All Chapters of MENOLAK NAFKAH BATIN: Chapter 21 - Chapter 30
45 Chapters
Bab 21. Sebuah Perdebatan
SUAMI MENOLAK MEMBERIKU NAFKAH BATIN BAG 21. Bu Arum menggebu-gebu menyampaikan hal itu pada Ibu Marsya. Wajah Ibu nya Marsya terlihat shock. Dia mendadak bingung menerima apa yang dikatakan Bu Arum. "Maaf, maksudnya apa ya?" tanya nya memegang dadanya seakan dia baru saja di hantam batu dan terasa nyeri.  "Apa kurang jelas apa yang kukatakan. Kurang jelas. Ha! Panggil anakmu kesini, aku mau lihat langsung seperti apa pelakor kecil itu!" ucap Bu Arum, dia sangat marah bukankah seharusnya aku yang marah.  "Bu, Marsya sudah menjadi duri dalam rumah tangga saya. Dia sudah berselingkuh dengan suami saya. Saya tak tahu pasti kapan mereka berselingkuh dan katanya Marsya juga hamil. Perbuatan mereka sudah saya laporkan ke kampus dan sekarang suami saya dan Marsya di nonaktifkan pihak kampus. Marsya dan suami saya berkilah kalau mereka sudah menikah sirri,
Read more
Bab 22. Marsya Akhirnya Jujur
SUAMI MENOLAK MEMBERIKU NAFKAH BATIN BAG 22. "Marsya!" ucap serentak beberapa orang. Marsya tentu merasa terkaget melihat keramaian ada dir rumah orangtuanya. Bola matanya mendelik melihat kami disini.  "Kalian!" katanya tertahan, Marsya masih bingung mau berbicara apa.  "Heh. Kamu pelakor kecil yang udah merusak putraku!" Bu Arum mendekat dan dengan kesal menunjuk-nunjuk wajah Marsya.  "Ibu siapa ya?" tanya nya heran. Ibu dan Bapaknya langsung mendekati putri mereka.  "Aku, aku Ibunya Prabu. Laki-laki yang udah kamu rusak hidupnya." Sergah Bu Arum gemas pada Marsya. Marsya terdiam meneliti.  "Bu, jangan sembarangan ngomong. Anakmu juga sudah menghancurkan masa depan putri kami!" ucap Ibunya membela Marsya. Pandangan sengit ditujukan Marsya padaku.  "K
Read more
Bab 23. Antara Menolak Dan Menerima
SUAMI MENOLAK MEMBERIKU NAFKAH BATIN BAG 23. Pak Tom roboh dan kami semua panik disana. Pak RT mengusulkan untuk membuka pintu agar para warga bisa menolong Pak Tom. Ibunya Marsya mengguncang-guncang suaminya yang pingsan disana dan Marsya juga terlihat panik. "Vania, Binat*ng kamu memang. Semua gara-gara kamu. Kamu pembunuh, kalau Bapak ku mati aku tidak akan mengampuni mu, Pembunuh!" ucapnya mencak-mencak padaku. Beberapa warga yang tadinya berkerumun diluar. Berupaya keras membantu Pak Tom untuk segera dilarikan kerumah sakit. Dan beberapa orang pula memegangi Marsya agar dia tak berbuat diluar batas. "Kamu yang binat*ng, Bapak mu seperti ini salah mu sendiri dasar pelakor kecil sial kamu!" balasku tak terima makiannya. Aku tak sampai berpikir akan seperti ini. Ini semua diluar kuasaku. Aku hanya ingin memperingatkan saja agar Marsya sadar dan tidak akan mengulang lagi perbuatannya di kemudia
Read more
Bab 24. Rencana Membalas
