkan salah satu temannya yang berada di Kerajaan Karsari.Edelyn tersadar karena jentikan jari dari Helio. Lelaki itu menatap heran Edelyn. "Apakah Anda sakit, Putri? Dari tadi Anda seperti hilang fokus."Edelyn langsung berdeham setelah mengerjapkan mata selama beberapa saat, "ah, aku tidak apa-apa. Hanya sedang memikirkn hal lain saja, Pangeran. Mohon maaf karena saya tidak menyimak pembicaraan Anda."Helio mengangkat bahu, "yah, tidak apa-apa. Hal yang aku bicarakan juga tidak penting. Intinya akan ada tamu terhormat dari Kerajaan Karsari seminggu lagi."Edelyn menganggukkan kepalanya. Yah, untuk saat ini ia harus diam dulu, siapa tahu ia salah orang, atau keliru dalam membaca informasi yang ada.Yah, Edelyn bahkan bersyukur akhir-akhir ini tidak ada gosip menyimpang mengenai dirinya maupun Ibunya.***So
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status