Semua Bab Pangeran Dari Neraka: Bab 51 - Bab 60
68 Bab
Arron Hilang
Caroline duduk di pinggir pohon oak, dia bingung harus mencari Arron kemana, semua tempat sudah diperiksa, namun dia tetap tidak menemukan Arron dimanapun, saat Caroline sedang istirahat, munculah Leo dari balik semak, sepertinya dia habis dari dalam hutan, Leo yang melihat tuannya langsung menghampiri Caroline, kemudian serigala tersebut duduk disamping Caroline. Caroline merogoh saku bajunya, dia mengeluarkan kalung pemberian dari Arthur, Caroline menemukan kalung tersebut saat sedang mencari Arron, sebenarnya sudah lama dia mencari kalung tersebut, nasib baik masih memihak kepadanya, sehingga kalung tersebut bisa ditemukan kembali. "Arron, dimana kamu Nak, kembalilah jangan buat Momy khawatir." "Leo apakah kamu melihat Arron? Aku bingung harus mencarinya kemana lagi." "Auuuuuuuu." Leo tidak biasanya melolong di siang hari, itu berarti ada bahaya di sekitar mereka. "Kamu kenapa
Baca selengkapnya
Sweet seventeen Arron
Pagi ini di pinggiran sungai dekat hutan, ada seorang pemuda yang sedang mandi di sungai, dia tidak takut dengan derasnya air. Saat pria itu beranjak dari dalam air, dan menginjakkan kakinya di atas tanah, terlihat jelas postur tubuhnya yang sangat ideal, perutnya seperti roti sobek, rambut pirang, hidung mancung, dan dua bola mata berwarna biru, ditambah dengan warna kulit yang eksotis, menambah ketampanan pria tersebut. Dia adalah Arron Christopher Durant, mereka berhasil lari dari kejaran para Iblis, yang mencoba membunuhnya, waktu itu Carolina melarikan diri, dan bersembunyi di sebuah gua di pinggiran hutan, Caroline mendirikan pondok di dekat sungai, tempat dimana mereka tinggal sekarang. "Leo, tangkap ini," seru Arron, sambil mengangkat ikan yang berhasil dia tangkap, Leo yang sedang berbaring di tanah, langsung berlari ke arah Arron. Mereka kemudian berjalan, kembali pulang menuju ke pondok, d
Baca selengkapnya
Pengembaraan Bermula
"Hari ini, adalah hari dimana anak itu genap berusia 17 tahun, sampai detik ini juga kita belum berhasil menemukannya." "Semua karena salahmu, coba saja kalau dulu kamu berhasil membunuhnya." "Jangankan membunuh, aku saja tidak bisa menyentuh wanita itu, dia seperti memiliki perisai pelindung, setiap aku mencoba melukai Ibunya, anak itu langsung bereaksi, dan membuat aku terlempar jauh dari Ibunya, anak itu masih di dalam rahim Ibunya saja sudah bisa menjadi pelindung, apalagi sekarang dia sudah besar, dia pasti mewarisi semua kekuatan Arthur." "Mungkin itu yang menjadi alasan, Tuan Lucifer melarang bangsa kita untuk berhubungan dengan manusia, dia tidak ingin ada yang menandingi kekuatannya." "Lalu bagaimana rencana kita sekarang, aku takut Tuan Lucifer akan marah jika dia mengetahui bahwa anak itu masih hidup." "Kamu tidak perlu risau, anak itu akan mengantarkan nyawanya sendir
Baca selengkapnya
Melatih Kekuatan Arron
Anjing Cerberus berhenti di suatu danau yang airnya sangat biru, di pinggiran danau berjajar pohon apel yang berbuah lebat, Arthur turun dan memutuskan untuk beristirahat di sini. "Tempat apa ini Alex?" Tanya Arron, matanya terus menatap memperhatikan keadaan sekeliling. "Kita berada di belahan dunia yang lain, dan danau ini adalah danau bolang, sudah lama aku tidak mendatangi tempat ini, aku ingin mengunjungi salah satu temanku di sini," jawab Alex, kali ini dia tidak merubah wujudnya kembali menjadi seekor serigala. "Aku ingin berenang, apa kamu mau ikut," ajak Arron kepada Alex, dia membuka baju dan langsung menceburkan diri ke dalam danau. Air danau itu terbilang sangat dingin, Aaron menyelam sampai ke dasar dan
Baca selengkapnya
Kekuatan Arron Mulai Muncul
