All Chapters of MY CEO [Hate And Love]: Chapter 31 - Chapter 40
65 Chapters
PISAU BUAH
Mayleen menarik napas dalam-dalam lalu mulai bercertia dengan alaminya, semua rasa dihatinya dia keluarkan. Mulai dari awal mengapa dia bisa terpisah dengan kakaknya. Matanya sedikit memerah ketika menyelesaikan ceritanya. "Karena itu kau mau menolongku. karena kau tahu bagaimana rasanya kesepian?" tanya Si Penguasa Tua, Mayleen mengangguk seraya mengusap air matanya yang hampir saja terjatuh. Dia pun berdiri lalu berkata lagi, "Kakek, aku disini hanya beberapa hari saja. Jika Kakek sudah mengingat tempat tinggal kakek maka aku akan mengantar kakek pulang. Jika belum, dengan sangat terpaksa aku akan pergi melapor ke polisi dan menitipkan Kakek di sana, demi keamanan kakek!" Si penguasa Tua hanya diam saja, sembari memakan makan malamnya. Mayleen pun pergi meninggalkan kamar kakek asing itu. Merasa hari ini benar-benar lelah dan pusing bukan kepalang. Dia pun membuka laci dan mengambil toples kecil yang berisi garam. Garam Epsom, atau magnesium sulfat, telah lama digunakan untuk
Read more
BEKAS MILIK-KU
"Mati jadi hantu pun, kau tetap milikku!" imbuh William lagi. Gerakan tangan Mayleen terhenti lalu dia berkata, "Itu artinya kau sangat mencintaiku ya!" William terdiam sesaat, lalu berkata, "Jangan bodoh! Kau hanyalah boneka-ku, yang jika saatnya aku buang, meski pria lain ada yang menginginkanmu. Maka mereka juga tidak akan berani mendekat dan menyentuhmu. Karena kau adalah 'bekas' milik-ku!" Barang kepunyaannya meski sudah tidak dia pakai lagi, mana boleh dimiliki oleh orang lain. William lebiih memilih menghancurkannya. Mayleen melepaskan handuk basahnya, lalu mulai membesihkan luka di tangan suaminya itu. Pada saat ini asisten William datang membawa dokter bersamanya. Melihat itu, Maka Mayleen pun langsung berdiri dan mempersilakan dokter untuk mengobati tangan William. Mayleen mundur perlahan, wajahnya masih terlihat pucat pasi ketika tadi melihat darah mengalir jatuh dengan jarak yang sangat dekat dengan wajahnya. Napas Mayleen pun masih sedikit tersengal. Ingin menjel
Read more
DENDAM DAN BENCI
Mayleen pun mendekat, "Bantu aku ke dalam!" imbuhnya sambil menunjuk ke arah kamar mandi. Tidak ingin membuat suaminya marah, Mayleen pun menyibak selimut seraya memapah William masuk ke kamar mandi. Mayleen bertanya kepada suaminya itu, "Apa ingin mandi?" "Menurutmu?" tanya William. Mayleen pun segera membukakan kancing kemeja suaminya itu, Tangannya sedikit gemetar, selama mereka menikah, berdekatan seperti ini, dalam damai hening adalah sesuatu yang langka. Pada dasarnya mereka menikah karena dendam dan benci. Mayleen pun menanggalkan kemeja itu pelan-pelan, berhati-hati agar tidak mengenai luka di telapak tangan suaminya itu. "Apa masih sakit?" tanya istrinya itu sambil meniup-niup luka di tangan William. Puncak kepala Mayleen berada tepat di bawah hidung William. Wajahnya memerah ketika mencium wangi dari rambut istrinya itu. "Apa mau mandi air hangat?" tanya Mayleen. "Eum!" jawab William sambil sedikit menahan napas. "Aku siapkan air panasnya!" imbuh Mayleen lagi de
Read more
PERI BUMI