SUAMI MENOLAK MEMBERIKU NAFKAH BATIN BAG 24. PoV Prabu Aku tak tahu apakah keputusan ku benar apa salah untuk menikahi Marsya secara sah. Kepalaku rasanya berputar, aku sedang memikirkan rencana agar Vania tidak bersikap sembarangan padaku. Gara-gara dia aku dinonaktifkan dari kampus. Jabatan ku dicopot dan aku juga mungkin terancam dipecat.  Masalah demi masalah datang gara-gara Vania terlalu berani padaku. Ini belum selesai sama sekali. Aku akan membuat Vania menyesal karena sudah berani main-main padaku. Sekarang masalah bertambah runyam saja gara-gara dia nekat datang ke rumah orang tua Marsya mengajak Ibuku untuk melabrak mereka disana. Bapak Marsya pingsan dan diagnosa terkena serangan jantung semua karena ulah Vania.  Padahal semuanya sudah kondusif. Untuk mengelabui kampus, aku dan Marsya pura-pura menikah siri. Dan dia bersedia serta menganggap sah
Read more
Bab 25. Kejadian Itu
SUAMI MENOLAK MEMBERIKU NAFKAH BATIN BAG 25. Aku tersenyum puas sekarang. Barang barang Mas Prabu yang ada di meja sudah ku rapikan. Aku sekarang yang memegang jabatan ini. Jabatan ketua jurusan fakultas, dengan berbagai cara aku meyakinkan agar aku berada diposisi ini. Nampaknya Pak Dekan melihat kesungguhan ku, walaupun hanya sementara dan belum final jabatan ini ku pegang namun setidaknya untuk menunjukkan pada Mas Prabu bahwa aku bisa sepertinya.  Aku teringat kejadian di warung sate beberapa hari yang lalu. Dimana aku dan jal*ng kecil itu adu mulut dan saling serang serta berakhir dengan kemenangan ku. Aku tak akan biarkan dia mengambil secuil pun yang menjadi hak ku dan anakku. Mas Prabu selama ini pelit sekali membagi nafkah padaku. Uangnya hanya sebagian kecil yang dia berikan padaku dan selebihnya ditelan sendiri dan diberikan pada Ibunya.  Betapa susahnya aku dan Fauzan sampa
Read more
Bab 26. Kegaduhan Yang Terjadi
SUAMI MENOLAK MEMBERIKU NAFKAH BATIN BAG 26. Aku bergegas pulang dan dengan kasar ku lajukan mobilku membelah jalanan. Entah apa yang terjadi dengan Mbok Jum. Aku begitu penasaran, sebenarnya Irwan sudah beberapa hari tidak bekerja karena katanya dia mau fokus latihan untuk ikut lagi audisi masuk prajurit TNI. Dengan berat hati aku memperbolehkan dia berhenti bekerja.  Akhirnya walau dengan ugal ugalan aku sampai juga di rumah. Setelah dengan kasar ku parkir kan mobilku. Saat hendak masuk aku terpaku melihat sepasang sepatu wanita dan pria. Pikiran buruk langsung melayang-layang. Pasti Mas Prabu yang datang dan mengacak acak rumahku karena dia marah aku mengambil kartu debet nya. Aku mendengkus kesal, salahnya sendiri. Sama Fauzan saja perhitungan dan seolah bayi itu bukan anaknya dan wajar aku melakukan itu karena merasa muak dengan selingkuhannya yang menganggap seakan aku yang merebut suaminya padahal semua itu keba
Read more
Bab 27. Pencuri Tidak Mengaku
SUAMI MENOLAK MEMBERIKU NAFKAH BATIN BAG 27. "Mbak, Rumahnya kok ramai sekali?" kataku melirik Kakak ku yang duduk dibelakang bersama Asih.  "Entah, mungkin si Prabu mau kawin. Atau si Sila mau dilamar orang," kata Mbak Farah mengedikkan bahunya. Aku mendengkus kesal. Kalau saja j*lang kecil itu gak mencari masalah padaku maka aku tak perlu melabrak kesini. Sepasang perhiasanku hilang. Kalung dan gelang emas ku, dengan jumlah gram yang cukup besar. Masing-masing 25 gram dan emas murni.  Aku gak tahu dimana Mas Prabu tinggal setelah ku usir, aku hanya menebak dia tinggal di rumah Ibu nya. Dan benar, rumahnya terlihat ramai. Apakah mereka mengadakan acara besar, entahlah.  Aku benar-benar kalap saat si Marsya mengambil perhiasanku. Aku sangat yakin dia mengambilnya. Mbak Farah bersedia menemaniku kesini beserta Auriga. Aku gak tahu mengapa dia mau saja m
