All Chapters of Menikahi Pria Angkuh: Chapter 81 - Chapter 90
135 Chapters
Part81
Zira mengernyitkan dahinya. 'Yang benar saja? apa dia benar-benar akan membiarkan aku sakit gara-gara menahan rasa ingin kekamar mandi' batinnya. "Dengarkan aku tuan Steve…," "Jangan panggil aku tuan." Zira mendengus kesal. "Baiklah. Sayang aku akan dicap menantu pemalas oleh ibumu jika aku di kamar terus, bukankah seharusnya aku ada di dapur membantu ibumu memasak, itu akan membuatku terlihat sebagai istri dan menantu yang baik." "Jangan banyak bicara, mamah justru akan lebih senang jika kamu lebih meluangkan waktu untukku." Zira benar-benar menahan kesalahannya. "Setidaknya izinkan aku untuk pergi ke kamar mandi sekarang. Apa kamu akan membuat peru
Read more
Part82
Steve melangkahkan menuju pintu dan segera membuka pintu kamar dengan perasaan kesal karena rencana percintaan pertamanya dengan sang istri harus tertunda. CEKLEK "Selamat pagi kakak sayang." Ternyata Cherry yang sudah merusak momen mereka berdua, tanpa rasa berdosa pun ia tengah tersenyum lebar. "Ada apa?" tanya Steve dingin. "Huh, kak Steve kenapa tanyanya dingin gitu sih. Kemarin kan kakak sendiri yang nyuruh aku untuk ngajak ka Zira jalan-jalan hari ini. Lagian sudah siang emangnya kak Steve nggak berangkat ke kantor apa?" "Mau ke kantor atau enggak itu urusan kaka. Lagian bosnya juga kakak sendiri nggak datang ke kantor pun nggak akan ada yang memarahi
Read more
Part83
Semua mata yang berada dalam ruangan tersebut tercengang saat Cherry membuka pintu kamar, Begitu juga Cherry dan Zira terkejut melihat siapa yang ada di dalam."Jadi dia teman lama kamu? adik sepupu Han?" "Kak Steve kenapa ada di sini?" Cherry tidak menyangka jika kakaknya ternyata juga sedang menjenguk orang yang ia bilang adalah teman lamanya, yang ternyata adalah adik sepupu dari tangan kanan kakaknya.Zira masuk kedalam ruangan tersebut, sementara Cherry masih mematung di ambang pintu. Ada rasa takut karena telah berbohong pada kakaknya dan rasa malu karena saat ini Han tengah menatapnya dan ia tahu kedua orang ini pasti telah mendengar sesuatu dari Sonya, dan itu membuat Cherry menjadi salah tingkah.&nbs
Read more
Part84
Zira terdiam sejenak mendengar jawaban tersebut. "Maaf sudah mengganggu Tante, Zira pamit dulu."Setelah melihat anggukan tetangga lamanya, Zira dan Cherry pun kembali masuk kedalam mobil. "Kak Zira, apa kakak baik-baik saja?" tanya Cherry cemas melihat wajah gelisah kakak iparnya. "Aku baik-baik saja." "Hmm, jangan bohong padaku kak. Aku tahu ada sesuatu yang tidak beres. Kak, apa perlu kita bicarakan pada kak Steve, dia pasti bisa mencarikan alamat baru teman kakak itu."Zira menggelengkan kepalanya. "Jangan. Kita tidak tidak perlu memberitahu kakakmu Cherry. Aku tidak mau menambah pikirannya."
