Steve Willson merupakan seorang CEO yang dingin dan angkuh, saat perayaan sebuah pesta Steve di jebak oleh wanita yang mengejarnya dengan obat perangsang, namun rencana wanita itu tidak berhasil sehingga Steve menghabiskan malamnya dengan membawa seorang gadis misterius yang ia temukan di lorong hotel. Semenjak kejadian itu ia selalu mencari gadis yang memiliki tubuh memabukkan itu, tapi sayang ia kesulitan menemukannya karena ia tak bisa mengingat wajah gadis yang memuaskannya, karena pada saat itu kondisinya tidak sadar. Hingga akhirnya Steve di paksa untuk segera menikah oleh ibunya, tapi Steve sendiri sudah memiliki keinginan untuk menikah hanya dengan gadis yang melayaninya malam itu. Desakan ibunya membuat Steve menjadikan Zira seorang gadis yang terjebak hutang untuk menjadi istri kontraknya, sampai ia menemukan gadis misteriusnya yang memiliki tubuh memabukkan. Bagaimana perjalanan Steve dan zira? Dapatkah Steve menemukan gadis yang ia cari? follow ig: molista_02
view more"Sial! apa yang sebenarnya terjadi padaku," gumam Steve sambil memijat pelipisnya. Perlahan tubuhnya terasa panas dan perasaan aneh di hatinya semakin menjadi, dengan langkah gontai ia menuju lift dan memencet tombol menuju sebuah kamar hotel.
Steve keluar dari lift dengan perasaan yang semakin menjadi, hasratnya untuk menuntaskan keinginan hatinya tak bisa ditunda lagi, saat ini dia sangat membutuhkan seorang wanita untuk melayaninya.
Ia berjalan di lorong kamar hotel dengan debaran jantung yang semakin tak menentu, nafasnya mulai tak beraturan menahan perasaan yang tidak jelas di hatinya.
Seorang gadis yang tengah berjalan di lorong hotel melihat Steve yang terlihat sempoyongan, ia pun segera menghampirinya.
"Tuan, apa anda baik-baik saja?" tanyanya.
Steve menatap gadis tersebut, ia tidak bisa mengingat siapa gadis yang ada di depannya, tapi ia merasa pernah bertemu dengannya. Tanpa diduga Steve langsung menarik pinggul gadis tersebut ke pelukannya.
"Tuan, apa yang sebenarnya terjadi pada anda? Anda terlihat sangat kacau."
Nafas Steve semakin tak beraturan dan detak jantungnya semakin kencang kala melihat bibir ranum gadis tersebut, Steve menarik gadis tersebut menuju kamarnya yang sudah tidak jauh lagi.
Steve menarik tubuh gadis tersebut dan menghimpitnya di tembok, Steve tidak bisa menahan lagi untuk merasakan bibir yang terlihat menggoda itu, namun ketika ia ingin mendaratkan ciumannya, tangan gadis itu menahannya.
"Tuan Steve,"
"Kamu mengenalku?"
Gadis tersebut mengangguk, "Tolong biarkan aku keluar, kita tidak bisa melakukannya," ucapnya. Ada rasa takut di hatinya, melihat gelagat Steve akhirnya dia tau apa yang sebenarnya Steve alami sekarang. Sebuah obat perangsang tengah menguasai seluruh tubuhnya dan jika dia tidak mendapatkan kepuasan malam ini, itu akan sangat menyiksanya.
Steve menatap gadis tersebut. "Aku tidak peduli siapa kamu, tapi lakukan apa yang aku butuhkan saat ini, dan akan aku bayar kamu setimpal dengan apa yang akan kamu lakukan."
"Tapi…, emmmm," gadis tersebut tidak bisa melanjutkannya ucapannya ketika mulutnya telah tertutup oleh bibir Steve.
Gadis itu terdiam tanpa penolakan dan membiarkan Steve menikmati bibirnya. "Apa yang harus aku lakukan, aku tidak mungkin membiarkannya tersiksa karena obat perangsang yang menguasainya saat ini, tapi aku juga tidak mungkin menolongnya, mana mungkin aku bisa memberikan kesucian ku padanya."
Setahun yang lalu Steve telah menolong dan menyelamatkan nyawa ibunya, ia selalu merasa berhutang nyawa pada Steve dan tidak tau bagaimana cara membalasnya.
Dan malam ini ia bertemu Steve dengan keadaan seperti ini haruskah dia membalas kebaikan Steve dengan memberikan kesuciannya. Tapi apa yang harus ia lakukan sekarang, kabur? itu tidak mungkin, meski Steve pernah menolongnya namun ia tahu siapa dan bagaimana sifat Steve sebenarnya. Di saat seperti ini, dia pun tidak akan bisa menghindar dari Steve.
Steve menarik tengkuk leher gadis tersebut agar dia bisa merasakan bibir lembut itu lebih dalam. Kini gadis tersebut tidak bisa berbuat apa-apa, dia berada di posisi yang sulit.
Steve melepaskan ciumannya, terdengar jelas suara nafas yang memburu, gadis tersebut masih terdiam dan tiba-tiba Steve membisikkan sesuatu padanya, "Lakukanlah apa yang seharusnya kamu lakukan untuk menolongku."
Gadis tersebut menatap Steve, ia bisa merasakan perasaan yang menyiksa itu, ia memejamkan mata dan menganggukkan kepalanya membuat Steve langsung kembali mendaratkan bibirnya. Setiap inci ia telusuri hingga terdengar suara desahan keluar dari bibir yang sedari tadi terdiam.
