Lahat ng Kabanata ng LUCID DREAM: Kabanata 11 - Kabanata 20
47 Kabanata
11. Kunjungan Istana Putra Mahkota
Mikhail berjalan dengan cepat menuju istana selir pertama, Livia. Setelah banyak mengumpulkan bukti, kini ia dapat menekan selir itu agar tidak mengganggu Althea lagi. Sudah cukup ulahnya untuk melukai keluarganya, jangan ada orang lain lagi yang akan terluka karenanya.Pintu istana dibuka oleh para pelayan yang ada di sana ketika Mikhail baru saja sampai ke istana selir. seakan-akan kedatangannya telah ditunggu oleh Livia, Perempuan paruh baya itu duduk dengan tenang di ruangannya."Ada apa seorang Putra Mahkota jauh-jauh datang dari sini?" ucapnya tenang sembari meletakkan teh yang baru saja diminumnya. Livia mengisyaratkan Mikhail untuk duduk di hadapannya. Setelah Mikhail duduk, pelayan Livia menuangkan teh pada cangkir Mikhail."Jangan khawatir, Yang Mulia. Teh saya dan Anda sama, jadi sangat aman untuk meminumnya." Livia memandang tehnya sekilas, lalu tersenyum tipis, "lagi pula, saya masih menyayangi nyawa untuk tidak melukai Putra Mahkota."Mikhail terkekeh sinis, ia memandang
Magbasa pa
12. Alasan dan Rencana
Althea terdiam di tempatnya. Ia sudah memikirkan kemungkinan hal ini, tapi nama itu berada di urutan terakhir dalam prasangkanya. Sebab, setahu Althea selir Livia dan kedua orang tuanya merupakan sahabat dekat sejak dulu. Agaknya mustahil jika ini semua adalah ulah wanita paruh baya itu. Namun, Althea juga bisa memahami alasannya karena gadis itu dekat dengan Mikhail, orang yang paling Livia benci di kerajaan ini."Aku sudah menduganya, Mik. Sekarang kepalaku rasanya mau pecah untuk memikirkannya," lelah Althea. Sungguh, dari kejadian mimpi yang dialaminya tiba-tiba dan Helio ada di sana, hal-hal yang berhubungan sihir dan mengapa ia bisa mendapatkan mimpi itu, dan kini orang yang tidak dia duga merupakan dalang dari penyerangannya tempo hari lalu membuat kepala Althea serasa seperti ingin meledak dibuatnya. Ia hanya ingin... sedikit istirahat tanpa memikirkan semua masalah itu, dan menarik satu persatu benang merah yang kusut dalam pikirannya.Mikhail menatap Althea yang memijit pelan
Magbasa pa
13. Piknik
Althea berjalan dengan riang ketika mereka telah sampai di lokasi piknik. Yah, pembicaraan tentang piknik ternyata memang sungguh-sungguh dilaksanakan. Tak hanya Althea dan Mikhail saja yang hadir, Helio dan William turut berpartisipasi untuk ikut. Sementara saudari William, tidak ikut karena lebih memilih untuk menghadiri pameran lukisan dari seniman favoritnya."Bagaimana cuaca hari ini? Bagus, kan?" Tanya Althea pada mereka bertiga yang dijawab anggukan dan beberapa respon yang berbeda."Tempat yang indah, Lady," ujar William sambil tersenyum sambil merentangkan karpet yang mereka bawa dari istana. Ya, mereka tidak membawa pelayan, hari ini mereka akan benar-benar menghabiskan waktu bersama. "Tempatnya bagus, ada banyak aroma di sini," ucap Helio sembari mengendus-endus angin sepoi-sepoi. Saat pertama kali sampai ia menghirup aroma mawar, lalu mereka jalan lebih jauh lagi ia kembali mencium aroma lavender. Helio berpikir akan sangat bagus jika dia bereksperimen sihir di tempat ini.