"Kau harus bersiap untuk melawan raja iblis, bagaimana kamu akan bisa melawannya, jika kamu tidak bisa mengendalikan kekuatanmu!"  "Baiklah, aku akan terus berusaha, sampai aku bisa mengendalikan semua kekuatan ini," jawab Arron penuh semangat. "Siren, apa kau yakin akan ikut dengan kami?" Tanya Alex, kini matanya menatap ke arah Siren. "Aku pasti akan ikut, aku sudah tidak sabar ingin melihat kehancuran Lucifer, dan aku juga ingin segera membebaskan kedua orang tuaku," jawab Siren, sorot matanya menjadi merah, dia sudah lama menantikan hal ini datang, jadi tidak mungkin Siren akan menyia-nyiakan kesempatan ini. "Sebelum melanjutkan perjalanan, kita harus mengasah kekuatan Arron terlebih dulu, bagaimana dia aka
Baca selengkapnya
Serangan Manusia Kerdil
"Bagaimana keadaanmu sekarang Leo?" tanya Arron, sambil memperhatikan sekitar tubuh Cerberus. "Tanganmu sungguh ajaib Arron, dalam sekejap mata lukaku bisa kering dan tidak terasa sakit," ungkap Cerberus, tak henti-hentinya dia melompat karena kegirangan. "Jangan terlalu banyak bergerak, nanti kakimu patah," ledek Siren, sambil memeletkan lidahnya ke arah Cerberus. "Bilang aja kalo iri," balas Cerberus, mengibas-ibaskan ekornya ke arah Siren. "Cerberus tolong carikan aku sebuah danau, badanku terasa sangat kering, aku ingin berenang di dalam air," pinta Siren kepada Cerberus. "Ayo kita berangkat, semoga di perjalanan kita bisa menemukan danau atau sungai,"
Baca selengkapnya
Hancurnya Desa Manusia Kerdil
"Dimana ini, kenapa kepalaku pusing sekali?" tanya Arron, sambil menggelengkan kepalanya yang dirasa sangat berat, tangan dan kakinya tidak bisa bergerak karena diikat. "Leo, Siren," bisik Arron, kepada Cerberus dan Siren, yang duduk di pinggir Arron, kedua sahabatnya masih belum sadarkan diri, Kaki dan tangan Siren di ikat, sedangkan Cerberus lehernya dirantai sebuah tiang. "Siren" bisik Arron, sambil menyikut lengan Siren. "Eh." Siren terkesiap, saat mendapati dirinya yang sedang diikat. "Leo, Leo." Arron sedikit mengeraskan suaranya, dan usahanya berhasil akhirnya Leo bangun. "Arron apa yang terjadi?" Tanya Siren kepada Arron. 
Baca selengkapnya
Teman Baru
"Sebelum melanjutkan perjalanan, lebih baik kalian beristirahat dulu di sini," ucap Wingky kepada Arron, dia menyarankan agar Arron dan teman-temannya beristirahat dulu. "Bagaimana Leo?" tanya Arron, meminta persetujuan dari Leo. "Tidak ada salahnya, baiklah malam ini kita akan bermalam di sini, sambil mengisi tenaga kita untuk melanjutkan perjalanan kembali," jawab Leo. "Kalian duduklah dulu, aku akan menyiapkan makanan untuk kita makan bersama," ucap Wingky. "Terima kasih atas semua kebaikanmu Wingky," balas Arron sambil tersenyum simpul ke arah Wingky. Dengan cekatan Wingky dan teman-temannya, menyiapkan beberapa jenis makanan dan buah-buahan, mereka kem
Baca selengkapnya
Lembah Kematian
"Wingky naik saja ke punggungku," ucap Cerberus, yang merasa kasihan melihat Wingky berjalan dengan kakinya yang pincang. "Terima kasih atas kebaikanmu Alex, apakah aku menghambat perjalanan kalian?"  "Bukan, bukan begitu maksudku, aku hanya kasihan melihatmu kesusahan berjalan," jawab Cerberus, merasa tidak enak hati takut menyinggung perasaan Wingky. "Coba aku ingin melihat lukamu," sela Arron, mereka kemudian berhenti sebentar karena Arron ingin melihat keadaan kaki Wingky. Wingky langsung duduk dan meluruskan kakinya, Arron meminta sedikit air dari botol Siren, dan mengusap-usap di sekitar luka Wingky, keluar cahaya yang terlihat keemasan dari kaki Wingky. 
Baca selengkapnya
Siren Menghilang
"Hati-hati Siren, siapa tahu di dalam air ada aligator yang sedang bersiap ingin menerkammu," goda Cerberus, kepada Siren yang sedang asik berenang di dalam air. "Alex ayo turun, airnya sangat sejuk, rasanya aku enggan untuk beranjak dari dalam air," ajak Siren, kepada Cerberus yang sedang duduk di bawah pohon, sambil menggaruk badannya. "Tidak, aku sedang tidak berminat untuk mandi," tolak Cerberus sambil menggelengkan kepalanya. "Dasar jorok, bilang saja kalau kamu malas," cibir Siren, dengan riang dia berenang kesana kemari sambil menyemprotkan air ke arah Cerberus. "Jahil sekali kamu Siren, awas saja kamu!" "Dasar anjing jadi-jadian pemarah," ledek Sire
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status