Read more
Part85
"Nona, apapun yang terjadi berusahalah untuk tidak turun dari mobil," ucap Anton mengingatkan, "saya akan turun dari mobil, segeralah kunci mobil kembali."Anton pun turun dari mobil, dengan sigap Cherry langsung mengunci mobil.Dari dalam mobil mereka menahan takut karena menyaksikan perkelahian. Pemandangan yang mengerikan dimana Anton tengah di keroyok.DOOOORRRRSuara tembakan pun terdengar, tubuh Anton yang berlumuran darah di lempar ke depan mobil dan darah pun berceceran di kaca mobil. Pemandangan yang mengerikan semakin membuat dua wanita di dalamnya semakin ketakutan. Seorang pria menghampiri mobil mereka dan berusaha membuka pintu mobil yang terkunci. "Kak, apa y
Read more
Part 86
Steve menatap wajah yang masih terlihat shock karena kejadian sore ini. "Aku tidak akan melarangmu bertanya, jadi katakanlah.""Apa kamu yang mengancam Mia dan kakaknya untuk pindah dan menjauhiku?"Steve mengernyitkan dahinya berusaha mengingat orang yang di ucapkan Zira. "Apa maksudmu mereka yang datang di acara akad nikah kita?"Zira menganggukkan kepalanya. "Bukan aku.""Tapi siapa lagi kalau bukan kamu, selama ini hanya kamu yang selalu mengancamku dengan nama mereka.""Zira untuk apa juga aku menyuruh mereka pindah dan menjauhimu, sedangkan kamu ada di sisiku," ucap Steve sambil membuka kancing kemejanya dan menghadap Zir
Read more
Part87
Steve  melihat kecanggungan di wajah Zira, ia pun menyunggingkan senyuman. . "Tenang saja mah kita sedang berusaha memproduksinya." Jawaban Steve berhasil membuktikan Roselly tersenyum dan membuat Zira tercengang. Acara sarapan selesai, Zira mengantarkan Steve  hingga ke depan pintu rumah. CUP Sebuah kecupan di kening yang melambangkan kasih sayang kini menjadi kebiasaan Steve di pagi hari. Zira berusaha mempercayai perubahan Steve, meski sebenarnya masih banyak keraguan dalam hati. Ia melambaikan tangannya pada menunggu hingga mobil yang Steve tumpangi hilang di balik pagar besi yang tinggi. "Mah, apa benar kalian akan pergi ke Canada?" tanya Zira. Ia duduk di sofa ruang tamu bersih ibu dan adik iparnya.
Read more
Part88
"Mamah...?""Tuan Nyonya bilang Bella adalah adik dari temannya, jadi nyonya Roselly memberikan ia kesempatan untuk bekerja di sini.""Hmm, selidiki latar belakang wanita itu, dan pastikan tidak ada yang terlewati.""Baik tuan.""Aku akan segera menemui Zira."Steve berjalan ke ruangannya. Ia membuka pintu dan mendapati Zira yang tengah terlelap. "Dasar gadis aneh, baru tadi aku melihatnya duduk dengan wajah sedih, tapi sekarang malah sudah tertidur pulas." Ia mensejajarkan tubuhnya dan menatap Zira, ia menyeringai lalu mengangkat tubuh Zira dengan hati-hati menuju ke sebuah kamar yang tersedia dalam ruangan itu.
Read more
Part89
Ia tersenyum saat melihat pesannya langsung terbaca. Dan tak lama kemudian pesan balasan pun masuk.{Bagus sayangku. Jika semua sesuai rencana maka kita akan berhasil membalaskan dendam kita karena kesombongan mereka. Aku tidak akan melakukannya tanpamu sayang, setelah semuanya berhasil sesuai yang kita inginkan, maka kita bisa segera menikah dan kamu akan bebas menikmati kekayaanku.} Bella pun sangat senang setelah membaca pesan tersebut.Di dalam ruang kerja, Steve mengamati wajah Zira yang masih terlihat murung. "Sayang, kamu pasti sudah lapar bukan, bagaimana jika kita memesan makanan?" tanyanya. "Kenapa kita tidak keluar untuk makan saja?""Apa kamu ingin pergi keluar?" Zira menganggukkan kepa
Read more
Part90
"Tapi mungkin itu ide bagus juga jika kali ini aku menghitungnya sebagai hutang. Hanya saja aku tak memerlukan kamu membayarnya dengan uang. tapi...," ucap Steve tersenyum memandang ke arah dada Zira, "cukup kamu membayarnya nanti malam."Zira sontak memegangi dadanya. "Jangan berfikir mesum. Lagipula aku belum siap melakukannya." "Aku suamimu dan tidak membutuhkan kesiapanmu untuk melayaniku.""Apa kamu akan memaksaku?""Tidak. Tapi aku akan membuatmu menyerahkannya dengan sukarela. Ingat kamu adalah istriku dan harus melakukan apa yang sudah menjadi kewajibanmu."Zira diam dengan muka kusutnya. Sementara Steve justru merasa senang
Read more
PREV
1
...
7891011
...
14
DMCA.com Protection Status