Lahat ng Kabanata ng Pangeran Dari Neraka: Kabanata 11 - Kabanata 20
68 Kabanata
Makan Malam Bersama
Caroline berdiri tepat di hadapan Arthur, lagi dan lagi muncul perasaan aneh di hati Arthur, dia nampak terpesona melihat kecantikan Caroline. "Selamat malam Arthur," sapa Caroline. "Iya," jawab Arthur singkat. "Maaf, telah membuatmu menunggu," ujar Caroline. "Duduklah." Arthur mempersilahkan Caroline untuk duduk. "Wow.. banyak sekali hidangannya, siapa yang memasak makanan sebanyak ini?" "Luna." "Siapa Luna, apa dia memasak semua ini sendiri?" "Iya, dia yang memasak semua makanan
Magbasa pa
Berangkat ke kampus bersama
Pagi ini Arthur dan Caroline berangkat ke kampus bersama, lagi dan lagi selama di perjalanan Caroline sangat mengantuk, hingga dia tertidur di mobil. "Bangun, sebentar lagi kita sampai," tegur Arthur, sambil menepuk pundak Caroline. "Hoams.. masa sih udah nyampe, perasaan baru juga tadi naik mobil." Perlahan Caroline membuka matanya, sambil menggeliat. "Lihat saja di depanmu," "Eh.. ko bisa, kita kok udah nyampe di depan gerbang, kenapa nggak bangunin dari tadi, mana berantakan banget ini rambut, muka juga kucel gara-gara tadi ketiduran," gerutu Caroline. Mobil masuk ke pelataran parkiran kampus, saat semua mata tertuju pada mobil Arthur yang baru datang.
Magbasa pa
Di Pecat Dari Cafe
"Kemana sih si cowok es batu, lama amat, pegel nih lama-lama berdiri." Karena terlalu lama menunggu Arthur, Caroline merasa kakinya sangat pegal, akhirnya dia memutuskan untuk duduk di teras, dekat parkiran sambil menunggu Arthur, tiba-tiba muncul Bastian dengan mobil sportnya. "Ayo naik, biar aku antar kamu pulang," ajak Bastian. "Nggak ah, makasih," tolak Caroline. "Lagi nungguin siapa emang di situ? Udah ayo naik aja, yang lain juga udah mulai pada pulang, nggak takut memang di situ sendirian?" "Gpp, duluan aja Bas, aku lagi nungguin teman," sanggah Caroline. Bastian melajukan mobilnya, tak lama
Magbasa pa
Kesedihan Caroline
Ternyata diam-diam Bastian mengikuti Caroline, dia terus memantau kemana mobil itu membawa Caroline. "Itu dia, Caroline pergi sama siapa? Kok mukanya kaya baru ngeliat?" Bastian bertanya-tanya dalam hati. Mobil yang ditumpangi Caroline berhenti di sebuah cafe, yang diketahui bastian adalah tempat Caroline bekerja, Bastian memarkirkan mobilnya cukup jauh dari lokasi cafe, agar tak ada yang mencurigainya. Caroline turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam cafe. "Kok dia cuma sendirian, mana cowok yang berani ngasih tumpangan buat Caroline, makin penasaran aja, siapa sih orangnya?" Cukup lama bastian menunggu, akhirnya munculah Caroline dari dalam cafe, nam
Magbasa pa
Arthur Menghibur Caroline
"Terimakasih atas semua pertolonganmu Arthur," ucap Caroline. "Jangan sungkan." "Aku harap kamu akan selalu setia mendampingi dan menjagaku, aku ingin kamu menjadi bagian dari hidupku, aku merasa sudah menemukan orang yang tepat untuk melabuhkan cinta dan hidupku." "Jangan bicara soal cinta denganku, aku tak mengerti." "Hahaha" tawa Caroline. "Kamu sangat lucu Arthur, bagaimana mungkin, apa kamu tak pernah merasakan jatuh cinta," sambung Caroline. "Tidak, selama aku hidup di dunia, aku tidak pernah diajari tentang cinta, orang tua angkatku melarang aku untuk jatuh cinta, karena cinta hanya akan mer
Magbasa pa
Korban Pertama Bastian