Read more
Bab 28. Sebuah Ungkapan
SUAMI MENOLAK MEMBERIKU NAFKAH BATIN BAG 28. Aku berdiri memandang dari balkon resto, disana sudah ada aku dan Riga. Setelah berbagai kejadian yang merundungi ku, pria itu mengajakku buat cooling down sesaat.  Pikiranku melayang ke saat aku melabrak Marsya dan Mas Prabu di acara akad mereka.  "Vania, aku lelah. Hentikanlah semua ini. Aku mohon," ucap Mas Prabu dengan memelas. Entah benar apa tidak apa yang dia ucapkan.  "Apa maksud dari lelah?" kataku menatapnya sinis, Marsya berdiri disana bersama orang tuanya dengan perengutan di wajahnya.  "Aku lelah, aku bersalah sama kamu. Kita sudahi saja, Vania," ucap Mas Prabu yang semakin membuatku bingung.  "Enak sekali kamu berucap Mas. Setelah kamu meniduri jal*ng kecil itu. Tidakkah kau pikirkan dari awal apa akibatnya bi
Read more
Bab 29. Kamu Mau Nafkah Batin?
SUAMI MENOLAK MEMBERIKU NAFKAH BATIN BAG 29.PoV Author  "Aku merindukanmu, Van," kata Prabu menatap manik mata Vania. Wanita itu mencibir penuh arti dengan tingkah laki-laki yang sebentar lagi akan jadi mantan suaminya itu.  "Nggak usah banyak omong, Mas. Apa maumu kesini?" tanya Vania ketus, Prabu membuang napas kasarnya.  "Kamu sepertinya dekat sekali dengan Auriga. Van, apakah laki-laki itu sekarang yang ada di hatimu," ujar Prabu yang melengos duduk begitu saja di kursi teras mereka.  "Bukan urusanmu juga kali, pikirkan saja gundik sialan mu itu. Ngapain kamu disini. Bukankah seharusnya kau bersama nya di saat kau sudah menikah dengannya!" kata Vania mendengkus pada Prabu. Laki-laki itu tampak nelangsa seperti ada tekanan berat dalam hidupnya. "Karena dirimu yang mengacau di pernikahanku. Aku dan Marsya
Read more
Bab 30. Bagaikan Wanita Bayaran
SUAMI MENOLAK MEMBERIKU NAFKAH BATIN BAG 30. PoV Vania Aku benar-benar gak tahu apa yang terjadi. Yang pasti sekujur tubuhku sakit. Rasanya begitu perih. Sekelebat ingatan malam tadi hanya samar teringat olehku.  "Ternyata kamu makin rapet ya. Kamu melakukan segala hal ya buat aku, sayang. Kamu cantik banget, kulitmu halus dan mulus. Nyesal aku selingkuh," ujar Mas Prabu. Ingatan tadi malam kembali, Ya Tuhan rasanya aku bagai dipukul palu berukuran besar. Dosa apa aku hingga dihinakan sedemikian rupa olehnya.  Jika dulu aku memang ingin dia memberiku nafkah batin namun sekarang aku bahkan jijik olehnya. Mengapa ada laki-laki sejahat dia. Sekarang hidupku sudah hancur ditangannya. Aku sudah di nodai nya seperti ini. Sekujur tubuhku sakit karena dia tidak hanya sekali melakukan itu melainkan berkali-kali.  Aku terbangun denga
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status