All Chapters of Menikahi Pria Angkuh: Chapter 111 - Chapter 120
135 Chapters
Part111
"Ok! biar aku saja yang makan di sini, kamu pergilah ke restoran mewah," imbuhnya sambil melangkahkan kaki.Steve menggapainya tangan Zira. "Tunggu…," langkah Zira seketika terhenti. "Apa kamu akan tetap pergi jika aku tak ikut denganmu?""Aku sudah sampai di sini, sayang sekali jika aku tidak jadi menikmati makanan favoritku."Steve mendengus kesal. "Baiklah, tapi ingat, cari makanan yang sehat.""Siap," ucap Zira tersenyum senang, ia segera menggandeng tangan Steve menuju pedagang langganannya. Steve yang belum terbiasa dengan tempat seperti itu pun hanya bisa menahan rasa kesalnya karena ia sudah berjanji pada Zira sebelumnya.
Read more
Part112
"Pfffttt, aku pikir pria itu masih bujangan."Zira melirik suaminya.  "Jadi dari tadi kamu cemburu karena mengira dia masih bujang," ucap Zira. "Cemburu...?" ucap Steve terpotong. Zira menatap ke arahmu. "Untuk apa aku cemburu, aku yakin kamu tidak akan meninggalkan aku untuk pria yang lain. Karena aku tau tidak ada yang lebih baik selain diriku untukmu." ucap Steve dengan senyum di wajahnya penuh percaya diri.Zira hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Steve yang enggan mengakui bahwa dirinya sedari tadi murung karena rasa cemburu.Mereka menyantap bakso dengan nikmat.Mata Steve berulang kali menatap ke arah penjual ba
Read more
Part113
Zira diam mendengarkan ucapan Steve, mungkin benar jika Mia kecewa. Bukankan Mia selalu bilang, jika sebelum Zira kehilangan ingatan, dia dan Rian pernah menjalin sebuah hubungan, bahkan mereka merencanakan sebuah pernikahan."Kenapa diam?""Apa kamu sedang cemburu?" tanya Zira menatap Steve. Namun Steve hanya diam menatap lurus ke depan. Zira menyandarkan kepalanya di bahu Steve. "Sayang, kamu tidak perlu cemburu pada siapapun karena sekarang aku adalah milikmu, orang yang sudah sah menjadi istrimu. Keheningan pun menyapa setelah perdebatan kecil mereka, jalanan kota yang macet membuat Zira sedikit merasa lelah, ia pun memejamkan matanya dalam pelukan Steve. Saat mobil sudah melewati keramaian tiba-tiba sesuatu yang mengejutkan terjadi.
Read more
Part114
Zira menoleh kearah Steve karena bingung dengan ucapan Keysa. "Apa yang kamu bicarakan, siapa yang kamu maksud?"Keysha menitikkan air matanya. "Beni. Dia bukan ayah yang baik, aku dijual pada pria gila yang selalu memaksaku untuk melayaninya setiap malam. Aku takut, tolong selamatkan aku Zira, dia akan membunuhku jika aku tidak menuruti kemauannya. Zira, beni sangat jahat dulu dia juga menjual kamu padanya tapi kamu berhasil lari dari si gila itu," jelas Kesya dengan suara terbata-bata.Mendengar penjelasan Keysa, Zira pun merasa kaget. "Menjual ku padanya?"Steve tak mengeluarkan suaranya, karena dalam hatinya dia sangat membenci apa yang di lakukan Keysha pada Zira sebelumnya."Zira,
Read more
Part115
Steve terus menenggak wine gelas demi gelas. Sementara Zira dalam kamar tengah menyesali apa yang sudah ia katakan."Kenapa aku begitu bodoh. Ucapanku pasti menyakiti hatinya, kenapa aku masih saja meragukannya, apa yang harus aku lakukan sekarang." Zira terus menerus menyalahkan dirinya, ada dalam hatinya ingin segera menyusul Steve, tapi ia sendiri bingung dan tidak tau kemana suaminya pergi. Yang bisa ia lakukan sekarang hanya mondar mandir di kamar dan menunggu Steve kembali. Hingga larut malam Steve belum juga kembali. Karena merasa lelah Zira akhirnya tertidur.Steve yang mulai merasa mabuk pun akhir memutuskan untuk kembali ke kamar hotel. Dengan langkahnya yang sempoyongan karena mabuk, ia berjalan melewati lorong-lorong kamar hotel. Ia menghapus gagang pintu kamar, lalu menempelkan sebut benda pada pintu tersebut
Read more
Paet116