Srettttt!
Suara kain yang terkoyak dan akhirnya membuat dada mulus gadis tersebut terlihat, Steve mulai melakukan aksinya dan tidak melewati satu inchi pun bibirnya menciumi tubuh gadis tersebut.
Kini kamar yang semula sepi dan dingin berubah menjadi bising dengan suara desahan dan erangan, suasana yang berubah cepat menjadi panas membuat kedua insan saling bertukar keringat.
Zira menggelengkan kepalanya, dan air matanya mengalir semakin deras, ia kemudian menghamburkan tubuhnya ke Steve. "Terimakasih, aku sangat senang dengan ini semua," ucap Zira dalam pelukan Steve. Mia ikut meneteskan air mata bahagianya. Zira menatap Steve sambil bertanya. "Tapi bagaimana kamu tau jika ini adalah kering aku dan kedua orangtuaku?" Steve hanya tersenyum dan mengarahkannya matanya ke Mia. Zira pun menoleh ke arah mia, ia melepaskannya pelukanku pada Steve dan mendekati Mia. "Maafkan aku sempat marah padamu," ucap Zira. "Kamu memang pantas marah padaku Zira," ucap Mia. Mereka pun akhirnya saling berpelukan. "Sebaiknya kita segera masuk, kasian anak-anak yang sudah menunggumu," ucap Steve. Zira dan Mia pun mengangguk, mereka melangkah masuk kedalam ru
"Sudah sampai," ucap Han datar."Terimakasih. Bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?" ucap Mia dengan tatapan matanya yang mengarah ke depan tanpa menoleh kearah Han."Hemm.""Sepertinya adik bosmu sangat menyukaimu, tapi kenapa kamu terlihat sangat acuh padanya?"Han menoleh ke arah Mia. "Darimana kamu tau dia menyukaiku?"Mia pun menoleh ke arah Han yang menjawab pertanyaannya. "Aku selalu melihat ekspresi wajahnya yang akan langsung berubah masam ketika kamu bersamaku. Aku yakin dia sedang cemburu.""Aku tidak tahu."
"Kenapa kalian semua diam, aku ingin pulang dan bertemu ibu, kenapa dia tidak ada di sini?" ucap Zira kembali."Zira kamu masih sakit, dan harus banyak istirahat. Setelah sembuh kamu pasti akan bertemu dengan ibumu," ucap Roselly."Aku ingin bertemu ibuku.""Sayang, bersabarlah. Percayalah pada kami," ucap Steve. Ia memegang tangan Zira sambil menatapnya."Tuan, aku …," Zira merasa canggung. Dia memang mengenal Steve dan tau persis siapa Steve, namun dia lupa dan belum bisa menerima jika saat ini Steve adalah suaminya."Aku mengerti, tapi aku yakin perlahan kamu akan mengingat tentang hubungan kita."
"Kenapa kalian menatapku seperti itu?" tanya Cherry. Ia tidak sadar jika ucapannya telah salah."Apa itu benar?" tanya Zira. "Tapi bagaimana itu bisa terjadi. Aku, ahh." Zira kembali meringis kesakitan dan memegangi kepalanya."Sayang," ucap Steve. Ia langsung menggenggam tangan Zira. "Kita sudah menikah dan kita baru kehilangan calon anak pertama kita." Ucapan yang begitu saja lolos dari bibir Steve membuat Zira menatap kearah pria yang saat ini tengah menatapnya dengan mata berkaca-kaca."Kita, menikah?" Seakan tidak percaya, Zira menoleh kearah Mia dan mengharapkan jawaban darinya. Mia satu-satunya orang yang bisa ia percayai saat ini. Mia menganggukkan kepalanya dan Zira pun kembali menoleh kearah Steve, ia menarik tangannya dari genggaman Steve d
Mata Cherry penuh kekesalan menatap Mia dan Han. Cemburu itulah yang sebenarnya sedang ia rasakan. 'Han, kamu sungguh keterlaluan. Aku lebih lama mengenalmu tapi sekali pun kamu tidak pernah mengukir senyum untukku. Sedangkan dia? Huh, menyebalkan sekali,' batin Cherry."Cherry," panggil Roselly membubarkan lamunannya."Eh, iya mah?""Apa yang sedang kamu pikirkan, mamah memanggil kamu dari tadi malah nggak nyaut.""Maaf mah. Memangnya ada apa mah?""Pergilah membeli makanan, kita semua belum makan. Jangan sampai kita juga ikut sakit saat Zira sadar nanti."
"Apa kakak baik-baik saja?" tanya Mia membuyarkan lamunan Rian."Aku baik-baik saja.""Nak Rian, aku yakin kamu tahu yang terbaik buat Zira," ucap Roselly."Mungkin aku memang sangat menyayangi Zira, tapi aku juga tidak akan pernah mengambil apa yang sudah menjadi milik orang lain. Hanya saja, aku selalu ingin dia bahagia tanpa ada penderitaan lagi yang ia rasakan. Dan sekarang apa yang harus aku lakukan dengan keadaannya yang seperti ini?"Semuanya terdiam, Roselly pun tidak bisa berkata apa-apa. Ia tahu anaknya sangat mencintai Zira, namun saat ini Zira belum bisa mengingat apa yang terjadi selama ini bersama Steve. Sedangkan orang yang bisa membantunya perlahan mengingat semua kejadian dua
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments