All Chapters of Menikahi Pria Angkuh: Chapter 91 - Chapter 100
135 Chapters
Part91
"Tapi apa maksud dari ucapan pria tadi, apa maksudnya menebus kesalahan orang yang sudah menabrakku?" "Tunggu, bukankah dia...." Zira mengingat seseorang. Zira segera menoleh ke belakangnya. Pria itu telah pergi, ia mencoba mencari di sekeliling, namun pria itu sudah tak terlihat. Mata Zira tertuju pada lift yang mengarah menaiki bukit. "Apa mungkin dia sudah naik keatas? Tapi aku tidak bisa pergi dari sini, Steve akan mencariku, dan jika dia tidak menemukanku dia pasti akan marah."Zira duduk kembali di kursinya, hatinya tak tenang dan merasa penasaran tentang apa yang dikatakan pria itu."Aku harus mencarinya dan menuntut penjelasan dari setiap ucapannya."
Read more
Part93
"Apa…, di antara kalian pernah ada yang mengalami kecelakaan? seperti menabrak seseorang hingga orang tersebut mengalami gegar otak dan hilang ingatan hingga saat ini?""Kenapa kamu tanya hal seperti itu?""Aku hanya ingin tahu.""Jika ada, apa yang akan kamu lakukan?"Zira menggelengkan kepalanya. "Entahlah. Tapi mungkin aku hanya akan bertanya sesuatu tentang tanggung jawab mereka. Kejadian ini benar-benar membuat orang tersebut menderita.""Apa kamu tengah bertanya tentang siapa yang menabrakmu dua tahun yang lalu?"Zira menatap Steve karena kaget denga
Read more
Part 93
"Darimana dia bisa mendapatkan pertanyaan itu. Apa mungkin dia akan membenci Cherry jika mengetahuinya? atau justru ingin pergi dari rumah ini meninggalkanku?"Steve merasa bimbang, ia tidak tau harus jujur atau tetap merahasiakannya. Setelah membersihkan badan ia pun keluar dari kamar mandi dan mendapati Zira yang masih duduk di tepi ranjang."Apa kamu akan tetap diam di sana? Segeralah mandi, aku akan menunggumu untuk makan malam bersama Mamah dan Cherry," ucap Steve"Aku masih kenyang. Jika kamu ingin makan, pergilah dan tak perlu menungguku," ucap Zira yang masih membuang mukanya.Steve tak ingin berdebat, ia keluar dari kamar dan membiarkan Zira menenangkan hatinya.
Read more
Part94
Roselly menggapai gagang pintu dan membukanya. Betapa terkejutnya semua orang saat pintu terbuka dan mendapati Zira yang berdiri di depan pintu dengan air mata yang berlinang."Aku mendengar semuanya," ucap Zira."Zira," ucap Steve yang langsung menghampiri dan menarik tubuh Zira ke pelukannya.Cherry menghampiri ibunya, ia menggenggam tangan ibunya karena merasa gugup dan takut. Cherry sudah nyaman dengan kehadiran Zira tapi mungkin saat ini kakak iparnya akan berbalik membencinya. Roselly menatap putrinya, ia menggerakkan ujung matanya seakan menyuruh Cherry melakukan sesuatu.Cherry memberanikan diri untuk mendekat kearah Zira. "Kak Zira...," ucap Cherry sedikit terbata, "maafk
Read more
Part95
"Apa kamu akan berbicara masalah tadi lagi dengan mamah?" tanya Zira. "Tidak, tapi tentang seseorang yang membuat kita merasa tidak nyaman di kantor."Jawaban Steve pun langsung di mengerti oleh Zira. "Baiklah aku akan naik keatas dulu. Selamat malam semuanya." Zira pun berlalu menaiki tangga di susul Cherry yang juga pergi ke kamarnya."Ada masalah apa lagi di kantor Steve?" tanya Roselly memulai obrolan terlebih dahulu."Mah, apa maksud mamah menerima Bella di kantor kita? apa mamah mengenal siapa dia dengan pasti?"Roselly tersenyum. " Tidak, Mamah sama sekali tidak mengenalnya dengan pasti, mamah hanya ingin mem
Read more
Part96
"Ehmm. Ternyata seorang Cinderella bisa melamun juga." Zira menoleh ke arah suara yang tak lain adalah Bella."Kamu benar-benar tidak tau sopan santun Bella, apa tanganmu sudah patah hingga untuk mengetuk pintu pun kamu sudah tidak sanggup," ucap Zira menatap tajam Bella."Tuan Steve tidak ada di sini, lalu untuk apa aku mengetuk pintu. Lagipula aku juga masuk untuk meletakkan ini di meja bosku, aku bahkan tidak tau jika kamu tengah melamun di depan jendela seperti wanita tak berguna," ejek Bella.Zira hanya diam malas berdebat dengannya, Bella menyeringai lalu melangkahkan ke arah pintu. "Oh ya Nona Zira..., aku lupa sesuatu, amplop kecil itu untukmu, mungkin isinya sebuah keberuntungan untukmu," ucap Bella lalu pergi dan hilang di balik pintu.