ucapan Steve seketika membuat Zira merasa kaget dan langsung menoleh ke arah suaminya. Ia melangkah menghampiri Steve. "Apa yang terjadi pada Keysha?""Adikmu kritis. Kita harus segera kesana."Zira mengangguk dan langsung merapikan dirinya bersiap untuk pergi ke rumah sakit. Steve segera menekan layar ponselnya memanggil Han untuk menjemputnya dan mengantarkan mereka ke rumah sakit. Steve dan Zira dan keluar dari hotel dan langsung menghampiri Han yang sudah menunggu mereka di mobil. Dalam perjalanan suasana terasa hening karena Zira yang masih mendiamkan Steve."Han bukankah hari ini kak Rian sudah
Read more
Part117
Rian menoleh kearah Steve yang ternyata tengah menatapnya tajam. "Zira apa kamu tidak bisa mengingat tentang aku sedikit saja?" Zira menatap Rian dan hanya bisa menggelengkan kepalanya. Steve mendekati Zira dan langsung menggapai tangannya sambil menatap Rian. "Jangan memaksa istriku untuk mengingat sesuatu yang sulit untuk diingat, karena itu akan menyiksanya," ucap Steve yang tak mengalihkan pandangannya. "Kak Rian, maafkan aku. Tapi, aku harap apapun yang terjadi tentang kita di masa lalu yang tidak bisa aku ingat, kami bisa memahami karena keadaanku." "Aku sangat memahaminya Zira. Dan aku harap suatu saat jika kamu mengingatnya, kamu tidak akan menyesal dengan semua yang terjadi sekarang, dan aku harap ini adalah awal dari kebahagiaan untukmu," ucap Rian. Ia menoleh ke arah Steve yang nampak kesal karena ucapannya. "Dan untuk anda tuan, tolong jaga dan bahagiakan Zira." "Aku akan melakukannya tanpa kamu minta," jawab Steve dingin. Ia kembali menoleh ke arah istrinya. "Sayang,
Read more
Part118
"Tunggu…, dia bilang aku akan di jemput jam enam pagi untuk Zira, apa yang sebenarnya terjadi pada Zira?" Mia masuk kedalam rumahnya kembali membawa pertanyaan dalam hati. "Siapa yang datang?" tanya Rian mengagetkan Mia. "Kak Rian kenapa tiba-tiba ada di depan pintu sih. Bikin kaget saja." "Makannya kalau jalan jangan sambil ngelamun. Tadi siapa?" "Oh, itu tadi tangan kanan suaminya Zira." "Ada apa dia datang kemari? Apa Zira baik-baik saja?" "Hmm, Zira baik-baik saja katanya kak. Dia datang cuma memberitahu, jika besok jam enam pagi akan menjemputmu untuk Zira. Tapi dia tidak menjelaskannya secara detail." "Kenapa kamu tidak minta penjelasan padanya?" Mia mendengus kesal sebelum menjawab pertanyaan kakaknya. "Kak Rian tahu sendiri kan seperti apa tangan kanan suami Zira. Dingin seperti es," ucap Mia yang langsung berlalu pergi ke kamarnya. *** "Selamat pagi sayang?" Cup, Steve memberikan kecupan selamat pagi di kening Zira. "Hmm," jawab Zira singkat. "Kamu masih marah pad
Read more
Part119
"Berhenti dan diamlah di sini." Perlahan Steve membuka penutup mata Zira. Surpriseeee." Ucap beberapa orang di hadapan Zira.Zira merasa tercengang melihat Mia dan beberapa orang ada dalam butik yang kini bertuliskan namanya. Butik milik keluarganya yang telah lama di jual oleh ayah tirinya yang jahat. Zira meneteskan air mata, ini adalah air mata bahagia. Ia menoleh kearah suaminya."Sayang apa ini milikku sekarang?" ucap Zira dengan suara terbata menahan haru. Steve mengangguk sambil tersenyum kearahnya. "Tapi bagaimana bisa?""Bukankah aku sudah bilang pedamu. Aku akan melakukan apapun agar membuatmu bahagia, jadi aku membelinya kembali tempat ini untukmu. Aku tau kamu sangat menginginkannya, me
Read more
Part120
"Mungkin nona Zira memang sedang ingin di manja sama anda tuan," "Entahlah. Aku hanya merasa sedikit aneh dengan sikapnya." Steve menatap keluar jendela dan keheningan pun kembali tercipta dalam mobil tersebut hingga mereka sampai di rumah. Steve mencoba membangunkan Zira, namun Zira  hanya menggeliat enggan membuka matanya. Steve akhirnya menggendong tubuh Zira secara hati-hati memasuki rumah. Steve membaringkannya di atas sofa ruang tamu. "Kenapa tidak langsung ke kamar?" ucap Zira.Steve seketika mengernyitkan dahinya mendengar sang istri berdua. "Jadi kamu tidak tidur?" tanya Steve. Zira pun langsung menggelengkan kepalanya. "Terus kenapa tadi susah di bangunin sayang?"
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status