Magbasa pa
14. Pertanyaan
Althea sadar jika ia terus berada dalam posisi seperti ini membuat banyak orang yang melihat mereka akan salah paham. Maka dari itu, setelah ia sempat termenung sejenak, Althea ingin bangkit dan duduk seperti posisi semula, tapi Mikhail malah menahan pinggangnya untuk tetap tidak bergerak dari tempatnya. Althea mengerutkan dahinya, lalu menatap Mikhail yang telah menatapnya dengan intens. "Mikhail, orang-orang bisa salah paham," lirih Althea.Namun, perkataan Althea tidak mendapatkan jawaban apapun dari Mikhail. Lelaki itu masih mengamati Althea dengan pandangan yang dalam, tanpa berkedip sedetik pun. "Biarin aja. Biarkan mereka berasumsi sendiri, kenapa kamu malah repot mikirin mereka, Hera?" balas Mikhail membuat Althea menghela napas."Kau seorang putra mahkota, Mikhail. Apa jadinya jika ada rumor yang tersebar tentang putra mahkota yang sedang bermesraan dengan seorang wanita? Katanya kau tidak mau menikah?" Tanpa diduga, Mikhail malah terkekeh, "sekarang kau benar-benar sudah de
Magbasa pa
15. Penyihir Agung
Althea bimbang. Apakah ia harus menceritakan yang sejujurnya pada Mikhail? Tapi jika ia menceritakannya, apakah Mikhail akan percaya padanya? Berbagai macam pikiran-pikiran dan pertanyaan yang berkecamuk di dalam kepalanya kian membuat gadis itu dalam situasi yang penuh bimbang. "Hera?" Panggilan Mikhail kembali menyadarkan lamunannya. Gadis itu mengerjapkan matanya beberapa kali, lalu menatap Mikhail yang kini juga sedang menatapnya.Lelaki itu tersenyum, "kalau kau tidak mau ya tidak apa-apa, jangan dipaksakan, Hera. Mungkin belum saatnya kau harus memberitahuku hal itu," ucap Mikhail, tapi masih membuat Althea tidak tenang, malah ia makin bersalah pada lelaki itu. Seumur hidupnya, ia tidak pernah menyembunyikan apapun dari lelaki itu, maka untuk memiliki sebuah rahasia seperti ini membuat Althea berulang kali ingin cerita pada putra mahkota tersebut.Althea menghela napasnya. "Sebenarnya... hal ini agak di luar nalar, aku akan menceritakannya, tapi terserah padamu mau percaya atau
Magbasa pa
16. Nasihat Ibu
Kereta kuda milik keluarga Foster tiba di depan kastil utamanya sesudah matahari terbenam. Althea turun ketika pintu kereta kuda telah terbuka. Gadis itu menghela napas sebelum kembali melanjutkan perjalanan memasuki rumahnya. Entah kenapa hari ini ada banyak kejadian yang dilaluinya, mulai dari perasaan Mikhail padanya, informasi tentang reinkarnasi penyihir agung, bahkan Helio yang menyadari perasaan kakaknya membuat Althea kian bimbang dan enggan untuk memikirkan segala kemungkinan tersebut."Aku ingin segera beristirahat malam ini," gumam Althea yang sudah meniatkan nanti saat setibanya di kamar ia akan langsung tidur setelah lebih dulu membersihkan diri.Saat perjalanannya menuju kamar, Althea melihat ibunya yang barusan keluar dari rumah kaca keluarga Foster. Rumah kaca merupakan salah satu ciri khas ruangan yang ada di keluarga Foster. Karena keluarga ini terkenal akan berbagai macam bunga dan tanaman yang dikembangkan membuat rumah kaca keluarga Foster terlihat paling indah di
Magbasa pa
17. Bertemu Selir Livia
Althea menghela napas pelan. Entah kenapa sejak duduk di bangku taman istana selir pertama membuatnya semakin gugup. Dia belum pernah bertemu secara pribadi dengan selir Livia seperti ini. Biasanya ia bertemu dengan selir itu saat sedang bersama orang tuanya, entah itu di pesta dansa ataupun acara-acara resmi lainnya."Selir pertama datang," ucap seorang dayang membuat Althea berdiri dari tempatnya. Ia langsung membungkuk hormat saat selir Livia datang ke taman." Salam kepada Yang Mulia Selir Pertama kerajaan Hymne."Livia melihat Althea sejenak, "duduklah."Althea mengikuti instruksi Selir Livia dan duduk di kursinya kembali. Para pelayan berdatangan membawa teh magnolia kesukaan Althea. "Minumlah, aku dengar dari ibumu bahwa kau menyukai teh magnolia," ucap Livia sembari meminum teh chamomile favoritnya."Ah, iya Yang Mulia." Althea tidak menyangka bahwa Selir Pertama mengetahui teh favoritnya.Saat mereka telah menikmati minum teh, selang beberapa menit terjadi keheningan diantar