Read more
Art97
"Hmmm, benar juga. Oh aku baru ingat, tadi siang aku menyuruh Bella meletakkan berkas di meja tuan Steve, aku tidak menerima ada surat dari luar, jadi aku tidak tau darimana amplop itu berasal. Apa mungkin dia…?""Panggil jalang itu cepat!" pekik Steve yang mulai geram."Baik tuan.""Will tunggu...," ucap Doni menghentikan William, "aku juga akan pergi, pekerjaanku sudah selesai di sini aku harus kembali ke rumah sakit." Doni tau saat ini Steve sedang tidak bersahabat, jadi dia memilih untuk segera pergi dari sana. "Steve jaga istrimu baik-baik dan jangan biarkan dia terlalu stress karena itu akan menggangu kesehatannya.""Diam dan segera pergilah."
Read more
Part98
Pria tersebut menyeringai dan mendekatkan wajahnya pada Bella.  "Aku sudah bosan denganmu, sekarang kamu tidak lebih dari seorang sampah," ucap pria tersebut sambil melepaskan cekikannya dengan kasar. "Uhk, uhk, uhk." Nafas Bella tersendat-sendat hingga terbatuk akibat cekikan tangan pria tersebut. Ia menatap pria itu dengan penuh keheranan dan takut."Aku tidak akan membunuhmu karena telah membantuku, tapi setiap hartaku yang sudah kamu nikmati, tentu harus kamu bayar," ucap pria tersebut menyeringai. Kemudian ia mengambil bajunya dan memakainya.Pria itu menatap Bella dan menghampirinya, lalu ia menjambak rambut Xena. "Aaaahhhh! sayang jangan sakiti aku," rintih Bella.Tanpa menghiraukan Bel
Read more
Part99
"Nona, lebih baik anda jangan bertanya atau tubuh anda bisa di jadikan pemuas kami," potong pria yang ternyata adalah orang kepercayaan pria yang telah mengurung Bella.Bella pun  bergidik ngeri mendengar ucapan pria bertubuh tinggi besar tersebut. Bella mengambil pakaiannya dan segera memakainya, sementara pria tersebut telah hilang dan menutup pintunya kembali*****Zira telah siuman, perlahan ia membuka matanya. "Mia...," ucapnya sambil menatap Steve. "Sayang, Mia diculik, tolong selamatkan dia," rintih Zira memohon dengan suara lirih."Sayang, makanlah dulu kita akan membahas masalah ini nanti.""Tapi...?"
Read more
Part100
"Apa kamu tidak percaya padaku?" Zira terdiam sejenak. Bagaimana dia bisa percaya sedangkan setiap Zira tanya tentang Mia, Steve selalu menjawabnya singkat dengan raut wajah datar seakan tak peduli. "Aku percaya, hanya saja aku sedikit mengkhawatirkan Mia." "Bukan sedikit. Tapi kamu terlalu menghawatirkan dia hingga kamu lupa jika ada aku yang akan melakukan apa saja untukmu." Steve Kembali melangkah tanpa mengatakan apapun. "Apa sebenarnya yang membuatnya marah dan mendiamkanku seacuh itu?" batin zira. **** Zira menatap Steve yang terus menyantap makanannya tanpa memperdulikannya. "Heh, apa dia akan mengacuhkan aku terus, apa sebenarnya kesalahanku?" batinnya. Steve melirik ke arah Zira yang terus memandanginya, ia menyelesaikan makan dan meminum jus alpukat yang sudah di siapkan bi Inah. Tanpa berkata apapun Steve berdiri dari duduknya dan melangkah meninggalkan ruang makan. . "Tunggu," ucap Zira menghentikan langkah Steve, "apa kamu akan tetap acuh seperti ini? kenapa kamu
Read more
PREV
1
...
89101112
...
14
DMCA.com Protection Status