"Tentu saja untukmu!" jawab Xue'er. Melihat bagaimana temannya ini hidup tertindas, maka Xue'er berpikir jika temannya ini pasti sudah lama tidak berdandan dengan cantik. Mayleen pun tertawa dan berkata, "Kau yang jadi model, kenapa aku harus juga ikut berdandan?" "Jika aku terlihat cantik, maka kau juga harus terlihat cantik!" imbuh Xue'er lagi. Mayleen pun tidak bisa berkata apa-apa lagi. Mereka pun tiba di butik designer kenalan Xue'er. "Mana orangnya?" tanya Hobbit. "Aku ingin kau merubahnya menjadi peri bumi untuk malam ini!" pinta Xue'er sambil mendorong Mayleen. Hobbit berjalan mengitari Mayleen, "Eum... sepertinya tidak sulit! Ayo cantik silakan ikuti aku!" Xue'er mengangguk, pada akhirnya Mayleen pun mengikuti langkah Hobbit yang berkata kepada mereka. "Aku memiliki baju yang kebetulan cocok untukmu!" Sambil menunggu Mayleen Fitting, Kak Yuze menyodorkan kontrak yang telah William tanda tangani. "Nah, tinggal kau yang bubuhkan tanda tangan!" Ketika mellihat, ta
Read more
PRIA MESUM
"JiKa kau mau membantu, aku akan memberikanmu hadiah!" imbuh Mayleen yang sudah kehabisan cara untuk membujuk suaminya itu. "Hadiah?" gumam pelan William tanpa menggerakan bibirnya. "Bukankah kau menyukai tubuhku!" Imbuh Mayleen sambil bernjijit, berbisik ke telinga William. TIba-tiba saja wajah orang nomor satu di Grup Gu itu,terlihat memerah. Maykeen teringat waktu itu William sedang dalam keadaan mabuk, menggauli Mayleen, spontan berkata, "Tubuhmu, canduku!" kali ini Mayleen pun mengulang perkataan suaminya waktu itu, demi membujuk William agar mau menolongnya. "Bagaimana?" tanya Mayleen lagi dengan nada sedikit menggoda. Merasa ditantang, maka William balik berbisik ke daun telinga Mayleen. "Pakai gaun tidur terindahmu, aku akan pastikan kau tidak akan bisa tidur." "Bantu aku menemukan Xue'er!" jawab Mayleen. "Sepakat!" Imbuh William sambil mengencangkann rangkulan tangannya di pinggang istrinya itu. Mereka berdua pun berjalan kembali, menuntaskan peragaan busana yang
Read more
MENUNGGU DI KAMAR
Wajah jong-il pun langsung lebam merah dan menjadi sedikit berubah bentuknya. Kedua pengawal diluar berhasil menumbangkan dua penjaga jong-il. Berhasil membuat si psikopat tidak sadarkan diri, barulah asisten He berhenti menghajar pria itu. Asisten He segera melepaskan ikatan Xue'er yang terlihat sudah kehilangan kesadarannya. Ikatan berhasil terlepas, jas yang dipakai pun dilepas untuk menutupi baju Xue'er yang sudah setengah terkoyak. "Ke rumah sakit!" imbuh asisten He kepada dua pengawalnya. Pada saat ini, Mayleen tengah terpulas di sofa. Tiba-tiba saja dia terbangun karena merasa ada sesuatu yang menimpa wajahnya. "Pakai itu!" imbuh William yang baru saja melemparkan jas panjangnya. Mayleen pun sigap langsung bangun dan memakai jas panjang itu, menutupi tubuhnya yang masih memakai gaun peri bumi. Melihat sepertinya pasangan sepatunya tidak bisa dia pakai untuk ke rumah sakit, dia pun secara asal mengambil sandal hotel lalu mengejar langkah suaminya itu. "Apa dia sudah d
Read more
LINGERIE COSPLAY
Mayleen pun mengikuti langkah si kepala pelayan. Dua pelayan wanita tengah menunggu di dalam. "Nyonya silakan ikuti kami dulu!" imbuh mereka. Mayleen lagi-lagi hanya bisa patuh, Kedua pelayan itu membawanya ke kamar yang lain terlebih dulu. "Kami akan membantu nyonya untuk mandi!" imbuh salah satu pelayan wanita. "Membantuku mandi, aku bisa mandi sendiri!" imbuh Mayleen. "Nyonya, kami mohon jangan mempersulit pekerjaan kami. Ini adalah perintah dari Tuan!" imbuh si pelayan wanita itu lagi. Mayleen bergeming, pada akhirnya, patuh pada pengaturan dari suaminya itu. Sementara itu, di kamar utama. Nampak William sedang menyesap anggur putih. Dia berdiri di depan jendela kamar utama yang tinggi besar, memandang keluar tapi ingatannya jatuh pada rupa Mayleen ketika memakai gaun peri bumi. William beberapa kali menelan salivanya dan mengambil napas panjang. Di kamar yang lainnya, Mayleen baru saja selesai mandi. "Nyonya, Tuan meminta ini dipakai!" imbuh pelayan yang tadi baru sa