Magbasa pa
18. Ajakan Pangeran
Althea masih bergeming sesaat setelah kereta kuda milik keluarga Foster telah pergi meninggalkan istana. Dari tadi pikirannya berkecamuk ke satu arah, yaitu tentang selir Livia yang mengetahui bahwa ia sedang mencari tahu tentang sihir. Apa Althea terlihat sejelas itu? Baik Mikhail yang menyadari maupun Selir Livia membuatnya semakin was-was. Jika banyak orang yang mengetahuinya, maka hanya tinggal meninggu waktu saja sampai baginda Raja mengetahuinya dan ia akan dihukum karena mencari tahu sesuatu yang telah terlarang di Kerajaan Hymne.Althea menghembuskan napas dalam keheningan. Ia sengaja tidak membawa pelayan atau ibu pengasuh karena orang tuanya memercayai Selir Livia. Tidak ia sangka situasi itu bisa menguntungkan di saat seperti ini. Sekarang Althea hanya ingin menyendiri tanpa ingin menjawab pertanyaan orang-orang mengenai perubahan yang ada di raut wajahnya ataupun hal yang sedang dipikirkannya.Althea melirik sebuah kotak yang sebelumnya sudah diberi oleh Selir Livia. Alasa
Magbasa pa
19. Festival Musim Semi
Ajakan dari pangeran Helio membuat Althea tergiur untuk sesaat. Ia langsung teringat jika di kediaman Duke Foster memiliki jam malam. Dan jika ingin keluar dari kediamannya setelah matahari terbenam, ia harus meminta izin kepada ibu atau ayahnya terlebih dahulu. Yah, walaupun Althea sudah dewasa, tapi ia masih diperlakukan selayaknya anak kecil oleh orang tuanya. Perkataan orang-orang memang benar, bahwa orang tua kan selamanya menganggap anaknya sebagai anak kecil walaupun sang anak tersebut sudah tumbuh dewasa seperti sekarang.Althea meletakkan cangkir tehnya di atas meja. Beberapa menit lalu pelayannya datang untuk membawakan teh beserta camilan ringan. "Aku juga sangat ingin hadir di sana, Pangeran. Tapi kediaman ini memiliki aturan bahwa aku harus izin terlebih dahulu oleh ayah atau ibuku. Dan sekarang mereka berdua belum pulang malam ini."Helio menganggukkan kepalanya, lalu mengeluarkan sebuah benda yang ada dibalik jubahnya. Althea mengerutkan dahinya ketika benda asing itu k
Magbasa pa
20. Pikiran
Helio merebahkan tubuhnya sesaat setelah ia sampai di istana. Tidak perlu lewat pintu untuk sampai ke kamarnya, lelaki itu dapat menggunakan sihir semaunya untuk bisa langsung mencapai kamarnya yang sekarang berada di lantai atas.Helio menutup matanya. Tadi saat dirinya bersama Althea, Helio mendapatkan informasi bahwa Althea telah mendapatkan kunci perpustakaan istana yang hanya dimiliki oleh keluarga raja. Saat ini ia belum memiliki kunci itu, begitu pun Mikhail dan anak-anak raja lainnya. Walaupun dibilang itu milik keluarga kaisar, tetapi hanya raja, ratu, beserta para selir saja yang memiliki kunci tersebut dikarenakan beberapa alasan. Pertama, perpustakaan istana merupakan sumber dari segala informasi yang melebihi guild informasi. Para pelayan yang membersihkan perpustakaan akan dijaga ketat oleh beberapa kesatria demi menghindari kebocoran informasi rahasia di dalamnya. Kedua, ada banyak barang antik dan kuno dari masa raja pertama, sehingga harus dijaga dengan sangat baik da
Magbasa pa
PREV
12345
DMCA.com Protection Status