"Akhirnya kau datang juga, sudah lama aku menunggu kedatanganmu." "Sepertinya aku memang butuh bantuanmu," ujar Bastian. "Hahaha," tawa si pria misterius. "Apa yang harus aku lakukan?" tanya Bastian. "Aku kau siap dengan persyaratannya?" "Sebutkan apa persyaratannya." "Apa kau yakin, jika sudah menyetujui semua persyaratannya, kau tak boleh mundur, jika kamu berani melanggar, nyawamu yang akan jadi taruhannya," ujar si pria, Bastian menelan saliva mendengar persyaratan yang diberikan si pria. "Jika kamu tak sanggup, kamu boleh pulang sekar
Magbasa pa
Sikap Polos Arthur
"Selamat pagi," sapa Arthur. "Mmm," sahut Caroline yang masih mengantuk, tanpa sadar Caroline menarik tangan Arthur hingga Arthur terjatuh tepat di samping badan Caroline, wajah mereka saling berhadapan dengan jarak yang sangat dekat. Arthur memandang lekat wajah Caroline, terdapat kedamaian di sana, membuat Arthur semakin nyaman melihatnya, rasa aneh itu muncul lagi, Arthur tak kuasa menahan gejolak di dalam dadanya, dia mencoba melepaskan genggaman Caroline, dan memilih menunggu Caroline sampai terbangun. 'Apa ini, kenapa seperti ada getaran jika aku dekat dengannya," gumam Arthur. "Hoam." Caroline menggeliat, sambil mengucek sebelah matanya Caroline, mulai terbangun dari tidurnya. 
Magbasa pa
Pov Caroline
Perkenalkan namaku Caroline Aliezta Daniele, aku terlahir dari keluarga yang sederhana, meskipun begitu aku sangat bahagia, karena memiliki orang tua yang sangat sayang dan perhatian, aku anak semata wayang, saat umurku menginjak 20 tahun, Ibuku pergi meninggalkanku untuk selamanya, sejak saat itu Ayah sering keluar malam dan jarang pulang, aku harus bekerja keras, banting tulang demi memenuhi semua kebutuhanku, semenjak kepergian Ibu, aku seperti kehilangan pelita dalam hidupku, Ayah jadi jarang memperhatikanku, apalagi setelah Ayah menikah lagi, aku seperti kehilangan sosok seorang Ayah, yang selama ini sangat kuhormati dan kusayang. Setelah bertemu Arthur hidupku berubah menjadi lebih berwarna, aku seperti menemukan jiwaku yang sempat hilang, meskipun sikap Arthur sangat cuek dan dingin, namun tidak bagiku, dimataku dia memiliki n
Magbasa pa
Ritual Untuk Bastian
Bastian berjalan dengan tergesa-gesa, menuju sebuah gubuk di pinggiran hutan, dia takut jika ada binatang buas yang mencium bau darah, dari barang yang dibawanya, lokasi gubuk yang lumayan jauh dari tempat tinggal penduduk membuat Bastian harus berjalan kaki, karena tidak ada akses jalan yang bisa dia lalui, hanya ada jalan setapak yang menuntunnya menuju gubuk pria berjubah hitam. 'tok.. tok.. tok'  Bastian mengetuk pintu, berharap si empunya rumah ada di dalam, beberapa kali Bastian mengetuk tetap tidak ada jawaban. "Permisi," teriak Bastian, dengan suara yang cukup kencang, Bastian berjalan ke belakang gubuk berharap orang yang dicarinya sedang berada di belakang, namun nihil tak ada siapapun di sana.  
Magbasa pa
Caroline Di Serang Babi Hutan
Caroline sedang duduk menikmati sejuknya udara pagi, kakinya ia rendamkan ke dalam air danau, sambil menyandarkan kepalanya ke pundak Arthur. "Apa kau tau tentang masa depan Arthur?" "Ya, aku bisa melihat masa depan." "Tolong lihat masa depanku, apa aku akan menikah, atau aku akan tetap sendiri seperti ini." "Sebentar lagi kau akan menikah." "Dengan siapa?" "Denganku." "Dasar ya manusia es batu, orang nanya serius kok malah di ajak bercanda," Arthur terkekeh melihat tingkah lucu C
Magbasa pa
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status