Read more
TERKULAI LEMAS
Gu Hansen mengambil sepatu yang sedang Mayleen jinjing. "Tidak ada yang rusak!" ujarnya sembari memperhatikan sepatu Mayleen. "Memang tidak ada yang rusak!” jawab Mayleen sembari mengambil sepatunya dari tangan Gu Hansen”Lalu, memgapa tidak kau pakai saja?” imbuh Gu Hansen lagi. “A-aku hanya sedang ingin berolahraga saja, olah raga lari!” jawab Mayleen. “Kau sudah langsing!” imbuh Gu Hansen sambil mengiringi Mayleen berjalan menuju ke lift. “Aku ingin tetap sehat!” imbuh Mayleen sambil tersenyum. Gu Hansen melihat tanda merah di tengkuk Mayleen. "Ini kenapa?" ujarnya sembari mengulurkan tangan untuk mengangkat kuncir kuda Mayleen. Merasa jika yang Gu Hansen lihat adalah hasil prakarya suaminya semalam. Mayleen pun langsung menoleh lagi. "Ah, itu pasti merah karena digigit nyamuk!" Mayleen tersenyum sembari memegangi tengkuk lehenya. Gu Hansen berkata lagi, "Aku tidak bilang itu berwarna merah!" Gu Hansen masih merasa penasaran. "Apa kalian berdua baru saja....!" ujar Gu
Read more
KERASUKAN
Mayleen tidak mengira jika suaminya itu akan memberikan gerakan yang mengejutkan. William langsung menarik pinggul ramping istrinya itu, menundukan kepalanya lalu langsung melumat bibir ranum merah wanitanya itu. Mayleen pun terbelalak, merasa yakin jika suaminya ini sudah benar-benar menjadi gila. Dia pun mendorong tubuh pria yang sedang melumat, menciumnya dalam-dalam. Merasa jika Istrinya itu sedikit kehabisan napas, William pun baru melepaskan ciumannya. Mayleen mundur beberapa langkah. "A-apa kau sudah gila, apa tidak ingat kita ini sedang di mana?" William sedikit mengusap bibirnya, lalu pergi begitu saja meninggalkan Mayleen dalam ketidakjelasan dan dengan tubuh yang meremang. "Apa dia baru saja kerasukan, mengapa hari ini dia bertingkah aneh sekali!" Bukan hanya Mayleen saja yang merasa aneh, bahkan William pun merasakan ada yang aneh dengan dirinya. Dia pun langsung pergi dari Grup Gu dan melajukan mobilnya dengan cepat menuju ke makam Lisa. Sore ini, sedikit mendun
Read more
BAMBOO
“Aku sarankan, kau jangan berurusan dengan dia, jika ingin selamat!” imbuh Tuan York. “Perjelas lagi!” imbuh William. “Yang aku tahu, orang yang ada dibelakang pria itu memiliki pengaruh yang cukup kuat!” jawab Tuan York lagi. “Hanya ini yang bisa aku katakan. Selebihnya aku tidak tahu!” imbuh Tuan York lagi. Williiam menaikan satu alisnya, lalu mengeluarkan selembar cek lagi. “Sebutkan namanya!” Tuan York perlahan mengulurkan tangannya untuk mengambil cek yang William letakan di atas meja. Saliva pun tertelan, ketika pria itu melihat angka yang lebih besar dari sebelumnya. Dengan tersenyum Pria itu pun pada akhirnya mau menyebutkan satu nama. “Bamboo!” “Aku tidak bisa memberi tahu tentang hal yang lainnya, aku benar-benar tidak bisa! Ada bisnis yang masih harus terus aku jalankan!” imbuh Tuan York lagi. Telah mendapatkan satu nama, maka William pun merasa cukup. Dia bangkit berdiri dan meninggalkan Tuan York tanpa berkata apa-apa lagi. Asisten He tengah menunggu diluar,
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status